Petunjuk Pelaksanaan Program Katekese Shared Christian Praxis Kesimpulan

110

E. Petunjuk Pelaksanaan Program Katekese Shared Christian Praxis

Program pendampingan yang diusulkan dalam skripsi ini dilaksanakan bagi kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan. Program ini akan dilaksanakan dalam enam kali pertemuan, dua bulan sekali pertemuan dalam jangka waktu selama satu tahun. Setiap pertemuan dilaksanakan dalam waktu 60 menit, pertemuan ini diadakan pada hari Sabtu. Dalam pelaksanaan program ini, awal pertemuan peserta diajak untuk semakin menyadari akan pentingnya keterlibatan dalam kehidupan menggereja, sehingga peserta semakin aktif mengikuti kegiatan yang dilaksanakan di dalam gereja. Selanjutnya peserta diajak untuk menggali pengalaman iman Kristiani serta menerapkan pengalaman iman Kristiani mereka tersebut dalam situasi konkret peserta, dan terakhir para peserta diajak untuk mengusahakan suatu aksi konkret dalam kehidupan sehari-hari, mau terlibat dan lebih aktif dalam kegiatan-kegiatan kehidupan menggereja dan saling memberi semangat antar kaum muda. Pendamping berperan sebagai fasilitator untuk memperlancar jalannya pertemuan, merangkum pengalaman-pengalaman yang telah diungkapkan oleh peserta untuk direfleksikan dan selanjutnya memberikan peneguhan. Pendamping memberikan peneguhan berdasarkan Kitab Suci dan Ajaran Gereja. Pada akhir pertemuan para peserta diajak untuk membuat aksi nyata dalam kehidupan sehari- hari, baik secara pribadi maupun dalam kelompok. Katekese ini akan dipandu oleh seorang katekis yang ada di Paroki St. Petrus Sungai Kayan, dan akan diberikan pengarahan terlebih dahulu tentang Shared Christian Praxis apabila belum pernah memandu katekese dengan model SCP sehingga pemandu bisa berkatekese dengan model Shared Christian Praxis. 111

F. Contoh Persiapan Katekese Model Shared Christian Praxis 1. Identitas

a. b. c. d. e. f. g. h. Tema Tujuan Peserta Tempat Waktu Metode Model Sarana : : : : : : : : Terlibat dalam kegiatan menggereja Bersama pendamping kaum muda menyadari akan pentingnya keterlibatan dalam kehidupan menggereja, sehingga peserta semakin aktif dalam kegiatan hidup menggereja. Kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan Aula Paroki St. Petrus Sungai Kayan Pukul 19.00-20.00 - Informasi - Tanya jawab - Diskusi kelompok - Sharing kelompok - Refleksi pribadi Shared Christian Praxis - Teks lagu pembuka “Hatiku, hatimu, hati kita satu” - Teks lagu penutup “Hatiku senyum gembira dan bahagia” - Teks cerita “Kami bukanlah generasi terakhir” - Teks AA, art. 12 - Laptop - Speaker 112 i. Sumber bahan : - Salib - Lilin - Wardjito, Hadrianus. 2013. Kaum Muda Kami Bersama Anda . Yogyakarta: Bajawa Press, hal. 55-62. - Komisi Kateketik KWI. 2007. Persekutuan Murid- Murid Yesus . Yogyakarta: Kanisius, hal. 140-141. - Apostolicam Actuositatem, art. 12 - Skripsi, hal. 25

2. Pemikiran Dasar

Dalam kenyataan hidup sehari-hari banyak orang yang belum menyadari akan panggilannya sebagai warga katolik, banyak kaum muda tidak menyadari akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai penerus Gereja masa depan, sehingga diantara kaum muda masih banyak yang tidak aktif terlibat dalam kegiatan hidup menggereja. Demikian pula yang terjadi pada kaum muda yang ada di Paroki St. Petrus Sungai Kayan masih ada diantara mereka yang tidak mau melibatkan diri dalam kegiatan hidup menggereja. Dalam Dekrit Konsili Vatikan II Apostolicam Actuositatem artikel 12 dikatakan bahwa kaum muda merupakan kekuatan penting dalam masyarakat, dan juga dalam Gereja. Gereja memandang kaum muda sebagai pembawa perubahan dalam masyarakat dan Gereja. Oleh sebab itu masa muda merupakan masa yang paling menentukan bagi kaum muda untuk menentukan arah hidupnya. Melalui pertemuan ini, diharapkan agar kaum muda menyadari pentingnya keterlibatan mereka dalam kegiatan hidup menggereja, sehingga dengan penuh kesadaran untuk terlibat dan lebih aktif dalam kegiatan hidup menggereja. 113

