Kesimpulan Evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien ICU yang dirawat di RSH Jerman periode Januari September 2015

38 Kategori IVC Lolos Kategori IVC Tidak ada antibiotika yang lebih murah Assessment : Harga antibiotika metronidazol 400 mg merek Metrolet Perusahaan Harsen adalah Rp 576,00 dibandingkan antibiotika metronidazol merek Trichodazol Perusahaan Sanbe adalah Rp 1.008,00 MIMS, 2015. Kategori IVD Lolos Kategori IVD Tidak ada antibiotika yang lebih spesifik Assessment : Tidak dilakukan kultur bakteri sehingga tidak diketahui jenis bakteri penginfeksi pasien pada awal diagnosa, sehingga pemberian antibiotika secara empiris. Antibiotika metronidazol 400 mg secara oral adalah turunan nitroimidazol yang berspektrum luas sehingga tepat untuk pengobatan keracunan makanan yang terdapat clostridium enteritis positif disebabkan oleh clostridium perfringens Kaldhusdal Lovland, 2002 and Wells et al , 2015. Kategori IIIA Tidak Lolos Kategori IIIA Penggunaan antibiotika terlalu lama Assessment : Penggunaan antibiotika metronidazol 400 mg secara oral terlalu lama, waktu yang dianjurkan adalah 4-7 hari. Hal ini tidak sesuai penggunaan antibiotika metronidazol 400 mg secara oral dalam pengobatan keracunan makanan yang terdapat clostridium enteritis positif disebabkan oleh clostridium perfringens pada pasien adalah 9 hari Lac y et al,

2011. Kesimpulan

Penggunaan antibiotika terlalu lama Kategori III A 39 Lampiran 8 Contoh Rekam Medis Kasus 4 Nama Pasien : Kasus 4 No RM : 78144 Umur : 78 tahun Jenis Kelamin : Laki-Laki Tanggal Masuk : 12.07.2015 Riwayat : Pasien rawat yang pernah ditangani sebelumnya, mengalami gejala nyeri perut dan diklarifikasi lebih lanjut Tanggal Keluar : 20.07.2015 Diagnosa Penyakit :  Sepsis  Limfoma usus kecil yang berkelangsungan - Gastroskopi dan koloskopi pada 13.07.2015 dilihat dari lengan kecil  Tanpa nekrosis lambung pada 14.07.2015 - CT- abdomen dari 13.07.2015 dan 19.07.2015 dilhat dari CD dengan gambar yang diberikan Hasil Laboratorium : Tanggal 17.07.2015 :  Kultur darah : Tidak diketahui fungi maupun bakteri aerobik dan anaerobic  Temperatur 38°C normal : 36,5°C – 37,5°C  RR Respiratory Rate 11463 mmHg normal : 12080 mmHg  HF Heart Failure 63menit normal : 60-100menit Tabel IX. Profil Penggunaan Antibiotika dan Obat Lain Pada Kasus 4 Nama Antibiotika Dosis Antibiotika Aturan Pemakaian Lama Pemberian Jalur Pemberian Meropenem 1 g 3x 1 sehari 6 hari Intravena Nama Obat Dosis Obat Aturan Pemakaian Lama Pemberian Jalur Pemberian Clexane 0,8 mL 2x1 sehari 9 hari Subkutan Pantozol 40 mg 2x1 sehari 9 hari Oral Oxycodon 10 mg 2x1 sehari 9 hari Oral Paracetamol 500 mg 4x sehari 9 hari Oral Eubiol Kapsul - 2x1 sehari 9 hari Oral SmofKabiven peripher 1200 mLTag 1x tg 1 9 hari Intravena Jonosteril 1000 mLTag 1x tg 1 9 hari Intravena 40 Tabel X. Analisis Antibiotika Pada Kasus 4 Berdasarkan Diagram Alir Gyssens Antibiotika : Meropenem 1 g Kategori Gyssens Hasil Assesment LolosTidak Lolos Per Kategori Kategori VI Lolos Kategori VI Data rekam medis lengkap Assessment : Data rekam medis lengkap Kategori V Tidak Lolos Kategori V Tidak ada indikasi infeksi bakteri Assessment : Ada indikasi infeksi bakteri penyakit pada pasien yang menderita penyakit sepsis yang merupakan sindrom respon inflamasi sistemik sekunder terhadap infeksi bakteri kemungkinan sebagian besar disebabkan bakteri gram negatif tetapi bakteri gram positif juga bisa dan didukung dengan pemeriksaan