Pembacaan dimulai dari kanan terapi hipertensi
Gambar 3. Bagan perhitungan besar sampel penelitian di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY
E. Lokasi dan Waktu Penelitian
Gambar 4. Bagan ruang lingkup penelitian di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY
Penelitian dilakukan
pada enam
Padukuhan yaitu
Padukuhan Grumbulgede, Padukuhan Surokerten, Padukuhan Jetis, dan Padukuhan Pundung
dengan tambahan dua padukuhan cadangan yaitu, Padukuhan Sambirejo, dan Padukuhan Dhuri, di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY. Penelitian berlangsung
pada bulan Mei – Juni 2015. Pengambilan data dilakukan dengan door to door dan
mengumpukan responden di satu tempat. F.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian payung Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berjudul “Prevalensi, Kesadaran, Terapi, dan
Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 Tahun di Kecamatan Kalasan,
Sleman, DIY Kajian Faktor Risiko Kesehatan dan Faktor Sosio-demografi. Penelitian ini dilakukan secara berkelompok dengan jumlah anggota sebanyak 8
orang. Setiap padukuhan diteliti oleh 8 orang dengan faktor risiko kesehatan dan faktor Sosio-Demografi yang berbeda-beda, yaitu : umur, BMI, jenis kelamin,
diet, olahraga, merokok, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY. Peneliti hanya fokus pada faktor umur dan faktor BMI
sebagai faktor risiko kesehatan.
G. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan lokasi kelurahan dan padukuhan penelitian dilakukan secara
multistage random sampling. Multistage random sampling adalah teknik sampling yang dilakukan secara bertingkat dengan membagi populasi menjadi
beberapa bagian Juliandi, 2014. Pengambilan sampel sampling pada setiap
padukuhan dilakukan dengan cara cluster random sampling. Cluster random
sampling adalah teknik pengambilan sampel secara berkelompok Schwarz, 2015. Dalam penelitian ini satu padukuhan di sebut sebagai satu cluster.
H. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi bahan berupa Case Report Form CRF, informed consent, leaflet, alat pengukur tinggi badan,
timbangan berat badan dan sphygmomanometer digital. Alat pengukur tinggi
badan dan timbangan berat badan berfungsi untuk mengukur Body Mass Index
BMI. Sphygmomanometer digital digunakan untuk pengukuran tekanan darah.
I. Tata Cara Penelitian
Gambar 5. Alur Tata Cara Penelitian 1.
Observasi awal
Observasi awal dilakukan dengan mencari lokasi dukuh yang sudah terpilih sebagai responden melalui teknik pemilihan dukuh
simple random sampling.
2. Permohonan ijin dan kerjasama
Permohonan ijin ditujukan kepada Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
untuk memperoleh ethical clearance. Ethical clearance bertujuan untuk
memenuhi etika penelitian, karena dalam penelitian menggunakan tekanan darah manusia dan hasil penelitian dapat dipublikasikan. Permohonan ijin
selanjutnya ditujukan kepada kepala Kesatuan Bangsa untuk mendapatkan surat pengantar kepada kepala Bappeda. Setelah mendapatkan surat pengantar
dari Bappeda, dilanjutkan kepada kantor kecamatan dan kepala dukuh di masing-masing padukuhan.
3. Pembuatan Case Report Formed CFR, inform consent, dan leaflet
Informed consent yang dibuat harus memenuhi standar yang ditetapkan oleh Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Setelah peneliti menjelaskan secara singkat mengenai tujuan dan manfaat dari penelitian. Responden diminta
untuk mengisi nama, alamat, umur dan menandatanganinya.
