Definisi Six Sigma Six Sigma

. sekelompok item atau proses. Tingkat kualitas sigma biasanya juga dipakai untuk menggambarkan output dari suatu proses. Tingkat sigma berkebalikan dengan defect, semakin tinggi tingkat sigma maka semakin rendah toleransi yang diberikan pada defect.

2.3.1 Definisi Six Sigma

Ada banyak pengertian mengenai six sigma. Six sigma diartikan sebagai metode berteknologi yang digunakan oleh para insinyur dan statiskawan dalam memperbaiki atau mengembangkan proses atau produk, six sigma diartikan demikian karena memiliki kunci utama perbaikan six sigma menggunakan metode – metode statistik. Pengertian six sigma yang lain adalah tujuan yang mendekati kesempurnaan dalam mencapai kebutuhan pelanggan. Ada juga yang mengartikan six sigma sebagai usaha mengubah budaya perusahaan untuk mencapai kepuasan pelanggan, keuntungan dan persaingan yang jauh lebih baik. Kunci utama pengerian diatas adalah pengukuran, tujuan atau perubahan budaya perusahaan. Definisi secara lengkap dan jelas adalah : six sigma merupakan sebuah sistem yang komperehensif dan fleksibel untuk mencapai, mempertahankan, dan memaksimalkan sukses bisnis. Six sigma secara unik dikendalikan oleh pemahaman yang kuat terhadap kebutuhan pelanggan, pemakaian disiplin terhadap fakta, data, dan analisis statistik, dan perhatian yang cermat untuk mengelola, memperbaiki, dan menanamkan kembali proses bisnis. peter s. pande, 2000. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. . Untuk lebih mudah untuk mengartikan six sigma berdasarkan ide dasar filosofi six sigma yaitu mengurangi variasi pada suatu produk ataupun proses secara terus menerus. Variabilitas dapat mengakibatkan penumpukan akumulasi masalah dan merupakan musuh dari kepuasan pelanggan. Variabilitas pada kualitas, biaya dan jadwal berkontribusi pada Cost of Poor Quality COPQ, ketidakpuasan pelanggan dan penurunan performansi bisnis secara keseluruhan. Sehingga bagian terpenting dari six sigma adalah untuk mendefinisikan dan mengukur variasi dengan mengeksplorasi penyebab-penyebab dan untuk membuat suatu alat operasional yang efisien untuk mengontrol dan mengurangi variasi. Hal – hal yang diharapkan dari penerapan six sigma ini berbeda untuk tiap perusahaan yang bersangkutan, tergantung pada usaha yang dijalankan, biasanya perbaikan dilakukan pada hal – hal berikut ini :  Pengurangan biaya  Perbaikan produktifitas  Pertumbuhan pangsa pasar  Pengurangan waktu siklus  Retensi pelanggan  Pengurangan cacat  Perubahan budaya kerja  Pengembangan produk jasa Dalam metode ini, parameter yang dipakai adalah DPMO defect per million opportunities, yaitu kegagalan per sejuta kesempatan dan Cost of Poor Quality COPQ yaitu biaya yang dikeluarkan karena kualitas rendah. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. . Hubungan antara DPMO, COPQ dan pencapaian sigma dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2.1 DPMO pada sigma level CPOQ Cost of Poor Quality Tingkat Pencapaian Sigma DPMO Hasil 1-sigma 2-sigma 3-sigma 4-sigma 5-sigma 6-sigma 691.462 sangat tidak kompetitif 308.538 Rata-rata industri Indonesia 66.807 6.210 Rata-rata industri USA 233 3,4 industri kelas dunia Tidak dapat dihitung Tidak dapat dihitung 25-40 dari penjualan 15-25 dari penjualan 5-15 dari penjualan 1 dari penjualan Sumber:Gaspersz, 2002 Pengalaman di Amerika Serikat menunjukkan bahwa apabila perusahaan mulai menerapkan dan memfokuskan seluruh sumber daya pada konsep Six Sigma, ia akan memperoleh hasil-hasil berikut :  Terjadi peningkatan 1-sigma dari 3-sigma menjadi 4-sigma apada tahun pertama  Pada tahun kedua, peningkatan terjadi dari 4-sigma menjadi 4,7-sigma.  Pada tahun ketiga, peningatan akn terjdi dari 4,7-sigma menjadi 5-sigma.  Pada tahun keempat, peningkatan akan terjadi dari 5-sigma menjadi 5,1- sigma.  Pada tahun-tahun selanjutnya, peningkatan rata-rata 0,1-sigma sampai maksimum 0,15-sigma setiap tahun.  Perusahaan-perusahaan kelas dunia yang sangat peduli dengan kualitas membutuhkan rata-rata 10 tahun untuk beralih dari tingkat operasional –sigma 66.810 DPMO – kegagalan per sejuta kesempatan menjadi tingkat operasional 6-sigma3,4 DPMO – kegagalan per sejuta kesempatan, yang berarti harus terjadi peningkatan sekitar 66.8103,4 = 19.650 kali selama 10 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. . tahun atau secararata-rata 1965 “peningkatan” setiap tahun. Merupakan peningkatan yang dramatik.  Peningkatan dari 3-sigma sampai 4,7-sigma memberikan hasil mengikuti kurva eksponensial mengikuti deret ukur, sedangkan peningkatan dari 4,7- sigma sampai 6- sigma mengikuti kurva linier mengikuti deret hitung.

2.3.2 Srategi Manajemen dan Perbaikan Six Sigma