. c.
Methods metode kerja d.
Matherial bahan baku e.
Public media f.
Motivation motivasi g.
Money uang
2.3.6.4 Improvw I
Memberikan usulan metode perbaikan kepada perusahaan berdasarkan analisa penyebab defect. Antara lain dengan memodifikasi proses internal
sehingga banyaknya defect brada dalam batas-batas toleransi yanf ditetapkan.
2.3.6.5 Control C
Tahap ini merupakan tahap operasional terakhir dalam penelitian peningkatan kualitas Six Sigma, sehingga tujuannya adalah mengontrol usaha
perbaikan agar sesuai dengan tujuan. Menetapkan suatu mekanisme kontrol atau proses-proses yang dimodifikasi untuk menguji bahwa variable-variabel dibawah
kontrol tetap stabil dalam batas-batas yang ditetapkan. Dalam hal ini peningkatan kualitas didokumentasikan dan disebarluaskan,
praktek-praktek terbaik yang sikses dalam meningkatkan proses di standarisasikan dan disebarluaskan, prosedur-prosedur didokumentasikan dan dijadikan pedoman
kerja standard, serta kepemilikan atau tanggung jawab ditransfer dari tim Six Sigma kepada pemilik atau penaggung jawab proses. Yang berarti praktek Six
Sigma berakhir pada tahap ini.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
. Tujuan dari standarisasi adalah menstandarisasikan sistem kualitas Six
Sigma yang telah terbukti menjadi yang terbaik dalam bisnis kelas dunia. Hasil yang memuaskan dari proyek Six Sigma harus distandarisasikan dan selanjutnya
dilakukan peningkatan terus meneus pada jenis-jenis maslah yang lain melalui proyek Six Sigma yang lain mengikuti konsep DMIAC.
Standarisasi dimaksudkan untuk mencegah masalah yang sama atau praktek-praktek lama terulang kembali. Terdapat dua alasan melakukan
standarisasi, yaitu: 1.
Apabila tindakan peningkatan kualitas atau solusi masalah itu tidak distandarisasikan, terdapat kemungkinan bahwa setelah periode waktu
tertentu, manajemen dan karyawan akan kembali menggunakan cara-cara kerja lam sehingga memunculkan kembali masalah yang sudah pernah
diselesaikan itu. 2.
Apabila tindakan peningkatan kualitas atau solusi masalah itu tidak distandarisasikan atau didokumentasikan, maka terdapat kemungkinan setalah
periode waktu tertentu dan apabila terjadi pergantian manajemen dan karyawan, orang-orang baru akan menggunakan cara-cara kerja yang akan
memunculkan kembali masalah yang sudah pernah diselesaikan oleh karyawan terdahulu itu.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
. Siklus DMAIC pada proyek Six Sigma digambarkan pada gambar berikut
ini :
Gambar 2.1 Siklus DMAIC
Proyek selanjutnya Define
Pemilihan proyek six sigma
Mendefinisikan peran dan
tanggung jawab dari orang yang terlibat proyek six sigma
Mendefinisikan kebutuhan
pelatihan six sigma
Mendefinisikan proses kunci
Mendefinisikan kebutuhan spesifik pelanggan
Pernyataan tujuan six sigma
Measure
Menentukan CTQ
Mengembangkan rencana
pengumpulan data melalui pengukuran yang dapat
dilakukan pada tingkat proses output atau outcome
Mengukur kinerja sekarang
current baseline
Analyze
Mengukur stabilitas dan kapabilitas proses
Menetapkan target-target kinerja dari CTQ
yang dilibatkan dalam proyek six sigma
Mengidentifikasikan sumber-sumber dan akar penyebab masalah
Mengkonversikan banyak kegagalan ke
dalam biaya kegagalan COPQ
Improve
Menetapkan suatu tindakan
action plan untuk melaksanakan peningkatan
kualitas six sigma
Control
Hasil-hasil peningkatan
kualitas didokumentasikan dan disebarluaskan
Praktek-praktek terbaik yang
sukses dalam peningkatan proses distandarisasikan dan
disebarluaskan
Prosedur-prosedur
didokumentasikan dan dijadikan pedoman kerja
standar
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
. 2.3.7
Alat-alat Pemecahan Masalah
Dalam menyelesaikan permasalahan, dipergunakan beberapa alat pemecah masalah, diantaranya yaitu : lembar pemeriksaan, analisis pareto dan diagram
sebab akibat.
2.3.7.1 Lembar Pemeriksaaan