4. Validitas dan reliabilitas instrument penelitian
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan kalibrasi, yaitu dengan membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar nasional
maupun internasional Departemen Kesehatan Republik Indonsia, 2011. Uji validitas dilakukan dengan cara membandingkan tiga tekanan
darah probandus
menggunakan sphygmomanometer
digital dan
sphygmomanometer raksa. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan
tekanan darah probandus menggunakan sphygmomanometer digital dan raksa pada tiga probandus. Hasil pengukuran yang diperoleh dilakukan uji t
berpasangan dengan taraf kepercayaan 95 dengan tujuan untuk melihat apakah terdpat perbedaan bermakna pada hasil pengukuran. Hasil valid jika
tidak terdapat perbedaan bermakna atau nilai p yang diperoleh ≥0,05. Uji reabilitas dilakukan percobaan pada tiga probandus masing-masing
sebanyak tiga kali, dengan jarak waktu 5 menit setiap pengukuran Lampiran 4
. Tujuan reliabilitas adalah untuk mengetahui hasil pengukuran yang dilakukan tetap konsisten apaila dilakukan pada orang yang sama di waktu
yang berbeda. Pada hasil valididtas dan reabilitas yang dilakukan diketahui instrumen yang digunakan memiliki validitas dan reabilitas yang baik.
Kalibrasi juga dilakukan untuk timbangan berat badan dan pengukuran tinggi
badan untuk mendapatkan hasil yang valid Lampiran 5. 5.
Penetapan dan seleksi calon responden
Dilakukan melalui 2 kriteria, yaitu kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi adalah responden priawanita berumur 40
– 75 tahun. Sedangkan kriteria eksklusi adalah responden priawanita berumur 40
– 75 tahun yang cacat fisik tidak bisa mendengar dan tidak bisa bicara, memiliki
penyakit tertentu penyakit jantung atau stroke, dan tidak bersedia menandatangani
inform consent. Penetapan calon seleksi dilakukan dengan cara
door to door. Penelitian mendatangi responden dan memberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian kepada calon responden.
Responden yang bersedia mengikuti penelitian ditanyakan kesediaanya untuk
mengikuti wawancara berdasarkan CRF dan mendatangani inform consent. Peneliti melakukan wawancara singkat mengenai nama dan umur, untuk
menentukan kriteria inklusi dan ekslusi responden.
6. Pengukuran Tekanan Darah
Responden yang telah menandatangani informed consent diukur tekanan darahnya pada bagian lengan kiri atas disejajarkan dengan jantung,
dan posisi duduk tegak. Pengukuran tekanan darah menggunakan sphygmomanometer digital yang sudah dikalibrasi sebelumnya. Lengan baju
dinaikan, kemudian dipasang manset di lengan dan tidak menempel baju. Pengukuran dilakukan 2 kali berturut-turut didahulukan lengan kiri kemudian
lengan kanan dengan interval 5 menit. Apabila terdapat selisih tekanan darah 10mmHg antara pengukuran ke-1 dan ke-2, dilakukan pengukuran ke-3
Departemen Kesehatan RI, 2007.
7. Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan
Responden yang sudah menandatangani informed consent akan diukur
tinggi badan dengan cara berdiri tegak pada tiang kemudian diukur dengan menggunakan alat pengukur tinggi badan. Responden diukur berat badan
dengan alat timbangan berat badan. Alat yang digunakan penelitian dilakukan kalibrasi, tujuan kalibrasi untuk meningkatkan keamanan dan keakurasian
informasi mengenai hasil pengukuran yang dilakukan.
8. Penjelasan hasil pemeriksaan
Peneliti akan menjelaskan hasil pemeriksaan kepada responden secara langsung. Penjelasan hasil pemeriksaan disertai dengan penggalian beberapa
informasi dari responden melalui wawancara. Peneliti menggunakan leaflet
untuk menyampaikann informasi terkait hipertensi kepada responden yang sudah diukur tekanan darah. Informasi yang didapat dari responden akan
dikelompokkan sebagai data analisis.
