ketidaksenangan siswa terhadap sekolah dan belajar formal. Jadi pandangan- pandangan siswa ini mempunyai pengaruh pada kemajuan siswa.
Pendidikan fisika di SMA di Timor Leste saat ini dikatakan belum baik. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal seperti kurangnya guru yang berkompeten
dalam mengajarkan mata pelajaran fisika, kurangnya buku yang dapat menunjang pengetahuan dan pemahaman siswa, kurangnya persediaan alat-alat
praktikum di laboratorium sehingga kegiatan belajar lebih banyak teori daripada praktik, dan kurangnya minat siswa dalam belajar fisika. Hal-hal ini, seringkali
menimbulkan kesan-kesan negatif khususnya pada guru fisika. Akibatnya, pembelajaran fisika menjadi tidak menyenangkan dan sangat sulit untuk
dipelajari oleh siswa.
B. B.
B. B. Rumusan
Rumusan Rumusan
Rumusan masalah masalah
masalah masalah
Berdasarkan latar belakang, masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pandangan siswa SMA di Timor Leste tentang profesionalitas guru?
2. Bagaimana prestasi siswa dalam belajar fisika di Timor Leste? 3. Apakah ada korelasi antara pandangan siswa SMA terhadap
profesionalitas guru dengan prestasi belajar siswa dalam belajar fisika?
C. C.
C. C. Tujuan
Tujuan Tujuan
Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana pandangan siswa SMA di Timor Leste
tentang profesionalitas guru 2. Untuk mengetahui bagaimana prestasi siswa dalam belajar fisika di
Timor Leste 3. Untuk mengetahui apakah ada korelasi antara pandangan siswa SMA
terhadap profesionalitas guru dengan prestasi belajar siswa dalam belajar fisika.
D. D.
D. D. Manfaat
Manfaat Manfaat
Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi guru dan calon guru
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi guru fisika dalam hubungan pandangan siswa terhadap profesionalitas guru dengan
prestasi belajar siswa dalam belajar fisika b. Sebagai bahan refleksi bagi guru dan calon guru dalam upaya
meningkatkan prestasi siswa dalam belajar fisika c. Dapat mengkaji profesionalitas guru dalam pembelajaran agar siswa
dapat berprestasi khususnya dalam mata pelajaran fisika.
2. Bagi penelitian a. Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan kepustakaan dalam
bidang pendidikan, khususnya permasalahan yang berkaitan dengan pandangan siswa SMA di Timor Leste terhadap sikap guru Fisika
b. Dapat digunakan sebagai referensi atau literatur dalam melaksanakan penelitian yang relevan di masa mendatang
BAB BAB
BAB BAB II.
II. II.
II. LANDASAN LANDASAN
LANDASAN LANDASAN TEORI
TEORI TEORI
TEORI
A. A.
A. A. Profesionalitas
Profesionalitas Profesionalitas
Profesionalitas Guru Guru
Guru Guru
Profesionalitas guru merupakan kompetensi atau kemampuan yang harus dimiliki guru guna meningkatkan kualitas guru menjadi lebih profesional dalam
menjalankan tugasnya. Guru diharapkan dapat menjalankan tugasnya secara profesional dengan
memiliki dan menguasai keempat kompetensi adalah sebagai berikut:
1. 1.
1. 1. Kompetensi
Kompetensi Kompetensi
Kompetensi Pedagogis Pedagogis
Pedagogis Pedagogis
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan 2006, dalam Jejen Musfah, 2011:30, yang dimaksud dengan kompetensi pedagogis adalah: kemampuan
dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi a pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; b pemahaman tentang peserta didik; c
pengembangan kurikulumsilabus; d perancangan pembelajaran; e pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; f evaluasi hasil
belajar; dan g pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Salah satu penerapannya, guru mampu mengontrol ketrampilan teknik mengajar sehingga memudahkan siswa belajar. Guru yang terampil mengajar
akan dengan mudah menghadapi siswa yang mempunyai latar belakang dan kecerdasan yang bervariasi. Komponen pengetahuan melibatkan persiapan
guru untuk memusatkan perhatian pada konteks atau pada yang dilatih, seperti mengobservasi, menganalisis, dan mengubah tingkah laku.
2. 2.
2. 2. Kompetensi
Kompetensi Kompetensi
Kompetensi Kepribadian Kepribadian
Kepribadian Kepribadian
Kompetensi kepribadian yaitu “kemampuan kepribadian yang a berakhlak mulia; b mantap, stabil, dan dewasa; c arif dan bijaksana; d menjadi
teladan; e mengevaluasi kinerja sendiri; f mengembangkan diri; dan g religious.” BSNP, 2006, dalam Jejen Musfah, 2011:42
Salah satu penerapannya, guru memiliki pengetahuan tentang teori belajar dan tingkah laku manusia. Karena pengetahuan teori dapat digunakan untuk
menginterprestasi situasi dan menyelesaikan masalah, banyak kejadian- kejadian di kelas yang mungkin sebaliknya tidak diperhatikan atau tetap
tidak dapat dijelaskan, diketahui, dan dipecahkan oleh penerapan teori-teori dan konsep tingkah laku manusia. Ini memang bukan tugas yang mudah.
