Srategi Manajemen dan Perbaikan Six Sigma

. tahun atau secararata-rata 1965 “peningkatan” setiap tahun. Merupakan peningkatan yang dramatik.  Peningkatan dari 3-sigma sampai 4,7-sigma memberikan hasil mengikuti kurva eksponensial mengikuti deret ukur, sedangkan peningkatan dari 4,7- sigma sampai 6- sigma mengikuti kurva linier mengikuti deret hitung.

2.3.2 Srategi Manajemen dan Perbaikan Six Sigma

Pada manajemen proses ini, kebijakan dan metode Six Sigma menajdi bagian yang menyatu dalam menjalankan usaha, yaitu: a. Proses dicatat dan diatur end to end dan tanggung jawab dibuat sedemikian rupa untuk menjamin adanya manajemen proses lintas fungsioanal cross function yang kritis. b. Kebutuhan pelanggan diartikan dengan jelas dan dimuktahirkan secara teratur. c. Pengukuran keluaran, aktivitas proses dan masukkan yang menyeluruh dan berarti. d. Manajemen dan bawahannya termasuk orang yang bersangkutan dengan proses tersebut menggunakan penukuran dan pemahaman proses untuk menilai kinerja pada saat yang tepat dan mengambil tindakan untuk mengetahui permasalahan dan kesempatan apa yang muncul. e. Perbaikan proses dan desain atau desain ulang proses yang dilaksnakan bersamaan dengan alat-alat perbaikan, Six Sigma secara terus menerus untuk meningkatkan kinerja, daya saing dan profitabilitas perusahaan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. . 2.3.3 Konsep Six Sigma Pada dasarnya pelanggan akan puas apabila mereka menerima barang sebagaimana yang mereka harapkan. Apabila produk barang jasa yang diproses pada tingkat kualitas Six Sigma, perusahaan boleh mengharapkan bahwa 99,99966 dari apa yang diharapkan pelanggan akan ada dalam produk itu. Dengan demikian Six Sigma dapat dijadikan ukuran target kinerja sistem industri tentang bagaimana baiknya suatu proses transaksi produk antara pemasok industri barangjasa dan pelanggan pasar. Semakin tinggi target sigma yang dicapai, kinerja sistem industri akan lebih baik. 6-sigma otomatis lebih baik daripada 4- sigma, 4-sigma lebih baik daripada 3-sigma. Six Sigma juga dianggap sebagai strategi terobosan yang memungkinkan perusahaan melakukan peningkatan luar biasa dramatik di tingkat bawah. Six Sigma juga dapat dipandang sebagai pengendalian proses industri berbasis pelanggan, melalui penekanan pada kemampuan proses process capability.Gaspersz,2002 Six Sigma tidak muncul begitu saja. Sejak dulu konsep ilmu manajemen sudah berkembang di Amerika, kemudian dilanjutkan dengan gebrakan manajemen Jepang dengan konsep Total Quality. Total Quality Manajemen juga merupakan peningkatan manajemen terfokus. Di dalam Six Sigma terdapat lebih banyak tool improvement yang bias dipakai. Selain itu dalam Six Sigma akan diperkenalkan suatu konsep mengenai defect, opportunity, DPMO yang menjadi nilai rujukan nilai sigma proses. Kita juga akan dikenalkan dengan variasi proses konsep untuk data continous. Bukan berarti didalam TQM hal tersebut tidak ada, hanya saja TQM terlalu mementingkan pembahasan tersebut namun apabila ingin lebih mengenal proses, kita harus lebih mengetahui bagaimana variasi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. . prosesproduk kita, artinya juga beberpa sigma dari produk kita, maka Six Sigma lebih memadai dalam hal ini. Berikut ini akan diberikan alasan yang membuat Six Sigma berbeda dengan TQM dan program-program kualitas sebelumnya : a. Six Sigma terfokus pada konsumen. Konsumen terutama eksternal konsumen selalu diperhatikan sebagai patokan arah peningkatan kualitas. b. Six Sigma menghasilkan Return of Investment yang besar contohnya pada General Electrics. c. Six Sigma merubah cara manajemen beroperasi. Six Sigma lebih dari sekedar proyek peningkatan kualitas. Six Sigma juga merupakan cara pendekatan baru terhadap proses berfikir, merencanakan dan memeimpin untuk menghasilkan hasil yang baik. Terdapat 6 aspek kunci yang perlu diperhatikan dalam Six Sigma di bidang jasa, yaitu : a. Identifikasi karakteristik produk yang akan memuaskan pelanggan anda sesuai kebutuhan dan ekspektasi pelanggan. b. Menglasifikasikan semua karakteristik kualitas itu sebagai CTQ Critical to Quality individual. CTQ adalah atribut-atribut yang sangat penting untuk diperhatiakan kerena berkaitan langsung dengan kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Merupakan elemen penting suatu produk, proses atau praktek- praktek yang berdampak langsung pada kepuasan pelanggan. c. Menentukan apakah setiap CTQ itu dapat dikendalikan melalui pengendalian material, mesin, proses-proses kerja dan lain-lain. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. . d. Menentukan batas toleransi maksimum untuk setiap CTQ sesuai yang diinginkan pelanggan menentukan nilai USL dan LSL dari setiap CTQ. e. Menentukan maksimum variable proses untuk setiap CTQ menentukan nilai standart deviasi untuk setiap CTQ. f. Mengubah desain produk dan atau proses sedemikian rupa agar mampu mencapai nilai target Six Sigma. Gaspersz,2002

2.3.4 Faktor Penentu dalam Six Sigma