fisik seperti temperatur tubuh 38°C normal : 36,5°C – 37,5°C Wells et al , 2015. Kategori IV A Lolos Kategori IV A Tidak ada antibiotika yang lebih efektif Assessment : Tidak ada antibiotika lain yang lebih efektif sehingga pengobatan penyakit sepsis menggunakan meropenem 1 g bentuk injeksi sudah tepat Wells et al , 2015. Kategori IVB Lolos Kategori IV B Tidak ada antibiotika yang lebih aman Assessment : Antibiotika ini cukup aman digunakan karena tidak ada kontraindikasi dengan kondisi fisiologis pasien seperti terjadi reaksi anaphylactic dan tidak ada interaksi dengan obat lain yang digunakan kecuali dengan probenecid Lacy et al , 2011. Kategori IV C Lolos Kategori IVC Tidak ada antibiotika yang lebih murah Assesment : Harga antibiotika meropenem 1 g merek Merabot Perusahaan Interbat adalah Rp 330.000,00 lebih murah dibandingkan meropenem 1 g merek Eradix Perusahaan Pharos adalah Rp 350.000,00 MIMS, 2015. 41 Kategori IV D Lolos Kategori IV D Tidak ada antibiotika yang lebih spesifik Assessment : Dilakukan kultur bakteri pada darah tetapi jenis bakteri penginfeksi pasien adalah negatif, sehingga pemberian antibiotika dilakukan secara empiris. Antibiotika meropenem 1 g bentuk injeksi merupakan golongan beta-laktam yang berspektrum luas sehingga tepat digunakan untuk pengobatan sepsis yang bakteri tidak diketahui dengan jelas yang dapat berupa bakteri gram negatif maupun gram positif Hopkins, 2015 and Wells et al , 2015 Kategori III A Lolos Kategori III A Penggunaan antibiotika tidak terlalu lama Assessment : Penggunaan antibiotika meropenem 1 g secara intravena tidak terlalu lama, waktu yang dianjurkan 4-7 hari sedangkan penggunaan antibiotika meropenem 1 g secara intravena dalam pengobatan sepsis pada pasien diberikan selama 6 hari Lacy et al , 2011. Kategori III B Lolos Kategori III B Penggunaan antibiotika tidak terlalu singkat Assessment : Penggunaan antibiotika meropenem 1 g secara intravena tidak terlalu singkat, waktu yang dianjurkan 4-7 hari sedangkan penggunaan antibiotika meropenem 1 g secara intravena dalam pengobatan sepsis pada pasien diberikan selama 6 hari Lacy et al , 2011. Kategori IIA Lolos Kategori II A Penggunaan antibiotika tepat dosis Assessment : pasien diberikan antibiotika meropenem 1 g secara intravena dengan dosis 3x1 gram selama 6 hari. Hal ini sesuai dengan dosis terapi meropenem untuk sepsis yaitu 3 x 1 gram setiap 4-7 hari Lacy et al , 2011. Kategori II B Lolos Kategori II B Penggunaan antibiotika tepat interval pemberian Assessment : pasien diberikan antibiotika meropenem 1 g secara intravena dengan interval pemberian setiap 8 jam dalam 3x1 gram selama 6 hari. Hal ini sesuai dengan interval pemberian dalam terapi meropenem 1 g untuk sepsis yaitu setiap 8 jam dalam 3x1 gram setiap 4-7 hari Lacy et al , 2011. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42 Kategori II C Lolos Kategori II C Rute pemberian antibiotika tepat Assessment : Pasien diberikan antibiotika meropenem 1 g dengan jalur pemberian secara intravena dengan aturan pemakaian 3x1 gram selama 6 hari. Hal ini sesuai dengan jalur pemberian secara intravena dalam terapi meropenem 1 g untuk sepsis dalam aturan pemakaian 3x1 gram setiap 4-7 hari Lacy et al , 2011. Kategori I Lolos Kategori I Waktu pemberian antibiotika tepat Assessment : pasien diberikan antibiotika meropenem 1 g secara intravena dengan waktu pemberian 3x sehari dalam 1 gram setiap 6 hari. Hal ini sesuai dengan waktu pemberian dalam