Tokoh Agama Buddha setelah Kemerdekaan RI
29 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
he Boan An yang menjadi pimpinan Gabungan San Kauw Indonesia GSKI dan Perhimpunan Pemuda heosoi Indonesia, kemudian ditahbiskan menjadi
bhikkhu di Burma dengan nama Bhikkhu Ashin Jinarakkhita. Sejak 2500 tahun Buddha Jayanti, tepatnya tahun 1956 saat kebangkitan kembali agama Buddha di
bumi Indonesia, Bhikkhu Ashin Jinarakkhita-lah yang memimpin kebangkitan kembali agama Buddha ke seluruh lndonesia. Karena itu, Bhikkhu Ashin
Jinarakkhita dinyatakan sebagai Pelopor Kebangkitan agama Buddha secara nasional di Indonesia.
Jadi, dari Gabungan Tri Dharma Indonesia dan Perhimpunan heosoi Indonesia serta Perhimpunan Pemuda heosoi Indonesia, lahir penganut-
penganut agama Buddha yang kemudian bersama-sama dengan Bhikkhu Ashin Jinarakkhita memelopori kebangkitan kembali agama Buddha dalam tahun
kebangkitannya, yakni tahun 1956.
Aku Tahu
Orang-orang Indonesia terpelajar yang kemudian menjadi umat Buddha melalui heosoi antara lain: M.S. Mangunkawatja; Ida Bagus Jelanti; he
Boan An, Drs. Khoe Soe Khiam; Sadono; R.A. Parwati; Ananda Suyono; I Ketut Tangkas; Slamet Pudjono; Satyadharma; lbu Jayadevi Jamhir; Ny. Tjoa
Hm Hoey; Oka Diputhera; Pek Kau Ing Sinmardi Taman; Pek Sing Cong ; Oung Kiau Ling; MariyaPek A Na.
Aku Tahu
Dari Bhikkhu Ashin Jinarakkhita, lahir tokoh-tokoh umat Buddha di Indonesia seperti: Sariputra Sadono, K. Karbono, Soemantri MS, Suraji
Ariakertawijaya, Oka Diputhera, I Ketut Tangkas, dan Ida Bagus Giri Bhikkhu Girirakkhito.
Bu ku
K. 13
H asi
l R evi
si
30 Kelas X SMASMK
Wawasan
Nama-nama tokoh yang mendampingi Bhikkhu Ashin Jinarakkhita dalam mempelopori kebangkitan kembali agama Buddha dalam era
2500 tahun Buddha Jayanti tahun 1956 antara lain: M.S. Mangunkawatja, Sariputra Sadono, Sasanasobhana, Sosro Utomo, I Ketut Tangkas, Ananda
Suyono, R.A. Parwati, Satyadharma, lbu Jayadevi Djamhir, Pannasiri Go Eng Djan, Ida Bagus Giri, Drs. Khoe Soe Khiam, Ny. Tjoa Hin Hoey, Harsa
Swabodhi, Krishnaputra, Oka Diputhera, dan sebagainya.
Organisasi Buddhis yang mempersiapkan kebangkitan kembali agama Buddha di Indonesia adalah International Buddhis Mission Bagian Jawa di bawah pimpinan
Yosias van Dienst. Badan ini banyak mendapat bantuan dari Perhimpunan heosoi dan Gabungan Sam Kauw.
Organisasi Buddhis yang memelopori kebangkitan dan perkembangan agama Buddha di Indonesia sejak tahun 1950-an ialah Persaudaraan Upasaka-Upasika
Indonesia PUUI yang diketuai oleh Sariputra Sadono, kemudian oleh Karbono, Soemantri MS. PUUI kemudian berganti nama menjadi Majelis Ulama Agama
Buddha Indonesia MUABI yang kemudian menjadi Majelis Upasaka Pandita Agama Buddhayana Indonesia. Bhikkhu Ashin Jinarakkhita membentuk PUUI
pada tahun 1954, sebagai pembantunya dalam menyebarkan agama Buddha di Indonesia.
Bhikkhu Ashin Jinarakkhita merestui berdirinya Perhimpunan Buddhis Indonesia Perbudhi pada tahun 1958 dengan Ketua Umum Sariputra Sodono
dan Sekretaris Jenderal Suradji. Kemudian, Ketua Umum Perbudhi berikutnya adalah Soemantri MS dengan Sekjen. Oka Diputhera. Perbudhi kemudian dilebur
bersama-sama dengan organisasi Buddhis lainnya menjadi Buddhis Indonesia Buddhi.
Pada tahun 1958, berdiri Sangha Suci Indonesia yang kemudian ganti nama menjadi Maha Sangha Indonesia. Maha Sangha Indonesia kemudian pecah dan
melahirkan Sangha Indonesia. Dengan demikian, di Indonesia terdapat dua Sangha, yakni Maha Sangha Indonesia dan Sangha Indonesia. Maha Sangha
Indonesia dipimpin oleh Bhikkhu Ashin Jinarakkhita dan Sangha Indonesia dipimpin oleh Bhikkhu Girirakkhito.
Pada tahun 1974, atas prakarsa Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu dan Buddha, Gde Pudja MA, telah diadakan pertemuan antara Maha Sangha
Indonesia dan Sangha Indonesia. Hasil dari pertemuan tersebut melahirkan Sangha Agung Indonesia, gabungan dari Maha Sangha Indonesia dan Sangha Indonesia.
Bu ku
K. 13
H asi
l R evi
si
31 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
Sebagai Maha Nyaka Sangha Agung Indonesia, terpilih Sthavira. Kemudian, setelah Kongres Umat Buddha Indonesia di Yogyakarta pada tahun 1979, di
Indonesia terdapat tiga kelompok Sangha, yakni Sangha Agung Indonesia, Sangha heravada Indonesia, dan Sangha Mahayana Indonesia. Semuanya tergabung
dalam Perwakilan Umat Buddha Indonesia WALUBI.
Sangha Mahayana Indonesia dibentuk pada tahun 1978. Dewasa ini pengurus- nya terdiri atas Bhiksu Dharmasagaro Ketua Urnum, Bhiksu Dharmabatama
Ketua 1, Bhiksu Sakyasakti Ketua II, Bhiksu Dutavira Sekretaris Urnum, Bhiksu Dhyanavira Sekretaris 1, dan Bhiksu Andhanavira Sekretaris II. Sangha
Mahayana Indonesia inilah yang mencetuskan ide pembangunan Pusdiklat Buddha Mahayana Indonesia. Cita-cita Sangha adalah menyebarluaskan ajaran
Buddha Mahayana di Indonesia dengan menggunakan bahasa Indonesia serta menerjemahkan kitab-kitab suci agama Buddha ke dalam bahasa Indonesia.