38
Kategori IVC
Lolos Kategori IVC Tidak ada antibiotika yang lebih murah
Assessment : Harga antibiotika metronidazol 400 mg merek Metrolet Perusahaan Harsen adalah Rp 576,00 dibandingkan
antibiotika metronidazol merek Trichodazol Perusahaan Sanbe adalah Rp 1.008,00 MIMS, 2015.
Kategori IVD
Lolos Kategori IVD Tidak ada antibiotika yang lebih spesifik
Assessment : Tidak dilakukan kultur bakteri sehingga tidak diketahui jenis bakteri penginfeksi pasien pada awal diagnosa,
sehingga pemberian antibiotika secara empiris. Antibiotika metronidazol 400 mg secara oral adalah turunan nitroimidazol
yang berspektrum luas sehingga tepat untuk pengobatan keracunan makanan yang terdapat clostridium enteritis positif
disebabkan oleh clostridium perfringens Kaldhusdal Lovland, 2002 and Wells
et al
, 2015.
Kategori IIIA
Tidak Lolos Kategori IIIA Penggunaan antibiotika terlalu lama
Assessment : Penggunaan antibiotika metronidazol 400 mg secara oral terlalu lama, waktu yang dianjurkan adalah 4-7
hari. Hal ini tidak sesuai penggunaan antibiotika metronidazol 400 mg secara oral dalam pengobatan keracunan makanan
yang terdapat clostridium enteritis positif disebabkan oleh clostridium perfringens pada pasien adalah 9 hari Lac
y et
al,
2011. Kesimpulan
Penggunaan antibiotika terlalu lama Kategori III A
39
Lampiran 8 Contoh Rekam Medis Kasus 4
Nama Pasien : Kasus 4
No RM : 78144
Umur : 78 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tanggal Masuk : 12.07.2015
Riwayat : Pasien rawat yang pernah ditangani sebelumnya, mengalami gejala nyeri
perut dan diklarifikasi lebih lanjut Tanggal Keluar :
20.07.2015
Diagnosa Penyakit : Sepsis
Limfoma usus kecil yang berkelangsungan
- Gastroskopi dan koloskopi pada 13.07.2015 dilihat dari lengan kecil
Tanpa nekrosis lambung pada 14.07.2015 - CT- abdomen dari 13.07.2015 dan 19.07.2015 dilhat dari CD dengan gambar yang
diberikan
Hasil Laboratorium : Tanggal 17.07.2015 :
Kultur darah : Tidak diketahui fungi maupun bakteri aerobik dan anaerobic Temperatur 38°C normal : 36,5°C – 37,5°C
RR Respiratory Rate 11463 mmHg normal : 12080 mmHg HF Heart Failure 63menit normal : 60-100menit
Tabel IX. Profil Penggunaan Antibiotika dan Obat Lain Pada Kasus 4 Nama
Antibiotika Dosis
Antibiotika Aturan
Pemakaian Lama
Pemberian Jalur
Pemberian
Meropenem 1 g
3x 1 sehari 6 hari
Intravena
Nama Obat Dosis Obat
Aturan Pemakaian
Lama Pemberian
Jalur Pemberian
Clexane 0,8 mL
2x1 sehari 9 hari
Subkutan Pantozol
40 mg 2x1 sehari
9 hari Oral
Oxycodon 10 mg
2x1 sehari 9 hari
Oral Paracetamol
500 mg 4x sehari
9 hari Oral
Eubiol Kapsul -
2x1 sehari 9 hari
Oral SmofKabiven
peripher 1200 mLTag
1x tg 1 9 hari
Intravena Jonosteril
1000 mLTag 1x tg 1
9 hari Intravena
40
Tabel X. Analisis Antibiotika Pada Kasus 4 Berdasarkan Diagram Alir
Gyssens
Antibiotika : Meropenem 1 g
Kategori Gyssens Hasil Assesment LolosTidak Lolos Per Kategori
Kategori VI
Lolos Kategori VI Data rekam medis lengkap Assessment : Data rekam medis lengkap
Kategori V
Tidak Lolos Kategori V Tidak ada indikasi infeksi bakteri
Assessment : Ada indikasi infeksi bakteri penyakit pada pasien yang menderita penyakit sepsis yang merupakan sindrom
respon inflamasi sistemik sekunder terhadap infeksi bakteri kemungkinan sebagian besar disebabkan bakteri gram negatif
tetapi bakteri gram positif juga bisa dan didukung dengan pemeriksaan fisik seperti temperatur tubuh 38°C normal :
36,5°C
– 37,5°C Wells
et al
, 2015.
