Korelasi antara pandangan siswa SMA terhadap profesionalitas guru dengan prestasi siswa dalam belajar fisika di Timor Leste.

(1)

ABSTRAK

KORELASI ANTARA PANDANGAN SISWA SMA TERHADAP PROFESINALITAS GURU DENGAN PRESTASI

SISWA DALAM BELAJAR FISIKA DI TIMOR LESTE

Martinha da Costa Pereira Neto Universitas Sanata Dharma

2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pandangan siswa SMA di Timor Leste tentang profesionalitas guru, (2) prestasi siswa dalam belajar fisika di Timor Leste dan, (3) apakah ada korelasi antara pandangan siswa SMA terhadap profesionalitas guru dengan prestasi siswa dalam belajar fisika.

Subyek penelitian terdiri dari siswa/I SMAK Hati Kudus Yesus, SMAK Kolese St. Yoseph, SMAK St. Madalena De Canossa, SMAK Cristal dan SMAN 4 De Setembro di Timor Leste. Jumlah siswa dalam sampel penelitian ini sebanyak 423 siswa.Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar kuesioner, dokumentasi nilai rapor fisika cawu I dan wawancara. Data dianalisis dengan menggunakan korelasi Pearson pada program SPSS 17 dengan taraf signifikansi 0.05.Bila p < α → Signifikan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) sebagian besar siswa SMA di Timor Leste memiliki pandangan yang positif terhadap profesionalitas guru fisika;(2) sebagianbesar prestasi belajar fisika siswa SMA di Timor Leste adalah baik; (3) korelasi tidak signifikan antara pandangan siswa SMA terhadap profesionalitas guru dengan prestasi siswa dalam belajar fisika.


(2)

ABSTRACT

CORRELATION BETWEEN IDEA OF STUDENTS OF SENIOR HIGH SCHOOL ABOUT THE TEACHERS PROFESSIONALISM WITH STUDENTS’

ACHIEVEMENT WITHIN LEARNING PHYSICS IN TIMOR LESTE

Martinha da Costa Pereira Neto Sanata Dharma University

2013

The purpose of this research is to find out: (1) the idea of students of senior high school about the teachers professionalism in Timor Leste, (2) the students’ achievement in learning physics in Timor Leste and, (3) whether there was correlation between idea of students of senior high school about the teachers professionalism and students’ achievement inPhysics learning.

Subjects of this research consisted of students of SMAK Hati Kudus Yesus, SMAK Kolese St. Yoseph, SMAK St. Madalena De Canossa, SMAK Cristal and SMAN 4 De Setembro in Timor Leste. Sample of this research were 423 students. Instrument of this research was questionnaires, value of physics first quarterly documentation and interviews. The data was analyzed using Pearson correlation on program SPSS 17 with significant level 0.05. If p < α → Significant.

The results of research shows that (1) most of the senior high school students in Timor Leste have a positive idea to the professionalism of physics teachers; (2) most of the physics students achievement of Senior High School in Timor Leste are good; (3) there was no significant correlation between theidea of students of senior high school about the teachers professionalism with students’ achievement within learning physics in Timor Leste.


(3)

KORELASI ANTARA PANDANGAN SISWA SMA

TERHADAP PROFESIONALITAS GURU DENGAN PRESTASI

SISWA DALAM BELAJAR FISIKA DI TIMOR LESTE

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Disusun Oleh :

Martinha Da Costa Pereira Neto NIM : 081424001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUANALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

(5)

(6)

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Life is like piano, colored White and black. However, when the Lord who play it, all to be wonderful ”.

Dengan Penuh Kasih Saya Persembahkan karya ini untuk: Pai Marcos dan Mama Mena Tercinta, Kakak-kakakku dan Adik-adikku tercinta (Mana Dina, Mana Deo, Mana Mery, Maun Lobo, Maun Toby, Maun Crijio), dan Mana Noy Doben, Mana Laura Doben, Querida Dyra, Daly serta Sahabat-sahabatku P.Fis’08


(7)

(8)

(9)

ABSTRAK

KORELASI ANTARA PANDANGAN SISWA SMA TERHADAP PROFESINALITAS GURU DENGAN PRESTASI

SISWA DALAM BELAJAR FISIKA DI TIMOR LESTE

Martinha da Costa Pereira Neto Universitas Sanata Dharma

2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pandangan siswa SMA di Timor Leste tentang profesionalitas guru, (2) prestasi siswa dalam belajar fisika di Timor Leste dan, (3) apakah ada korelasi antara pandangan siswa SMA terhadap profesionalitas guru dengan prestasi siswa dalam belajar fisika.

Subyek penelitian terdiri dari siswa/I SMAK Hati Kudus Yesus, SMAK Kolese St. Yoseph, SMAK St. Madalena De Canossa, SMAK Cristal dan SMAN 4 De Setembro di Timor Leste. Jumlah siswa dalam sampel penelitian ini sebanyak 423 siswa.Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar kuesioner, dokumentasi nilai rapor fisika cawu I dan wawancara. Data dianalisis dengan menggunakan korelasi Pearson pada program SPSS 17 dengan taraf signifikansi 0.05.Bila p < α → Signifikan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) sebagian besar siswa SMA di Timor Leste memiliki pandangan yang positif terhadap profesionalitas guru fisika;(2) sebagianbesar prestasi belajar fisika siswa SMA di Timor Leste adalah baik; (3) korelasi tidak signifikan antara pandangan siswa SMA terhadap profesionalitas guru dengan prestasi siswa dalam belajar fisika.


(10)

ABSTRACT

CORRELATION BETWEEN IDEA OF STUDENTS OF SENIOR HIGH SCHOOL ABOUT THE TEACHERS PROFESSIONALISM WITH STUDENTS’

ACHIEVEMENT WITHIN LEARNING PHYSICS IN TIMOR LESTE

Martinha da Costa Pereira Neto Sanata Dharma University

2013

The purpose of this research is to find out: (1) the idea of students of senior high school about the teachers professionalism in Timor Leste, (2) the students’ achievement in learning physics in Timor Leste and, (3) whether there was correlation between idea of students of senior high school about the teachers professionalism and students’ achievement inPhysics learning.

Subjects of this research consisted of students of SMAK Hati Kudus Yesus, SMAK Kolese St. Yoseph, SMAK St. Madalena De Canossa, SMAK Cristal and SMAN 4 De Setembro in Timor Leste. Sample of this research were 423 students. Instrument of this research was questionnaires, value of physics first quarterly documentation and interviews. The data was analyzed using Pearson correlation on program SPSS 17 with significant level 0.05. If p < α → Significant.

The results of research shows that (1) most of the senior high school students in Timor Leste have a positive idea to the professionalism of physics teachers; (2) most of the physics students achievement of Senior High School in Timor Leste are good; (3) there was no significant correlation between theidea of students of senior high school about the teachers professionalism with students’ achievement within learning physics in Timor Leste.


(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Korelasi Antara Pandangan Siswa SMA Terhadap Profesionalitas Guru Dengan Prestasi Siswa Dalam Belajar Fisika Di Timor Leste.

Tujuan penulisan skripsi ini untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan, saran, nasehat, semangat dan doa dari beberapa pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Paulus Suparno, SJ., MST., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dan juga sebagai dosen pembimbing akademik.

2. Drs. A. Atmadi, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma.

3. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Fisika yang telah memberikan membimbing penulis selama belajar di USD.

4. Bapak Sugeng, Bu Heni dan Mas Arif (Sekretariat JPMIPA), atas kerja samanya dalam memperlancar segala keperluan yang dibutuhkan.


(12)

5. Romo Kepala Sekolah SMAK Hati Kudus Yesus dan SMAK Kolese St. Yoseph, Suster Kepala Sekolah SMAK St. Madalena De Canossa, Bapak Kepala Sekolah SMAK Cristal dan SMAN 4 De Setembro Timor Leste yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian serta Guru-guru fisika yang telah memberikan kesempatan dan dukungan dalam melaksanakan penelitian.

6. Kedua Orangtuaku, Kakak dan Adik-adikku tercinta yang selalu memberikan perhatian, semangat, kasih dan doa selama ini.

7. Romo Eduard Ratu Dopo, SJ dan Romo Ageng Marwata, SJ yang telah memberikan kesempatan untuk kuliah, dan selalu memberi dukungan dan doa. 8. Pe. Guilhermino, Pr dan Pe. Aparicio, Pr yang telah memberikan dukungan. 9. Buat My Lovely: Mana Noy Doben, Mana Laura Doben, Querida Dyra, Daly,

Lila, Mana Nina, Netha, Maia, Maun Costa, Chriz, Jack, Rui, Nina dan ateo. 10. Buat teman-teman P.Fis’08: Ana, Katrin, Leo, Lina, Suster Renata, Frater Raja,

Salib, Enggar, Mita, dan semua pihak yang tidak dapatdisebutkan satu persatu atas saran, ide dan dukungan yang diberikan hingga tulisan ini terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Catatan tentang kekurangan yang terdapat dari pembaca dengan senang hati akan penulis terima dengan penuh penghargaan dan ucapan terima kasih.

Harapan Penulis, mudah-mudahan skripsi ini memiliki manfaat bagi yang berkepentingan.


(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PENYATAAN KEASLIAN KARYA... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

ABSTRAK... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xxv

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1


(14)

C. Tujuan ... 5

D. Manfaat ... 5

BAB II. LANDASAN TEORI A. Profesionalitas Guru ... 7

B. Sikap Guru 1. Pengertian Sikap ... 15

2. Sikap Guru ... 16

C. Pandangan Siswa terhadap Profesionalitas Guru Fisika ... 20

D. Prestasi Belajar ... 22

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 25

B. Tempat dan Waktu Penelitian... 25

C. Populasi dan Sampel ... 25

D. Variabel Penelitian ... 26

E. Instrumen Penelitian 1. Lembar Kuesioner ... 27

2. Dokumentasi Prestasi Belajar Fisika ... 28

3. Wawancara ... 29


(15)

G. Metode Analisis Data ... 30 H. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan ... 35 2. Tahap Pengumpulan Data ... 35 BAB IV. DATA DAN ANALISIS DATA

A. Pelaksanaan Penelitian ... 38 B. Deskripsi Data

1. Pandangan Siswa Terhadap Profesionalitas Guru ... 39 2. Prestasi Belajar Fisika Siswa ... 65 C. Analisis Data

1. Pandangan Siswa Terhadap Profesionalitas Guru ... 72 2. Prestasi Belajar Fisika Siswa ... 81 3. Korelasi Antara Pandangan Siswa Terhadap Profesionalitas Guru

Dengan Prestasi Siswa Dalam Belajar Fiska ... 83 D. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pandangan Siswa Terhadap Profesionalitas Guru ... 89 2. Prestasi Belajar Fisika Siswa ... 95 3. Korelasi Antara Pandangan Siswa Terhadap Profesionalitas Guru

Dengan Prestasi Siswa Dalam Belajar Fisika ... 96 E. Rangkuman Hasil Penelitian ... 104 F. Kesimpulan Umum ... 105


(16)

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ... 107

B. Saran 1. Bagi Guru ... 108

2. Bagi Sekolah ... 108

3. Bagi Peneliti Lain ... 109

DAFTAR PUSTAKA ... 110


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian Dari Kampus ... 112 Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Dari

Sekolah ... 117 Lampiran 3 Kuesioner Pandangan Siswa Terhadap

Profesionalitas Guru ... 122 Lampiran 4 Dokumen Prestasi Belajar Fisika Siswa ... 128 Lampiran 5 Data Skor Pandangan Siswa Terhadap