9. Pengelompokan data
Data diperoleh melalui wawancara secara langsung antara peneliti dan responden menggunakan CRF. Pengelompokan data dilakukan dengan
kategorisasi data sejenis, yaitu menyusun dan menggolongkannya dalam kategori kemudian dilakukan interpretasi data. Data akan dikumpulkan
didalam CRF kemudian diolah secara manual dengan komputerisasi melalui aplikasi
Microsoft excel. Pengelompokan data diawali dengan editing yaitu memeriksa
kebenaran dan kelengkapan data yang diperlukan. Data yang diperoleh
melalui CRF kemudian dimasukan ke dalam Program Microsoft Excel. Langkah selanjutnya adalah dilakukan pengecekan ulang yang sudah
dimasukan untuk memastikan data bebas dari kesalahan, kemudian dianalisis dengan program komputer.
Tekanan darah yang didapat dibagi menjadi 14090 mmHg tidak hipertensi dan ≥14090 mmHg hipertensi, responden tetap dikatakan
hipertensi walaupun hanya salah satu tekanan darah sistolik atau tekanan darah diastolik yang berada diatas normal. Kesadaran dibagi menjadi sadar
dan tidak sadar, terapi dibagi menjadi terapi rutin, dan tidak terapi, pengendalian dibagi menjadi terkendali dan tidak terkendali. Faktor risiko
hipertensi pada BMI dibagi menjadi overweight
≥23 kgm
2
dan tidak overweight 23 kgm
2
. Kemudian data di kelompokan menurut kategori masing-masing dan diberikan kode pada masing-masing data dengan
menggunakan angka 1 dan 2 sesuai definisi operasional. Kemudian dilakukan coding yaitu data diklasifikasikan menurut kategori masing-masing
dan memberikan kode pada data dengan mengubah kata-kata menjadi angka dan kemudian dianalisis dengan program komputer.
J. Analisis Data Penelitian
Data yang sudah diperoleh kemudian dikelompokkan dan dipindahkan serta dianalisis di
Microsoft Excel. Langkah pertama melakukan editing dari data yang sudah terkumpul, dilakukan pemilihan dan pemisahan responden
yang menjadi kriteria inklusi dan ekslusi. Data yang tereklusi tidak digunakan dalam pengelolahan data. Pada penelitian ini responden yang digunakan
berjumlah 813 responden. Uji normalitas untuk melihat distribusi normal suatu data. Jumlah data
dalam penelitian ini lebih dari 50 sampel, sehingga menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Dahlan, 2014. Data yang terdistribusi normal dihitung
frekuensi dan deskripsi data mean, dan standar deviation untuk mengetahui
jumlah prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian serta faktor risiko umur dan BMI. Data yang dapat dilakukan uji normalitas adalah data rasio. Data
yang terdistribusi normal dilanjutkan dengan uji t tidak berpasangan. Langkah
selanjutnya, menghitung proporsi responden sesuai dengan prevalensi, kesadaran, terapi hipertensi, faktor risiko kesehatan, dan faktor sosio
demografi. Data yang dapat menggunakan uji
Chi-square adalah kelompok data kategorikal. Uji
Chi-square digunakan untuk menguji perbedaan proporsi antara 2 atau lebih kelompok. Analisis menggunakan
crosstab digunakan untuk mengetahui frekuensi dari variable masing-masing. Data diolah menggunakan
Chi-square. Chi-square merupakan salah satu tes statistik non parametik. Chi- square digunakan dalam pengujian data observasi untuk membuktikan ada
tidaknya perbedaan nyata Hartono, 2011. Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang
signifikan. Uji t efektif apabila digunakan menghitung nilai signifikan dengan jumlah variablenya dua Hartono, 2011. Uji t digunakan dalam analisa
pengaruh terkait profil tekanan darah, denyut nadi terhadap faktor risiko kesehatan umur dan BMI. Uji hipotesis dilakukan dengan melihat nilai
signifikan dari faktor risiko kesehatan terhadap responden hipertensi dengan menghitung niai OR 95 CI. Apabila nilai p 0,05 maka hipotesis ditolak,
dan apabila nilai p 0,05 maka hipotesis penelitian diterima. Nilai OR adalah ukuran paparan faktor risiko dengan kejadian penyakit, dilihat dari angka
kejadian pada kelompok berisiko dibanding dengan angka kejadian penyakit pada kelompok yang tidak berisiko.
K. Pembuktian Hipotesis