Doxycylin 100 mg Kategori Gyssens

54 Tabel XV. Analisis Antibiotika Pada Kasus 6 Berdasarkan Diagram Alir Gyssens Antibiotika :

3. Doxycylin 100 mg Kategori Gyssens

Hasil Assesment LolosTidak Lolos Per Kategori Kategori VI Lolos Kategori VI Data rekam medis pasien lengkap Assessment : Data rekam medis lengkap Kategori V Lolos Kategori V Ada indikasi infeksi bakteri Assessment : Ada indikasi infeksi bakteri pada pasien yang menderita COPD yang merupakan infeksi paru-paru kronis yang disebabkan antimikroba H. Influenzae Wells et al , 2015. Kategori IV A Lolos Kategori IV A Tidak ada antibiotika yang lebih efektif Assessment : Tidak ada antibiotika yang lebih efektif, antibiotika lini pertama untuk pengobatan penyakit COPD menggunakan doxycyclin 100 mg secara oral sudah tepat Hopkin, 2015 and Wells et al , 2015. Kategori IV B Lolos Kategori IV B Tidak ada antibiotika yang lebih aman Assessment : Antibiotika ini cukup aman digunakan karena tidak ada kontraindikasi dengan kondisi fisiologis pasien kecuali hipersensitivitas terhadap tetrasiklin dan tidak ada interaksi dengan obat lain yang digunakan kecuali dengan etanol, agen neuromuskular-blocking dan vitamin K antagonis Lacy et al , 2011. Kategori IV C Lolos Kategori IV C Tidak ada antibiotika yang lebih murah Assessment : Harga antibiotika doxycylin 100 mg merek Dohixat Perusahaan Ifars adalah Rp 759,00 lebih murah dibandingkan doxycylin 100 mg merek Siclidon Perusahaan Sanbe adalah Rp 4.075,00 MIMS, 2015. Kategori IV D Lolos Kategori IV D Tidak ada antibiotika yang lebih spesifik Assessment : Dilakukan kultur darah pada bakteri tetapi hasilnya negatif maka diberikan antibiotika secara empiris. Pemberian antibiotika doxycylin 100 mg secara oral merupakan golongan tetrasiklin yang berspektrum luas tepat digunakan untuk pengobatan COPD yang disebabkan H. influenzae Wells et al ., 2015. 55 Kategori III A Lolos Kategori III A Penggunaan antibiotika tidak terlalu lama Assessment : Penggunaan antibiotika doxycylin 100 mg secara oral tidak terlalu lama, waktu yang dianjurkan 14 hari sedangkan penggunaan antibiotika doxycylin 100 mg secara oral pada pasien yang menderita COPD yang disebabkan H. influenzae diberikan selama 4 hari Lacy et al , 2011. Kategori III B Tidak Lolos Kategori III B Penggunaan antibiotika terlalu singkat Assessment : Penggunaan antibiotika doxycylin 100 mg secara oral terlalu singkat, waktu yang dianjurkan 14 hari. Hal ini tidak sesuai dalam pengobatan COPD yang disebabkan H.influenzae pada penggunaan antibiotika doxycylin 100 mg secara oral selama 4 hari Lacy et al , 2011. Kesimpulan Penggunaan antibiotika terlalu singkat Kategori III B 56 Lampiran 11 Conoth Rekam Medis Kasus 7 Nama Pasien : Kasus 7 No RM : 78054 Umur : 44 tahun Jenis Kelamin : laki-laki Tanggal Masuk : 28.04.2015 Riwayat : - Tanggal Keluar : 11.05.2015 Diagnosa Penyakit :  Pneumonia nosokomial oleh MSSA  Adanya kerusakan otak hipoksia  Sesak nafas  Edema serebral  Penggunaan alkohol berlebih  Sindrom ketergantungan alkohol Hasil Laboratorium : - Tabel XVI. Profil Penggunaan Antibiotika dan Obat Lain Pada Kasus 7 Nama Antibiotika Dosis Antibiotika Aturan Pemakaian Lama Pemberian Jalur Pemberian Ampicillin- Sulbactam 1 g 3x1 sehari 7 hari Intravena Nama Obat Dosis Obat Aturan Pemakaian Lama Pemberian Jalur Pemberian Clexane 0,4 mL 1x sehari 14 hari Subkutan Pantozol 40 mg 1x sehari 14 hari Intravena Keppra 1,5 g 2 x 1,5 g 14 hari Intravena Sufentanil-P nach Bedarf 2-5 mL 2-5 mLjam 14 hari Intravena SK Fresubin fibre 1500 mL - 14 hari Oral 57 Tabel XVII. Analisis Antibiotika Pada Kasus 7 Berdasarkan Diagram Alir Gyssens Antibiotika : Ampicillin - Sulbactam 1 g Kategori Gyssens Hasil Assesment LolosTidak Lolos Per Kategori Kategori VI Lolos Kategori VI Data rekam medis pasien lengkap Assessment : Data rekam medis lengkap. Kategori V Lolos Kategori V Ada indikasi infeksi bakteri Assessment : Ada indikasi infeksi bakteri pada pasien ini adalah menderita penyakit pneumonia nosokomial yang disebabkan MS Staphylokokkus aureus. Kategori IV A Lolos Kategori IV A Tidak ada antibiotika yang lebih efektif Assessment : Tidak ada antibiotika yang lebih efektif, antibiotika lini pertama untuk pengobatan pneumonia nosokomial yang disebabkan MS Staphylokokkus aureus Bacilli gram negatif adalah ampicillin - sulbactam Wells et al , 2015. Kategori IV B Lolos Kategori IV B Tidak ada antibiotika yang lebih aman Assessment : Antibiotika ini cukup aman digunakan karena tidak ada kontraindikasi dengan kondisi fisiologis pasien kecuali hipersensitivitas terhadap penisillin dan tidak ada interaksi dengan obat lain yang digunakan kecuali dengan probenecid, allopurinol dan methotrexate Lacy et al , 2011. Kategori IV C Lolos Kategori IV C Tidak ada antibiotika yang lebih murah Assessment : Harga antibiotika ampicillin-sulbactam 1 g vial merek Viccillin-SX Perusahaan Meiji adalah Rp 5,466,00 lebih murah dibandingkan ampicillin-sulbactam 1 g vial merek Cinam Perusahaan Mahakam Sanbe adalah Rp 74,266,00 MIMS, 2015. Kategori IV D Lolos Kategori IV D Tidak ada antibiotika yang lebih spesifik Assessment : Tidak ada antibiotika yang lebih spesifik, yang digunakan dalam pengobatan pneumonia nosokomial yang disebabkan MS Staphylokokkus aureus. Antibiotika ampicillin - sulbactam 1 g bentuk injeksi yang merupakan golongan penisillin yang berspektrum sempit yang sangat efektif membunuh bakteri MS Staphylokokkus aureus yang meruipakan bakteri gram positif Hopkins, 2015 and Wells et al , 2015 58 Kategori III A Lolos Kategori III A Penggunaan antibiotika tidak terlalu lama Assessment : Penggunaan antibiotika ampicillin-sulbactam 1 g secara intravena tidak terlalu lama, waktu yang dianjurkan 5-10 hari sedangkan penggunaan antibiotika ampicillin-sulbactam 1 g secara intravena diberikan selama 7 hari Lacy et al , 2011. Kategori III B Lolos Kategori III A Penggunaan antibiotika tidak terlalu lama Assessment : Penggunaan antibiotika ampicillin-sulbactam 1 g secara intravena tidak terlalu singkat, waktu yang dianjurkan 5-10 hari sedangkan penggunaan antibiotika ampicillin-sulbactam 1 g secara intravena diberikan selama 7 hari Lacy et al , 2011. Kategori II A Lolos Kategori II A Penggunaan antibiotika tepat dosis Assessment : pasien diberikan antibiotika ampicillin-sulbactam secara intravena dengan dosis 1 gram setiap 7 hari. Hal ini sesuai dengan dosis terapi cefriaxon untuk pneumonia nosokomial yaitu 1 gram setiap 4-7 hari Lacy et al , 2011. Kategori II B Tidak Lolos Kategori II B Penggunaan antibiotika tidak tepat interval pemberian Assessment : pasien