Profesionalitas Guru ... 140 Lampiran 6 Data Skor Pandangan Siswa Terhadap ProfesionalitasGuru

Ditinjau dari Empat Aspek ... 162 Lampiran 7 Hasil Transkrip wawancara ... 206


(18)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kisi-kisi kuesioner pandangan siswa terhadap profesionalitas guru ... 27 Tabel 2 Pemberian skor kuesioner ... 30 Tabel 3 Kategori pandangan siswa terhadap profesionalitas guru pada aspek

Kepribadianguru ... 31 Tabel 4 Kategori pandangan siswa terhadap profesionalitas guru pada aspek

kompetensi guru ... 31 Tabel 5 Kategori pandangan siswa terhadap profesionalitas guru pada aspek

pemahaman guru akan situasi siswa ... 32 Tabel 6 Kategori pandangan siswa terhadap profesionalitas guru pada aspek

penilaian guru ... 32 Tabel 7 Kategori prestasi siswa dalam belajar fisika ... 33 Tabel 8 Data Perhitungan pada Kuesioner Aspek Kepribadian Guru

SMAK Hati KudusYesus ... 39 Tabel 9 Distribusi Frekuensi Skor Aspek Kepribadian GuruSMAK Hati

Kudus Yesus ... 40 Tabel 10 Data Perhitungan pada Kuesioner Aspek Kompetensi Guru SMAK


(19)

Hati Kudus Yesus ... 40 Tabel 11 Distribusi Frekuensi SkorAspek Kompetensi Guru SMAK Hati

Kudus Yesus ... 41 Tabel 12 Data Perhitungan pada Kuesioner Aspek Pemahaman Guru akan

Situasi Siswa SMAK Hati Kudus Yesus ... 41 Tabel 13 Distribusi Frekuensi Skor Aspek Pemahaman Guru akan Situasi

SiswaSMAK Hati Kudus Yesus ... 42 Tabel 14 Data Perhitungan pada Kuesioner Aspek Penilaian GuruSMAK Hati

Kudus Yesus ... 42 Tabel 15 Distribusi Frekuensi Skor Aspek Penilaian Guru SMAK Hati

Kudus Yesus ... 43 Tabel16 Data Perhitungan pada Kuesioner Profesionalitas Guru SMAK Hati

Kudus Yesus ... 43 Tabel 17 Distribusi Frekuensi Skor Profesionalitas Guru SMAK Hati Kudus

Yesus ... 44 Tabel 18 Data Perhitungan pada Kuesioner Aspek Kepribadian Guru SMAK

Kolese St. Yoseph ... 44 Tabel 19 Distribusi Frekuensi Skor Aspek Kepribadian Guru SMAK Kolese


(20)

St. Yoseph ... 45 Tabel 20 Data Perhitungan pada Kuesioner Aspek Kompetensi Guru SMAK

Kolese St. Yoseph ... 45 Tabel 21 Distribusi Frekuensi Skor Aspek Kompetensi Guru SMAK Kolese

St. Yoseph ... 46 Tabel 22 Data Perhitungan pada Kuesioner Aspek Pemahaman Guru akan

SituasiSiswa SMAK Kolese St. Yoseph ... 46 Tabel 23 Distribusi Frekuensi Skor Aspek Pemahaman Guru akan Situasi

Siswa SMAK Kolese St. Yoseph ... 47 Tabel 24 Data Perhitungan pada Kuesioner Aspek Penilaian Guru SMAK

Kolese St. Yoseph ... 47 Tabel 25 Distribusi Frekuensi Skor Aspek Penilaian Guru SMAK

Kolese St. Yoseph ... 48 Tabel 26 Data Perhitungan pada Kuesioner Profesionalitas Guru SMAK

Kolese St. Yoseph ... 48 Tabel 27 Distribusi Frekuensi Skor Profesionalitas Guru SMAKKolese

St. Yoseph ... 49 Tabel 28 Data Perhitungan pada Kuesioner Aspek Kepribadian GuruSMAK


(21)

St. Madalena De Canossa ... 49 Tabel 29 Distribusi Frekuensi SkorAspek Kepribadian Guru SMAK

St. Madalena De Canossa ... 50 Tabel 30 Data Perhitungan pada KuesionerAspek Kompetensi Guru SMAK

St. Madalena De Canossa ... 50 Tabel 31 Distribusi Frekuensi Skor Aspek Kompetensi Guru SMAK

St. Madalena De Canossa ... 51 Tabel 32 Data Perhitungan pada Kuesioner Aspek Pemahaman Guru akan

Situasi Siswa SMAK St. Madalena De Canossa ... 51 Tabel 33 Distribusi Frekuensi Skor Aspek Pemahaman Guru akan Situasi Siswa

SMAK St. Madalena De Canossa ... 52 Tabel 34 Data Perhitungan pada Kuesioner Aspek Penilaian Guru SMAK

St. Madalena De Canossa ... 52 Tabel 35 Distribusi Frekuensi Skor Aspek Penilaian Guru SMAK St. Madalena

De Canossa ... 53 Tabel36 Data Perhitungan pada Kuesioner Profesionalitas Guru SMAK

St. Madalena De Canossa ... 53 Tabel37 Distribusi Frekuensi Skor Profesionalitas Guru SMAK St. Madalena


(22)

De Canosssa ... 54 Tabel 38 Data Perhitungan pada Kuesioner Aspek Kepribadian Guru

SMAK Cristal ... 54 Tabel 39 Distribusi Frekuensi Skor Aspek Kepribadian Guru

SMAK Cristal ... 55 Tabel 40 Data Perhitungan pada KuesionerAspek Kompetensi Guru

SMAK Cristal ... 55 Tabel 41 Distribusi Frekuensi SkorAspek Kompetensi Guru

SMAK Cristal ... 56 Tabel 42 Data Perhitungan pada Kuesioner Aspek Pemahaman Guru akan Situasi

Siswa SMAK Cristal ... 56 Tabel 43 Distribusi Frekuensi SkorAspek Pemahaman Guru akan Situasi Siswa

SMAK Cristal ... 57 Tabel 44 Data Perhitungan pada Kuesioner Aspek Penilaian Guru

SMAK Cristal ... 57 Tabel 45 Distribusi Frekuensi SkorAspek Penilaian Guru

SMAK Cristal ... 58 Tabel 46 Data Perhitungan pada Kuesioner Profesionalitas Guru


(23)

SMAK Cristal ... 58 Tabel 47 Distribusi Frekuensi Skor Profesionalitas Guru SMAK Cristal ... 59 Tabel 48 Data Perhitungan pada Kuesioner Aspek Kepribadian Guru

SMAN4 De Setembro ... 59 Tabel 49 Distribusi Frekuensi SkorAspek Kepribadian Guru SMAN 4

De Setembro ... 60 Tabel50 Data Perhitungan pada KuesionerAspek Kompetensi Guru SMAN 4

De Setembro ... 60 Tabel51 Distribusi Frekuensi SkorAspek Kompetensi Guru SMAN 4

De Setembro ... 61 Tabel52 Data Perhitungan pada KuesionerAspek Pemahaman Guru akan

Situasi Siswa SMAN 4 De Setembro ... 61 Tabel53 Distribusi Frekuensi SkorAspek Pemahaman Guru akan Situasi

Siswa SMAN 4 De Setembro ... 62 Tabel54 Data Perhitungan pada Kuesioner Aspek Penilaian Guru SMAN4

De Setembro ... 62 Tabel55 Distribusi Frekuensi SkorAspek Penilaian Guru SMAN 4


(24)

Tabel56 Data Perhitungan pada Kuesioner Profesionalitas Guru SMAN4

De Setembro ... 63 Tabel57 Distribusi Frekuensi Skor Profesionalitas Guru SMAN 4

De Setembro ... 64 Tabel58 Data Perhitungan pada Kuesioner Profesinalitas Guru untuk

Keseluruhan Sekolah ... 64 Tabel59 Distribusi Frekuensi Skor pada Kuesioner Profesionalitas Guru untuk

Keseluruhan Sekolah ... 65 Tabel60 Data Perhitungan pada Nilai Rapor Cawu I SMAK Hati

Kudus Yesus ... 66 Tabel61 Distribusi Frekuensi SkorNilai Rapor Cawu I SMAKHati

Kudus Yesus ... 66 Tabel62 Data Perhitungan pada Nilai Rapor Cawu I SMAK Kolese

St. Yoseph ... 67 Tabel63 Distribusi Frekuensi SkorNilai Rapor Cawu I SMAK Kolese

St. Yoseph ... 67 Tabel64 Data Perhitungan pada Nilai Rapor Cawu I SMAKSt. Madalena


(25)

Tabel65 Distribusi Frekuensi SkorNilai Rapor Cawu I SMAK St. Madalena

De Canossa ... 68 Tabel66 Data Perhitungan pada Nilai Rapor Cawu I SMAK Cristal ... 69 Tabel67 Distribusi Frekuensi SkorNilai Rapor Cawu I SMAK Cristal ... 69 Tabel68Data Perhitungan pada Nilai Rapor Cawu ISMAN 4 De Setembro ... 70 Tabel69 Distribusi Frekuensi SkorNilai Rapor Cawu I SMAN 4

De Setembro ... 70 Tabel70 Data Perhitungan pada Nilai Rapor Cawu I untuk Keseluruhan

Sekolah ... 71 Tabel 71 Distribusi Frekuensi SkorNilai Rapor Cawu I untuk Keseluruhan

Sekolah ... 71 Table 72 Rangkuman Pandagan Siswa terhadap Profesionalitas Guru ditinjau

dari Empat Aspek ... 80 Tabel73 Tabel Korelasi Pandangan Siswa terhadap Profesionalitas Guru

Dengan Prestasi Belajar Fisika Siswa SMAK Hati Kudus Yesus ... 83 Tabel 74 Tabel Korelasi Pandangan Siswa terhadap Profesionalitas Guru

dengan Prestasi Belajar Fisika Siswa SMAK Kolese St. Yoseph ... 84 Tabel 75 Tabel Korelasi Pandangan Siswa terhadap Profesionalitas Guru


(26)

dengan Prestasi Belajar Fisika Siswa SMAK St. Madalena

De Canossa ... 85 Tabel 76 Tabel Korelasi Pandangan Siswa terhadap Profesionalitas Guru

dengan PrestasiBelajar Fisika Siswa SMAK Cristal ... 86 Tabel 77 Tabel Korelasi Pandangan Siswa terhadap Profesionalitas Guru

dengan Prestasi Belajar Fisika Siswa SMAN 4 De Setembro... 87 Tabel 78 Tabel Korelasi Pandangan Siswa SMA terhadap Profesionalitas

Guru dengan Prestasi Belajar Fisika Siswa ... 88 Tabel 79 Pandangan Siswa terhadap Profesionalitas Guru Fisika ... 100


(27)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Kepribadian Guru

SMAK Hati Kudus Yesus... 40 Gambar 2 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Kompetensi Guru

SMAK Hati Kudus Yesus... 41 Gambar 3 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Pemahaman Guru

akan Situasi Siswa SMAK Hati Kudus Yesus... 42 Gambar 4 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Penilaian Guru

SMAK Hati Kudus Yesus... 43 Gambar 5 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Profesionalitas

Guru SMAK Hati Kudus Yesus ... 44 Gambar 6 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Kepribadian

GuruSMAKKolese St. Yoseph ... 45 Gambar 7 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Kompetensi

GuruSMAK Kolese St. Yoseph ... 46 Gambar 8 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Pemahaman


(28)

Gambar 9 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Penilaian Guru

SMAK Kolese St. Yoseph ... 48 Gambar 10 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Profesonalitas Guru

