4
B. Rumusan Permasalahan
1. Sejauh mana kaum muda terlibat dalam hidup menggereja di Paroki St. Petrus
Sungai Kayan? 2.
Sejauh mana kaum muda mengerti tentang keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja?
3. Usaha apa yang dilakukan oleh Paroki untuk meningkatkan keterlibatan aktif
kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan dalam hidup menggereja?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui sejauh mana keterlibatan kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai
Kayan dalam hidup menggereja. 2.
Mengetahui sejauh mana kaum muda mengerti tentang keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja.
3. Mengetahui program yang diusahakan oleh Paroki untuk meningkatkan
keterlibatan aktif kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan dalam hidup menggereja.
D. Manfaat Penulisan
1. Memberikan sumbangan pengetahuan bagi kaum muda berkaitan dengan
peranan mereka sebagai generasi penerus dalam hidup menggereja dan meningkatkan semangat kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan akan
pelayanan mereka bagi Gereja. 2.
Menambah pengetahuan penulis akan pentingnya keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja.
5
E. Metode Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan penelitian dengan metode deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis adalah metode yang
menggambarkan dan menganalisis data-data yang diperoleh dari hasil penelitian melalui penyebaran angket dan wawancara yang didukung dengan studi pustaka.
F. Sistematika Penulisan
Judul skripsi ini adalah
“KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA DI PAROKI SANTO PETRUS SUNGAI KAYAN
KEUSKUPAN TANJUNG SE LOR KALIMANTAN UTARA”.
Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai penulisan, maka disampaikan pokok gagasan sistematika penulisan skripsi ini sebagai berikut:
Bab I menguraikan pendahuluan yang menjelaskan latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan
sistematika penulisan. Bab II menguraikan tentang gambaran kaum muda dalam hidup
menggereja di Paroki St. Petrus Sungai Kayan, yang akan membahas tentang gambaran singkat situasi Paroki serta kegiatan kaum muda dalam hidup menggereja.
Penelitian tentang keterlibatan aktif kaum muda dalam hidup menggereja, pembahasan hasil penelitian dan rangkuman hasil penelitian.
Bab III menguraikan tentang keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja yang akan membahas tentang kaum muda dalam Gereja, hidup
menggereja, dan kaum muda dalam hidup menggereja.
6
Bab IV menguraikan latar belakang penyusunan program, alasan pemilihan tema dan tujuan, penjabaran program, petunjuk pelaksanaan program, dan
contoh Satuan Persiapan. Bab V merupakan bab akhir sekaligus penutup dari seluruh pembahasan
mengenai skripsi ini yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
BAB II KETERLIBATAN KAUM MUDA
DI PAROKI SANTO PETRUS SUNGAI KAYAN KEUSKUPAN TANJUNG SELOR KALIMANTAN UTARA
DALAM KEGIATAN HIDUP MENGGEREJA
Gambaran umum tentang keterlibatan aktif kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan, akan menggunakan penelitian dengan menyebarkan kuesioner
dan wawancara kepada kaum muda. Data-data dari hasil wawancara dan kuesioner tersebut kemudian akan dibahas untuk mendapatkan gambaran nyata tentang
keterlibatan aktif kaum muda dalam hidup menggereja dan penelitian tentang keterlibatan aktif kaum muda dalam hidup menggereja di Paroki St. Petrus Sungai
Kayan.
A. Gambaran Kaum Muda dalam Hidup Menggereja di Paroki St. Petrus
Sungai Kayan
Kehidupan kaum muda saat ini senantiasa penuh dengan dinamika dan tantangan hidup, untuk dapat terus berkembang kaum muda membutuhkan tempat
dan sarana yang tepat agar mereka dapat mengembangkan bakat dan kreatifitasnya. Beberapa kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan yang sudah menyimpang
dari jalan hidup mereka misalnya tidak pernah aktif dengan kegiatan-kegiatan yang ada disekitarnya, adapula kaum muda yang merasa minder untuk mengikuti kegiatan
karena tidak memiliki teman yang sebaya lagi dengan mereka. Mereka kurang berkomunikasi atau setidaknya berkumpul dengan teman-teman yang lainnya. Dari
8
beberapa pengamatan yang pernah ditemui banyak kaum muda yang tidak lagi terlibat secara penuh dalam kegiatan-kegiatan baik di lingkungan maupun di Gereja
[Lampiran 4: 5].