terapi meropenem 1 g untuk sepsis yaitu 3x sehari dalam 1 gram setiap 4-7 hari Lacy et al , 2011. Kategori O Penggunaan antibiotika tepat atau bijak 43 Lampiran 9 Contoh Rekam Medis Kasus 5 Nama Pasien : Kasus 5 No RM : 78628 Umur : 80 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Tanggal Masuk : 01.07.2015 Riwayat : - Tanggal Keluar : 04.07.2015 Diagnosa Penyakit :  Iskemik dengan dysarthria dan disfungsi  Pielonefritis akut infeksi saluran kemih komplikasi  Gagal ginjal kronik, dialisis  Penyakit Crohn  Hipertensi arteri Hasil Laboratorium : Dalam CCT Creatinin Clearence Test tidak ada bukti iskemik baru Antibiotika yang Digunakan : Cefriaxon  Dosisnya 1 g  Aturan pemakaian 2x1 sehari  Lama pemberian 4 hari  Jalur pemberian intravena Obat yang Digunakan : Eubiol Kapsul  Aturan pemakaian 2x1 sehari  Lama pemberian 4 hari  Jalur pemberian oral 44 Tabel XI. Analisis Antibiotika Pada Kasus 5 Berdasarkan Diagram Alir Gyssens Antibiotika : Cefriaxon 1 g Kategori Gyssens Hasil Assesment LolosTidak Lolos Per Kategori Kategori VI Lolos Kategori VI Data rekam medis pasien lengkap Assessment : Data rekam medis lengkap. Kategori V Lolos Kategori V Ada indikasi infeksi bakteri Assessment : Ada indikasi penyakit akibat infeksi bakteri yaitu pielonefritis akut merupakan infeksi saluran atas yang melibatkan ginjal dan disebabkan oleh bakteri E.coli sekitar 80 hingga 90 Wells et al , 2015. Kategori IV A Lolos Kategori IV A Tidak ada antibiotika yang lebih efektif Assessment : Tidak ada antibiotika yang lebih efektif, antibiotika lini pertama yang digunakan untuk pengobatan pielonefritis akut adalah cefriaxon bentuk injeksi Hopkins, 2015 and Wells et al , 2015. Kategori IV B Lolos Kategori IV B Tidak ada antibiotika yang lebih aman Assessment : Antibiotika ini cukup aman digunakan karena tidak ada kontraindikasi dengan kondisi fisiologis pasien kecuali hipersensitivitas terhadap cefriaxone sodium dan dalam keadaan hiperbilirubinemia neonatal serta tidak ada interaksi dengan obat lain yang digunakan kecuali dengan probenecid dan vitamin K antagonis Lacy et al , 2011. Kategori IV C Lolos Kategori IV C Tidak ada antibiotika yang lebih murah Assessment : Harga antibiotika cefriaxon 1 g vial merek Renxon Perusahaan Global Health Parma adalah Rp 154.000,00 lebih murah dibandingkan cefriaxon 1 g vial merek Betrix Perusahaan Mahakam Beta Farma adalah Rp 160.000,00 MIMS, 2015. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45 Kategori IV D Lolos Kategori IV D Tidak ada antibiotika yang lebih spesifik Assessment :Tidak dilakukan kultur bakteri sehingga tidak diketahui jenis bakteri penginfeksi pasien pada awal diagnosa, sehingga pemberian antibiotika dilakukan secara empiris. Antibiotika cefriaxon bentuk injeksi adalah antibiotika yang berspektrum luas dan lebih efektif membunuh bakteri gram negatif seperti E.coli Hopkins, 2015 and Wells et al , 2015. Kategori III A Lolos Kategori III A Penggunaan antibiotika tidak terlalu lama Assessment : Penggunaan antibiotika cefriaxon 1 g secara intravena tidak terlalu lama, waktu yang dianjurkan 4-7 hari sedangkan penggunaan antibiotika cefriaxon 1 g secara intravena diberikan selama 4 hari Lacy et al , 2011. Kategori III B Lolos Kategori III B Penggunaan antibiotika tidak terlalu singkat Assessment : Penggunaan antibiotika cefriaxon 1 g secara intravena tidak terlalu singkat, waktu yang dianjurkan 4-7 hari sedangkan penggunaan antibiotika cefriaxon 1 g secara