SMAK Kolese St. Yoseph ... 49 Gambar 11 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Kepribadian Guru

SMAK St. Madalena De Canossa ... 50 Gambar 12 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Kompetensi Guru

SMAKSt. Madalena De Canossa ... 51 Gambar 13 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Pemahaman Guru

akan Situasi Siswa SMAK St. Madalena De Canossa... 52 Gambar 14 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Penilaian Guru

SMAK St. Madalena De Canossa ... 53 Gambar 15 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Profesionalitas

GuruSMAK St. Madalena De Canossa ... 54 Gambar 16 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap KepribadianGuru

SMAK Cristal ... 55 Gambar 17 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Kompetensi Guru


(29)

Gambar 18 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Pemahaman Guru

akan Situasi Siswa SMAK Cristal ... 57 Gambar 19 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Penilaian Guru

SMAK Cristal ... 58 Gambar 20 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Profesionalitas Guru

SMAK Cristal ... 59 Gambar 21 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Kepribadian Guru

SMAN4 De Setembro ... 60 Gambar 22 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Kompetensi Guru

SMAN 4 De Setembro ... 61 Gambar 23 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Pemahaman Guru

akan Situasi Siswa SMAN 4 De Setembro ... 62 Gambar 24 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Penilaian Guru

SMAN 4 De Setembro ... 63 Gambar 25 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Profesionalitas Guru

SMAN 4 De Setembro ... 64 Gambar 26 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Proesionalitas Guru


(30)

Gambar 27 Pie Distribusi Skor Prestasi Siswa SMAK Hati Kudus Yesus ... 66 Gambar 28 Pie Distribusi Skor Prestasi Siswa SMAK Kolese St. Yoseph... 67 Gambar 29 Pie Distribusi Skor Prestasi Siswa SMAK St. Madalena De Canossa ... 68 Gambar 30 Pie Distribusi Skor Prestasi Siswa SMAK Cristal... 69 Gambar 31 Pie Distribusi Skor Prestasi Siswa SMAN 4 De Setembro ... 70 Gambar 32 Pie Distribusi Skor Prestasi Siswa untuk Keseluruhan Sekolah... 71


(31)

BAB BAB BAB

BAB I.I.I.I. PENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUAN

A. A. A.

A. LatarLatarLatarLatar BelakangBelakangBelakangBelakang MasalahMasalahMasalahMasalah

Globalisasi telah mengubah cara hidup manusia sebagai individu, sebagai warga masyarakat dan sebagai warga bangsa. Tidak seorang pun yang dapat menghindari arus globalisasi. Setiap individu dihadapkan pada dua pilihan, yakni dia menempatkan dirinya dan berperan sebagai pemain dalam arus perubahan globalisasi, atau dia menjadi korban dan terseret derasnya arus globalisasi. Arus globalisasi juga masuk dalam wilayah pendidikan dengan berbagai implikasi dan dampaknya, baik positif maupun negatif. Dalam konteks ini tugas dan peranan guru sebagai ujung tombak dunia pendidikan sangat penting.

Tugas dan peran guru dari hari ke hari semakin berat, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru sebagai komponen utama dalam dunia pendidikan dituntut untuk mampu mengimbangi bahkan melampaui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang dalam masyarakat. Melalui sentuhan guru sekolah diharapkan mampu menghasilkan peserta didik yang memiliki kompetensi tinggi dan siap menghadapi tantangan hidup dengan penuh keyakinan dan percaya diri. Sekarang dan ke depan, sekolah (pendidikan) harus mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, baik secara keilmuan (akademis) maupun secara mental. Oleh


(32)

karena itu, dibutuhkan guru-guru yang kompeten dan berjiwa kader yang senantiasa bergairah dalam melaksanakan tugas profesionalnya secara inovatif.

Guru merupakan sosok yang begitu dihormati karena memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Minat, bakat, kemampuan, dan potensi peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Dalam kaitan ini guru perlu memperhatikan peserta didik secara individual. Tugas guru tidak hanya mengajar namun juga mendidik, mengasuh, membimbing, dan membentuk kepribadian siswa guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia.

Berperan sebagai guru mengandung tantangan, karena di satu pihak guru harus ramah, sabar, menunjukkan pengertian, memberikan kepercayaan dan menciptakan suasana aman, di lain pihak guru harus memberikan tugas, mendorong siswa untuk berusaha mencapai tujuan, mengadakan koreksi, menegur dan menilai. Ada sejumlah kemampuan yang belum dimiliki siswa dan mereka harus dibantu untuk memperolehnya, bahkan ada kekurangan dalam bersikap dan cara bertindak siswa yang harus diperbaiki. Kepribadian guru seolah-olah terbelah menjadi dua bagian di satu pihak bersikap empatik, di lain pihak bersikap kritis, di satu pihak menerima, di lain pihak menolak.

Dengan demikian, belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku, termasuk juga perbaikan perilaku. Menurut Morgan (dalam Purwanto, 1987:85) dalam buku Introduction to Psychology


(33)

mengemukakan “belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”.

Unsur terpenting dalam pembelajaran yang baik adalah siswa yang belajar, guru yang mengajar, bahan belajar dan hubungan antara guru dan siswa. Dalam belajar fisika yang terpenting adalah siswa aktif dalam belajar fisika (Suparno, 2007:2).

Ironisnya kekhawatiran di dunia pendidikan khususnya bidang fisika itu sendiri menyeruak ketika guru berhadapan dengan siswa di ruang kelas. Suasana lingkungan belajar sering dipersepsikan sebagai suatu lingkungan yang menyiksa, membosankan, kurang merangsang, dan berlangsung secara monoton sehingga anak-anak belajar secara terpaksa dan kurang bergairah. Hal ini menyebabkan motivasi siswa menjadi berkurang untuk belajar fisika dan sebagian siswa beranggapan bahwa belajar fisika merupakan hal yang paling menakutkan.

Oleh sebab itu, diperlukan perubahan pola pikir guru, dari pola pikir tradisional menuju pola pikir profesional. Misalkan dominasi guru dalam pembelajaran dikurangi sehingga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih berani, mandiri, dan kreatif dalam proses belajar mengajar.

Pandangan siswa tentang profesionalitas guru, ada yang positif dan ada yang negatif. Guru-guru yang efektif mempunyai pengaruh yang kuat dan positif terhadap para siswa, sedangkan guru-guru yang lemah akan menimbulkan


(34)

ketidaksenangan siswa terhadap sekolah dan belajar formal. Jadi pandangan-pandangan siswa ini mempunyai pengaruh pada kemajuan siswa.

Pendidikan fisika di SMA di Timor Leste saat ini dikatakan belum baik. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal seperti kurangnya guru yang berkompeten dalam mengajarkan mata pelajaran fisika, kurangnya buku yang dapat menunjang pengetahuan dan pemahaman siswa, kurangnya persediaan alat-alat praktikum di laboratorium sehingga kegiatan belajar lebih banyak teori daripada praktik, dan kurangnya minat siswa dalam belajar fisika. Hal-hal ini, seringkali menimbulkan kesan-kesan negatif khususnya pada guru fisika. Akibatnya, pembelajaran fisika menjadi tidak menyenangkan dan sangat sulit untuk dipelajari oleh siswa.

B. B. B.

B. RumusanRumusanRumusanRumusan masalahmasalahmasalahmasalah

Berdasarkan latar belakang, masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pandangan siswa SMA di Timor Leste tentang profesionalitas guru?

2. Bagaimana prestasi siswa dalam belajar fisika di Timor Leste?

3. Apakah ada korelasi antara pandangan siswa SMA terhadap profesionalitas guru dengan prestasi belajar siswa dalam belajar fisika?


(35)

C. C. C.

C. TujuanTujuanTujuanTujuan

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana pandangan siswa SMA di Timor Leste tentang profesionalitas guru

2. Untuk mengetahui bagaimana prestasi siswa dalam belajar fisika di Timor Leste

3. Untuk mengetahui apakah ada korelasi antara pandangan siswa SMA terhadap profesionalitas guru dengan prestasi belajar siswa dalam belajar fisika.

D. D. D.

D. ManfaatManfaatManfaatManfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi guru dan calon guru

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi guru fisika dalam hubungan pandangan siswa terhadap profesionalitas guru dengan prestasi belajar siswa dalam belajar fisika

b. Sebagai bahan refleksi bagi guru dan calon guru dalam upaya meningkatkan prestasi siswa dalam belajar fisika

c. Dapat mengkaji profesionalitas guru dalam pembelajaran agar siswa dapat berprestasi khususnya dalam mata pelajaran fisika.


(36)

2. Bagi penelitian

a. Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan kepustakaan dalam bidang pendidikan, khususnya permasalahan yang berkaitan dengan pandangan siswa SMA di Timor Leste terhadap sikap guru Fisika

b. Dapat digunakan sebagai referensi atau literatur dalam melaksanakan penelitian yang relevan di masa mendatang


(37)

BAB BAB

BABBAB II.II.II.II. LANDASANLANDASANLANDASANLANDASAN TEORITEORITEORITEORI

A. A. A.

A. ProfesionalitasProfesionalitasProfesionalitasProfesionalitas GuruGuruGuruGuru

Profesionalitas guru merupakan kompetensi atau kemampuan yang harus dimiliki guru guna meningkatkan kualitas guru menjadi lebih profesional dalam menjalankan tugasnya.

Guru diharapkan dapat menjalankan tugasnya secara profesional dengan memiliki dan menguasai keempat kompetensi adalah sebagai berikut:

1. 1. 1.

1. KompetensiKompetensiKompetensiKompetensi PedagogisPedagogisPedagogisPedagogis

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006, dalam Jejen Musfah, 2011:30), yang dimaksud dengan kompetensi pedagogis adalah: kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi (a) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; (b) pemahaman tentang peserta didik; (c) pengembangan kurikulum/silabus; (d) perancangan pembelajaran; (e) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (f) evaluasi hasil belajar; dan (g) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Salah satu penerapannya, guru mampu mengontrol ketrampilan teknik mengajar sehingga memudahkan siswa belajar. Guru yang terampil mengajar akan dengan mudah menghadapi siswa yang mempunyai latar belakang dan


(38)

guru untuk memusatkan perhatian pada konteks atau pada yang dilatih, seperti mengobservasi, menganalisis, dan mengubah tingkah laku.

2. 2. 2.

2. KompetensiKompetensiKompetensiKompetensi KepribadianKepribadianKepribadianKepribadian

Kompetensi kepribadian yaitu “kemampuan kepribadian yang (a) berakhlak mulia; (b) mantap, stabil, dan dewasa; (c) arif dan bijaksana; (d) menjadi teladan; (e) mengevaluasi kinerja sendiri; (f) mengembangkan diri; dan (g) religious.” (BSNP, 2006, dalam Jejen Musfah, 2011:42)

Salah satu penerapannya, guru memiliki pengetahuan tentang teori belajar dan tingkah laku manusia. Karena pengetahuan teori dapat digunakan untuk menginterprestasi situasi dan menyelesaikan masalah, banyak kejadian-kejadian di kelas yang mungkin sebaliknya tidak diperhatikan atau tetap tidak dapat dijelaskan, diketahui, dan dipecahkan oleh penerapan teori-teori dan konsep tingkah laku manusia. Ini memang bukan tugas yang mudah. Semua ini memerlukan pengertian, pandangan, praktik, dan umpan balik dari teman sejawat dan para ahli pendidikan. Kemampuan dan ketrampilan ini tidak dapat dicapai sebagai hasil latihan secara formal sendiri, ini adalah suatu proses seumur hidup yang melibatkan latihan terus menerus dan membuat program yang tidak pernah berakhir, yang akhirnya dapat merupakan memperbaiki diri sendiri (self improvement).