1 . Gambaran Singkat Situasi Paroki St. Petrus Sungai Kayan
Paroki St. Petrus Sungai Kayan mempunyai wilayah sepanjang Sungai Kayan, yang meliputi dua kecamatan yaitu: kecamatan Long Peso dan kecamatan
Tanjung Palas Barat. Awalnya masyarakat yang ada di sepanjang Sungai Kayan belum mengenal agama Katolik. Sejak tahun 1971 mulailah pengajaran tentang
agama Katolik di desa Mara Satu, dan pada tahun 1977 desa Mara Satu menjadi Paroki yang sampai sekarang dikenal dengan nama Paroki St. Petrus Sungai Kayan
Kristiatmo, 2010: 165. Pada tahun 1996 Paroki St. Petrus Sungai Kayan dipecah menjadi dua
Paroki, yaitu Paroki St. Petrus Sungai Kayan dan Paroki St. Maria Assumpta Tanjung Selor. Perkembangan selanjutnya, Paroki St. Petrus Sungai Kayan dipecah
lagi pada tahun 1998 menjadi Paroki St. Petrus Sungai Kayan dan Paroki St. Lukas Apo Kayan Kristiatmo, 2010: 167.
Paroki St.Petrus, memiliki wilayah di sepanjang Sungai Kayan, yang meliputi tiga kecamatan: kecamatan Tanjung Palas, Long Beluah, dan kecamatan
Long Peso. Jumlah keseluruhan Stasi ada sebelas, yaitu: Stasi St. Stephanus Long Sam, St. Yoseph Long Beluah, St. Paulus Long Lembu, St. Gregorius Long Tungu,
St. Matius Kampung Agung, St. Tri Tunggal Maha Kudus Long Telenjau, St. Keluarga Kudus Long Bia, St. Maria La Salette Sungai Brun, St. Ana Long Yin, St.
Yohanes Naha Aya, dan St. Hilarius Long Lian Kristiatmo, 2010: 168.
9
Secara administratif, Paroki St. Petrus Mara Satu Sungai Kayan terdiri dari 11 Stasi dan akan ditambah lagi dengan satu Stasi yang sekarang sedang dirintis
yaitu kampung Balau. Jumlah seluruh umat yang ada di pusat Paroki St. Petrus Mara Satu 387 jiwa, di Stasi St. Stephanus Long Sam 162 jiwa, di Stasi St. Yoseph Long
Beluah 300 jiwa, di Stasi St. Paulus Long Lembu 175 jiwa, di Stasi St. Gregorius Long Tungu 23 jiwa, di Stasi St. Matius Kampung Agung 49 jiwa, di Stasi St. Tri
Tunggal Maha Kudus Long Telenjau 63 jiwa, di Stasi St. Keluarga Kudus Long Bia 99 jiwa, di Stasi St. Maria La Salette Sungai Brun 60 jiwa, di Stasi St. Ana Long Yin
144 jiwa, di Stasi St. Yohanes Naha Aya 25 jiwa dan di Stasi St. Hilarius Long Lian 8 jiwa. Jadi jumlah total umat Paroki St. Petrus Sungai Kayan pada tahun 2010
adalah 1495 jiwa Kristiatmo, 2010: 170.
a. Sejarah Gereja Paroki St. Petrus Sungai Kayan
Gereja Paroki St.Petrus Sungai Kayan terletak di desa Mara Satu khususnya daerah dusun Kenarai. Pada tahun 1971 belum ada gereja Katolik di desa
Mara Satu. Ibadat diadakan hanya di rumah umat yang kira-kira cukup untuk umat yang hadir mengikuti ibadat. Umat di desa Mara Satu akhirnya mendirikan sebuah
gereja sederhana, rumah umat tempat diadakannya ibadat tidak cukup lagi menampung umat yang hadir mengikuti ibadat karena semakin banyak umat yang
masuk agama Katolik. Setelah berdiri selama empat tahun, pada tahun 1975 umat di Mara Satu ingin memiliki gereja yang lebih baik, maka dengan bantuan sebuah
perusahaan kayu yang ada di desa Mara Satu terbangunlah gereja baru yang digunakan oleh umat dalam waktu yang cukup lama [Lampiran 4: 4]. Pada tahun
2000 umat mendirikan kembali gereja dan lebih besar dari yang sebelumnya
10
sehingga ketika ada perayaan besar seperti Natal dan Paskah umat tidak lagi berdiri di luar gereja selama Perayaan Ekaristi, gereja baru diresmikan pada tahun 2005 oleh
Pastor Leonardus MT. Kusuma, MSF [Lampiran 4: 4-5].