intravena diberikan selama 4 hari Lacy et al , 2011. Kategori II A Lolos Kategori II A Penggunaan antibiotika tepat dosis Assessment : pasien diberikan antibiotika cefriaxon 1 g secara intravena dengan dosis 2x1 gram setiap 4 hari. Hal ini sesuai dengan dosis terapi cefriaxon 1 g untuk pielonefritis akut yaitu 2x1 gram setiap 4-7 hari Lacy et al , 2011. Kategori II B Lolos Kategori II B Penggunaan antibiotika tepat interval pemberian Assessment : pasien diberikan antibiotika cefriaxon 1 g secara intravena dengan interval pemberian setiap 12 jam dalam 2x1 gram setiap 4 hari. Hal ini sesuai dengan interval pemberian dalam terapi cefriaxon 1 g untuk pielonefritis akut yaitu setiap 12 jam dalam 2x1 gram setiap 4-7 hari Lacy et al , 2011. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46 Kategori II C Lolos Kategori II C Rute pemberian antibiotika tepat Assessment : Pasien diberikan antibiotika cefriaxon 1 g dengan jalur pemberian secara intravena dengan aturan pemakaian 2x1 gram selama 4 hari. Hal ini sesuai dengan jalur pemberian secara intravena dalam terapi cefriaxon 1 g untuk pielonefritis akut dalam aturan pemakaian 2x1 gram setiap 4-7 hari Lacy et al , 2011. Kategori I Lolos Kategori I Waktu pemberian antibiotika tepat Assessment : pasien diberikan antibiotika cefriaxon 1 g secara intravena dengan waktu pemberian 2x sehari dalam 1 gram setiap 4 hari. Hal ini sesuai dengan waktu pemberian dalam terapi cefriaxon 1 g untuk pielonefritis akut yaitu 2x sehari dalam 1 gram setiap 4-7 hari Lacy et al , 2011. Kategori O Penggunaan antibiotika tepat atau bijak 47 Lampiran 10 Contoh Rekam Medis Kasus 6 Nama Pasien : Kasus 6 No RM : 78652 Umur : 64 tahun Jenis Kelamin : perempuan Tanggal Masuk : 20.03.2015 Riwayat : - Tanggal Keluar : 26.03.2015 Diagnosa Penyakit:  V.a. HSV DD Herpes zoster Enzefalitis  COPD terkait H. Influenzae  Dekompensasi gagal jantung yang kiri, NYHA Stadium IV dengan edema - Krisis hipertensi  Pneumonia aspirasi  Sepsis  Hipertensi arteri  Diabetes melitus tipe 2  Sering hipokalemia  Gagal ginjal kronis stadium III Hasil Laboratorium : TEE vom 25.03.2015 : Tidak ada tanda endokarditis Blutkultur Kultur Darah, 22,03,15 : Secara mikroskopis pada kultur darah tidak ada bakteri dan jamur 48 Tabel XII. Profil Penggunaan Antibiotika dan Obat Lain Pada Kasus 6 Nama Antibiotika Dosis Antibiotika Aturan Pemakaian Lama Pemberian Jalur Pemberian Aciclovir 750 mg 3x sehari 7 hari Intravena Meropenem 1 g 3x sehari 7 hari Intravena Doxycyclin 100 mg 2x1 sehari 4 hari Oral Nama Obat Dosis Obat Aturan Pemakaian Lama Pemberian Jalur Pemberian Pantozol 40 mg 1x sehari 7 hari Intravena Clexane 0,4 mL 1x sehari 7 hari Subkutan Eubiol Kps - 2x1 sehari 7 hari Oral Ramipril 5 mg 2x1 sehari 7 hari Oral Metoprolol 47,4 mg 2x1 sehari 7 hari Oral Melneurin 25 mg 2x2 sehari 7 hari Oral Amlodipin 10 mg 1x sehari 7 hari Oral Torem 10 mg 2x1 sehari 7 hari Oral Laxofalk Btl - 2x1 sehari 7 hari Oral Kepra 1000 mg 3x sehari 7 hari Oral Lasix 40 mg 2x1 sehari 7 hari Intravena Insulin P 4 mL 4 mLjam 7 hari Intravena Ebrantil P 4 mL 4 mLjam 7 hari Intravena Smovkabiven 1000 mL 3x sehari 7 hari Intravena Jono 1000 mL 3x sehari 7 hari Intravena Novalgin 1 ampul saat demam - Intravena Solo Decortin 100 mg 1x sehari 7 hari Intravena PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49 Tabel XIII. Analisis Antibiotika Pada Kasus 6 Berdasarkan Diagram Alir Gyssens Antibiotika :

1. Aciclovir 750 mg Kategori Gyssens