3. Pengembangan Langkah-langkah a. Pembukaan

1 Pengantar Selamat malam saudara-saudari yang terkasih kita berkumpul disini untuk mensharingkan pengalaman selama kita mengikuti kegiatan hidup menggereja, sering kita tidak menyadari akan tugas dan tanggung jawab kita terlebih sebagai kaum muda katolik yang dipercayakan untuk menjadi generasi penerus Gereja. Pada Dekrit Konsili Vatikan II Apostolicam Actuositatem artikel 12 Gereja menyebutkan kaum muda sebagai masa depan dan harapan masyarakat dan Gereja. Dengan demikian marilah kita sebagai kaum muda untuk menanggapi harapan Gereja terhadap kita dengan mulai membuka hati untuk mau melibatkan diri sehingga lebih aktif terlibat dalam kegiatan yang laksanakan dalam hidup menggereja. 2 Lagu pembukaan: “Hatiku, hatimu, hati kita satu” [Lampiran 7: 20] 3 Doa pembukaan Bapa, syukur kami ucapkan kepada-Mu karena Engkau memperkenankan kami untuk berkumpul disini untuk mensharingkan pengalaman hidup kami. Sering kami lupa akan tanggung jawab kami sebagai penerus Gereja dan tidak mau untuk terlibat dalam kegiatan hidup menggereja. Hari ini kami akan mendengarkan bacaan dari Apostolicam Actuositatem artikel 12 harapan masyarakat dan Gereja bagi kaum muda sebagai penerus Gereja. Bantulah kami agar dapat menjadi rasul-Mu dan membawa perubahan dalam masyarakat dan Gereja sesuai dengan harapan, serta mau untuk melibatkan diri dan semakin aktif terlibat dalam kegiatan di Gereja. Doa ini kami sampaikan dengan perantaraan Kristus Tuhan kami. Amin. 114

b. Langkah I: Mengungkapkan Pengalaman Hidup Peserta

1 Pendamping membagikan teks cerita “Kami bukanlah Generasi terakhir” kepada peserta dan memberikan kesempatan untuk membaca secara pribadi [Lampiran 8: 21] 2 Pendamping meminta salah seorang peserta untuk menceritakan kembali dengan bahasa sendiri isi pokok cerita “Kami bukanlah Generasi terakhir”. 3 Intisari cerita “Kami bukanlah Generasi terakhir” Dalam cerita ini dikisahkan bahwa di India di sebuah desa Neemi kehidupan penduduk sangatlah menderita, karena air menjadi barang langka di desa mereka. Seorang pemuda bernama Raddhu Ujja mendapat solusi untuk keluar dari penderitaan kehidupan penduduk desa mereka, dengan bekerja keras bersama penduduk desa Neemi menggali tanah untuk membuat dam atau bendungan untuk menampung air hujan, berkat usaha dan kerja keras mereka maka tiga dam atau bendungan berhasil mereka buat dan tibalah musim hujan. Kehidupan di desa Neemi mengalir kembali anak-anak mendapat asupan gizi, mereka mendapatkan pendidikan yang layak karena pendapatan orang tuanya meningkat berkat menjual hasil bumi dan ternak mereka. 4 Pengungkapan pengalaman peserta diajak untuk mendalami cerita tersebut dengan tuntunan beberapa pertanyaan:  Ceritakan kesulitan yang dialami penduduk desa Neemi dalam melakukan kegiatan di desanya  Ceritakan kesulitan yang kalian alami dalam mengikuti kegiatan hidup menggereja 115 5 Arah rangkuman Kesulitan yang dialami oleh penduduk desa Neemi sangat memprihatinkan, tanah menjadi retak, sapi kelaparan, anak-anak kekurangan air dan kekurangan gizi, bahkan kehidupan mereka seakan berhenti seketika itu juga ketika air menjadi barang langka bagi penduduk desa Neemi. Kekeringan yang dialami tiap tahun oleh warga desa Neemi menyebabkan mereka tidak bisa bercocok tanam dan mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan pendidikan anak-anak mereka. Begitu pula dalam kehidupan kita sehari-hari, banyak kesulitan yang sering kita hadapi untuk melakukan kegiatan, terutama kesulitan dalam mengikuti kegiatan di gereja. Banyak kesibukan lain misalnya kesibukan dengan kegiatan di sekolah dan kesibukan dalam pekerjaan yang membuat kita lupa akan tugas sebagai kaum muda penerus Gereja.