diberikan antibiotika ampicillin-sulbactam 1 g secara intravena dengan interval pemberian setiap 8 jam dalam 3x1 gram setiap 7 hari. Hal ini tidak sesuai dengan interval pemberian dalam terapi ampicillin-sulbactam 1 g untuk pneumonia nosokomial yaitu setiap 6 jam dalam 4x1 gram setiap 4-7 hari Lacy et al , 2011. Kesimpulan Penggunaan antibiotika tidak tepat interval pemberian Kategori II B 59 Lampiran 12 Contoh Rekam Medis Kasus 8 Nama Pasien : Kasus 8 No RM : 72172 Umur : 45 tahun Jenis Kelamin : laki-laki Tanggal Masuk : 14.04.2015 Riwayat :  Abdomen akut  Kolesititis kronis dengan peritonitis lokaler  Hiperglikemia dengan DM tipe II  Nikotinabusus  Hiperkolesterolemia, hipertrigliseridemia Tanggal Keluar : 17.04.2015 Diagnosa Penyakit :  Sepsis  Peritonitis akut  Nekrosis pada lambung akibat penggunaan alkohol berlebihan Hasil Laboratorium :  CK Kreatin kinase 273 UL normal: 167 UL  Natrium 133 mmolL normal : 135 - 145 mmolL  Kalsium 1.78 mgdL normal : 9 - 11 mgdL  CRP C-Reactive Protein sedikit meningkat normal : 0,5 mgL PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60 Tabel XVIII. Profil Penggunaan Antibiotika dan Obat Lain Pada Kasus 8 Nama Antibiotika Dosis Antibiotika Aturan Pemakaian Lama Pemberian Jalur Pemberian Meropenem 1 g 3x1 gram 3 hari Intravena Nama Obat Dosis Obat Aturan Pemakaian Lama Pemberian Jalur Pemberian Clexane 0,4 mL 1x sehari 4 hari Subkutan Pantoprazol 40 mg 1x sehari 4 hari Oral Novalgin 40 g 4x sehari 4 hari Oral Oxycodon 10 mg 2x1 sehari 4 hari Oral Simvastatin 40 mg 1x sehari 4 hari Oral Jonosteril 1000 mL - 4 hari Intravena Rest Structokabiven peripher - - 4 hari Intravena Januvia 50 mg 1x sehari 4 hari Oral Metformin 1 g 2x1 sehari 4 hari Oral PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61 Tabel XIX. Analisis Antibiotika Pada Kasus 8 Berdasarkan Diagram Alir Gyssens Antibiotika : Meropenem 1 g Kategori Gyssens Hasil Assesment LolosTidak Lolos Per Kategori Kategori VI Lolos Kategori VI Data rekam medis pasien lengkap Assessment : Data rekam medis lengkap Kategori V Lolos Kategori V Ada indikasi infeksi bakteri Assessment : Adanya indikasi penyakit akibat infeksi bakteri. Peritonitis akut merupakan respon inflamasi pada lapisan peritoneum yang disebabkan oleh bakteri secara spontan dapat berupa bakteri gram positif maupun gram negatif dan beresiko tinggi pada pasien gagal ginjal akut. Sedangkan penyakit sepsis merupakan sindrom respon inflamasi sistemik sekunder terhadap infeksi bakteri kemungkinan sebagian besar disebabkan bakteri gram negatif tetapi bakteri gram positif juga bisa. Selain ini juga didukung dengan nilai C- Reactive Protein sedikit meningkat, nilai CK Kreatin kinase 273 UL normal : 167 UL yang berada di luar batas normal sehingga menunjukkan adanya infeksi bakteri Wells et al , 2015. Kategori IV A Lolos Kategori IV A Tidak Ada antibiotika yang lebih efektif Assessment : Tidak ada antibiotika yang lebih efektif sehingga pengobatan peritonitis akut yang disebabkan bakteri secara spontan dan penyakit sepsis menggunakan Meropenem 1g bentuk injeksi sudah tepat karena pasien mempunyai riwayat abdomen akut Hopkins, 2015 and Wells et al , 2015. Kategori IV B Lolos Kategori IV B Tidak ada antibiotika yang lebih aman Assessment : Antibiotika ini cukup aman digunakan karena tidak ada kontraindikasi dengan kondisi fisiologis pasien seperti terjadi reaksi anaphylactic dan tidak ada interaksi dengan obat lain yang digunakan kecuali dengan probenecid Lacy et al , 2011. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62 Kategori IV C Lolos Kategori IV C Tidak ada antibiotika yang lebih murah Assessment : Harga antibiotika meropenem 1 g merek Merabot Perusahaan Interbat adalah Rp 330.000,00 lebih murah dibandingkan meropenem 1 g merek Eradix Perusahaan Pharos adalah Rp 350.000,00 MIMS, 2015. Kategori IV D Lolos Kategori IV D Tidak ada antibiotika yang lebih spesifik Assessment : Tidak dilakukan kultur bakteri sehingga tidak diketahui jenis bakteri penginfeksi pasien pada awal diagnosa, sehingga pemberian antibiotika dilakukan berdasarkan riwayat pasien dan secara empiris. Antibiotika meropenem 1 g bentuk injeksi merupakan golongan beta-laktam yang berspektrum luas sehingga tepat digunakan untuk pengobatan peritonitis akut dan sepsis yang bakteri tidak diketahui dengan jelas yang dapat berupa bakteri gram negatif maupun gram positif Hopkins, 2015 and Wells et al , 2015. Kategori III A Lolos Kategori III A Penggunaan antibiotika tidak terlalu lama Assessment : Penggunaan antibiotika meropenem 1 g secara intravena tidak terlalu lama, waktu yang dianjurkan 4-7 hari sedangkan penggunaan antibiotika meropenem 1 g secara intravena diberikan selama 4-5 hari Lacy et al , 2011. Kategori IIIB Lolos Kategori III B Penggunaan antibiotika tidak terlalu singkat Assessment : Penggunaan antibiotika meropenem 1 g secara intravena tidak terlalu singkat, waktu yang dianjurkan 4-7 hari sedangkan penggunaan antibiotika meropenem 1 g secara intravena diberikan selama 4-5 hari Lacy et al , 2011. Kategori II A Lolos Kategori II A Penggunaan antibiotika tepat dosis Assessment : pasien diberikan antibiotika meropenem 1 g secara intravena dengan dosis 3 x 1 gram setiap 4-5 hari. Hal ini sesuai dengan dosis terapi meropenem untuk peritonitis akut dan sepsis yaitu 3 x 1 gram setiap 4-7 hari Lacy et al , 2011. 63 Kategori II B Lolos Kategori II B Penggunaan antibiotika tepat interval pemberian Assessment : pasien diberikan antibiotika meropenem 1 g secara intravena dengan interval pemberian setiap 8 jam dalam 3x1 gram setiap 4-5 hari. Hal ini sesuai dengan interval pemberian dalam terapi meropenem 1 g untuk peritonitis akut dan sepsis yaitu setiap 8 jam dalam 3x1 gram setiap 4-7 hari Lacy et al , 2011. Kategori II C Lolos Kategori II C Rute pemberian antibiotika tepat Assessment : Pasien diberikan antibiotika meropenem 1 g dengan jalur pemberian secara intravena dengan aturan pemakaian 3x1 gram selama 4-5 hari. Hal ini sesuai dengan jalur pemberian secara intravena dalam terapi meropenem 1 g untuk peritonitis akut dan sepsis dalam aturan pemakaian 3x1 gram setiap 4-7 hari Lacy et al , 2011. Kategori I Lolos Kategori I Waktu pemberian antibiotika tepat Assessment : pasien diberikan antibiotika meropenem 1 g secara intravena dengan waktu pemberian 3x sehari dalam 1 gram setiap 4-5 hari. Hal ini sesuai dengan waktu pemberian dalam terapi meropenem 1 g untuk peritonitis akut dan sepsis yaitu 3x sehari dalam 1 gram setiap 4-7 hari Lacy et al , 2011. Kategori O Penggunaan antibiotika tepat atau bijak 64 Lampiran 