Kategori IV A
Lolos Kategori IV A Tidak ada antibiotika yang lebih efektif
Assessment : Tidak ada antibiotika lain yang lebih efektif sehingga
pengobatan penyakit
sepsis menggunakan
meropenem 1 g bentuk injeksi sudah tepat Wells
et al
, 2015.
Kategori IVB
Lolos Kategori IV B Tidak ada antibiotika yang lebih aman
Assessment : Antibiotika ini cukup aman digunakan karena tidak ada kontraindikasi dengan kondisi fisiologis pasien
seperti terjadi reaksi anaphylactic dan tidak ada interaksi dengan obat lain yang digunakan kecuali dengan probenecid
Lacy
et al
, 2011.
Kategori IV C
Lolos Kategori IVC Tidak ada antibiotika yang lebih murah
Assesment : Harga antibiotika meropenem 1 g merek Merabot Perusahaan Interbat adalah Rp 330.000,00 lebih murah
dibandingkan meropenem 1 g merek Eradix Perusahaan Pharos adalah Rp 350.000,00 MIMS, 2015.
41
Kategori IV D
Lolos Kategori IV D Tidak ada antibiotika yang lebih spesifik
Assessment : Dilakukan kultur bakteri pada darah tetapi jenis bakteri penginfeksi pasien adalah negatif, sehingga pemberian
antibiotika dilakukan secara empiris. Antibiotika meropenem 1 g bentuk injeksi merupakan golongan beta-laktam yang
berspektrum luas sehingga tepat digunakan untuk pengobatan sepsis yang bakteri tidak diketahui dengan jelas yang dapat
berupa bakteri gram negatif maupun gram positif Hopkins, 2015 and Wells
et al
, 2015
Kategori III A
Lolos Kategori III A Penggunaan antibiotika tidak terlalu lama
Assessment : Penggunaan antibiotika meropenem 1 g secara intravena tidak terlalu lama, waktu yang dianjurkan 4-7 hari
sedangkan penggunaan antibiotika meropenem 1 g secara intravena dalam pengobatan sepsis pada pasien diberikan
selama 6 hari Lacy
et al
, 2011.
Kategori III B
Lolos Kategori III B Penggunaan antibiotika tidak terlalu singkat
Assessment : Penggunaan antibiotika meropenem 1 g secara intravena tidak terlalu singkat, waktu yang dianjurkan 4-7 hari
sedangkan penggunaan antibiotika meropenem 1 g secara intravena dalam pengobatan sepsis pada pasien diberikan
selama 6 hari Lacy
et al
, 2011.
Kategori IIA
Lolos Kategori II A Penggunaan antibiotika tepat dosis Assessment : pasien diberikan antibiotika meropenem 1 g
secara intravena dengan dosis 3x1 gram selama 6 hari. Hal ini sesuai dengan dosis terapi meropenem untuk sepsis yaitu 3 x 1
gram setiap 4-7 hari Lacy
et al
, 2011.
Kategori II B
Lolos Kategori II B Penggunaan antibiotika tepat interval pemberian
Assessment : pasien diberikan antibiotika meropenem 1 g secara intravena dengan interval pemberian setiap 8 jam dalam
3x1 gram selama 6 hari. Hal ini sesuai dengan interval pemberian dalam terapi meropenem 1 g untuk sepsis yaitu
setiap 8 jam dalam 3x1 gram setiap 4-7 hari Lacy
et al
, 2011. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Kategori II C
Lolos Kategori II C Rute pemberian antibiotika tepat Assessment : Pasien diberikan antibiotika meropenem 1 g
dengan jalur pemberian secara intravena dengan aturan pemakaian 3x1 gram selama 6 hari. Hal ini sesuai dengan jalur
pemberian secara intravena dalam terapi meropenem 1 g untuk sepsis dalam aturan pemakaian 3x1 gram setiap 4-7 hari Lacy
et al
, 2011.
Kategori I
Lolos Kategori I Waktu pemberian antibiotika tepat Assessment : pasien diberikan antibiotika meropenem 1 g
secara intravena dengan waktu pemberian 3x sehari dalam 1 gram setiap 6 hari. Hal ini sesuai dengan waktu pemberian
dalam terapi meropenem 1 g untuk sepsis yaitu 3x sehari dalam 1 gram setiap 4-7 hari Lacy
et al
, 2011.