b. Situasi Kaum Muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan
Kaum muda yang ada di Paroki St. Petrus Sungai Kayan memiliki bakat dan keterampilan dalam bidangnya masing-masing misalnya seperti bakat menari
dan menyanyi. Kaum muda berperan dalam hidup menggereja dan dapat berkreatifitas dengan kemampuannya jika ada moment tertentu mereka dengan
senang hati menyumbangkan ide-idenya [Lampiran 4: 5]. Jumlah kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan terbilang cukup
banyak, kaum muda yang terdaftar di pusat Paroki saja jumlahnya ± 40 orang kaum muda, jika digabungkan dengan kaum muda yang ada di sebelas Stasi jumlah
keseluruhan kaum muda separoki St. Petrus Sungai Kayan yang terdaftar ± 70 orang [Lampiran 4: 5].
Kaum muda yang cukup aktif dalam kegiatan menggereja sampai saat ini sekitar ± 20 orang, hal ini dikarenakan banyaknya kesibukan atau rutinitas yang
harus mereka kerjakan. Diantaranya masih banyak kaum muda yang bersekolah, kuliah, dan bekerja di luar Paroki. Pendidikan Kaum muda di Paroki St. Petrus
Sungai Kayan yang saat ini masih berada di Perguruan tinggi berjumlah ± 10 orang terdiri dari mahasiswa dan mahasiswi dari tingkat D3 sampai S1, pelajar yang masih
menempuh pendidikan di tingkat SLTA ± 20 orang, dan SLTP ± 20 orang, kaum muda yang statusnya sudah bekerja ± 20 orang [Lampiran 4: 5-6]. Mereka dapat
berkumpul secara utuh pada masa liburan sekolah dan apabila ada perayaan hari raya
11
seperti Natal dan Paskah. Oleh sebab itu, perkembangan di Paroki St. Petrus Sungai Kayan dikatakan menurun karena kurangnya kegiatan yang diadakan dan minimnya
jumlah kaum muda yang terlibat dalam kegiatan yang dilaksanakan dalam hidup menggereja [Lampiran 4: 6].
2. Kegiatan Kaum Muda dalam Hidup Menggereja di Paroki St. Petrus
Sungai Kayan
Upaya yang sudah dilakukan oleh Gereja untuk mengumpulkan dan menyatukan para kaum muda melalui berbagai kegiatan menggereja. Salah satu
keterlibatan kaum muda dalam Gereja dengan mengikuti kegiatan yang diadakan oleh Gereja. Kegiatan tersebut diantaranya adalah petugas koor pada saat Perayaan
Ekaristi, rekreasi bersama, pertandingan olahraga, dan pertemuan kaum muda separoki St. Petrus Sungai Kayan yang di dalamnya terdapat acara-acara yang dapat
menyatukan hubungan persaudaraan antar kaum muda dan mereka juga dapat mengembangkan bakat dan kreatifitas mereka masing-masing dalam acara tersebut
[Lampiran 4: 6]. Gereja sangat mengharapkan dengan adanya kegiatan-kegiatan yang
sudah diupayakan dapat membantu kaum muda untuk mengembangkan dan menggerakkan mereka serta aktif terlibat dalam hidup menggereja. Gereja juga
mengharapkan agar kaum muda dapat menyampaikan harapan yang sesuai dengan keinginan mereka kepada Gereja yang sekiranya sesuai dengan konteks kaum muda
sehingga kaum muda dapat berperan serta terlibat secara penuh dan ikut mengambil bagian dalam keaktifan kaum muda yang diupayakan oleh Gereja [Lampiran 4: 6-
7].
12
B. Penelitian tentang Keterlibatan Aktif Kaum Muda dalam Hidup Menggereja