13 Contoh Rekam Medis Kasus 9 Nama Pasien : Kasus 9 No RM : 78628 Umur : 92 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Tanggal Masuk : 28.04.2015 Riwayat : Sebelumnya, pasien rawat inap ini dirawat di Klinik Rehabilitasi Geriatri Bethel, Trossingen dan dipindahkan pada tanggal 27.08.2015 Tanggal Keluar : 04.05.2015 Diagnosa Penyakit:  Sepsis  Inkontinensia urin  Penyakit jantung aterosklerotik  Penyakit jantung hipertensi  Hipotiroid Pemeriksaan Fisik :  Denyut jantung 89 menit normal : 60 – 100menit  Tidak ada edema atau sianosis  Tidak ada suara berderak  Tidak ada tekanan nyeri  Sering mengantuk Hasil Laboratorium : - 65 Tabel XX. Profil Penggunaan Antibiotika dan Obat Lain Pada Kasus 9 Nama Antibiotika Dosis Antibiotika Waktu Pemberian Lama Pemberian Jalur Pemberian Metronidazol 400 mg 2x1 sehari 7 hari Oral Nama Obat Dosis Obat Waktu Pemberian Lama Pemberian Jalur Pemberian Ramipril 10 mg 1x sehari 7 hari Oral Bisoprolol 5 mg 1x sehari 7 hari Oral Simvastatin 20 mg 1x sehari 7 hari Oral L-Thyroxin 100µg 1x sehari 7 hari Oral Nexium 20 mg 1x sehari 7 hari Oral Eubiol Kps - 2x1 sehari 7 hari Oral Novalgin Tropfen 500 mgmL - 7 hari Oral Heparin 7500 IE 2x setiap hari 7 hari Intravena Fresubin 1000 mL 50 mLjam 7 hari Ventilator H20 1000 mL 75 mLjam 7 hari Ventilator 66 Tabel XXI. Analisis Antibiotika Pada Kasus 9 Berdasarkan Diagram Alir Gyssens Antibiotika : metronidazol 400 mg Kategori Gyssens Hasil Assesment LolosTidak Lolos Per Kategori Kategori VI Lolos Kategori VI Data rekam medis pasien lengkap Assessment : Data rekam medis lengkap Kategori V Tidak Lolos Kategori V Tidak ada indikasi infeksi bakteri Assessment : Adanya indikasi infeksi bakteri pada pasien yang menderita sepsis yang merupakan sindrom respon inflamasi sistemik sekunder terhadap infeksi bakteri yang kemungkinan sebagian besar disebabkan bakteri gram negatif tetapi gram positif juga bisa Wells et al , 2015. Kategori IVA Lolos Kategori IVA Tidak ada antibiotika yang lebih efektif Assessment : Tidak ada antibiotika yang lebih efektif sehingga pengobatan sepsis menggunakan metronidazol 400 mg secara oral sudah tepat Wells et al , 2015. Kategori IVB Lolos Kategori IVB Tidak ada antibiotika yang lebih aman Assessment : Antibiotika ini cukup aman digunakan karena tidak ada kontraindikasi dengan kondisi fisiologis pasien seperti hipersensitivitas terhadap metronidazol dan derivatif nitroimidazol serta tidak ada interaksi dengan obat lain yang digunakan kecuali dengan alkohol, busulfan, kolkisin, eplerenon dan antagonis vitamin K Lacy et al , 2011. Kategori IVC Lolos Kategori IVC Tidak ada antibiotika yang lebih murah Assessment : Harga antibiotika metronidazol 400 mg merek Metrolet Perusahaan Harsen adalah Rp 576,00 dibandingkan antibiotika metronidazol merek Trichodazol Perusahaan Sanbe adalah Rp 1.008,00 MIMS, 2015. 67 Kategori IVD Lolos Kategori IVD Tidak ada antibiotika yang lebih spesifik Assessment : Tidak dilakukan kultur bakteri sehingga tidak diketahui jenis bakteri penginfeksi pasien pada awal diagnosa, sehingga pemberian antibiotika secara empiris. Antibiotika metronidazol 400 mg secara oral adalah turunan nitroimidazol yang berspektrum luas sehingga tepat untuk pengobatan sepsis yang bakteri tidak diketahui secara jelas Wells et al , 2015. Kategori IIIA Lolos Kategori IIIA Penggunaan antibiotika tidak terlalu lama Assessment : Penggunaan antibiotika metronidazol 400 mg secara oral tidak terlalu lama, waktu yang dianjurkan adalah 4- 7 hari sedangkan penggunaan antibiotika metronidazol 400 mg secara oral dalam pengobatan sepsis pada pasien adalah 7 hari Lacy et al , 2011. Kategori IIIB Lolos Kategori IIIB Penggunaan antibiotika tidak terlalu singkat Assessment : Penggunaan antibiotika metronidazol 400 mg secara oral tidak terlalu singkat, waktu yang dianjurkan adalah 4-7 hari sedangkan penggunaan antibiotika metronidazol 400 mg secara oral dalam pengobatan sepsis pada pasien adalah 7 hari Lacy et al , 2011. Kategori IIA Tidak lolos Kategori IIA Penggunaan antibiotika tidak tepat dosis Assessment : Pasien yang diberikan antibiotika metronidazol secara oral dalam dosis 400 mg selama 7 hari untuk pengobatan sepsis namun tidak sesuai dengan dosis terapi antibiotika metronidazol yaitu 500 mg selama 4-7 hari Lacy et al , 2011. Kesimpulan Penggunaan antibiotika tidak tepat dosis Kategori IIA 68 Lampiran 14 Contoh Rekam Medis Kasus 10 Nama Pasien : Kasus 10 No RM : 72355 Umur : 77 tahun Jenis Kelamin : perempuan Tanggal Masuk : 07.08.2015 Riwayat :  Beberapa minggu, pasien mengeluh tekanan dipsnea meningkat  Takipnea pada muatan rendah Tanggal Keluar : 19.08.2015 Diagnosa Penyakit :  Septic arthritis - Adanya infeksi pada sendi bahu kanan  Penyakit ginjal kronis stadium 3  Nefropati diabetes  Adiposalgia Hasil Laboratorium : Hamatologie - EDTA vom 10.08.2015 :  Leukosit 6,2 x 10ˆ3 μL normal : 4,4 - 10,1  Eritrosit 3,7 x 10ˆ6 μL normal : 4,0 - 5,2  Hemoglobin 11,1 g dL normal : 12,0 - 16,0 gdL  Hematokrit 35,1 normal : 34,9 – 44,5 Klinische Chemie - Serum :  Urea 24 mgdL normal : 7 - 22 mgdL  Kreatinin 1,07 mg dL normal : 0,56 - 1,0 mgdL  GFR Glomerular Filtrate Rate 50 mL min normal : 60 – 89 mLmin  CRP C-Reactive Protein 10,10 mg L normal : 0,50 mgL  Kalium 4,03 mmolL normal : 3,5 – 5,3 mmolL  Natrium 143 mmolL normal : 135 – 145 mmolL  Kalsium 2,21 mmolL normal : 9 – 11 mmolL PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69 Tabel XXII. Profil Penggunaan Antibiotika dan Obat Lain Pada Kasus 10 Nama Antibiotika Dosis Antibiotika Aturan Pemakaian Lama Pemberian Jalur Pemberian Ciprofloxacin 250 mg 2x1 sehari 13 hari Oral Nama Obat Dosis Obat Aturan Pemakaian Lama Pemberian Jalur Pemberian Metamizol 500 mg 4x sehari 13 hari Oral Tilidin Naloxon 1008 mg 2x1 sehari 13 hari Oral Pantoprazol 40 mg 1x sehari 13 hari Oral Enoxaparin 40 mg 0,4 mL 1x tgl 13 hari Subkutan Asetilsalisilat 100 mg 1x sehari 13 hari Oral Bisoprolol 10 mg 1x sehari 13 hari Oral Torasemid 10 mg 2x1 sehari 13 hari Oral Metformin 500 mg Dihentikan - Oral Doxepin 100 mg 1x sehari 13 hari Oral Folsaure 0,5 mg 2x1 sehari 13 hari Oral 70 Tabel XXIII. Analisis Antibiotika Pada Kasus 10 Berdasarkan Diagram Alir Gyssens Antibiotika : Ciprofloxacin 250 mg Kategori Gyssens Hasil Assesment LolosTidak Lolos Per Kategori Kategori VI Lolos Kategori VI Data rekam medis pasien lengkap Assessment : Data rekam medis lengkap. Kategori V Lolos Kategori V Ada indikasi infeksi bakteri Assessment : Ada indikasi infeksi bakteri pada sendi bahu kanan septic arthritis yang sebagian besar disebabkan bakteri gram negatif maupun gram positif juga bisa dan disertai hasil laboratorium yang menunjukkan nilai eritrosit 3,7 x 106µL normal : 4,0-5,2 yang berada di luar batas normal. Kategori IV A Lolos Kategori IV A Tidak ada antibiotika yang lebih efektif Assessment : Tidak ada antibiotika yang lebih efektif, antibiotika lini pertama untuk pengobatan septic arthritis adalah ciprofloxacin Sharff et al , 2013. Kategori IV B Lolos Kategori IV B Tidak ada antibiotika yang lebih aman Assessment : Antibiotika ini cukup aman digunakan karena tidak ada kontraindikasi dengan kondisi fisiologis pasien kecuali hipersensitivitas terhadap kuinolon dan tidak ada interaksi dengan obat lain yang digunakan kecuali dengan etanol, kortikosteroid, insulin dan vitamin K antagonis Lacy et al , 2011. Kategori IV C Lolos Kategori IV C Tidak ada antibiotika yang lebih murah Assessment : Harga antibiotika ciprofloxacin 250 mg merek Lapiflox Perusahaan Lapi adalah Rp 4.600,00 lebih murah dibandingkan ciprofloxacin 250 mg Ciprec 500 Perusahaan Caprifarmindo adalah Rp 5.557,00 MIMS, 2015. 71 Kategori IV D Lolos Kategori IV D Tidak ada antibiotika yang lebih spesifik Assessment : Tidak dilakukan kultur bakteri sehingga tidak diketahui jenis bakteri penginfeksi pasien pada awal diagnosa, sehingga pemberian antibiotika dilakukan secara empiris. Antibiotika ciprofloxacin merupakan antibiotika golongan kuinolon berspektrum luas dan sangat efektif terhadap bakteri gram negatif Sharff et al , 2013. Kategori III A Lolos Kategori III A Penggunaan antibiotika tidak terlalu lama Assessment : Penggunaan antibiotika cefriaxon 250 mg secara oral tidak terlalu lama, waktu yang dianjurkan 14 hari sedangkan penggunaan antibiotika cefriaxon 250 mg secara oral pada pasien yang menderita infeksi bahu kanan diberikan selama 13 hari Lacy et al , 2011. Kategori III B Tidak Lolos Kategori III A Penggunaan antibiotika terlalu singkat Assessment : Penggunaan antibiotika cefriaxon 250 mg secara oral terlalu singkat, waktu yang dianjurkan 14 hari sedangkan penggunaan antibiotika cefriaxon 250 mg secara oral pada pasien yang menderita septic arthritis diberikan selama 13 hari Lacy et al , 2011. Kesimpulan Penggunaan antibiotika terlalu singkat Kategori III B 72 Lampiran 15 Contoh Rekam Medis Kasus 11 Nama Pasien : Kasus 11 No RM : 78628 Umur : 79 tahun Jenis Kelamin : laki-laki Tanggal Masuk : 05.09.2015 Riwayat : - Tanggal Keluar : 10.09.2015 Diagnosa Penyakit :  Sepsis  Pneumonia aspirasi - Insufisiensi pernafasan akut  Penyakit parkinson Hasil Laboratorium : Rontgen Thorax von 08.09.2015 : Eksaserbasi, meningkatkan infiltrasi Transthorakale Echokardiographie TPE vom 05.09.2015 :  Sinustakikardia denyut jantung 120 menit normal : 60 – 100menit  RV Right Ventrikular melebar  LV Left Ventrikular sedikit melebar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73 Tabel XXIV. Profil Penggunaan Antibiotika dan Obat Lain Pada Kasus 11 Nama Antibiotika Dosis Antibiotika Aturan Pemakaian Lama Pemberian Jalur Pemberian Meropenem 1 g 3x1 gram 3 hari Intravena Klacid 500 mg 2x1 sehari 6 hari Oral Nama Obat Dosis Obat Aturan Pemakaian Lama Pemberian Jalur Pemberian Clexane 0,4 mL 1x sehari 6 hari Subkutan Pantozol 40 mg 1x sehari 6 hari Oral ASS 100 mg 1x sehari 6 hari Oral Clopidogrel 75 mg 1x sehari 6 hari Oral Nebilet 2,5 mg 2x1 sehari 6 hari Oral Ramipril 2,5 mg 1x sehari 6 hari Oral Torem 10 mg 2x sehari 6 hari Oral Spironolakton 25 mg 1x sehari 6 hari Oral Lasix 40 mg - 6 hari Intravena NAC Brause 600 mg 3x sehari 6 hari Oral Eubiol Kps 375 mg 2x1 sehari 6 hari Oral Madopar T 10025 mg - 6 hari Oral Madopar Depot 10025 mg 1x sehari 6 hari Oral Laxans supp - - bei bed Oral Laxoberal 10° - 1x sehari 6 hari Oral Jonosteril 1000 mL - 6 hari Intravena Inhalation mit Lsg. 1 - 3x tgl 6 hari Inhaler O2 6 L 6 L menit 6 hari Ventilator PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74 Tabel XXV. Analisis Antibiotika Pada Kasus 11 Berdasarkan Diagram Alir Gyssens Antibiotika : 1. Meropenem 1 g Kategori Gyssens Hasil Assesment LolosTidak Lolos Per Kategori Kategori VI Lolos Kategori VI Data rekam medis pasien lengkap Assessment : Data rekam medis lengkap. Kategori V Lolos Kategori V Ada indikasi infeksi bakteri Assessment : Adanya indikasi infeksi bakteri penyakit pada pasien yang menderita penyakit sepsis yang merupakan sindrom respon inflamasi sistemik sekunder terhadap infeksi bakteri kemungkinan sebagian besar disebabkan bakteri gram negatif tetapi bakteri gram positif juga bisa dan pneumonia aspirasi yang disebabkan Bacilli gram positif Wells et al , 2015. Kategori IV A Lolos Kategori IV A Tidak ada antibiotika yang lebih efektif Assessment : Tidak ada antibiotika yang lebih efektif sehingga pengobatan penyakit sepsis dan pneumonia aspirasi menggunakan Meropenem 1g bentuk injeksi sudah tepat dan apabila dikombinasi dengan antibiotika klacid 500 mg dapat mengatasi bakteri gram positif yang dapat terjadi Wells et al , 2015. Kategori IV B Lolos Kategori IV B Tidak ada antibiotika yang lebih aman Assessment : Antibiotika ini cukup aman digunakan karena tidak ada kontraindikasi dengan kondisi fisiologis pasien seperti terjadi reaksi anaphylactic dan tidak ada interaksi dengan obat lain yang digunakan kecuali dengan probenecid Lacy et al , 2011. Kategori IV C Lolos Kategori IV C Tidak ada antibiotika yang lebih murah Assessment : Harga antibiotika meropenem 1 g merek Merabot Perusahaan Interbat adalah Rp 330.000,00 lebih murah dibandingkan meropenem 1 g merek Eradix Perusahaan Pharos adalah Rp 350.000,00 MIMS, 2015. 75 Kategori IV D Lolos Kategori IV D Tidak ada antibiotika yang lebih spesifik Assessment : Tidak dilakukan kultur bakteri sehingga tidak diketahui jenis bakteri penginfeksi pasien pada awal diagnosa, sehingga pemberian antibiotika dilakukan berdasarkan empiris. Antibiotika meropenem 1 g bentuk injeksi merupakan golongan beta-laktam yang berspektrum luas sehingga tepat digunakan untuk pengobatan sepsis dan pneumonia aspirasi yang bakteri tidak diketahui dengan jelas bisa berupa bakteri gram positif dan gram negatif Wells et al , 2015 Kategori III A Lolos Kategori III A Penggunaan antibiotika tidak terlalu lama Assessment : Penggunaan antibiotika meropenem 1 g secara intravena tidak terlalu lama, waktu yang dianjurkan 4-7 hari sedangkan penggunaan antibiotika meropenem 1 g dalam pengobatan sepsis dan pneumonia aspirasi secara intravena diberikan selama 3 hari Lacy et al , 2011. Kategori III B Tidak Lolos Kategori III B Penggunaan antibiotika terlalu singkat Assessment : Penggunaan antibiotika meropenem 1 g secara intravena terlalu singkat, waktu yang dianjurkan 4-7 hari. Hal ini tidak sesuai dengan penggunaan antibiotika meropenem 1 g secara intravena dalam pengobatan sepsis dan pneumonia aspirasi diberikan selama 3 hari Lacy et al , 2011. Kesimpulan Penggunaan antibiotika terlalu singkat Kategori III B 76 Tabel XXVI. Analisis Antibiotika Pada Kasus 11 Berdasarkan Diagram Alir Gyssens Antibiotika : 2. Klacid 500 mg Kategori Gyssens Hasil Assesment LolosTidak Lolos Per Kategori Kategori VI Lolos Kategori VI Data rekam medis pasien lengkap Assessment : Data rekam medis lengkap. Kategori V Lolos Kategori V Ada indikasi infeksi bakteri Assessment : Adanya indikasi infeksi bakteri penyakit pada pasien yang menderita penyakit sepsis yang merupakan sindrom respon inflamasi sistemik sekunder terhadap infeksi bakteri kemungkinan sebagian besar disebabkan bakteri gram negatif tetapi bakteri gram positif juga bisa dan pneumonia aspirasi yang disebabkan Bacilli gram positif Wells et al , 2015. Kategori IV A Lolos Kategori IV A Tidak ada antibiotika yang lebih efektif Assessment : Tidak ada antibiotika yang lebih efektif sehingga pengobatan penyakit sepsis dan pneumonia aspirasi menggunakan antibiotika klacid 500 g secara oral sudah tepat dan apabila dikombinasi dengan antibiotika meropenem 1 g dapat mengatasi bakteri gram negatif yang dapat terjadi Wells et al , 2015. Kategori IV B Lolos Kategori IV B Tidak ada antibiotika yang lebih aman Assessment : Antibiotika ini cukup aman digunakan karena tidak ada kontraindikasi dengan kondisi fisiologis pasien kecuali hipersensitivitas terhadap antibiotika makrolida dan tidak ada interaksi dengan obat lain yang digunakan kecuali dengan agen antifungal, agen antineoplastik dan etanol Lacy et al , 2011. Kategori IV C Lolos Kategori IV C Tidak ada antibiotika yang lebih murah Assessment : Harga antibiotika klacid 500 mg merek Orixal Perusahaan Ifars adalah Rp 8.800,00 lebih murah dibandingkan klacid 500 mg merek Bicrolid Perusahaan Sanbe adalah Rp 19.156,00 MIMS, 2015. 77 Kategori IV D Lolos Kategori IV D Tidak ada antibiotika yang lebih spesifik Assessment : Tidak dilakukan kultur bakteri sehingga tidak diketahui jenis bakteri penginfeksi pasien pada awal diagnosa, sehingga pemberian antibiotika dilakukan secara empiris. Antibiotika klacid 500 mg secara oral merupakan golongan makrolida yang berspektrum sempit untuk bakteri gram positif sehingga tepat digunakan untuk pengobatan pneumonia aspirasi dan sepsis apabila dikombinasikan dengan meropenem 1 g karena bakteri tidak diketahui secara jelas bisa berupa bakteri gram positif dan gram negatif Hopkins, 2015 and Wells et al , 2015. Kategori III A Lolos Kategori III A Penggunaan antibiotika tidak terlalu lama Assessment : Penggunaan antibiotika klacid 500 mg secara oral tidak terlalu lama, waktu yang dianjurkan 7-14 hari sedangkan penggunaan antibiotika klacid 500 mg secara oral diberikan selama 6 hari Lacy et al , 2011. Kategori III B Tidak Lolos Kategori III A Penggunaan antibiotika terlalu singkat Assessment : Penggunaan antibiotika klacid 500 mg secara oral terlalu singkat, waktu yang dianjurkan 7-14 hari sedangkan penggunaan antibiotika klacid 500 mg secara oral diberikan selama 6 hari Lacy et al , 2011. Kesimpulan Penggunaan antibiotika terlalu singkat Kategori III B 78 Lampiran 16 Contoh Rekam Medis Kasus 12 Nama Pasien : Kasus 12 No RM : 78669 Umur : 69 tahun Jenis Kelamin : laki-laki Tanggal Masuk : 05.04.2015 Riwayat :  Tubuh pasien lemas  Tidak batuk  Tidak sakit perut  Tidak ada nyeri leher dan telinga Tanggal Keluar : 30.04.2015 Diagnosa Penyakit:  Clostridium difficile terkait sepsis  Gagal jantung dekompensasi global NYHA III dengan penyakit jantung hipertensi  Dermatitis kongenital  Penyakit ginjal kista  Cholecystolithiasis Hasil Laboratorium : Blutkultur Kultur Darah, 06,04,15 : Secara mikroskopis pada kultur darah tidak ada bakteri dan jamur Stuhlbefund, 07.04.15 :  Clostridium difficile negatif  Clostridium difficile-Antigen GHD tidak terdeteksi 79 Tabel XXVII. Profil Penggunaan Antibiotika dan Obat Lain Pada Kasus 12 Nama Antibiotika Dosis Antibiotika Aturan Pemakain Lama Pemberian Jalur Pemberian Vancomycin 250 mg 4x sehari 14 hari Oral Nama Obat Dosis Obat Aturan Pemakain Lama Pemberian Jalur Pemberian Metoprolol 47,5 mg 12 dalam 2x sehari 26 hari Oral Torem 200 mg 14 dalam 1x sehari 26 hari Oral Spironolakton 25 mg 1x sehari lalu dihentikan 1 hari Oral Revatio 20 mg 2x1 sehari 26 hari Oral Melperon 25 mg 2x sehari 26 hari Oral Lyrica 75 mg 1x sehari 26 hari Oral Pantozol 40 mg 1 x sehari 26 hari Oral Eubiol Kapsul - 2x sehari 14 hari Oral Calcilac Kautbl 500 mg kalsium 400 IE Vit D 1x sehari 26 hari Oral Fentanyl 12,5 µg 12,5 µg 72 jam 24 hari Subkutan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80 Tabel XXVIII. Analisis Antibiotika Pada Kasus 12 Berdasarkan Diagram Alir Gyssens Antibiotika : Vancomycin 250 mg Kategori Gyssens Hasil Assesment LolosTidak Lolos Per Kategori Kategori VI Lolos Kategori VI Data rekam medis pasien lengkap Assessment : Data rekam medis lengkap Kategori V Lolos Kategori V Ada indikasi infeksi bakteri Assessment : Ada indikasi infeksi bakteri pada penyakit sepsis yang disebabkan clostridium difficile yang merupakan bakteri gram positif Wells et al , 2015, Kategori IVA Lolos Kategori IVA Tidak ada antibiotika yang lebih efektif Assessment : Tidak ada antibiotika yang lebih efektif sehingga pengobatan sepsis yang disebabkan clostridium difficile sudah tepat menggunakan vancomycin 250 mg secara oral Wells et al , 2015. Kategori IVB Lolos Kategori IVB Tidak ada antibiotika yang lebih aman Assessment : Antibiotika ini cukup aman digunakan karena tidak ada kontraindikasi dengan kondisi fisiologis pasien kecuali hipersensitivitas terhadap vankomisin dan tidak ada interaksi dengan obat lain yang digunakan kecuali dengan aminoglikosida, colistimetat dan galium nitrat Lacy et al , 2011. Kategori IVC Lolos Kategori IVC Tidak ada antibiotika yang lebih murah Assessment : Harga antibiotika vancomycin 250 mg bentuk tablet merek Dacin Perusahaan Mersifarma TM adalah Rp 4.111,00 lebih murah dibandingkan vancomycin 250 mg bentuk tablet merek Dalacin C Perusahaan Pfizer adalah Rp 11.316,00 MIMS, 2015. 