(39)

Menurut Nana Syaodih (2009:256), ada beberapa sifat dan sikap yang harus dimiliki oleh guru profesional, yaitu:

1) Fleksibel

Seorang guru adalah orang yang telah mempunyai pegangan hidup, telah punya prinsip, pendirian dan keyakinan sendiri, baik didalam nilai-nilai maupun ilmu pengetahuan. Dalam menyatakan dan menyampaikan prinsip dan pendiriannya ia harus fleksibel, tidak kaku, disesuaikan dengan situasi, tahap perkembangan, kemampuan, sifat-sifat serta latar belakang siswa. Guru harus bisa bertindak bijaksana, yaitu menggunakan cara atau pendekatan yang tepat, terhadap orang yang tepat dalam situasi yang tepat.

2) Bersikap terbuka

Seorang guru hendaknya memiliki sifat terbuka, baik untuk menerima kedatangan siswa, untuk ditanya oleh siswa, untuk diminta bantuan, juga untuk mengoreksi diri.

3) Berdiri sendiri

Seorang guru adalah orang yang telah dewasa, ia telah sanggup berdiri sendiri, baik secara intelektual, sosial maupun emosional. Berdiri sendiri secara intelektual, berarti ia telah mempunyai pengetahuan yang cukup untuk mengajar, juga telah mampu memberikan pertimbangan-pertimbangan rasional dalam mengambil sesuatu keputusan atau pemecahan masalah. Berdiri sendiri secara sosial berarti ia telah dapat


(40)

menjalin hubungan sosial yang wajar, baik dengan siswa, sesama guru dan orangtua serta petugas-petugas lain yang terlibat dalam kegiatan di sekolah. Berdiri sendiri secara emosional berarti guru telah dapat mengendalikan emosinya, telah dapat dengan tepat kapan dan di mana ia menyatakan sesuatu emosi.

4) Peka

Seorang guru harus peka atau sensitif terhadap penampilan para siswanya. Peka atau sensitif berarti cepat mengerti, memahami atau melihat dengan perasaan apa yang diperlihatkan oleh siswa. Dari ekspresi muka, nada suara, gerak gerik, jalan nafasnya dsb.

5) Tekun

Pekerjaan seorang guru membutuhkan ketekunan, baik di dalam mempersiapkan, melaksanakan, menilai maupun menyempurnakan pengajarannya. Di sekolah guru tidak hanya berhadapan dengan anak-anak pandai tetapi juga anak-anak-anak-anak kurang pandai. Mereka membutuhkan bantuan yang tekun, sedikit demi sedikit dan penuh kesabaran. Tugas guru bukan hanya dalam bentuk interaksi dengan siswa di kelas tetapi menyiapkan bahan pelajaran serta memberi penilaian atas semua pekerjaan siswa.

6) Realistik

Seorang guru hendaknya bisa berpikir dan berpandangan realistik, artinya melihat kenyataan, melihat apa adanya.


(41)

7) Melihat ke depan

Tugas guru adalah membina siswa sebagai generasi penerus bagi kehidupan di masa yang akan datang. Karena tugasnya yang demikian, maka ia harus selalu melihat ke depan, kehidupan bagaimana yang akan dimasuki para siswanya kelak, tuntutan apa yang akan dihadapi oleh para siswa dalam kehidupan tersebut, hal-hal apa yang dapat ia berikan kepada siswa untuk menghadapi masa yang akan datang.

8) Rasa ingin tahu

Guru berperan sebagai penyampai ilmu pengetahuan dan teknologi kepada para siswa. Agar ilmu dan teknologi yang disampaikannya sejalan dengan perkembangan zaman, maka ia dituntut untuk selalu belajar, mencari dan menemukan sendiri. Untuk itu ia perlu memiliki rasa ingin tahu atau curiousity yang besar.

9) Ekspresif

Salah satu faktor penting dalam suasana kelas yang menyenangkan adalah penampilan guru yang menyenangkan, yang memancarkan emosi dan perasaan yang menarik. Untuk itu diperlukan suatu ekspresi yang tepat, baik ekspresi dalam wajah, gerak gerik maupun bahasa dan nada suara. Penampilan yang datar dan tawar, akan sangat membosankan para siswanya.


(42)

10) Menerima diri

Seorang guru selain bersikap realistis, ia juga harus seorang yang mampu menerima keadaan dan kondisi dirinya. Sebagai guru ia harus memahami semua kelebihan dan kekurangan tersebut dan kemudian dapat menerimanya dengan wajar. Seorang mampu memahami dan menerima diri adalah orang yang berpribadi sehat.

3. 3. 3.

3. KompetensiKompetensiKompetensiKompetensi SosialSosialSosialSosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk: (a) berkomunikasi lisan dan tulisan; (b) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional; (c) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik; dan (d) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar. (BSNP, 2006, dalam Jejen Musfah, 2011:52)

Salah satu penerapannya, guru mampu menunjukkan sikap dalam membantu siswa belajar dan memupuk hubungan dengan manusia lain secara tulus. Kategori utama dari sikap yang mempengaruhi tingkah laku mengajar adalah:

(a) Sikap guru terhadap diri mereka sendiri

Jika guru dapat memahami dan simpati dengan perasaan siswa, maka mereka juga mengenal dan memahami perasaan mereka sendiri. Tujuan memahami perasaan oranglain adalah untuk membantu guru


(43)

belajar tentang diri mereka sendiri dan memahami bagaimana oranglain merasakan diri mereka.

(b) Sikap guru terhadap anak/siswa;

Kesadaran diri guru akan sikap yang baik terhadap siswa adalah perlu, karena siswa akan mempunyai perasaan dan kepercayaan. Jika guru mempunyai empati dan menilai siswa mereka sebagai individu yang unik, mereka akan menjadi guru yang efektif dan memperoleh kepuasaan dalam pengajaran mereka.

(c) Sikap guru terhadap teman sejawat dan orangtua

Guru berinteraksi dengan teman-teman sejawat dan para karyawan. (d) Sikap guru terhadap mata pelajaran

Satu kata kunci yang penting adalah antusiasme (semangat besar). Siswa yang cepat mengerti dan cerdik segera tahu bagaimana sikap guru mereka terhadap mata pelajaran. Guru yang tidak antusias terhadap mata pelajaran yang mereka ajarkan kepada siswa akan sulit mengharapkan siswa untuk antusias terhadap mata pelajaran yang diberikan guru. Cara terbaik untuk memastikan adanya antusiasme pada siswa ialah guru harus merencanakan mata pelajaran sebaik mungkin, yang kira-kira dapat membuat siswa berminat tinggi terhadap pelajaran itu.


(44)

4. 4. 4.

4. KompetensiKompetensiKompetensiKompetensi ProfesionalProfesionalProfesionalProfesional

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006, dalam Jejen Musfah 2011:54), kompetensi profesional adalah: kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: (a) konsep, struktur, dan metode keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi ajar; (b) materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; (c) hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; (d) penerapan konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan (e) kompetensi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.

Salah satu penerapannya, guru mampu menguasai mata pelajaran yang diajarkan. Menguasai mata pelajaran yang diajarkan adalah suatu kebutuhan yang diperlukan bagi setiap guru. Seorang guru mata pelajaran harus mempersiapkan sunguh dua aspek yaitu (1) mempelajari sunguh-sunguh mata pelajaran itu sendiri dan (2) memilih secara bijaksana bahan yang dapat diteruskan kepada siswa dengan berhasil. Untuk menjadi komunikator yang efektif, mereka harus tahu seberapa jauh pengertian anak pada mata pelajaran. Guru harus tahu bahwa isi mata pelajaran yang diajarkan, sama seperti guru tahu disiplin ilmu yang dia dapat dari perguruan tinggi.


(45)

Secara garis besar, dalam penelitian ini akan di lihat profesionalitas guru diantaranya:

1. Kompetensi kepribadian guru menyangkut bagaimana guru menentukan sikap dalam proses pembelajaran

2. Kompetensi professional menyangkut hubungan konsep antar materi pelajaran terkait, penerapan konsep yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan metode dan media pembelajaran dalam menunjang pemahaman siswa

3. Kompetensi sosial menyangkut hubungan guru dan siswa

4. Kompetensi pedagogis menyangkut pemahaman guru tentang siswa, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran serta evaluasi hasil belajar siswa.

B. B. B.

B. SikapSikapSikapSikap GuruGuruGuruGuru 1.

1. 1.

1. PengertianPengertianPengertianPengertian SikapSikapSikapSikap

Menurut Sri Esti (2006:20), sikap adalah suatu kecenderungan untuk berbuat atau bertindak secara positif atau negatif terhadap orang-orang, ide-ide atau kejadian-kejadian. Sikap mempunyai dampak langsung pada tingkah laku seseorang. Sikap menentukan bagaimana seseorang meninjau dirinya sendiri dan bagaimana berinteraksi dengan orang lain.

Dalam arti yang sempit sikap adalah pandangan atau kecenderungan mental. Menurut Bruno (1987, dalam Muhibbin Syah, 2008: 123), sikap (attitude) adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau


(46)

buruk terhadap orang atau barang tertentu. Sikap adalah kemampuan internal yang bersifat mental/psikis (Winkel, 1996:52).

Menurut Oemar Hamalik (2007:48), masalah sikap antara lain berhubungan dengan masalah senang dan tidak senang yang biasanya berhubungan dengan kontak-kontak pertama dengan orang atau obyek tertentu dalam situasi yang menyenangkan atau tidak menyenangkan. Apabila kontak pertama menyenangkan, maka responnya menyenangi, menerima dan berusaha untuk mengadakan kontak lebih lama.

Allport (dalam Djaali, 2007: 114), mengemukakan bahwa sikap adalah sesuatu kesiapan mental dan saraf yang tersusun melalui pengalaman dan memberikan pengaruh langsung kepada respons individu terhadap semua objek atau situasi yang berhubungan dengan objek itu. Definisi ini menurut Allport menunjukkan bahwa sikap itu tidak muncul seketika atau dibawa lahir, tetapi disusun dan dibentuk melalui pengalaman serta memberikan pengaruh langsung kepada respons seseorang.

2. 2. 2.

2. SikapSikapSikapSikap GuruGuruGuruGuru

Sebagian besar pendidik yakin bahwa sikap guru adalah dimensi yang sangat penting dalam proses mengajar (Sri Esti, 2006:20).

Menurut Nana Syaodih (2009:267), kepribadian guru sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar, karena guru tidak hanya mengajar dengan bahan, metode dan kata-kata, tetapi dengan seluruh kepribadiannya. Dalam


(47)

pendidikan berinteraksi dua kepribadian, pribadi guru dengan pribadi siswa. Guru yang berpribadi sehat, matang, memancarkan nilai-nilai ideal, akan menjadi contoh dan panutan yang baik bagi para siswanya.

Guru yang sukses adalah guru yang bisa memahami masalah akademik dan profesional, seperti mengerti motif siswa, kepribadian, kemampuan, gaya berpikir dan belajar, serta tingkah laku sosial siswa. Dia juga harus efektif dalam menyampaikan pengetahuan dan ketrampilan, dihormati oleh teman sejawat dan siswa, dan yang paling penting adalah merasa senang dan kompeten dalam menjalankan tugas mengajar (Sri Esti, 2006: 3).