c. Langkah II: Mendalami Pengalaman Hidup Peserta

1 Peserta diajak untuk merefleksikan sharing pengalaman atau cerita dengan dibantu pertanyaan sebagai berikut:  Mengapa teman-teman sulit untuk terlibat dalam kegiatan hidup menggereja? 2 Dari jawaban yang telah diungkapkan oleh peserta, pendamping memberikan arahan rangkuman singkat: Teman-teman yang terkasih dari sharing pengalaman mengapa teman- teman sulit untuk terlibat dalam kegiatan hidup menggereja tadi bermacam-macam hal atau pengalaman yang teman-teman temukan atau alami mulai dari kesulitan 116 dalam membagi waktu untuk mengikuti kegiatan di gereja, sibuk dengan tugas sekolah, pekerjaan dan sulit terlibat dalam hidup menggereja karena kurang mendapat dukungan atau dorongan dari orang tua sehingga untuk sekedar hadir di gereja pun sangat sulit. Setiap kesulitan yang kita alami pasti ada cara untuk mengatasinya. Sebagai kaum muda yang telah dipercayakan oleh masyarakat dan Gereja untuk menjadi generasi penerus masa depan, hendaknya kita dapat mengatasi kesulitan tersebut.

d. Langkah III: Menggali Pengalaman Iman Kristiani

1 Pendamping meminta salah satu peserta untuk membacakan Dekrit Konsili Vatikan II Apostolicam Actuositatem artikel 12 [Lampiran 9: 22] 2 Peserta diberi waktu sebentar untuk hening sejenak sambil secara pribadi merenungkan dan menanggapi bacaan tersebut dengan dibantu pertanyaan:  Pesan apa yang ingin disampaikan dalam artikel 12 ini tentang keterlibatan? 3 Peserta diajak untuk terlebih dahulu mengungkapkan dalam pleno hasil renungan pribadi sehubungan dengan pertanyaan di atas. 4 Pendamping memberi tafsir dari Dekrit Konsili Vatikan II Apostolicam Actuositatem artikel 12 dan menghubungkannya dengan tanggapan peserta dalam hubungan dengan tema dan tujuan. Pesan yang ingin disampaikan Dekrit Konsili Vatikan II Apostolicam Actuositatem dalam artikel 12 bahwa kaum muda sebagai kekuatan yang amat penting dalam masyarakat. Kaum muda sebagai pembawa perubahan dalam masyarakat. Perubahan mentalitas dan pelbagai struktur kerap menimbulkan perbedaan pandangan tentang nilai-nilai yang diwariskan, terutama pada kaum muda, 117 yang kerap kurang sabar, bahkan penuh rasa memberontak karena gelisah dan anti kemapanan. Kerap Gereja menyebut kaum muda sebagai masa depan dan harapan, namun harapan tersebut diletakkan dalam keprihatinan bahwa kaum muda mengalami krisis. Mereka cenderung tidak lagi akrab dengan tradisi dan hidup menggereja. Tantangan bagi Gereja adalah bagaimana Gereja bisa ikut menciptakan lingkungan tempat nilai-nilai dasar manusiawi dijunjung, sehingga kaum muda dapat bercermin dan dapat mengolah proses untuk menemukan identitas diri. Oleh sebab itu masa muda merupakan masa yang paling menentukan bagi kaum muda untuk menentukan arah hidupnya. Demi partisipasi aktif kaum awam, konsili menyediakan berbagai pelayanan oleh kaum awam untuk mendorong keterlibatan aktif kaum awam dalam iman dan hidup Gereja dalam ibadat Ilahi, konseling pastoral, dan kerasulan sosial, bahkan juga dalam ranah studi teologi. Beberapa orang menyatakan bahwa peran yang tepat bagi para klerus adalah dalam urusan internal Gereja. Kaum awam harus terlibat dalam perkara sekular sesuai dengan kompetensi mereka. Konsili tidak mengizinkan perbedaan tugas yang begitu jelas tersebut. Banyak perkembangan positif yang bermunculan semenjak Konsili membeberkan keterlibatan kaum awam dalam Gereja. Roh Kudus akan terus menerus membuka cakrawala baru untuk perluasan pelayanan Gereja demi kesetaraan para klerus dan kaum awam. Pesan terakhir yang disampaikan oleh Konsili Vatikan II ditujukan kepada kaum muda, pesan tersebut dengan sangat kuat menyampaikan tantangan dan harapan. Padamulah kaum muda, sangat khusus untuk kalian, bahwa Gereja sekarang hadir melalui Konsili untuk menyalakan cahaya yang akan menerangi masa depan, masa depan kalian. Gereja sangat mengharapkan masyarakat yang akan kalian 118 bangun, nantinya akan menghormati martabat, kebebasan, dan hak-hak individu. Individu-individu inilah kalian. Gereja percaya bahwa kaum muda akan mengerti cara memperkokoh iman dan memberikan artinya di dalam kehidupan menemukan kepastian adanya kebaikan dan keadilan Allah.

