mengikuti wawancara berdasarkan CRF dan mendatangani inform consent. Peneliti melakukan wawancara singkat mengenai nama dan umur, untuk
menentukan kriteria inklusi dan ekslusi responden.
6. Pengukuran Tekanan Darah
Responden yang telah menandatangani informed consent diukur tekanan darahnya pada bagian lengan kiri atas disejajarkan dengan jantung,
dan posisi duduk tegak. Pengukuran tekanan darah menggunakan sphygmomanometer digital yang sudah dikalibrasi sebelumnya. Lengan baju
dinaikan, kemudian dipasang manset di lengan dan tidak menempel baju. Pengukuran dilakukan 2 kali berturut-turut didahulukan lengan kiri kemudian
lengan kanan dengan interval 5 menit. Apabila terdapat selisih tekanan darah 10mmHg antara pengukuran ke-1 dan ke-2, dilakukan pengukuran ke-3
Departemen Kesehatan RI, 2007.
7. Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan
Responden yang sudah menandatangani informed consent akan diukur
tinggi badan dengan cara berdiri tegak pada tiang kemudian diukur dengan menggunakan alat pengukur tinggi badan. Responden diukur berat badan
dengan alat timbangan berat badan. Alat yang digunakan penelitian dilakukan kalibrasi, tujuan kalibrasi untuk meningkatkan keamanan dan keakurasian
informasi mengenai hasil pengukuran yang dilakukan.
8. Penjelasan hasil pemeriksaan
Peneliti akan menjelaskan hasil pemeriksaan kepada responden secara langsung. Penjelasan hasil pemeriksaan disertai dengan penggalian beberapa
informasi dari responden melalui wawancara. Peneliti menggunakan leaflet
untuk menyampaikann informasi terkait hipertensi kepada responden yang sudah diukur tekanan darah. Informasi yang didapat dari responden akan
dikelompokkan sebagai data analisis.
9. Pengelompokan data
Data diperoleh melalui wawancara secara langsung antara peneliti dan responden menggunakan CRF. Pengelompokan data dilakukan dengan
kategorisasi data sejenis, yaitu menyusun dan menggolongkannya dalam kategori kemudian dilakukan interpretasi data. Data akan dikumpulkan
didalam CRF kemudian diolah secara manual dengan komputerisasi melalui aplikasi
Microsoft excel. Pengelompokan data diawali dengan editing yaitu memeriksa
kebenaran dan kelengkapan data yang diperlukan. Data yang diperoleh
melalui CRF kemudian dimasukan ke dalam Program Microsoft Excel. Langkah selanjutnya adalah dilakukan pengecekan ulang yang sudah
dimasukan untuk memastikan data bebas dari kesalahan, kemudian dianalisis dengan program komputer.
Tekanan darah yang didapat dibagi menjadi 14090 mmHg tidak hipertensi dan ≥14090 mmHg hipertensi, responden tetap dikatakan
hipertensi walaupun hanya salah satu tekanan darah sistolik atau tekanan darah diastolik yang berada diatas normal. Kesadaran dibagi menjadi sadar
dan tidak sadar, terapi dibagi menjadi terapi rutin, dan tidak terapi, pengendalian dibagi menjadi terkendali dan tidak terkendali. Faktor risiko
hipertensi pada BMI dibagi menjadi overweight
≥23 kgm
2
dan tidak overweight 23 kgm
2
. Kemudian data di kelompokan menurut kategori masing-masing dan diberikan kode pada masing-masing data dengan
menggunakan angka 1 dan 2 sesuai definisi operasional. Kemudian dilakukan coding yaitu data diklasifikasikan menurut kategori masing-masing
dan memberikan kode pada data dengan mengubah kata-kata menjadi angka dan kemudian dianalisis dengan program komputer.
J. Analisis Data Penelitian