Shavelson (1993, dalam Sri Esti, 2006: 4), menyatakan bahwa keputusan guru selama pengajaran dan perbuatan apa saja yang guru lakukan adalah hasil dari suatu keputusan yang disadari maupun yang tidak disadari. Dalam pengajaran peranan guru dalam membuat keputusan berhubungan dengan tiga fungsi dasar pengajaran yaitu:

1) Perencanaan

Fungsi perencanaan mengharuskan guru untuk membuat keputusan tentang kebutuhan siswa mereka, tujuan yang paling tepat dan tujuan untuk membantu menemukan kebutuhan itu, perlunya motivasi untuk mendapatkan tujuan mereka, serta model pengajaran dan strategi mengajar yang paling cocok untuk pencapaian tujuan itu. Beberapa ketrampilan mengajar yang mendukung fungsi perencanaan meliputi mengobservasi tingkah laku siswa,


(48)

mendiagnosis kebutuhan siswa, merangkai urutan tujuan, dan menentukan kegiatan belajar yang tepat yang berhubungan dengan tujuan.

2) Pelaksanaan

Fungsi pelaksanaan mengharuskan guru untuk melaksanakan keputusan yang dibuat dalam tahap perencanaan, terutama yang berhubungan dengan model pengajaran, strategi mengajar, dan kegiatan belajar. Ketrampilan mengajar yang mendukung fungsi pelaksanaan meliputi antara lain menyampaikan dan menjelaskan mata pelajaran, mendengarkan, memperkenalkan, mendemonstrasikan, memperoleh respons dari siswa, dan menutup.

3) Evaluasi

Fungsi evaluasi atau penilaian memerlukan keputusan tentang kesesuaian tujuan yang dipilih dengan pedoman strategi pengajaran terhadap tujuan, dan akhirnya apakah siswa mengerti atau tidak terhadap hal yang dimaksudkan guru. Ketrampilan mengajar yang mendukung fungsi penilaian meliputi tujuan belajar khusus yang dievaluasi, gambaran informasi yang dibutuhkan untuk membuat penilaian, mendapatkan, menganalisis, dan mencatat informasi itu, dan akhirnya membuat keputusan.

Robert M. Mager (dalam Suhaenah, 2001:150), merumuskan dalam buku Developing Attitude Toward Learning apa yang harus dilakukan oleh guru/fasilitator terhadap siswa:


(49)

1) Menerima respons siswa, baik yang benar maupun yang salah, sebagai usaha untuk belajar.

2) Memberi ganjaran atau penguatan terhadap respons yang tepat

3) Memberi tugas-tugas yang memberikan peluang memperoleh keberhasilan 4) Memberi cukup tanda-tanda yang jelas sehingga siswa tahu ke arah mana

mereka harus bergerak

5) Menyampaikan tujuan kepada siswa sehingga mereka sejak awal memahaminya.

6) Mendeteksi apa yang telah diketahui siswa dan memisahkannya dari kurikulum, sehingga siswa tidak merasa bosan

7) Memberi umpan balik yang segera dan yang spesifik terhadap jawaban siswa

8) Memberi kesempatan siswa untuk terlibat secara aktif 9) Mengendalikan perilaku siswa selama kegiatan berlangsung

10) Menghubungkan pelajaran yang sedang berlangsung dengan pengetahuan siswa sebelumnya

11) Memperlakukan siswa sebagai seorang pribadi

Menurut Oemar Hamalik (2007: 39-40), sifat-sifat atau karakteristik guru-guru yang disenangi oleh para siswa adalah guru-guru yang demokratis, suka bekerja sama (kooperatif), baik hati, sabar, adil, konsisten, bersifat terbuka, suka menolong, dan ramah-tamah. Sifat-sifat lain yang disenangi siswa adalah


(50)

suka humor, memiliki bermacam ragam minat, menguasai bahan pelajaran, fleksibel, dan menaruh minat yang baik terhadap siswa. Kepribadian guru berpengaruh secara langsung dan terhadap perilaku siswa. Perilaku siswa yang terpengaruh misalnya kebiasaan belajar, motivasi, disiplin, perilaku sosial, hasrat belajar.

C. C. C.

C. PandanganPandanganPandanganPandangan SiswaSiswaSiswaSiswa terhadapterhadap ProfesionalitasterhadapterhadapProfesionalitasProfesionalitasProfesionalitas GuruGuruGuruGuru FisikaFisikaFisikaFisika

Pandangan siswa tentang profesionalitas guru fisika merupakan pendapat siswa terhadap profesionalitas yang dimiliki oleh guru fisika. Siswa dapat memberikan pendapat tentang profesionalitas guru fisika melalui kegiatan belajar mengajar fisika yang dialaminya.

Setiap siswa memiliki respon yang berbeda-beda terhadap pola-pola prilaku guru yang sama. Apa yang menarik dan efektif bagi seorang siswa mungkin menimbulkan respon yang negatif dari siswa yang lain. Guru yang efektif pada suatu tingkat tertentu mungkin tidak efektif pada tingkatan yang lain. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan-perbedaan dalam tingkat perkembangan mental dan emosional para siswa (Oemar Hamalik, 2007:38).

Pandangan siswa tentang profesionalitas guru fisika akan dibatasi pada aspek kepribadian guru, kompetensi guru, pemahaman guru akan situasi siswa dan penilaian guru.

Kepribadian guru mempunyai pengaruh langsung terhadap hidup dan kebiasaan-kebiasaan belajar para siswa. Yang dimaksud dengan kepribadian


(51)

disini meliputi pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan juga persepsi yang dimilikinya tentang orang lain. Para siswa menyerap sikap-sikap gurunya, merefleksikan perasaan-perasaannya, menyerap keyakinan-keyakinannya, meniru tingkah lakunya, dan mengutip pernyataan-pernyataannya. Pengalaman menunjukkan bahwa masalah-masalah seperti motivasi, disiplin, tingkah laku sosial, prestasi, dan hasrat belajar yang terus menerus itu semuanya bersumber dari kepribadian guru. (Oemar Hamalik, 2007:34-35). Kepribadian guru fisika dapat diketahui melalui interaksi antara guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar fisika di sekolah.

Kompetensi guru (teacher competency) adalah kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak (Barlow, 1985; dalam Syah, 2008:229). Kompetensi profesionalisme guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya. Artinya, guru yang piawai dalam melaksanakan profesinya dapat disebut sebagai guru yang kompeten dan profesional. Kompetensi guru dapat diketahui melalui penguasaan materi, memiliki ketrampilan teknik mengajar dan pengelolaan pembelajaran.

Guru perlu berusaha mengerti keadaan siswa. Guru perlu mengerti bagaimana siswa menanggapi pembelajarannya, apakah mereka senang, bosan, malas, dll. Dengan mengerti keadaan siswa, guru akan dapat membantu pembelajaran secara lebih kontekstual, sesuai dengan situasi siswa (Suparno, 2007:3). Pemahaman guru akan sistuasi siswa dapat diketahui melalui


(52)

pemahaman konsep awal fisika siswa, pemahaman akan perkembangan pemikiran siswa, pemahaman akan situasi psikologis belajar fisika siswa: apakah senang, bosan atau malas.

Penilaian atau evaluasi kegiatan belajar mengajar fisika diperlukan karena guru dapat mengetahui apakah tujuan belajar yang telah ditetapkan dapat tercapai atau tidak. Melalui evaluasi dapat diketahui kemajuan-kemajuan belajar yang di alami oleh siswa, dapat ditetapkan keputusan penting mengenai apa yang telah diperoleh dan diketahui siswa, serta dapat merencanakan apa yang seharusnya di lakukan pada tahap berikutnya (H. Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, 2008:198). Penilaian atau evalausi kegiatan belajar mengajar fisika dapat diketahui melalui ketepatan penilaian atau evaluasi yang digunakan baik soal maupun hasil penilaiannya.

D. D. D.

D. PrestasiPrestasiPrestasiPrestasi BelajarBelajarBelajarBelajar FisikaFisikaFisikaFisika

Proses belajar yang dialami oleh siswa menghasilkan perubahan-perubahan: dalam bidang pengetahuan/pemahaman, dalam bidang ketrampilan, dalam bidang nilai dan sikap. Adanya perubahan itu tampak dalam prestasi belajar yang dihasilkan oleh siswa terhadap pertanyaan/persoalan/tugas yang diberikan oleh guru.

Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar


(53)

merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.

Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu (H. Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, 2008:138).

Yang tergolong faktor internal adalah

1. Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.

2. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas:

a. Faktor intelektif yang meliputi:

1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat

2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.

b. Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.

3. Faktor kematangan fisik maupun psikis Yang tergolong faktor eksternal, ialah: a. Faktor sosial yang terdiri atas:


(54)

2) Lingkungan sekolah 3) Lingkungan masyarakat 4) Lingkungan kelompok

b. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian.

c. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim. 4. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan

Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung ataupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar.

Dapat dikatakan bahwa prestasi belajar fisika merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar fisika dalam periode tertentu. Penilaian hasil belajar fisika sebagai salah satu faktor yang menentukan keberhasilan proses dan hasil pembelajaran dari siswa.

Dalam penelitian ini, penilaian hasil belajar yang digunakan untuk menunjukkan prestasi belajar fisika siswa adalah nilai rapor fisika cawu I pada tahun ajaran 2012/2013 yang diperoleh dari guru mata pelajaran fisika. Dimana hasil belajar ini sebagai bentuk perubahan yang ditunjukkan oleh siswa dalam bidang pengetahuan/pemahaman siswa setelah mengalami proses belajar mengajar fisika.


(55)

BAB

BABBABBAB III.III.III.III. METODOLOGIMETODOLOGIMETODOLOGIMETODOLOGI PENELITIANPENELITIANPENELITIANPENELITIAN

A.

A.A.A. JenisJenisJenisJenis PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian

Penelitian yang dilakukan bersifat penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif menggunakan data kuantitatif berupa skor atau angka dan data dianalisis menggunakan statistik korelasi. Sedangkan penelitian kualitatif menggunakan analisis secara kualitatif.

B.

B.B.B. TempatTempatTempatTempat dandandandan waktuwaktuwaktuwaktu penelitianpenelitianpenelitianpenelitian Tempat Penelitian:

1) SMAK Hati Kudus Yesus Timor Leste 2) SMAK Kolese St. Yoseph Timor Leste

3) SMAK St. Madalena De Canossa Timor Leste 4) SMAK Cristal Timor Leste

5) SMAN 04 De Setembro Timor Leste Waktu Penelitian : 8-26 Mei 2012

C.

C.C.C. PopulasiPopulasiPopulasiPopulasi dandandandan SampelSampelSampelSampel

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh SMA di Dili-Timor Leste tahun ajaran 2012/2013.

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa/i kelas 2A dan kelas 2B SMAK Hati Kudus Yesus, siswa/I kelas 2C dan kelas 2D SMAK Kolese St. Yoseph,


(56)

siswa/I kelas 1A IPA, kelas 1B IPA dan kelas 1C IPA SMAK St. Madalena De Canossa, siswa/I kelas 3IPA 1 dan kelas 3IPA 2 SMAK Cristal, siswa/I kelas 3IPA 1 dan kelas 3IPA 2 SMAN 04 De Setembro. Jumlah keseluruhan siswa sebagai sampel dalam penelitian ini adalah 423 siswa.

D.

D.D.D. VariabelVariabelVariabelVariabel PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian

1. Variabel Independen atau Variabel bebas

Dalam penelitian ini variabel independen atau variabel bebas adalah pandangan siswa terhadap profesionalitas guru. Merupakan pandangan siswa terhadap profesionalitas guru fisika dalam proses pembelajaran yang sudah berlangsung, yang meliputi aspek kepribadian guru, aspek kompetensi guru, aspek pemahaman guru akan situasi siswa dan aspek penilaian guru yang akan ditunjukkan dengan skor pengisian kuesioner pandangan siswa terhadap profesionalitas guru.