e. Langkah IV : Menerapkan Iman Kristiani dalam Situasi Peserta Konkret

1 Pengantar Teman-teman yang terkasih, dalam pembicaraan tadi kita sudah menemukan dan menyadari akan peranan dan tanggung jawab kita masing-masing sebagai kaum muda yang menjadi harapan masyarakat dan juga Gereja sebagai generasi penerus masa depan. Oleh sebab itu sebagai kaum muda yang dipercayakan untuk membawa perubahan dalam masyarakat dan Gereja, marilah kita bersama- sama mewujudkan harapan mereka dengan bertanggung jawab terhadap tugas yang telah diberikan dan aktif terlibat dalam kegiatan hidup menggereja di Paroki St. Petrus Sungai Kayan. 2 Sebagai bahan refleksi bagi kita agar kita semakin menyadari pentingnya keterlibatan dalam hidup menggereja, maka kita akan melihat situasi konkrit dengan mencoba merenungkan pertanyaan ini:  Sikap-sikap mana yang dapat menyemangati kaum muda untuk terlibat dalam kegiatan hidup menggereja di Paroki St. Petrus Sungai Kayan? 3 Saat hening peserta diberi kesempatan untuk merenungkan pertanyaan- pertanyaan diatas dengan situasi konkrit masing-masing peserta. Peserta diberi kesempatan secukupnya untuk mengungkapkan hasil renungan pribadinya. Akhirnya, 119 sebagai bahan renungan dalam langkah konfrontasi ini pendamping dapat memberi arahan rangkuman singkat sesuai dengan hasil renungan pribadi mereka, misalnya: Sikap membuka hati untuk bekerjasama, saling membantu, rela berkorban dapat menyemangati kaum muda untuk lebih terlibat dalam kegiatan hidup menggereja di Paroki St. Petrus Sungai Kayan, dengan bekerjasama dalam tugas koor, bekerja sama untuk membersihkan gereja di Paroki St. Petrus Sungai Kayan. Saling membantu dan rela berkorban menjemput teman yang tempat tinggalnya jauh dari Gareja dan tidak memiliki kendaraan.