Semua ini memerlukan pengertian, pandangan, praktik, dan umpan balik dari teman sejawat dan para ahli pendidikan. Kemampuan dan ketrampilan ini
tidak dapat dicapai sebagai hasil latihan secara formal sendiri, ini adalah suatu proses seumur hidup yang melibatkan latihan terus menerus dan
membuat program yang tidak pernah berakhir, yang akhirnya dapat merupakan memperbaiki diri sendiri self improvement.
Menurut Nana Syaodih 2009:256, ada beberapa sifat dan sikap yang harus dimiliki oleh guru profesional, yaitu:
1 Fleksibel Seorang guru adalah orang yang telah mempunyai pegangan hidup, telah
punya prinsip, pendirian dan keyakinan sendiri, baik didalam nilai-nilai maupun ilmu pengetahuan. Dalam menyatakan dan menyampaikan
prinsip dan pendiriannya ia harus fleksibel, tidak kaku, disesuaikan dengan situasi, tahap perkembangan, kemampuan, sifat-sifat serta latar
belakang siswa. Guru harus bisa bertindak bijaksana, yaitu menggunakan cara atau pendekatan yang tepat, terhadap orang yang tepat dalam situasi
yang tepat. 2 Bersikap terbuka
Seorang guru hendaknya memiliki sifat terbuka, baik untuk menerima kedatangan siswa, untuk ditanya oleh siswa, untuk diminta bantuan, juga
untuk mengoreksi diri. 3 Berdiri sendiri
Seorang guru adalah orang yang telah dewasa, ia telah sanggup berdiri sendiri, baik secara intelektual, sosial maupun emosional. Berdiri sendiri
secara intelektual, berarti ia telah mempunyai pengetahuan yang cukup untuk mengajar, juga telah mampu memberikan pertimbangan-
pertimbangan rasional dalam mengambil sesuatu keputusan atau pemecahan masalah. Berdiri sendiri secara sosial berarti ia telah dapat
menjalin hubungan sosial yang wajar, baik dengan siswa, sesama guru dan orangtua serta petugas-petugas lain yang terlibat dalam kegiatan di
sekolah. Berdiri sendiri secara emosional berarti guru telah dapat mengendalikan emosinya, telah dapat dengan tepat kapan dan di mana ia
menyatakan sesuatu emosi. 4 Peka
Seorang guru harus peka atau sensitif terhadap penampilan para siswanya. Peka atau sensitif berarti cepat mengerti, memahami atau
melihat dengan perasaan apa yang diperlihatkan oleh siswa. Dari ekspresi muka, nada suara, gerak gerik, jalan nafasnya dsb.
5 Tekun Pekerjaan seorang guru membutuhkan ketekunan, baik di dalam
mempersiapkan, melaksanakan, menilai maupun menyempurnakan pengajarannya. Di sekolah guru tidak hanya berhadapan dengan anak-
anak pandai tetapi juga anak-anak kurang pandai. Mereka membutuhkan bantuan yang tekun, sedikit demi sedikit dan penuh kesabaran. Tugas
guru bukan hanya dalam bentuk interaksi dengan siswa di kelas tetapi menyiapkan bahan pelajaran serta memberi penilaian atas semua
pekerjaan siswa. 6 Realistik
Seorang guru hendaknya bisa berpikir dan berpandangan realistik, artinya melihat kenyataan, melihat apa adanya.
7 Melihat ke depan Tugas guru adalah membina siswa sebagai generasi penerus bagi
kehidupan di masa yang akan datang. Karena tugasnya yang demikian, maka ia harus selalu melihat ke depan, kehidupan bagaimana yang akan
dimasuki para siswanya kelak, tuntutan apa yang akan dihadapi oleh para siswa dalam kehidupan tersebut, hal-hal apa yang dapat ia berikan
kepada siswa untuk menghadapi masa yang akan datang. 8 Rasa ingin tahu
Guru berperan sebagai penyampai ilmu pengetahuan dan teknologi kepada para siswa. Agar ilmu dan teknologi yang disampaikannya
sejalan dengan perkembangan zaman, maka ia dituntut untuk selalu belajar, mencari dan menemukan sendiri. Untuk itu ia perlu memiliki
rasa ingin tahu atau curiousity yang besar. 9 Ekspresif
Salah satu faktor penting dalam suasana kelas yang menyenangkan adalah penampilan guru yang menyenangkan, yang memancarkan emosi
dan perasaan yang menarik. Untuk itu diperlukan suatu ekspresi yang tepat, baik ekspresi dalam wajah, gerak gerik maupun bahasa dan nada
suara. Penampilan yang datar dan tawar, akan sangat membosankan para siswanya.