81 Kategori IV D Lolos Kategori IVD Tidak ada antibiotika yang lebih spesifik Assessment : Tidak ada antibiotika yang lebih spesifik, yang digunakan dalam pengobatan sepsis yang disebabkan clostridium difficile. Antibiotika vancomycin 250 mg secara oral merupakan golongan beta laktam yang berspektrum sempit untuk bakteri gram positif Wells et al , 2015. Kategori IIIA Tidak Lolos Kategori IIIA Penggunaan antibiotika terlalu lama Assessment : Penggunaan antibiotika vancomycin 250 mg secara oral terlalu lama, waktu yang dianjurkan adalah 7-10 hari sedangkan yang antibiotika vancomycin 250 mg diberikan pasien untuk pengobatan sepsis yang disebabkan clostridium difficile adalah 14 hari Lacy et al , 2011. Kesimpulan Penggunaan antibiotika terlalu lama Kategori IIIA 82 Lampiran 17 Contoh Rekam Medis Kasus 13 Nama Pasien : Kasus 13 No RM : 78653 Umur : 49 tahun Jenis Kelamin : perempuan Tanggal Masuk : 19.02.2015 Riwayat : - Tanggal Keluar : 25.02.2015 Diagnosa Penyakit :  COPD pada stadium lanjut  Pneumonia aspirasi - Terjadi insufisiensi pernafasan  Obesitas hipoventilasi dengan BMI 35-40 kgm²  Penggunaan nikotin yang berlebihan 3-5 box hari  Halusinasi  Ketidakstabilan tingkah laku sindrom borderline  Ketergantungan alkohol  Ketergantungan nikotin  Kejang-kejang Hasil Laboratorium : Hasil Elektrokardiographie pada tanggal 19.02.2015: Sinustakikardia denyut jantung dalam tipe yang berbeda Hf Heart Failure 100 min dalam rentang normal MZV Labor Ravensburg-Labor Dr.Gartner: Pada kultur darah ada bakteri aerobik dan anaerobik secara mikroskopis pada tanggal 19.02.2015 Serum pada tanggal 20.02.2015 : Influenza A-Virus AK IgA EIA 2U ml 10 Influenza A-Virus AK IgG EIA 13U ml 10 Influenza B-Virus AK IgG EIA 5U ml 10 Influenza B-Virus AK IgG EIA 34U ml 10 83 Tabel XXIX. Profil Penggunaan Antibiotika dan Obat Lain Pada Kasus 13 Nama Antibiotika Dosis Antibiotika Aturan Pemakaian Lama Pemberian Jalur Pemberian Doxycylin 100 mg 2x1 sehari 9 hari Oral Amoclav 1000 mg 2x1 sehari 9 hari Oral Nama Obat Dosis Obat Aturan Pemakaian Lama Pemberian Jalur Pemberian Ultibro 1 tetes 7 hari Parenteral Prednisolon - Berdasarkan rencana - Oral Melneurin - Jika dibutuhkan - Oral Laxofalk Btl - 1x sehari 7 hari Oral ACC 600 mg 1x sehari 7 hari Oral Torem 10 mg 1x sehari 7 hari Oral Floanxol 10 1 mL - 14 hari Intravena Doxepin 50 mg 1x sehari 7 hari Oral Zyprexa 10 mg 1x sehari 7 hari Oral Trimipramin 50 mg 1x sehari 7 hari Oral Seroquel Prolong 50 mg - 7 hari Oral Eubiol Kps - 2x1 sehari 7 hari Oral 84 Tabel XXX. Analisis Antibiotika Pada Kasus 13 Berdasarkan Diagram Alir Gyssens Antibiotika : 1. Doxycylin 100 mg Kategori Gyssens Hasil Assesment LolosTidak Lolos Per Kategori Kategori VI Lolos Kategori VI Data rekam medis pasien lengkap Assessment : Data rekam medis lengkap Kategori V Lolos Kategori V Ada indikasi infeksi bakteri Assessment : Ada indikasi infeksi bakteri pada pasien yang menderita COPD yang merupakan penyakit paru obstruktif kronis yang disebabkan antimikroba H. Influenzae Wells et al , 2015. Kategori IV A Lolos Kategori IV A Tidak ada antibiotika yang lebih efektif Assessment : Tidak ada antibiotika yang lebih efektif, antibiotika lini pertama untuk pengobatan penyakit COPD menggunakan doxycyclin 100 mg secara oral sudah tepat Hopkin, 2015 and Wells et al , 2015. Kategori IV B Lolos Kategori IV B Tidak ada antibiotika yang lebih aman Assessment : Antibiotika ini cukup aman digunakan karena tidak ada kontraindikasi dengan kondisi fisiologis pasien kecuali hipersensitivitas terhadap tetrasiklin dan tidak ada interaksi dengan obat lain yang digunakan kecuali dengan etanol, agen neuromuskular-blocking dan vitamin K antagonis Lacy et al , 2011. Kategori IV C Lolos Kategori IV C Tidak ada antibiotika yang lebih murah Assessment : Harga antibiotika doxycylin 100 mg merek Dohixat Perusahaan Ifars adalah Rp 759,00 lebih murah dibandingkan doxycylin 100 mg merek Siclidon Perusahaan Sanbe adalah Rp 4.075,00 MIMS, 2015. 85 Kategori IV D Lolos Kategori IV D Tidak ada antibiotika yang lebih spesifik Assessment : Dilakukan kultur bakteri sehingga diketahui jenis bakteri penginfeksi pasien, tetapi pemberian antibiotika doxycylin 100 mg secara oral merupakan golongan tetrasiklin yang berspektrum luas tepat digunakan untuk pengobatan COPD yang disebabkan H. influenzae bakteri gram negatif karena antibiotika ini dikombinasikan dengan amoclav 1000 mg untuk mengatasi bakteri gram positif Wells et al , 2015. Kategori III A Lolos Kategori III A Penggunaan antibiotika tidak terlalu lama Assessment : Penggunaan antibiotika doxycylin 100 mg secara oral tidak terlalu lama, waktu yang dianjurkan 14 hari sedangkan penggunaan antibiotika doxycylin 100 mg secara oral pada pasien yang menderita COPD yang disebabkan H. influenzae bakteri gram negatif diberikan selama 9 hari Lacy et al , 2011. Kategori III B Tidak Lolos Kategori III B Penggunaan antibiotika terlalu singkat Assessment : Penggunaan antibiotika doxycylin 100 mg secara oral terlalu singkat, waktu yang dianjurkan 14 hari sedangkan penggunaan antibiotika doxycylin 100 mg secara oral pada pasien yang menderita COPD yang disebabkan H. influenzae bakteri gram negatif diberikan selama 9 hari Lacy et al , 2011. Kesimpulan Penggunaan antibiotika terlalu singkat Kategori III B 86 Tabel XXXI. Analisis Antibiotika Pada Kasus 13 Berdasarkan Diagram Alir Gyssens Antibiotika : 2. Amoclav 1000 mg Amoksisilin Klavulanat 1000 mg Kategori Gyssens Hasil Assesment LolosTidak Lolos Per Kategori Kategori VI Lolos Kategori VI Data rekam medis pasien lengkap Assessment : Data rekam medis lengkap. Kategori V Lolos Kategori V Ada indikasi infeksi bakteri Assessment : Ada indikasi infeksi bakteri pada pasien yang menderita pneumonia aspirasi yang disebabkan Bacilli gram negatif Wells et al , 2015. Kategori IV A Lolos Kategori IV A Tidak ada antibiotika yang lebih efektif Assessment : Tidak ada antibiotika yang lebih efektif, antibiotika lini pertama untuk pengobatan penyakit pneumonia aspirasi menggunakan amoclav 1000 mg secara oral sudah tepat Hopkin, 2015 and Wells et al , 2015. Kategori IV B Lolos Kategori IV B Tidak ada antibiotika yang lebih aman Assessment : Antibiotika ini cukup aman digunakan karena tidak ada kontraindikasi dengan kondisi fisiologis pasien kecuali hipersensitivitas terhadap penisilin dan pasien hemodialisis serta tidak ada interaksi dengan obat lain yang digunakan kecuali dengan methotrexate, allopurinol dan probenecid Lacy et al , 2011. Kategori IV C Lolos Kategori IV C Tidak ada antibiotika yang lebih murah Assessment : Harga antibiotika amoclav 1000 mg merek Augmentin Forte Perusahaan GlaxoSmithKline Indonesia adalah Rp 9.358,00 lebih murah dibandingkan amoclav 1000 mg merek Daxet Perusahaan Fahrenheit adalah Rp 9.500,00 MIMS, 2015. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87 Kategori IV D Lolos Kategori IV D Tidak ada antibiotika yang lebih spesifik Assessment : Dilakukan kultur bakteri sehingga diketahui jenis bakteri penginfeksi pasien, tetapi pemberian antibiotika amoclav 1000 mg secara oral merupakan golongan penisilin yang berspektrum sempit tepat digunakan untuk pengobatan pneumonia aspirasi yang disebabkan bakteri gram positif secara aerob dan anaerob karena antibiotika ini dikombinasikan dengan doxycylin 100 mg untuk mengatasi bakteri gram negatif Wells et al , 2015. Kategori III A Lolos Kategori III A Penggunaan antibiotika tidak terlalu lama Assessment : Penggunaan antibiotika amoclav 1000 mg secara oral tidak terlalu lama, waktu yang dianjurkan 7- 10 hari sedangkan penggunaan antibiotika amoclav 1000 mg secara oral pada pasien yang menderita infeksi bahu kanan diberikan selama 9 hari Lacy et al , 2011. Kategori III B Lolos Kategori III B Penggunaan antibiotika tidak terlalu singkat Assessment : Penggunaan antibiotika amoclav 1000 mg secara oral tidak terlalu singkat, waktu yang dianjurkan 7-10 hari sedangkan penggunaan antibiotika amoclav 1000 mg secara oral pada pasien yang menderita infeksi bahu kanan diberikan selama 9 hari Lacy et al , 2011 Kategori II A Lolos Kategori II A Penggunaan antibiotika tepat dosis Assessment : pasien diberikan antibiotika amoclav secara oral dengan dosis 1000 mg setiap 7-10 hari. Hal ini sesuai dengan dosis terapi amoclav untuk pneumonia aspirasi yaitu 1000 mg setiap 9 hari Lacy et al , 2011. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88 Kategori II B Lolos Kategori II B Penggunaan antibiotika tepat interval pemberian Assessment : pasien diberikan antibiotika amoclav 1000 mg secara oral dengan interval pemberian setiap 12 jam setiap 9 hari. Hal ini sesuai dengan interval pemberian dalam terapi amoclav 1000 mg untuk pneumonia aspirasi yaitu setiap 12 jam setiap 7-10 hari Lacy et al , 2011. Kategori I Lolos Kategori I Waktu pemberian antibiotika tepat Assessment : pasien diberikan antibiotika amoclav 1000 mg secara oral dengan waktu pemberian 2x sehari setiap 9 hari. Hal ini sesuai dengan waktu pemberian dalam terapi amoclav 1000 mg untuk pneumonia aspirasi yaitu 2x sehari setiap 7-10 hari Lacy et al , 2011. Kategori O Penggunaan antibiotika tepat atau bijak 89 Lampiran 18 Contoh Rekam Medis Kasus 14 Nama Pasien : Kasus 14 No RM : 72175 Umur : 75 tahun Jenis Kelamin : perempuan Tanggal Masuk : 09.02.2015 Riwayat :  Saat menelan sesuatu, terasa sakit pada kerongkongan  Mudah mengantuk  Alergi voltaren dan novalgin  Limfoma sel B memburuk Tanggal Keluar : 24.02.2015 Diagnosa Penyakit :  Pneumonia nosokomial dengan cocci gram positif MRSA yang ditandai dengan bintik- bintik kemerahan pada bronkus utama dan laring karsinoma  Pada mukosa bronkial dari daerah laring karsinoma mengalami inflamasi yang sedikit kemerahan  Gastritis erosif kerusakan mukosa lambung Hasil Laboratorium :  Pengolesan nasal pada tanggal 02.10.2015 : MRSA Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus tidak terdeteksi  Kultur darah pada tanggal 10.02.2015 : Tidak ada jamur maupun bakteri aerobik dan anaerobic Tabel XXXII. Profil Penggunaan Antibiotika dan Obat Lain Pada Kasus 14 Nama Antibiotika Dosis Antibiotika Aturan Pemakaian Lama Pemberian Jalur Pemberian Cotrim Forte 960 mg 1x sehari 16 hari Oral Aciclovir 400 mg 2x sehari 16 hari Oral Nama Obat Dosis Obat Aturan Pemakaian Lama Pemberian Jalur Pemberian Prednisolon 40 mg 1x sehari setiap hari Senin 16 hari Oral Prednisolon 30 mg 1x sehari, kemudian 16 hari Oral Prednisolon 20 mg 1x sehari selama seminggu 16 hari Oral Ursofalk 250 mg 2x1 sehari 16 hari Oral Calcilac - 1x sehari 16 hari Oral Pantozol 40 mg 2x1 sehari 16 hari Oral PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90 Tabel XXXIII. Analisis Antibiotika Pada Kasus 14 Berdasarkan Diagram Alir Gyssens Antibiotika 1. Cotrim Forte 960 mg trimethoprim-sulfamethoxazole Kategori Gyssens Hasil Assesment LolosTidak Lolos Per Kategori Kategori VI Lolos Kategori VI Data rekam medis pasien lengkap Assessment : Data rekam medis lengkap Kategori V Lolos Kategori V Ada indikasi infeksi bakteri Assessment : Ada indikasi infeksi bakteri pada pasien yang menderita pneumonia nosokomial dengan cocci gram positif MRSA. Kategori IV A Lolos Kategori IVA Tidak ada antibiotika yang lebih efektif Assessment : Tidak ada antibiotika yang lebih efektif untuk pengobatan pneumonia nosokomial yang disebabkan cocci gram positif MRSA adalah cotrim forte 960 mg Wells et al , 2015. Kategori IV B Lolos Kategori IVB Tidak ada antibiotika yang lebih aman Assessment : Antibiotika ini cukup aman digunakan karena tidak ada kontraindikasi dengan kondisi fisiologis pasien kecuali dalam kondisi kehamilan atau menyusui dan tidak ada interaksi dengan obat lain yang digunakan kecuali dengan agen antidiabetik dan etanol Lacy et al , 2011. Kategori IV C Lolos Kategori IVC Tidak ada antibiotika yang lebih murah Assessment : Harga antibiotika cotrim forte 960 mg merek Sanprima Forte Perusahaan Sanbe adalah Rp 652.800,00 lebih murah dibandingkan antibiotika cotrim forte 960 mg merek Spectrem Perusahaan Armoxindo Farma adalah Rp 835.200,00 MIMS, 2015. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91 Kategori IV D Lolos Kategori IVD Tidak ada antibiotika yang lebih spesifik Assessment : Dilakukan kultur darah pada bakteri tetapi hasilnya negatif,maka diberikan antibiotika secara empiris. Antibiotika cotrim forte 960 mg secara oral merupakan golongan sulfanamida yang berspektrum sempit tepat digunakan untuk pengobatan pneumonia nosokomial yang disebabkan cocci gram positif MRSA Wells et al , 2015. Kategori III A Tidak Lolos Kategori IIIA Penggunaan antibiotika terlalu lama Assessment : Penggunaan antibiotika cotrim forte 960 mg secara oral terlalu lama, waktu yang dianjurkan 5-10 hari sedangkan penggunaan antibiotika cotrim forte 960 mg secara oral pada pasien yang menderita pneumonia nosokomial diberikan selama 14 hari Lacy et al , 2011. Kesimpulan Penggunaan antibiotika terlalu lama Kategori III A 92 Tabel XXXIV. Analisis Antibiotika Pada Kasus 14 Berdasarkan Diagram Alir Gyssens Antibiotika : 2. Aciclovir 400 mg Kategori Gyssens Hasil Assesment LolosTidak Lolos Per Kategori Kategori VI Lolos Kategori VI Data rekam medis pasien lengkap Assessment : Data rekam medis lengkap. Kategori V Lolos Kategori V Ada indikasi infeksi bakteri Assessment : Ada indikasi infeksi bakteri pada pasien yang mengalami inflamasi sedikit kemerahan pada mukosa bronkial dari daerah laring karsinoma Wells et al , 2015. Kategori IV A Lolos Kategori IV A Tidak ada antibiotika yang lebih efektif Assessment : Tidak ada antibiotika yang lebih efektif, antibiotika lini pertama dalam pengobatan pada mukosa bronkial dari daerah laring karsinoma adalah aciclovir 400 mg Wells et al , 2015. Kategori IVB Lolos Kategori IV B Tidak ada antibiotika yang lebih aman Assessment : Antibiotika ini cukup aman digunakan karena tidak ada kontraindikasi dengan kondisi fisiologis pasien kecuali hipersensitivitas terhadap aciclovir dan tidak ada interaksi dengan obat lain yang digunakan kecuali etanol dan mycophenolate Lacy et al , 2011. Kategori IVC Lolos Kategori IVC Tidak ada antibiotika yang lebih murah Assesment : Harga antibiotika aciclovir 400 mg merek Clinovir Tablet Perusahaan Pharos adalah Rp 7.480,00 lebih murah dibandingkan antibiotika aciclovir 400 mg merek Zovirax Tablet Perusahaan GlaxoSmithKline Indonesia adalah Rp 12.640,00 MIMS, 2015. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93 Kategori IV D Lolos Kategori IV D Tidak ada antibiotika yang lebih spesifik Assessment : Dilakukan kultur darah pada jamur maupun bakteri tetapi hasilnya negatif maka pemberian antibiotika secara empiris. Antibiotika aciclovir 400 mg secara oral merupakan golongan antivirus sehinggga tepat digunakan untuk pengobatan pada mukosa bronkial dari daerah laring karsinoma Wells et al , 2015. Kategori III A Tidak Lolos Kategori III A Penggunaan antibiotika terlalu lama Assessment : Penggunaan antibiotika aciclovir 400 mg secara oral terlalu lama, waktu yang dianjurkan 7-10 hari. Hal ini tidak sesuai penggunaan antibiotika aciclovir 400 mg secara oral pada pasien yang menderita pada mukosa bronkial dari daerah laring karsinoma diberikan selama 16 hari Lacy et al , 2011. Kesimpulan Penggunaan antibiotika terlalu lama Kategori III A 94 Lampiran 19 Contoh Rekam Medis Kasus 15 Nama Pasien : Kasus 15 No RM : 72172 Umur : 80 tahun Jenis Kelamin : laki-laki Tanggal Masuk : 20.04.2015 Riwayat : Hasil pantauan rawat inap Eugen Plocher adalah demam dan kehilangan nafsu makan Tanggal Keluar : 29.04.2015 Diagnosa Penyakit:  COPD - Ada gejala eksaserbasi uncomplicated  Septic arthritis  Leukopenia  Anemia aplastik  Obstipasi sembelit Hasil Laboratorium : HF 106menit normal : 60-100menit Kultur Darah pada tanggal 21.04.2015 : Tidak ada deteksi bakteri dan jamur Tabel XXXV. Profil Penggunaan Antibiotika dan Obat Lain Pada Kasus 15 Nama Antibiotika Dosis Antibiotika Aturan Pemakaian Lama Pemberian Jalur Pemberian Cotrim Forte 960 mg 1x sehari 10 hari Oral Ofloxacin 400 mg 2x1 sehari 10 hari Oral Aciclovir 400 mg 1x sehari 10 hari Oral Nama Obat Dosis Obat Aturan Pemakaian Lama Pemberian Jalur Pemberian Pantozol 40 mg 1x sehari 10 hari Oral Ramipril 2,5 mg 12 dalam 2x sehari 10 hari Oral Torem 10 mg 1x sehari 10 hari Oral Laxofalk - 1x sehari 10 hari Oral V-Fend 200 mg 2x1 sehari 10 hari Oral Eubiol Kaps - 2x1 sehari 10 hari Oral 95 Tabel XXXVI. Analisis Antibiotika Pada Kasus 15 Berdasarkan Diagram Alir Gyssens Analisis berdasarkan Diagram Alir Gysenss Antibiotika : 1. Cotrim Forte 960 mg Trimethoprim-Sulfamethoxazole Kategori Gyssens Hasil Assesment LolosTidak Lolos Per Kategori Kategori VI Lolos Kategori VI Data rekam medis pasien lengkap Assessment : Data rekam medis lengkap Kategori V Lolos Kategori V Ada indikasi infeksi bakteri Assessment : Ada indikasi infeksi bakteri pada pasien yang menderita COPD dengan gejala eksaserbasi uncomplicated yang merupakan penyakit paru obstruktif kronis yang disebabkan bakteri gram negatif maupun gram positif Wells et al , 2015. Kategori IV A Lolos Kategori IVA Tidak ada antibiotika yang lebih efektif Assessment : Tidak ada antibiotika yang lebih efektif, antibiotika lini pertama yang digunakan untuk mengatasi gejala eksaserbasi uncomplicated pada COPD Wells et al , 2015. Kategori IV B Lolos Kategori IVB Tidak ada antibiotika yang lebih aman Assessment : Antibiotika ini cukup aman digunakan karena tidak ada kontraindikasi dengan kondisi fisiologis pasien kecuali dalam keadaan kehamilan atau menyusui dan tidak ada interaksi dengan obat lain yang digunakan kecuali dengan agen antidiabetik dan etanol Lacy et al , 2011. Kategori IV C Lolos Kategori IVC Tidak ada antibiotika yang lebih murah Assessment : Harga antibiotika cotrim forte 960 mg merek Sanprima Forte Perusahaan Sanbe adalah Rp 652.800,00 lebih murah dibandingkan antibiotika cotrim forte 960 mg merek Spectrem Perusahaan Armoxindo Farma adalah Rp 835.200,00 MIMS, 2015. 96 Kategori IV D Lolos Kategori IVD Tidak ada antibiotika yang lebih spesifik Assessment : Dilakukan kultur darah pada bakteri tetapi hasilnya negatif,maka diberikan antibiotika secara empiris. Antibiotika cotrim forte 960 mg secara oral merupakan golongan sulfanamida yang berspektrum sempit tepat digunakan untuk mengatasi gejala eksaserbasi uncomplicated pada COPD Wells et al , 2015. Kategori III A Lolos Kategori IIIA Penggunaan antibiotika tidak terlalu lama Assessment : Penggunaan antibiotika cotrim forte 960 mg secara oral tidak terlalu lama, waktu yang dianjurkan 5-10 hari yang sesuai dengan penggunaan antibiotika cotrim forte 960 mg secara oral pada pasien yang menderita COPD dengan gejala eksaserbasi uncomplicated diberikan selama 10 hari Lacy et al , 2011. Kategori III B Lolos Kategori IIIB Penggunaan antibiotika tidak terlalu singkat Assessment : Penggunaan antibiotika cotrim forte 960 mg secara oral tidak terlalu singkat, waktu yang dianjurkan 5-10 hari yang sesuai dengan penggunaan antibiotika cotrim forte 960 mg secara oral pada pasien yang menderita COPD dengan gejala eksaserbasi uncomplicated diberikan selama 10 hari Lacy et al , 2011. Kategori II A Lolos Kategori IIA Penggunaan antibiotika tepat dosis Assessment : Pasien diberikan antibiotika cotrim forte 960 mg secara oral dengan dosis 960 mg setiap 10 hari. Hal ini sesuai dengan dosis terapi cotrim forte untuk COPD dengan gejala eksaserbasi uncomplicated yaitu 960 mg selama 5-10 hari Lacy et al , 2011. Kategori II B Tidak Lolos Kategori IIAB Penggunaan antibiotika tidak tepat interval pemberian Assessment : Penggunaan antibiotika cotrim forte 960 mg secara oral dengan interval pemberian setiap 12 jam selama 5-10 hari. Hal ini tidak sesuai dengan dengan interval pemberian antibiotika cotrim forte 960 mg secara oral dalam terapi pengobatan COPD dengan gejala eksaserbasi pada pasien yaitu 24 jam selama 10 hari Lacy et al , 2011. Kesimpulan Penggunaan antibiotika tidak tepat interval pemberian Kategori II B 97 Tabel XXXVII. Analisis Antibiotika Pada Kasus 15 Berdasarkan Diagram Alir Gyssens Antibiotika :

2. Ofloxacin 400 mg Kategori Gyssens