f. Langkah V: Mengusahakan Suatu Aksi Konkret

1 Pengantar Teman-teman yang terkasih dalam Kristus, setelah kita bersama-sama menggali pengalaman melalui cerita “Kami bukanlah generasi terakhir” tadi, kita dapat melihat bagaimana usaha dan kerja keras penduduk desa Neemi mengembalikan harapan mereka untuk bisa hidup normal kembali. Berkat usaha dan kerja keras mereka bersama maka kehidupan di desa Neemi menjadi layak dan tidak kekurangan air lagi. Begitu pula dalam pengalaman hidup kita sehari-hari, banyak kesulitan yang kita hadapi terlebih kesulitan dalam membagi waktu untuk kegiatan sekolah, pekerjaan dan terlibat dalam kegiatan hidup menggereja. Kesulitan yang teman-teman alami untuk terlibat dalam kegiatan hidup menggereja karena sibuk dengan kegiatan di sekolah, sibuk dengan pekerjaan dan karena kurang mendapat dukungan dari orangtua. Demikian pula dalam Dekrit Konsili Vatikan II Apostolicam Actuositatem artikel 12 memandang kaum muda sebagai kekuatan yang penting bagi 120 masyarakat dan Gereja. Mereka menaruh harapan yang sangat besar kepada kaum muda untuk dapat membawa perubahan yang positif. Kita juga sudah merefleksikan atau melihat kembali sikap-sikap mana yang menyemangati kita kaum muda generasi penerus Gereja masa depan untuk mau aktif untuk terlibat dalam tugas hidup menggereja di Paroki St. Petrus Sungai Kayan. Marilah sekarang kita memikirkan niat-niat dan tindakan apa yang dapat kaum muda Paroki St. Petrus Sungai Kayan perbuat bagi masyarakat dan Gereja agar kita sebagai kaum muda dapat semakin terlibat aktif dalam kehidupan menggereja. 2 Secara pribadi dan bersama memikirkan niat-niat dan bentuk keterlibatan kita yang baru pribadi, kelompok atau bersama untuk lebih aktif dalam kehidupan menggereja. Berikut adalah pertanyaan penuntun untuk membantu peserta membuat niat-niat:  Niat apa yang hendak kita bangun agar kita sebagai kaum muda semangat untuk terlibat atau ambil bagian dalam kegiatan di Gereja di Paroki St. Petrus Sungai Kayan? 3 Selanjutnya peserta diberi kesempatan untuk hening memikirkan sendiri tentang niat-niat pribadikelompok bersama. Peserta diajak mengungkapkan niat pribadi mereka. Kemudian dapat didiskusikan bersama untuk menentukan niat bersama agar semakin aktif terlibat dalam kehidupan menggereja.

g. Penutup

1 Kesempatan hening sejenak untuk mengendapkan niat yang telah dibangun ke dalam hati masing-masing peserta. Sementara lilin dinyalakan dan diletakkan di tengah peserta bersama-sama salib. 121 2 Setelah selesai merumuskan niat pribadi dan bersama, pendamping mengajak peserta untuk membawa segala permohonan mereka ke dalam doa umat yang diawali oleh pendamping dan ditutup dengan doa Bapa Kami. 3 Doa penutup: Bapa yang Mahabaik, puji dan syukur kami haturkan kepadaMu atas berkat dan rahmat yang telah Engkau berikan kepada kami dalam pertemuan pendalaman iman ini. Bapa banyak kesulitan yang sering kami hadapi dalam mengikuti kegiatan di Gereja, sulit untuk membagi waktu dengan kegiatan sekolah, pekerjaan, serta kurangnya dukungan dan dorongan dari orangtua kami, namun kami sadar kesulitan yang kami alami bukanlah penghalang bagi kami untuk terus mendekatkan diri kepada-Mu. Bacaan yang kami dengar hari ini dari AA art 12 menyadarkan kami akan tanggung jawab dan tugas kami sebagai kaum muda yang menjadi harapan dan kekuatan bagi masyarakat dan Gereja di Paroki St. Petrus Sungai Kayan. Mampukanlah kami untuk mengatasi sikap-sikap kurang percaya diri dan menganggap sepele tugas di Gereja, karena kami sadar bahwa sikap seperti itu bukanlah sikap yang baik. Melalui niat kami bersama mampukanlah kami agar dalam kehidupan kami setelah ini mau dan mampu semakin terlibat aktif dalam kehidupan menggereja sesuai dengan harapan dan kehendak-Mu. Semua doa ini kami mohon dengan pengantaraan Yesus Tuhan dan Juruselamat kami. Amin 4 Lagu penutup: Senyum Gembira [Lampiran 7:20]

BAB V PENUTUP

Pada bagian ini disampaikan kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan judul skripsi mengenai KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA Di PAROKI SANTO PETRUS SUNGAI KAYAN KEUSKUPAN TANJUNG SELOR KALIMANTAN UTARA.

