3.5. Uji Asumsi Klasik
a Uji Gejala Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah terjadinya hubungan linear antara variabel bebas dalam persamaan regresi linear berganda, apabila ternyata ada
hubungan linear antara variabel bebas maka persamaan regresi linear berganda tersebut menjadi multikolinearitas.
Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai variance inflation factor VIF. Tolerance mengukur variabilitas variabel
independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi
karena VIF = 1tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance 0,10 atau
sama dengan nilai VIF 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolinieritas yang masih dapat ditolerir Ghozali, 2007 : 92.
b Uji Heteroskedastisitas
Uji herokeditastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lainnya. Uji herokeditastisitas untuk menunjukkan nilai varians Y-
Ŷ antar-nilai Y tidaklah sama atau hetero, hal demikian sering terjadi pada data yang bersifat cross section
yaitu data yang dihasilkan pada suatu waktu dengan responden yang
banyak menurut Suharyadi, 2004 : 528. Menurut Sumarsono 2004 : 43 deteksi adanya heterokedastisitas adalah:
1. Niai Probabilitas 0,05 berarti bebas dari heterokedastisitas
2. Niai Probabilitas 0,05 berarti terkena heterokedastisitas
c Uji Autokorelasi
Didefinisikan sebagai korelasi antara dua observasi yang diurutkan berdasarkan urut waktu data time series atau data yang diambil pada
waktu tertentu data crossecional, Gujarati, 1995 : 201. Jadi dalam model regresi liner diasumsikan tidak terdapat gejala ”autokorelasi”
artinya nilai residual Y
observasi
Y
prediksi
pada waktu ke-t tidak boleh ada hubungan dengan nilai residual e
t-1
. Penelitian ini data yang digunakan bukan data time series tetapi
data cross section yang diambil berdasarkan kuesioner, sehingga untuk uji autokorelasi tidak dilakukan, karena autokorelasi pada sebagian besar
kasus ditemukan pada regresi yang datanya time series Santoso, 2000 : 216.
3.6. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis