Bhikkhu Ashin Jinarakkhita Peran Para Tokoh Perkembangan Agama Buddha Setelah Kemerdekaan
34 Kelas X SMASMK
Pada tanggal 22 Mei 1953, beliau ditunjuk sebagai Ketua Gabungan Sam Kauw Indonesia sekaligus
juga Wakil Ketua Pengurus Pusat Pemuda heosoi Indonesia. Beliau mengorganisasi peringatan Hari
Tri Suci Waisak secara nasional di Borobudur yang pertama sejak agama Buddha tertidur di bumi
Indonesia selama lima ratus tahun.
Pada tanggal 29 Juli 1953, beliau melanjutkan kehidupan sucinya menjadi samanera dengan nama hi Cen. Penahbisannya dilakukan menurut tradisi
Mahayana di bawah bimbingan Y.A. Maha Bhiksu Pen Cing bertempat di Vihara Kong Hua Si, Jakarta. Turut menyaksikan dalam penahbisan ini Y.A. Maha Bhiksu
Ju Sung, Y.A. Bhiksu Ju Kung, Y.A. Bhiksu Cen Yao, dan Y.A. Bhiksu Wu Cing.
Atas anjuran Y.A. Maha Bhiksu Pen Cing, beliau berangkat ke Burma pada awal tahun 1954 untuk mempelajari agama Buddha lebih lanjut. Di sana, beliau
menjalani latihan Vipasana di pusat latihan meditasi Mahasi Sasana Yeikhta,
Sumber: www.buddhayana.or.id Gambar 1.22 Bhikkhu Ashin
Jinarakkhita
Tahukah Kamu?
Mahabhiksu Ashin Jinarakkhita adalah bhikkhu pertama Indonesia. Pada bulan April 1954, beliau ditahbiskan menjadi bhikkhu yang disaksikan
oleh Y.A. Balangoda Ananda Metteya dari Srilanka dan Y.A. Chao Kun Bimoldam dari hailand. Guru spiritual utamanya adalah Y.A. Mahasi
Sayadaw.
Pada tahun 1954, beliau mendirikan Persaudaraan Upasaka-Upasika Indonesia PUUI. Kemudian, PUUI berkembang menjadi Majelis Upasaka
Pandita Agama Buddha Indonesia MUABI, dan sekarang menjadi Majelis Buddhayana Indonesia MBI. Pada tahun 1959, Bhikkhu Ashin
Jinarakkhita mengundang para bhikkhu dari luar negeri, di antaranya Y.A. Mahasi Sayadaw, Y.A. Narada Maha hera, dan Y.A. Piyadassi Maha hera,
datang ke Indonesia untuk melakukan penahbisan bhiksu-bhiksu baru.
Bu ku
K. 13
H asi
l R evi
si
35 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
Rangoon. Kemajuan amat pesat yang dicapainya dalam waktu kurang dari satu bulan dalam latihan ini menarik perhatian Y.A. Mahasi Sayadaw.
Bhikkhu Ashin Jinarakkhita pada tahun 1959 mengundang para bhikkhu dari luar negeri, di antaranya Y.A. Mahasi Sayadaw, Y.A. Narada Maha hera, dan
Y.A. Piyadassi Maha hera, datang ke Indonesia untuk melakukan penahbisan bhiksubhiksu baru. Penahbisan juga dilakukan dengan mengirim calon bhiksu
baru ke luar negeri. Pada masa beliau, berdirilah Sangha Suci Indonesia yang kemudian berkembang menjadi Maha Sangha Indonesia 1963 dan akhirnya
menjadi Sangha Agung Indonesia 1974. Bhante Ashin Jinarakkhita senantiasa terpilih sebagai Maha Nayaka Ketua Umum.
Bhikkhu Ashin Jinarakkhita menjabat sebagai Ketua Persidangan Sangha dan sekaligus Ketua Widyaka Sabha Dewan Fatwa WALUBI Perwalian Umat
Buddha Indonesia sebelum terbentuknya Konferensi Agung Sangha Indonesia KASI.
Bhikkhu Ashin Jinarakkhita juga aktif dalam kegiatan agama Buddha Internasional. Beberapa konferensi Buddhis Internasional diikutinya, termasuk
pesamuhan keenam Chattasangayana yang dilaksanakan di Rangoon pada tahun 1954 sampai 1956, dan konferensi-konferensi yang diadakan oleh World
Buddhis Sangha Council WBSC maupun World Fellowship of Buddhist WFB. Beliau termasuk pendiri World Buddhis Sangha Council WBSC dan berulangkali
terpilih sebagai wakil presiden WBSC.
Tugas Kelompok
1. Diskusikan bagaimana peran Bhikkhu Ashin Jinarakkhita terhadap perkembangan agama Buddha di Indonesia
2. Presentasikan hasil diskusimu di depan kelas
Bu ku
K. 13
H asi
l R evi
si
36 Kelas X SMASMK