10 Menerima diri Seorang guru selain bersikap realistis, ia juga harus seorang yang mampu
menerima keadaan dan kondisi dirinya. Sebagai guru ia harus memahami semua kelebihan dan kekurangan tersebut dan kemudian dapat
menerimanya dengan wajar. Seorang mampu memahami dan menerima diri adalah orang yang berpribadi sehat.
3. 3.
3. 3. Kompetensi
Kompetensi Kompetensi
Kompetensi Sosial Sosial
Sosial Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk: a berkomunikasi lisan dan tulisan; b menggunakan
teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional; c bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,
orangtuawali peserta didik; dan d bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar. BSNP, 2006, dalam Jejen Musfah, 2011:52
Salah satu penerapannya, guru mampu menunjukkan sikap dalam membantu siswa belajar dan memupuk hubungan dengan manusia lain secara tulus.
Kategori utama dari sikap yang mempengaruhi tingkah laku mengajar adalah: a Sikap guru terhadap diri mereka sendiri
Jika guru dapat memahami dan simpati dengan perasaan siswa, maka mereka juga mengenal dan memahami perasaan mereka sendiri.
Tujuan memahami perasaan oranglain adalah untuk membantu guru
belajar tentang diri mereka sendiri dan memahami bagaimana oranglain merasakan diri mereka.
b Sikap guru terhadap anaksiswa; Kesadaran diri guru akan sikap yang baik terhadap siswa adalah
perlu, karena siswa akan mempunyai perasaan dan kepercayaan. Jika guru mempunyai empati dan menilai siswa mereka sebagai individu
yang unik, mereka akan menjadi guru yang efektif dan memperoleh kepuasaan dalam pengajaran mereka.
c Sikap guru terhadap teman sejawat dan orangtua Guru berinteraksi dengan teman-teman sejawat dan para karyawan.
d Sikap guru terhadap mata pelajaran Satu kata kunci yang penting adalah antusiasme semangat besar.
Siswa yang cepat mengerti dan cerdik segera tahu bagaimana sikap guru mereka terhadap mata pelajaran. Guru yang tidak antusias
terhadap mata pelajaran yang mereka ajarkan kepada siswa akan sulit mengharapkan siswa untuk antusias terhadap mata pelajaran
yang diberikan guru. Cara terbaik untuk memastikan adanya antusiasme pada siswa ialah guru harus merencanakan mata
pelajaran sebaik mungkin, yang kira-kira dapat membuat siswa berminat tinggi terhadap pelajaran itu.
4. 4.
4. 4. Kompetensi
Kompetensi Kompetensi
Kompetensi Profesional Profesional
Profesional Profesional
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan 2006, dalam Jejen Musfah 2011:54, kompetensi profesional adalah: kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: a konsep, struktur, dan metode keilmuanteknologiseni yang menaungikoheren dengan materi
ajar; b materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; c hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; d penerapan konsep keilmuan dalam
kehidupan sehari-hari; dan e kompetensi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.
Salah satu penerapannya, guru mampu menguasai mata pelajaran yang diajarkan. Menguasai mata pelajaran yang diajarkan adalah suatu kebutuhan
yang diperlukan bagi setiap guru. Seorang guru mata pelajaran harus mempersiapkan sunguh-sunguh dua aspek yaitu 1 mempelajari sunguh-
sunguh mata pelajaran itu sendiri dan 2 memilih secara bijaksana bahan yang dapat diteruskan kepada siswa dengan berhasil. Untuk menjadi
komunikator yang efektif, mereka harus tahu seberapa jauh pengertian anak pada mata pelajaran. Guru harus tahu bahwa isi mata pelajaran yang
diajarkan, sama seperti guru tahu disiplin ilmu yang dia dapat dari perguruan tinggi.
Secara garis besar, dalam penelitian ini akan di lihat profesionalitas guru diantaranya:
1. Kompetensi kepribadian guru menyangkut bagaimana guru menentukan sikap dalam proses pembelajaran
2. Kompetensi professional menyangkut hubungan konsep antar materi pelajaran terkait, penerapan konsep yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari,
penggunaan metode dan media pembelajaran dalam menunjang pemahaman siswa
3. Kompetensi sosial menyangkut hubungan guru dan siswa 4. Kompetensi pedagogis menyangkut pemahaman guru tentang siswa,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran serta evaluasi hasil belajar siswa.
B. B.
B. B. Sikap