2. Variabel dependen atau variabel terikat

Dalam penelitian ini variabel dependen atau terikat adalah prestasi siswa dalam belajar fisika. Merupakan tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar fisika. Dalam penelitian ini, nilai yang akan digunakan adalah nilai rapor fisika cawu I siswa pada tahun ajaran 2012/2013.


(57)

E.

E.E.E. InstrumenInstrumenInstrumenInstrumen PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian

Instrumen dalam penelitian ini ada 3 macam, yaitu: 1.

1.1.1. LembarLembarLembarLembar KuesionerKuesionerKuesionerKuesioner

Dalam penelitian ini, kuesioner yang digunakan untuk mengetahui pandangan siswa terhadap profesionalitas guru adalah kuesioner tidak langsung dengan pertanyaan terbuka dalam bentuk pilihan ganda(lihat lampiran 3).

Berdasarkan landasan teori pada bab II, indikator pandangan siswa terhadap profesionalitas guru terdiri atas aspek kepribadian guru, aspek kompetensi guru, aspek pemahaman guru akan situasi siswa dan aspek penilaian guru. Adapun indikator keempat bagian tersebut ditunjukkan pada tabel 1 berikut:

Tabel 1. Kisi-kisi Kuesioner Pandangan Siswa terhadap Profesionalitas Guru

Pandangan Pandangan PandanganPandangan siswasiswasiswasiswa

terhadap terhadapterhadapterhadap profesionalitas profesionalitas profesionalitasprofesionalitas guru guru guru guru Indikator Indikator

IndikatorIndikator NomorNomorNomorNomor itemitemitemitem pernyataan pernyataan pernyataanpernyataan

Jumlah JumlahJumlahJumlah

Kepribadian guru Sikap keterbukaan 1 1

Sikap Ekspresif 2, 3 2

Sikap dalam memupuk hubungan dengan siswa

4 1


(58)

Kompetensi guru Penguasaan materi 6 1

Mengajar menyenangkan 7, 11 2

Pengelolaan kelas 10 1

Ketrampilan mengajar 8, 12 2

Perencanaan pembelajaran 9 1

Pemahaman guru akan situasi siswa

Pemahaman akan konsep awal fisika siswa

13 1

Pemahaman akan situasi psikologis belajar fisika siswa

14, 15, 16 3

Pemahaman akan perkembangan pemikiran siswa

17 1

Penilaian guru Ketepatan penilaian atau evaluasi

yang digunakan baik soal maupun hasil penilaiannya

18, 19, 20, 21, 22, 23

6

2. 2. 2.

2. DokumentasiDokumentasiDokumentasiDokumentasi PrestasiPrestasiPrestasiPrestasi BelajarBelajarBelajarBelajar FisikaFisikaFisikaFisika SiswaSiswaSiswaSiswa

Dalam penelitian ini, dokumen yang akan digunakan untuk mengetahui prestasi siswa dalam belajar fisika adalah nilai rapor fisika cawu I pada tahun ajaran 2012/2013(lihat lampiran 4 ).


(59)

3. 3. 3.

3. WawancaraWawancaraWawancaraWawancara

Dalam penelitian ini, jenis wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara terpimpin dengan lima pertanyaan yang meliputi aspek kepribadian guru, aspek kompetensi guru, aspek pemahaman guru akan situasi siswa dan aspek penilaian guru. Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap dan untuk menyakinkan terhadap hasil lembar kusioner yang telah diisi oleh siswa. Pertanyaan yang diberikan kepada siswa adalah sebagai berikut:

1) Apakah guru membuat anda belajar fisika dengan mudah? 2) Bagaimana guru fisika mengajar?

3) Bagaimana suasana kelas ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung? 4) Bagaiman penilaian hasil belajar anda yang diberikan oleh guru fisika?

Sudah efektif atau belum?

5) Bagaimana sosok guru fisika anda?

F.

F.F.F. ValiditasValiditasValiditasValiditas

Penelitian ini menggunakan content validity atau validitas isi yang

mengukur apakah isi dari instrumen yang akan digunakan sungguh mengukur isi dari domain yang mau diukur dan apakah item test sungguh merepresentasikan isi yang mau dites (Suparno, 2007: 68).

Item pernyataan pada kuesioner disesuaikan pada indikator setiap bagian yang akan diukur seperti tampak pada Tabel 1. Pada penelitian ini, kuesioner


(60)

tidak diujicobakan, namun sudah dikonsultasikan dan disetujui oleh pembimbing.

Prestasi siswa dalam belajar fisika diperoleh dengan mendokumentasikan nilai rapor fisika cawu I siswa pada tahun ajaran 2012/2013 yang dapat menunjukkan prestasi siswa yang telah dicapai.

G.

G.G.G. MetodeMetodeMetodeMetode AnalisisAnalisisAnalisisAnalisis DataDataDataData

Kuesioner pandangan siswa terhadap profesionalitas guru yang telah diisi oleh siswa kemudian di beri skor. Adapun pemberian skor pada setiap pernyataan yang ditunjukkan pada tabel 2 berikut:

Tabel 2. Pemberian Skor Kuesioner Skor

Skor Skor

Skor PernyataanPernyataanPernyataanPernyataan

Sangat setuju (SS) 4

Setuju (S) 3

Tidak setuju (TS) 2

Sangat tidak setuju (STS) 1

Hasil dari penskoran kuesioner pandangan siswa terhadap profesionalitas guru akan dikelompokkan menjadi empat aspek yaitu (1) aspek kepribadian guru (2) aspek kompetensi guru (3) aspek pemahaman guru akan situasi siswa (4)


(61)

aspek penilaian guru. Keempat aspek tersebut dalam empat kategori. Datanya dapat dilihat pada tabel 3, 4, 5, 6 berikut :

Tabel 3. Kategori Pandangan Siswa terhadap Profesionalitas Guru pada Aspek Kepribadian Guru

Interval Interval

IntervalInterval skorskorskorskor KategoriKategoriKategoriKategori

17 – 20 Sangat baik

13 – 16 Baik

9 – 12 Tidak baik

5 – 8 Sangat tidak baik

Tabel 4. Kategori Pandangan Siswa terhadap Profesionalitas Guru pada Aspek Kompetensi Guru

Interval Interval

IntervalInterval skorskorskorskor KategoriKategoriKategoriKategori

25-30 Sangat baik

19-24 Baik

13-18 Tidak baik


(62)

Tabel 5. Kategori Gagasan Siswa terhadap Profesionalitas Guru pada Aspek Pemahaman Guru akan Situasi Siswa

Interval Interval

IntervalInterval skorskorskorskor KategoriKategoriKategoriKategori

17 – 20 Sangat baik

13 – 16 Baik

9 – 12 Tidak baik

5 – 8 Sangat tidak baik

Tabel 6. Kategori Gagasan Siswa terhadap Profesionalitas Guru pada Aspek Penilaian Guru

Interval Interval

IntervalInterval skorskorskorskor KategoriKategoriKategoriKategori

21-25 Sangat baik

16-20 Baik

11-15 Tidak baik

6-10 Sangat tidak baik

Wawancara dilakukan dengan empat siswa dari tiap kelas yang merupakan sampel penelitian. Empat orang siswa ini ditunjuk langsung oleh guru mata pelajaran fisika dengan ketentuan berdasarkan nilai rapor fisika yaitu


(63)

dua orang memiliki nilai rapor fisika dalam tingkat tinggi dan dua orang memiliki nilai rapor fisika dalam tingkat rendah.

Hasil dari nilai rapor fisika cawu I siswa dikelompokkan menjadi empat kategori seperti pada tabel 7 berikut:

Tabel 7. Kategori Prestasi Siswa dalam Belajar Fisika

Interval Interval

IntervalInterval skorskorskorskor KategoriKategoriKategoriKategori

9-11 Sangat tinggi

6-8 Tinggi

3-5 Rendah

0-2 Sangat rendah

Untuk mengetahui korelasi antara pandangan siswa terhadap profesionalitas guru dengan prestasi siswa dalam belajar fisika, maka data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisa dengan statistik korelasi yaitu Koefisien Korelasi Pearson sebagai berikut (Suparno, 2007: 83).

Keterangan :


(64)

: rata-rata pandangan siswa terhadap profesionalitas guru : skor nilai rapor fisika cawu I siswa

: skor rata-rata nilai rapor fisika cawu I siswa

Dalam penelitian ini untuk mencari korelasi antara dua variabel digunakan program SPSS 17. Digunakan α = 0.05. Bila p < α → Signifikan.

H.

H.H.H. ProsedurProsedurProsedurProsedur PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian

Data pandangan siswa terhadap profesionalitas guru diperoleh dengan menggunakan skala. Skala tersebut disusun dengan memakai metode penskalaan Likert dan menggunakan metode rating yang dijumlahkan yaitu metode penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentuan nilai skalanya. Untuk setiap skala diberikan kategori empat jawaban dan masing-masing item akan diberi rentang penilaian.

Data prestasi siswa dalam belajar fisika diperoleh dengan metode dokumentasi berupa nilai rapor fisika cawu I siswa(lihat lampiran 4).

Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik, perlu disusun beberapa langkah yang disebut sebagai desain penelitian. Desain penelitian ini terdiri dari 2 tahap yaitu:


(65)

1.

1.1.1. TahapTahapTahapTahap PersiapanPersiapanPersiapanPersiapan

Tahap persiapan merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh peneliti sebelum mengadakan penelitian. Langkah-langkah yang harus ditempuh oleh peneliti sebagai berikut:

a. Peneliti menghubungi pihak sekolah SMAK Hati Kudus Yesus, SMAK Kolese St. Yoseph, SMAK St. Madalena De Canossa, SMAK Cristal, SMAN 4 De Setembro di Dili-Timor Leste untuk meminta ijin dan menjelaskan maksud serta tujuan penelitian.

b. Peneliti meminta surat pengantar untuk mengadakan penelitian dari pihak Universitas Sanata Dharma melalui Sekretariat JPMIPA(lihat lampiran 1). c. Peneliti menyerahkan surat pengantar dari Universitas Sanata Dharma

kepada pihak sekolah yang dituju di Dili-Timor Leste.

d. Peneliti melakukan konfirmasi dengan guru mata pelajaran fisika untuk menentukan kelas mana saja yang bisa digunakan sampel dalam penelitian ini.

2.

2.2.2. TahapTahapTahapTahap PengumpulanPengumpulanPengumpulanPengumpulan DataDataDataData

Tahap pengumpulan data merupakan tahap paling utama, dimana peneliti melakukan penelitian di SMAK Hati Kudus Yesus, SMAK Kolese St. Yoseph, SMAK St. Madalena De Canossa, SMAK Cristal dan SMAN 04 De Setembro Dili-Timor Leste. Tahap pengumpulan data dibagi dalam tiga bagian yaitu:


(66)

a. Pengumpulan Data Kusioner

� Peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud dan tujuan

penelitian kepada siswa.

� Peneliti membagikan lembar kuesioner kepada seluruh siswa di kelas.

� Peneliti memberi skor pada lembar kuesioner yang telah diisi oleh siswa

(lihat lampiran 5). Skor yang diperoleh akan menentukan kategori pandangan siswa terhadap profesionalitas guru dan skor tersebut akan dikorelasikan dengan nilai rapor fisika cawu I siswa.

b. Pengumpulan Data Wawancara

Peneliti meminta 4 siswa yang telah dipilih oleh guru mata pelajaran

fisika untuk diwawancarai.

