demografi. Data yang dapat menggunakan uji
Chi-square adalah kelompok data kategorikal. Uji
Chi-square digunakan untuk menguji perbedaan proporsi antara 2 atau lebih kelompok. Analisis menggunakan
crosstab digunakan untuk mengetahui frekuensi dari variable masing-masing. Data diolah menggunakan
Chi-square. Chi-square merupakan salah satu tes statistik non parametik. Chi- square digunakan dalam pengujian data observasi untuk membuktikan ada
tidaknya perbedaan nyata Hartono, 2011. Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang
signifikan. Uji t efektif apabila digunakan menghitung nilai signifikan dengan jumlah variablenya dua Hartono, 2011. Uji t digunakan dalam analisa
pengaruh terkait profil tekanan darah, denyut nadi terhadap faktor risiko kesehatan umur dan BMI. Uji hipotesis dilakukan dengan melihat nilai
signifikan dari faktor risiko kesehatan terhadap responden hipertensi dengan menghitung niai OR 95 CI. Apabila nilai p 0,05 maka hipotesis ditolak,
dan apabila nilai p 0,05 maka hipotesis penelitian diterima. Nilai OR adalah ukuran paparan faktor risiko dengan kejadian penyakit, dilihat dari angka
kejadian pada kelompok berisiko dibanding dengan angka kejadian penyakit pada kelompok yang tidak berisiko.
K. Pembuktian Hipotesis
Data skala yang terdistribusi normal dilanjutkan dengan uji T untuk melihat nilai signfikansi. Pada uji
chi-square, H diterima apabila nilai p 0,05,
artinya tidak ada pengaruh bermakna antara variabel bebas dan variabel
tergantung. Apabila analisis diperoleh nilai p0,05, maka analisis dilanjutkan denan perhitungan
Odds Ratio OR untuk mengetahui besar pengaruh faktor risiko umur dan BMI terhadap prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian
responden 40 – 75 tahun.
Gambar 6. Pembuktian Hipotesis
H : P1 = P2
H1,2,3,4 :P1 ≠ P2 ; α 0.05
P1 : Proporsi prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian
tekanan darah pada responden berumur 60 – 75 tahun atau
memiliki BMI ≥23 kgm
2
. P2
: Proporsi prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darahpada responden berumur 45
– 59 tahun atau memiliki BMI 23 kgm
2
.
L. Kesulitan Penelitian
1. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional.
Kelemahan dari desain ini adalah responden penelitian hanya diteliti melalui satu kali observasi, padahal tekanan darah subjek penelitian
dapat berubah karena beberapa faktor seperti strees dan kondisi tubuh,
Faktor Umur
Prevalensi H1
Kesadaran H2 Terapi H3
Pengendalian H4
Faktor BMI
sehingga tekanan darah responden yang diperoleh adalah tekanan darah satu waktu.
2. Perbedaan bahasa yang digunakan menghambat komunikasi antara
peneliti dan responden. 3.
Ketidakterbukaan responden saat menjawab pertanyaan yang diajukan sehingga dapat mempengaruhi hasil dari penelitian. Beberapa
responden tidak mau menjawab pertanyaan dari peneliti yang bersifat pribadi, seperti penghasilan responden.
37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis univariabel bertujuan untuk mendeskripsikan data penelitian yang terkumpul dengan bantuan komputer sehingga menjadi informasi yang
berguna. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap perbedaan antara faktor risiko kesehatan dan faktor risiko sosio-demografi terhadap
prevalensi, kesadaran, dan terapi responden di Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, DIY.
Tabel VI. Profil Responden Penelitian di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY
Variabel Responden
p n
Umur Tahun
0,01 40
– 59 Tahun 581
71,5 60
– 75 Tahun 232
28,5
Jenis kelamin
0,01 Laki-laki
335 41,2
Perempuan 478
58,8
Body Mass Index BMI
0,13 23 kgm
2
371 47,4
≥ 23 kgm
2
442 52,6
Merokok
0,12 Ya
429 52,8
Tidak 384
47,2
Diet
0,01 Ya
181 22,3
Tidak 632
77,7
Mengatur Aktivitas Fisik
0,01 Ya
315 38,7
Tidak 498
61,3
Pendidikan
0,01 ≤SMP
506 62,2
SMP 307
37,8
Pekerjaan
0,01 Fisik
534 65,7
Pikiran 279
34,3
Penghasilan
0,01 ≤UMR
610 75,0
UMR 203
25,0
Total 813
100
Adanya perbedaan proporsi