Kategori O Penggunaan antibiotika tepat atau bijak
43
Lampiran 9 Contoh Rekam Medis Kasus 5
Nama Pasien : Kasus 5
No RM : 78628
Umur : 80 tahun
Jenis Kelamin :
Perempuan
Tanggal Masuk : 01.07.2015
Riwayat : - Tanggal Keluar :
04.07.2015
Diagnosa Penyakit : Iskemik dengan dysarthria dan disfungsi
Pielonefritis akut infeksi saluran kemih komplikasi Gagal ginjal kronik, dialisis
Penyakit Crohn Hipertensi arteri
Hasil Laboratorium : Dalam CCT Creatinin Clearence Test tidak ada bukti iskemik baru
Antibiotika yang Digunakan : Cefriaxon
Dosisnya 1 g Aturan pemakaian 2x1 sehari
Lama pemberian 4 hari
Jalur pemberian intravena Obat yang Digunakan :
Eubiol Kapsul Aturan pemakaian 2x1 sehari
Lama pemberian 4 hari
Jalur pemberian oral
44
Tabel XI. Analisis Antibiotika Pada Kasus 5 Berdasarkan Diagram Alir
Gyssens
Antibiotika : Cefriaxon 1 g
Kategori Gyssens Hasil Assesment LolosTidak Lolos Per Kategori
Kategori VI
Lolos Kategori VI Data rekam medis pasien lengkap Assessment : Data rekam medis lengkap.
Kategori V
Lolos Kategori V Ada indikasi infeksi bakteri Assessment : Ada indikasi penyakit akibat infeksi bakteri yaitu
pielonefritis akut merupakan infeksi saluran atas yang melibatkan ginjal dan disebabkan oleh bakteri E.coli sekitar
80 hingga 90 Wells
et al
, 2015.
Kategori IV A
Lolos Kategori IV A Tidak ada antibiotika yang lebih efektif
Assessment : Tidak ada antibiotika yang lebih efektif, antibiotika lini pertama yang digunakan untuk pengobatan
pielonefritis akut adalah cefriaxon bentuk injeksi Hopkins, 2015 and Wells
et al
, 2015.
Kategori IV B
Lolos Kategori IV B Tidak ada antibiotika yang lebih aman
Assessment : Antibiotika ini cukup aman digunakan karena tidak ada kontraindikasi dengan kondisi fisiologis pasien
kecuali hipersensitivitas terhadap cefriaxone sodium dan dalam keadaan hiperbilirubinemia neonatal serta tidak ada
interaksi dengan obat lain yang digunakan kecuali dengan probenecid dan vitamin K antagonis Lacy
et al
, 2011.
Kategori IV C
Lolos Kategori IV C Tidak ada antibiotika yang lebih murah
Assessment : Harga antibiotika cefriaxon 1 g vial merek Renxon Perusahaan Global Health Parma adalah Rp
154.000,00 lebih murah dibandingkan cefriaxon 1 g vial merek Betrix Perusahaan Mahakam Beta Farma adalah Rp
160.000,00 MIMS, 2015. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Kategori IV D
Lolos Kategori IV D Tidak ada antibiotika yang lebih spesifik
Assessment :Tidak dilakukan kultur bakteri sehingga tidak diketahui jenis bakteri penginfeksi pasien pada awal diagnosa,
sehingga pemberian antibiotika dilakukan secara empiris. Antibiotika cefriaxon bentuk injeksi adalah antibiotika yang
berspektrum luas dan lebih efektif membunuh bakteri gram negatif seperti E.coli Hopkins, 2015 and Wells
et al
, 2015.
Kategori III A
Lolos Kategori III A Penggunaan antibiotika tidak terlalu lama
Assessment : Penggunaan antibiotika cefriaxon 1 g secara intravena tidak terlalu lama, waktu yang dianjurkan 4-7 hari
sedangkan penggunaan antibiotika cefriaxon 1 g secara intravena diberikan selama 4 hari Lacy
et al
, 2011.
Kategori III B
Lolos Kategori III B Penggunaan antibiotika tidak terlalu singkat
Assessment : Penggunaan antibiotika cefriaxon 1 g secara intravena tidak terlalu singkat, waktu yang dianjurkan 4-7 hari
sedangkan penggunaan antibiotika cefriaxon 1 g secara intravena diberikan selama 4 hari Lacy
et al
, 2011.
Kategori II A
Lolos Kategori II A Penggunaan antibiotika tepat dosis Assessment : pasien diberikan antibiotika cefriaxon 1 g secara
intravena dengan dosis 2x1 gram setiap 4 hari. Hal ini sesuai dengan dosis terapi cefriaxon 1 g untuk pielonefritis akut yaitu
2x1 gram setiap 4-7 hari Lacy
et al
, 2011.