� Peneliti menjelaskan tujuan wawancara dan prosedur jalannya

wawancara kepada siswa.

� Peneliti mengajukan pertanyaan kepada siswa sesuai dengan daftar

pertanyaan yang telah disiapkan dan beberapa pertanyaan lagi disesuaikan dengan kondisi jawaban setiap siswa.

Peneliti merekam jalannya wawancara.

� Hasil wawancara digunakan untuk mendukung hasil lembar kuesioner


(67)

c. Pengumpulan Data Dokumen Rapor

� Peneliti meminta daftar nilai siswa pada guru mata pelajaran fisika.

Peneliti menyalin nilai rapor fisika cawu I siswa dari guru mata

pelajaran fisika yang bersangkutan. Nilai inilah yang kemudian akan dikorelasikan dengan nilai skor kuesioner pandangan siswa terhadap profesionalitas guru(lihat lampiran 4).


(68)

BAB IV. DATA DAN ANALISIS DATA

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMAK Hati Kudus Yesus, SMAK Kolese St. Yoseph, SMAK St. Madalena De Canossa, SMAK Cristal dan SMAN 4 De Setembro Timor Leste pada tanggal 8 Mei - 26 Mei 2012. Jumlah siswa sebagai sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 423 siswa.

Penelitian berlangsung selama 3 minggu. Pada hari pertama, peneliti ke lima sekolah tersebut dengan membawa surat ijin penelitian dari kampus untuk diberikan kepada Kepala Sekolah yang bersangkutan dan kemudian bertemu secara langsung dengan guru fisika guna menjelaskan tujuan dan proses penelitian serta menentukan jadwal penelitian. Pada hari berikutnya peneliti ke sekolah untuk melakukan penelitian sesuai dengan jadwal penelitian yang sudah ditentukan.

Pada saat hari penelitian, peneliti masuk kelas penelitian diawali dengan perkenalan antara peneliti dengan para siswa, kemudian peneliti menyampaikan tujuan penelitian dan kegiatan penelitian yang akan dilakukan siswa. Setelah siswa paham dengan kegiatan yang akan dilaksanakan peneliti membagikan kuesioner kepada siswa. Sebelum siswa mengisi kuesioner, peneliti menjelaskan terlebih dahulu prosedur pengisian kuesioner dan jika ada pernyataan kuesioner yang tidak dimengerti siswa boleh bertanya kepada peneliti untuk menjelaskan. Selain itu, peneliti juga menyampaikan bahwa setiap jawaban yang siswa berikan tidak mempengaruhi nilai pelajaran fisika dan merupakan rahasia antara peneliti dengan siswa. Setelah selesai


(69)

siswa mengisi kuesioner peneliti mengambil kembali kuesioner dan tidak lupa peneliti juga mengucapkan terima kasih atas kerjasama siswa.

B. Deskripsi Data

Dalam bab ini dideskripsikan data penelitian variabel pandangan siswa terhadap profesionalitas guru dan varibel prestasi siswa dalam belajar fisika.

1. Pandangan Siswa Terhadap Profesionalitas Guru

Dalam pengukuran pandangan siswa terhadap profesionalitas guru ini terdiri dari 23 item pernyataan positif dan terbagi dalam empat aspek yaitu aspek kepribadian guru, aspek kompetensi guru, aspek pemahaman guru akan situasi siswa dan aspek penilaian guru. Setiap pernyataan memiliki skor antara 1-4 dan skor untuk mengukur pandangan siswa terhadap profesionalitas guru berkisar 23-92.

Data yang diperoleh dari kuesioner (lihat lampiran 5) yang disebarkan sebanyak 423 lembar merupakan jumlah siswa sebagai sampel dari populasi SMA di Timor Leste adalah sebagai berikut:

a. SMAK Hati Kudus Yesus 1) Aspek Kepribadian Guru

Tabel 8. Data Perhitungan pada Kuesioner Skor terendah Skor tertinggi Mean Standar deviasi


(70)

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Skor

Dari data distribusi frekuensi skor di atas, dapat ditampilkan dalam bentuk grafik pie berikut:

Gambar 1. Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Kepribadian Guru

2) Aspek Kompetensi Guru

Tabel 10. Data Perhitungan pada Kuesioner Skor terendah Skor tertinggi Mean Standar deviasi

11 26 17.36 3.790

28%

42% 28%

2%

Sangat baik Baik Tidak baik Sangat tidak baik No. Interval Skor Frekuensi Skor %frekuensi Kategori

1. 17 – 20 13 27.66 Sangat baik

2. 13 – 16 20 42.55 Baik

3. 9 – 12 13 27.66 Tidak baik


(71)

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Skor

No. Interval Skor Frekuensi Skor %frekuensi Kategori

1. 25-30 3 6.38 Sangat baik

2. 19-24 14 29.79 Baik

3. 13-18 27 57.45 Tidak baik

4. 7-12 3 6.38 Sangat tidak baik

Dari data distribusi frekuensi skor di atas, dapat ditampilkan dalam bentuk grafik pie berikut:

Gambar 2.Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Kompetensi Guru

3) Aspek Pemahaman Guru akan Situasi Siswa

Tabel 12. Data Perhitungan pada Kuesioner Skor terendah Skor tertinggi Mean Standar deviasi

7 20 14.32 3.121

6%

30%

58% 6%

Sangat baik Baik Tidak baik Sangat tidak baik


(72)

Tabel 13. Data Distribusi Frekuensi Skor

No. Interval Skor Frekuensi Skor %frekuensi Kategori

1. 17 – 20 11 23.40 Sangat baik

2. 13 – 16 23 48.94 Baik

3. 9 – 12 11 23.40 Tidak baik

4. 5 – 8 2 4.26 Sangat tidak baik

Dari data distribusi frekuensi skor di atas, dapat ditampilkan dalam bentuk grafik pie berikut:

Gambar 3. Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Pemahaman Guru akan Situasi Siswa

4) Aspek Penilaian Guru

Tabel 14. Data Perhitungan pada Kuesioner Skor terendah Skor tertinggi Mean Standar deviasi

12 24 18.60 2.976

24%

49% 23%

4%

Sangat baik Baik Tidak baik Sangat tidak baik


(73)

Tabel 15. Data Distribusi Frekuensi Skor

No. Interval Skor Frekuensi Skor %frekuensi Kategori

1. 21-25 14 29.79 Sangat baik

2. 16-20 27 57.45 Baik

3. 11-15 6 12.76 Tidak baik

4. 6-10 0 0 Sangat tidak baik

Dari data distribusi frekuensi skor di atas, dapat ditampilkan dalam bentuk grafik pie berikut:

Gambar 4. Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Penilaian Guru

5) Pandangan Siswa Terhadap Profesionalitas Guru

Tabel 16. Data Perhitungan pada Kuesioner Skor terendah Skor tertinggi Mean Standar deviasi

43 89 64.89 11.301

30%

57% 13%

0%

Sangat baik Baik Tidak baik Sangat tidak baik


(74)

Tabel 17. Data Distribusi Frekuensi Skor

No. Interval Skor Frekuensi Skor %frekuensi Kategori

1. 77-94 8 17.02 Sangat baik

2. 59-76 24 51.06 Baik

3. 41-58 15 31.91 Tidak baik

4. 23-40 0 0 Sangat tidak baik

Dari data distribusi frekuensi skor di atas, dapat ditampilkan dalam bentuk grafik pie berikut:

Gambar 5. Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Profesionalitas Guru

b. SMAK Kolese St. Yoseph 1) Aspek Kepribadian Guru

Tabel 18. Data Perhitungan Kuesioner Skor terendah Skor tertinggi Mean Standar deviasi

9 20 15.97 2.569

17%

51% 32%

0%

Sangat baik Baik Tidak baik Sangat tidak baik


(75)

Tabel 19. Data distribusi Frekuensi Skor

No. Interval Skor Frekuensi Skor %frekuensi Kategori

1. 17 – 20 30 46.87 Sangat baik

2. 13 – 16 30 46.87 Baik

3. 9 – 12 4 6.25 Tidak baik

4. 5 – 8 0 0 Sangat tidak baik

Dari data distribusi frekuensi skor di atas, dapat ditampilkan dalam bentuk grafik pie berikut:

Gambar 6. Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Kepribadian Guru

2) Aspek Kompetensi Guru

Tabel 20. DataPerhitungan Kuesioner Skor terendah Skor tertinggi Mean Standar deviasi

15 28 21.39 3.453

47% 47%

6% 0%

Sangat baik Baik Tidak baik Sangat tidak baik


(76)

Tabel 21. Data Distribusi Frekuensi Skor

No. Interval Skor Frekuensi Skor %frekuensi Kategori

1. 25-30 12 18.75 Sangat baik

2. 19-24 37 57.81 Baik

3. 13-18 15 23.44 Tidak baik

4. 7-12 0 0 Sangat tidak baik

Dari data distribusi frekuensi skor di atas, dapat ditampilkan dalam bentuk grafik pie berikut:

Gambar 7. Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Kompetensi Guru

3) Aspek Pemahaman Guru akan Situasi Siswa

Tabel 22. Data Perhitungan Kuesioner Skor terendah Skor tertinggi Mean Standar deviasi

9 20 16.44 2.532

19%

58% 23%

0%

Sangat baik Baik Tidak baik Sangat tidak baik


(77)

Tabel 23. Data Distribusi Frekuensi Skor

No. Interval Skor Frekuensi Skor %frekuensi Kategori

1. 17 – 20 33 51.56 Sangat baik

2. 13 – 16 27 42.19 Baik

3. 9 – 12 4 6.25 Tidak baik

4. 5 – 8 0 0 Sangat tidak baik

Dari data distribusi frekuensi skor di atas, dapat ditampilkan dalam bentuk grafik pie berikut:

Gambar 8. Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Pemahaman Guru akan Situasi Siswa

4) Aspek Penilaian Guru

Tabel 24. Data Perhitungan Kuesioner Skor terendah Skor tertinggi Mean Standar deviasi

15 24 20.41 2.641

52% 42%

6% 0%

Sangat baik Baik Tidak baik Sangat tidak baik


(78)

Tabel 25. Data Distribusi Frekuensi Skor

No. Interval Skor Frekuensi Skor %frekuensi Kategori

1. 21-25 33 51.56 Sangat baik

2. 16-20 30 46.87 Baik

3. 11-15 1 1.56 Tidak baik

4. 6-10 0 0 Sangat tidak baik

Dari data distribusi frekuensi skor di atas, dapat ditampilkan dalam bentuk grafik pie berikut:

Gambar 9. Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Penilaian Guru

5) Pandangan Siswa Terhadap Profesionalitas Guru

Tabel 26. Data Perhitungan pada Kuesioner Skor terendah Skor tertinggi Mean Standar deviasi

50 92 74.20 9.131

52% 47%

1% 0%

Sangat baik Baik Tidak baik Sangat tidak baik


(1)

Aspek Kompetensi Guru: Pengelolaan kelas: suasana kelas selalu menyenangkan karena guru membuat humor sehingga siswa senang belajar sehingga pembelajaran tidak tegang. Mengajar: guru mengajar dengan baikkarena penjelasan guru jelas, guru menggunakan powerpoint untuk mengajar, guru menyediakan handout materi kepada siswa sehingga siswa merasa mudah untuk belajar fisika, guru memberi banyak latihan soal dan memberi les tambahan pada sore hari.

 Aspek Pemahaman Guru akan Situasi Siswa: guru selalu menasehati siswa untuk rajin belajar dan guru selalu menyemangati siswa untuk belajar.

