Organisasi-Organisasi Agama Buddha yang Berkembang di Indonesia Setelah Kemerdekaan

32 Kelas X SMASMK 1 Ong Tian Biaw Tanggerang menjadi bhikkhu Jinaputta 2 I Ketut Tangkas Bali menjadi bhikkhu Jinapiya 3 Sontomiharjo Kutarjo menjadi samanera Jinananda Pada bulan Mei 1972, dicetuskan ikrar persatuan dan kesatuan dari tujuh organisasi Buddhis menjadi satu organisasi tunggal. Organisasi tersebut bernama Buddha Dharma Indonesia BUDHI dan sebuah Majelis dengan nama Majelis Buddha Dharma Indonesia yang kelak menjadi pedoman yang berhubungan dengan agama Buddha di Indonesia. Tujuh organisasi yang menyatukan dirinya antara lain adalah sebagai berikut. 1 Perbudhi 2 Buddhis Indonesia 3 MUBSI Musyawarah Umat Buddha Seluruh Indonesia 4 Gabungan Tri Dharma Indonesia 5 Persaudaraan Umat Buddha Salatiga 6 MUABI 7 Dewan Vihara Indonesia Pada tahun 1974, atas prakarsa Dirjen Bimas Hindu dan Buddha Gede Puja, M.A. diadakan pertemuan di antara Maha Sangha Indonesia. Hasil pertemuan tersebut adalah Sangha Agung Indonesia yang bersifat federasi dari Maha Sangha Indonesia. Pada tahun 1976, terbentuk gabungan seluruh umat Buddha Indonesia dengan nama Musyawarah Umat Buddha Seluruh Indonesia MUBSI. MUBSI merupakan gabungan dari tujuh organisasi sebagai berikut. 1 BUDHI 2 Gabungan Tri Dharma Indonesia 3 Gabungan Vihara Buddha Mahayana Indonesia 4 Majelis Agama Buddha Nichiren Shoshu Indonesia 5 Pamong Umat Buddha Kasogatan 6 Majelis Pandita Buddha Maitreya Indonesia MAPANBUMI 7 PERBUDHI Pada tahun itu, terbentuk Majelis Pandita Buddha Dharma Indonesia MAPANBUDHI yang kemudian berkembang menjadi Sangha Teravada Indonesia. Pada tanggal 7 Agustus 1979, dilangsungkan Kongres Umat Buddha Indonesia di Yogyakarta. Kongres tersebut dihadiri oleh Sangha dan Majelis- majelis agama Buddha dan menghasilkan beberapa keputusan dan ketetapan penting yang merupakan tonggak pengembangan agama Buddha di indonesia. Semua mazhab agama Buddha mempunyai keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa yang sebutannya berbeda-beda yang pada hakikatnya adalah satu dan sama, Semua mazhab mengakui Buddha GotamaSakyamuni sebagai Guru Bu ku K. 13 H asi l R evi si 33 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti AgungNabi. Kongres menghasilkan ketetapan berkenaan Kriteria Agama Buddha yang berkembang di Indonesia, berikut adalah kriterianya. 1 Adanya Tuhan Yang Maha Esa 2 Adanya TriratnaTiratana 3 Cattari Ariya Saccani 4 KammaKarma 5 PunarbhavaPunabhava 6 Tilakkhana 7 NirvanaNibbana 8 Bodhisattva 9 Paticcasamupadda Pada perkembangan selanjutnya, dibentuk WALUBI Perwakilan Umat Buddha Indonesia yang merupakan wadah tunggal persatuan umat Buddha Indonesia, beranggotakan Sangha dan Majelis-majelis. Anggota WALUBI adalah seperti berikut. 1 Sangha Agung Indonesia 2 Sangha Teravadha Indonesia 3 Sangha Mahayana Indonesia 4 MUABI yang kemudian menjadi MBI 5 MAPANBUDHI 6 Majelis Dharmaduta Kasogatan kemudian menjadi Majelis Kasogatan Tantrayana Indonesia 7 MAPANBUMI 8 NSI 9 Majelis Agama Buddha Mahayana Indonesia 10 Majelis Rohaniawan Tri Dharma Seluruh Indonesia

E. Peran Para Tokoh Perkembangan Agama Buddha Setelah Kemerdekaan

1. Bhikkhu Ashin Jinarakkhita

Bhikkhu Ashin Jinarakkhita dilahirkan di Bogor pada tanggal 23 Januari 1923. Beliau lahir dengan nama he Boan An. Beliau pernah kuliah di THS Bandung sekarang ITB dan di Universiteit Groningen, Belanda. Di Groningen, di luar kuliah resmi, beliau mengikuti kuliah ilsafat serta bahasa Sanskrit dan Pali. Selain itu, beliau juga mengikuti kursus kebatinan yang diberikan oleh Dr. J.E. van de Stok, Profesor Emeritus pada Landbouw Hogeschool Wageningen. Bu ku K. 13 H asi l R evi si 34 Kelas X SMASMK Pada tanggal 22 Mei 1953, beliau ditunjuk sebagai Ketua Gabungan Sam Kauw Indonesia sekaligus juga Wakil Ketua Pengurus Pusat Pemuda heosoi Indonesia. Beliau mengorganisasi peringatan Hari Tri Suci Waisak secara nasional di Borobudur yang pertama sejak agama Buddha tertidur di bumi Indonesia selama lima ratus tahun. Pada tanggal 29 Juli 1953, beliau melanjutkan kehidupan sucinya menjadi samanera dengan nama hi Cen. Penahbisannya dilakukan menurut tradisi Mahayana di bawah bimbingan Y.A. Maha Bhiksu Pen Cing bertempat di Vihara Kong Hua Si, Jakarta. Turut menyaksikan dalam penahbisan ini Y.A. Maha Bhiksu Ju Sung, Y.A. Bhiksu Ju Kung, Y.A. Bhiksu Cen Yao, dan Y.A. Bhiksu Wu Cing. Atas anjuran Y.A. Maha Bhiksu Pen Cing, beliau berangkat ke Burma pada awal tahun 1954 untuk mempelajari agama Buddha lebih lanjut. Di sana, beliau menjalani latihan Vipasana di pusat latihan meditasi Mahasi Sasana Yeikhta, Sumber: www.buddhayana.or.id Gambar 1.22 Bhikkhu Ashin Jinarakkhita Tahukah Kamu? Mahabhiksu Ashin Jinarakkhita adalah bhikkhu pertama Indonesia. Pada bulan April 1954, beliau ditahbiskan menjadi bhikkhu yang disaksikan oleh Y.A. Balangoda Ananda Metteya dari Srilanka dan Y.A. Chao Kun Bimoldam dari hailand. Guru spiritual utamanya adalah Y.A. Mahasi Sayadaw. Pada tahun 1954, beliau mendirikan Persaudaraan Upasaka-Upasika Indonesia PUUI. Kemudian, PUUI berkembang menjadi Majelis Upasaka Pandita Agama Buddha Indonesia MUABI, dan sekarang menjadi Majelis Buddhayana Indonesia MBI. Pada tahun 1959, Bhikkhu Ashin Jinarakkhita mengundang para bhikkhu dari luar negeri, di antaranya Y.A. Mahasi Sayadaw, Y.A. Narada Maha hera, dan Y.A. Piyadassi Maha hera, datang ke Indonesia untuk melakukan penahbisan bhiksu-bhiksu baru. Bu ku K. 13 H asi l R evi si