Kategori II B
Lolos Kategori II B Penggunaan antibiotika tepat interval pemberian
Assessment : pasien diberikan antibiotika cefriaxon 1 g secara intravena dengan interval pemberian setiap 12 jam dalam 2x1
gram setiap 4 hari. Hal ini sesuai dengan interval pemberian dalam terapi cefriaxon 1 g untuk pielonefritis akut yaitu setiap
12 jam dalam 2x1 gram setiap 4-7 hari Lacy
et al
, 2011. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Kategori II C
Lolos Kategori II C Rute pemberian antibiotika tepat Assessment : Pasien diberikan antibiotika cefriaxon 1 g
dengan jalur pemberian secara intravena dengan aturan pemakaian 2x1 gram selama 4 hari. Hal ini sesuai dengan jalur
pemberian secara intravena dalam terapi cefriaxon 1 g untuk pielonefritis akut dalam aturan pemakaian 2x1 gram setiap 4-7
hari Lacy
et al
, 2011.
Kategori I
Lolos Kategori I Waktu pemberian antibiotika tepat Assessment : pasien diberikan antibiotika cefriaxon 1 g secara
intravena dengan waktu pemberian 2x sehari dalam 1 gram setiap 4 hari. Hal ini sesuai dengan waktu pemberian dalam
terapi cefriaxon 1 g untuk pielonefritis akut yaitu 2x sehari dalam 1 gram setiap 4-7 hari Lacy
et al
, 2011.
Kategori O Penggunaan antibiotika tepat atau bijak
47
Lampiran 10 Contoh Rekam Medis Kasus 6
Nama Pasien :
Kasus 6
No RM : 78652
Umur : 64 tahun
Jenis Kelamin :
perempuan
Tanggal Masuk : 20.03.2015
Riwayat : - Tanggal Keluar :
26.03.2015
Diagnosa Penyakit: V.a. HSV DD Herpes zoster Enzefalitis
COPD terkait
H. Influenzae
Dekompensasi gagal jantung yang kiri, NYHA Stadium IV dengan edema
- Krisis hipertensi Pneumonia aspirasi
Sepsis Hipertensi arteri
Diabetes melitus tipe 2 Sering hipokalemia
Gagal ginjal kronis stadium III
Hasil Laboratorium : TEE vom 25.03.2015 :
Tidak ada tanda endokarditis Blutkultur Kultur Darah, 22,03,15 :
Secara mikroskopis pada kultur darah tidak ada bakteri dan jamur
48
Tabel XII. Profil Penggunaan Antibiotika dan Obat Lain Pada Kasus 6 Nama
Antibiotika Dosis
Antibiotika Aturan
Pemakaian Lama
Pemberian Jalur
Pemberian
Aciclovir 750 mg
3x sehari 7 hari
Intravena Meropenem
1 g 3x sehari
7 hari Intravena
Doxycyclin 100 mg
2x1 sehari 4 hari
Oral
Nama Obat Dosis Obat
Aturan Pemakaian
Lama Pemberian
Jalur Pemberian
Pantozol 40 mg
1x sehari 7 hari
Intravena Clexane
0,4 mL 1x sehari
7 hari Subkutan
Eubiol Kps -
2x1 sehari 7 hari
Oral Ramipril
5 mg 2x1 sehari
7 hari Oral
Metoprolol 47,4 mg
2x1 sehari 7 hari
Oral Melneurin
25 mg 2x2 sehari
7 hari Oral
Amlodipin 10 mg
1x sehari 7 hari
Oral Torem
10 mg 2x1 sehari
7 hari Oral
Laxofalk Btl -
2x1 sehari 7 hari
Oral Kepra
1000 mg 3x sehari
7 hari Oral
Lasix 40 mg
2x1 sehari 7 hari
Intravena Insulin P
4 mL 4 mLjam
7 hari Intravena
Ebrantil P 4 mL
4 mLjam 7 hari
Intravena Smovkabiven
1000 mL 3x sehari
7 hari Intravena
Jono 1000 mL
3x sehari 7 hari
Intravena Novalgin
1 ampul saat demam
- Intravena
Solo Decortin 100 mg
1x sehari 7 hari
Intravena PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel XIII. Analisis Antibiotika Pada Kasus 6 Berdasarkan Diagram Alir
Gyssens Antibiotika :
1. Aciclovir 750 mg Kategori Gyssens