 Aspek Penilaian Guru: penilaian guru objektif sesuai dengan kemampuan siswa. Penilaian yang diberikan guru berdasarkan nilai pr, latihan soal, ulangan harian dan ujian cawu.

Kelas1C IPA

 Aspek Kepribadian Guru: baik, galak, humoris, guru mau mendengarkan ide-ide siswa, dapat membimbing siswa dengan baik dan guru peduli dengan pemahaman siswa akan materi yang diajarkan.

Aspek Kompetensi Guru: Pengelolaan kelas: Suasana kelas menyenangkan karena guru membuat humor sehingga siswa tidak bosan belajar dan guru menggunakan powerpoint yang baik sehingga siswa tertarik belajar. Mengajar: Guru mengajar dengan baikkarena penjelasan guru jelas sehingga siswa mudah mengerti, guru selalu mengadakan diskusi kelas dan guru menggunakan powerpoint untuk mengajar.

 Aspek Pemahaman Guru akan Situasi Siswa: guru selalu memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif dikelas, guru memahami setiap pertanyaan dan jawaban siswa sebagai usaha siswa untuk belajar dan guru menasehati siswa untuk belajar.

 Aspek Penilaian Guru: penilaian guru efektif sesuai dengan kemampuan siswa. Penilaian yang diberikan guru berdasarkan nilai pr, latihan soal, ulangan harian dan ujian cawu.


(2)

d. SMAK Cristal Kelas 3IPA 1

 Aspek Kepribadian Guru: baik, tegas, tanggung jawab dan guru peduli dengan pemahaman siswa akan materi yang diajarkan.

Aspek Kompetensi Guru: Pengelolaan kelas: suasana kelas menyenangkan karena guru selalu memberikan perhatian pada setiap siswa sehingga siswa fokus belajar. Mengajar: guru mengajar dengan baik karena penjelasan guru jelas, guru selalu mengadakan diskusi kelas dan guru selalu memberikan contoh-contoh fisika dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa mudah mengerti materi yang diajarkan guru.

 Aspek Pemahaman Guru akan Situasi Siswa:guru selalu menyemangati siswa untuk belajar, guru tahu akan kemampuan serta kesulitan siswa dan guru memberikan kesempatan siswa terlibat aktif dikelas.

 Aspek Penilaian Guru: penilaian guru sesuai dengan kemampuan siswa. Penilaian yang diberikan guru berdasarkan nilai pr, ulangan harian, keaktifan siswa dikelas dan ujian cawu.

Kelas 3IPA2

 Aspek Kepribadian Guru: baik, sabar, tegas dan guru peduli dengan pemahaman siswa akan materi yang diajarkan.

Aspek Kompetensi Guru: Pengelolaan kelas: suasana kelas menyenangkan, tenang dan siswa tertarik mendengarkan penjelasan guru. Mengajar: Guru mengajar dengan baik karena penjelasan guru jelas, ada tanya jawab dan diskusi kelas dan guru selalu memberikan contoh-contoh fisika dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa mudah mengerti materi yang diajarkan guru.


(3)

 Aspek Pemahaman Guru akan Situasi Siswa: guru selalu menasehati siswa untuk belajar, guru mengerti kesulitan siswa dan gurumau membantu mengatasi kesulitan siswa.

 Aspek Penilaian Guru: penilaian guru sudah efektif. Penilaian yang diberikan guru berdasarkan nilai pr, ulangan harian, kelakuan siswa dikelas dan ujian cawu.

e. SMAN4 De Setembro

Kelas 3 IPA 1

 Aspek Kepribadian Guru: baik, tegas, kreatif dan guru peduli dengan pemahaman siswa akan materi yang diajarkan.

Aspek Kompetensi Guru: Pengelolaan kelas: Suasana kelas tenang karena guru mengajar dengan santai, tenang dan jika ada siswa yang ribut guru menegur secara tegas. Mengajar: Guru mengajar dengan baik, guru selalu mengadakan diskusi kelas, guru memberikan contoh-contoh fisika dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa mudah memahami materi yang disampaikan guru, guru selalu berusaha agar siswa bisa mengerti materi yang diajarkannya.

 Aspek Pemahaman Guru akan Situasi Siswa: guru selalu memberi motivasi dan menasehati siswa, guru memberi kesempatan untuk siswa bertanya.

 Aspek Penilaian Guru: Penilaian guru objektif sesuai dengan kemampuan siswa.

Kelas 3 IPA 2

 Aspek Kepribadian Guru: baik, sabar, tegas dan guru peduli dengan pemahaman siswa akan materi yang diajarkan, guru selalu memberikan waktunya diluar jam pelajaran untuk siswa bertanya.


(4)

Aspek Kompetensi Guru: Pengelolaan kelas: suasana kelas baik karena ada latihan soal, guru selalu menghampiri setiap siswa untuk menanyai apakah soalnya bisa dikerjakan atau tidak oleh siswa. Mengajar: guru mengajar dengan baik, guru memberi banyak contoh soal dan latihan soal, guru menggunakan banyak cara untuk menjelaskan rumus fisika, guru memberikan contoh-contoh fisika dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa mudah memahami materi yang disampaikan guru.

 Aspek Pemahaman Guru akan Situasi Siswa: guru selalu siap membantu siswa, guru selalu membimbing siswa yang lemah sampai bisa memahami materi dengan baik, guru selalu menasehati siswa untuk belajar, guru selalu memberikan kesempatan untuk siswa bertanya dan mengerjakan soal dipapan tulis.

 Aspek Penilaian Guru: penilaian guru sudah efektif dan sesuai dengan kemampuan siswa. Penilaian yang diberikan guru berdasarkan nilai pr, ulangan harian, kehadiran siswa dan ujian cawu.

2. Rangkuman Hasil Transkrip Wawancara

Berdasarkan hasil transkrip wawancara yang telah dilakukan dengan siswa pada lima SMA di Timor Leste. Peneliti membuat rangkuman secara umum tentang pandangan siswa terhadap profesionalitas guru fisika adalah sebagai berikut:

 Aspek Kepribadian Guru

Guru fisika baik, sabar, tegas, galak, disiplin, tanggung jawab, berjiwa muda, dapat menjadi teman bagi siswa, suka senyum, kreatif, humoris, unik, orangnya santai dan terbuka, memiliki karisma mengajar, peduli dengan kemajuan siswa dan pemahaman siswa akan materi yang diajarkan, guru marah bila kelakuan siswa yang bandel dan tidak mengerjakan pr, guru dapat membimbing siswa dengan baik, guru memberikan waktu diluar jam pelajaran untuk siswa bertanya.


(5)

 Aspek Kompetensi Guru

Pengelolaan Kelas:

Pada bagian pengelolaan kelas ini terdapat dua pandangan yaitu

1. Suasana kelas tidak menyenangkan karena guru tidak peduli dan bersikap acuh tak acuh dengan siswa yang membuat keributan, suara guru yang kurang keras menyebabkan siswa tidak tertarik untuk mengikuti pembelajaran, jika ada siswa yang ribut guru meminta untuk diam dengan memukul meja atau berteriak.

2. Suasana kelas menyenangkan karena guru selalu memberikan perhatian untuk semua siswa sehingga siswa fokus belajar, dalam pembelajaran guru membuat humor sebentar kemudian melanjutkan pelajaran sehingga suasana kelas santai, pembelajaran tidak tegang, siswa tidak stress belajar , siswa senang belajar fisika, siswa tidak bosan belajar karena guru menggunakan powerpoint yang baik sehingga membuat siswa tertarik belajar, guru mengajar dengan tenang, santai dan penjelasan guru yang baik membuat siswa tertarik mendengarkan penjelasan guru dan jika ada siswa yang ribut guru menegur secara tegas, ketika guru memberikan latihan soal guru selalu menghampiri setiap siswa untuk menanyai apakah soalnya bisa dikerjakan atau tidak oleh siswa.

Mengajar:

Pada bagian mengajar ini terdapat dua pandangan yaitu

1. Guru mengajar dengan baik namun penjelasan guru kurang jelas sehingga siswa tidak mudah mengerti, guru memiliki kemampuan mengajar namun metode pembelajaran perlu diperbaiki seperti pada penjelasan kasus atau penyelesaian masalah yang tidak jelas.

2. Guru mengajar dengan baik karena penjelasan guru pelan-pelan dan jelas sehingga siswa mudah mengerti, pembelajaran rileks dan santai sehingga


(6)

siswa senang belajar fisika, guru selalu memberikan contoh soal, latihan soal, pr, ada tanya jawab sebelum pelajaran dimulai, guru selalu mempersiapkan materi dengan baik, guru selalu mereview materi sebelum mengajarkan topik baru, guru menggunakan powerpoint untuk mengajar, guru menugasi siswa mencari informasi tentang fisika di internet, guru menyediakan handout kepada siswa sehingga siswa merasa mudah untuk belajar fisika, guru juga memberi les tambahan pada sore hari, guru selalu mengadakan diskusi kelompok, guru selalu berusaha agar siswa bisa mengerti materi yang diajarkan dengan menempuh banyak cara untuk menjelaskan rumus fisika dan memberikan contoh-contoh fisika dalam kehidupan sehari-hari.

 Aspek Pemahaman Guru akan Situasi Siswa

Guru memberikan kesempatan untuk siswa terlibat aktif dikelas dengan bertanya dan mengerjakan soal dipapan tulis, guru memberi nasehat dan motivasi kepada siswa agar siswa semangat belajar, guru memahami kesulitan siswa sehingga guru tidak pernah memberikan hal-hal yang mempersulit siswa, guru memberikan solusi yang baik terhadap masalah siswa, guru memahami setiap pertanyaan dan jawaban siswa sebagai usaha siswa untuk belajar, guru selalu siap membantu siswa, guru selalu membimbing siswa yang lemah sampai bisa memahami materi dengan baik, guru tahu akan kemampuan serta kesulitan siswa.

 Aspek Penilaian Guru

Penilaian guru sudah efektif, dan sesuai dengan kemampuan siswa, penilaian yang diberikan berdasarkan nilai pr, latihan soal, ulangan harian, ujian cawu dan keaktifan, kelakuan, kehadiran siswa dikelas.


Dokumen yang terkait

Peran komunikasi guru dan siswa dalam meningkatkan prestasi belajar siswa SMP Islam Baidhaul Ahkam Tangerang

0 9 72

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI PROFESIONALITAS GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Pengaruh Persepsi Siswa Mengenai Profesionalitas Guru Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Muhammadiyah 3 Surakarta Tahun Ajara

0 2 15

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI PROFESIONALITAS GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI Pengaruh Persepsi Siswa Mengenai Profesionalitas Guru Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Muhammadiyah 3 Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015.

0 4 13

HUBUNGAN ANTARA EFEKTIVITAS INTERAKSI SISWA- GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA HUBUNGAN ANTARA EFEKTIVITAS INTERAKSI SISWA-GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA.

0 3 15

Korelasi antara sikap siswa terhadap pembelajaran fisika dengan hasil belajar fisika di kelas X-A SMA Negeri 4 Yogyakarta.

0 11 158

Korelasi antara disiplin dan motivasi belajar dengan prestasi belajar Fisika siswa kelas XI MIA SMA Negeri 2 Klaten.

0 0 149

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SMA SHALOM BENGKAYANG.

0 0 1

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN GURU FISIKA DALAM MENGAJAR DI KELAS DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

0 0 143

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU FISIKA DENGAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

0 2 107

KORELASI ANTARA PANDANGAN SISWA SMA TERHADAP PROFESIONALITAS GURU DENGAN PRESTASI SISWA DALAM BELAJAR FISIKA DI TIMOR LESTE

0 0 244