. Tabel 2.4 Detection Table
Rangking Kriteria Verbal
Tingkat kejadian penyebab 1
Metode pencegahan atau deteksi sangat efektif. Spesifikasi akan dapat memenuhi secara
konsisten 1 dalam 1.000.000
2 3
Kemungkinan kecil bahwa spesifikasi tidak akan terpenuhi
1 dalam 20.000 1 dalam 40.000
4 5
6 Kemungkinan bersifat moderat. Metode
pencegahan atau deteksi masih memungkinkan, kadang-kadang spesifikasi itu
tidak dipenuhi. 1 dalam 1.000
1 dalam 400 1 dalam 80
7 8
Kemungkinan bahwa spesifikasi produk tidak dapat dipenuhi masih tinggi. Metode
pencegahan atau deteksi kurang efektif. 1 dalam 40
1 dalam 20 9
10 Kemungkinan bahwa spesifikasi produk tidak
dapat dipenuhi sangat tinggi. Metode pencegahan atau deteksi tidak efektif.
1 dalam 8 1 dalam 2
Gasperzs 2002
2.4 Ukuran-ukuran Berbasis Peluang
Berikut ini beberapa acara menghitung ukuran-ukuran berbasis peluang defect.
Defect per Opportunity , atau DPO. Menunjukkan proporsi defect atas jumlah
total peluang dalam sebuah kelompok. Sebagai contoh, jika DPO sebesar 0,05 berarti peluang untuk memiliki defect dalam sebuah kategori adalah 5 .
Defect per Million Opportunity , atau DPMO. Kebanyakan ukuran-ukuran
defectI diterjemahkan dalam format DPMO, yang mengidikasikan berapa banyak defect yang akan muncul dalam satu juta peluang.
Ukuran Sigma adalah cara untuk mendapatkan angka dengan menggunakan
ukuran defect – biasanya DPMO – dengan mengunakan tabel konversi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
.
2.5 Penelitian Terdahulu
Berikut ini adalah penelitian Six Sigma terdahulu, yaitu sebagai berikut :
1. Nursya`bani Purnama,
2004 Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia ,
dengan judul: ANALISIS TINGKAT KEPUASAN WAJIB PAJAK TERHADAP KUALITAS
LAYANAN KANTOR PELAYANAN PAJAK YOGYAKARTA DUA Kantor Pelayanan Pajak II Yogyakarta
Abstrak
Penilaian kinerja akan sangat memiliki makna apabila diikuti oleh kesadaran, pengetahuan, pemahaman dan kehendak yan kuat dari aparatur perpajakan Kantor
Pelayanan Pajak Yogyakarta Dua untuk mau menyadari kekurangannya, mengetahui dan memahami apa yang dibutuhkan konsumen seraya berusaha
optimal mengubah diri menjadi penyedia layanan jasa perpajakan sesuai dengan tuntutan konsumen. Penelitian dengan topik kualitas layanan ini dimaksudkan
untuk memberikan informai, petunjuk dan arah bagi banyak pihak khususnya Kantor Pelayanan Pajak Yogyakarta .Dua dalam rangka menilai kinerja layanan
jasa perpajakan, menemukan titik kelemahan dan kekurangan yang akhirnya melakukan perbaikan guna memberikan layanan yang prima bagi konsumen.
2. Erwin Novibiamanto, 2005 dengan judul :
PENGGUNAAN METODE SIX SIGMA DALAM MENGUKUR KINERJA DAN KUALITAS PELAYANAN PELANGGAN PADA DIVISI
ADMINISTRASI PT. FREIGHT EXPRESS INDONESIA
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
.
Abstrak
Masalah yang muncul dalam penelitian ini bahwa realisasi kinerja dari divisi administrasi yaitu pelaksanaan pekerjaan aktifitas yang berupa transaksi
pengiriman baik impor maupun export barang oleh PT. FREIGHT EXPRESS INDONESIA yang dilakukan dengan menetapkan prosedur yang telah dibuat oleh
perusahaan pada divisi administrasi ini, dinilai belum berjalan dengan baik ditinjau dari beberapa faktor, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk menangani suatu
trnaskasi dan jumlah transaksi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
37
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. X, yang terletak di salah satu wilayah Surabaya bagian pusat. Waktu Penelitian dilaksanakan bulan Mei 2011 sampai
data yang diperlukan sudah memenuhi.
3.2 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel
Identifikasi variable masuk ke dalam tahap define, dimana pada tahap ini merupakan tahap awal dari siklus DMIAC pada pola berfikir Six Sigma. Dimana
variabel yang ditentukan adalah sebagai berikut: 1. Variabel Terikat
Yaitu variabel yang nilainya tergantung dari variasi perubahan variabel bebas. Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat kualitas berupa
nilai Sigma yaitu: Nilai yang dicapai dalam setelah menghitung DPMO. 2. Variabel Bebas
Yaitu variabel yang mempengaruhi variasi perubahan nilai variabel terikat. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini meliputi data keluhan pelanggan
selama bulan Mei 2010-April 2011, yang terdiri sebagai berikut: 1. Keterlambatan pengiriman adalah keluhan yang disampaikan pelanggan
akibat barang yang dipesan tidak sampai tepat waktu.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.