A. Kesimpulan

Keterlibatan kaum muda khususnya di Paroki ST. Petrus Sungai Kayan sangat memprihatinkan. Jumlah kaum muda yang ada di Paroki ST. Petrus Sungai Kayan ± 70 orang. Dari jumlah tersebut ± 20 orang saja yang mau terlibat aktif dalam hidup menggereja. Hal ini di sebabkan karena waktu yang kurang tepat menjadi penghambat untuk mereka terlibat, kesibukan di sekolah atau pekerjaan mereka, bahkan karena kurangnya dukungan dan dorongan dari orangtua mereka. Mereka kurang memiliki waktu untuk atau saling berkomunikasi. Mereka hanya dapat bertemu secara utuh pada saat liburan dan pada saat perayaan hari raya seperti Natal dan Paskah. Kurangnya keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja membuat mereka sedikit sekali mengetahui manfaat yang dapat mereka peroleh jika terlibat dalam hidup menggereja. Dalam Katekismus Gereja Katolik no.10 menjelaskan bahwa keterlibatan adalah sebuah pengabdian yang dilakukan dengan suka rela, keterlibatan suka rela itu berasal dari keinginan diri sendiri tanpa paksaan. Kaum muda menyadari akan perannya dalam hidup menggereja atau hidup dalam 123 masyarakat dan dengan sepenuh hati mengikuti dan melaksanakan kewajiban yang seharusnya dilakukan sesuai perannya, maka perlu untuk membantu kaum muda mengerti tentang keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja melalui studi pustaka, dengan membahas mengenai kaum muda dalam Gereja, tentang hidup menggereja, dan mengenai kaum muda dalam hidup menggereja. Untuk meningkatkan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja maka diusulkan program katekese model Shared Christian Praxis. Tema umumnya ‘Kaum muda adalah harapan Gereja untuk mewartakan kabar gembira Allah. Gereja mengharapkan dengan diadakannya kegiatan dalam hidup menggereja ini dapat membantu kaum muda untuk mau terlibat secara aktif dan bertanggung jawab atas apa yang sudah dipercayakan masyarakat dan Gereja kepada mereka sebagai generasi penerus Gereja di masa depan.

B. Saran

Dokumen yang terkait

Pendampingan iman orang muda sebagai upaya meningkatkan keterlibatan hidup menggereja orang muda Katolik Paroki Kristus Raja Barong Tongkok, Kalimantan Timur.

1 16 113

Peranan pendampingan sakramen penguatan bagi kaum muda dalam keterlibatan hidup menggereja di Paroki Santa Lidwina Bandar Jaya Lampung Tengah.

3 39 161

Upaya meningkatkan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja secara kontekstual di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo Paroki Santo Yoseph Medari.

0 8 159

Upaya meningkatkan keterlibatan kaum muda stasi Gembala yang Baik Paroki Santo Yusuf Batang dalam hidup menggereja melalui katekese kaum muda.

6 40 156

Upaya meningkatkan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja secara kontekstual di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo Paroki Santo Yoseph Medari

2 17 157

Upaya meningkatkan keterlibatan kaum muda stasi Gembala yang Baik Paroki Santo Yusuf Batang dalam hidup menggereja melalui katekese kaum muda

2 2 154

Upaya meningkatkan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja di Paroki Santo Antonius, Bade, Keuskupan Agung Merauke melalui shared christian praxis - USD Repository

0 4 141

Upaya meningkatkan keterlibatan hidup menggereja bagi kaum muda Paroki Kristus Raja Sintang Kalimantan Barat melalui katekese - USD Repository

0 3 236

Pemahaman Sakramen Baptis dalam keterlibatan hidup menggereja bagi kaum muda di Paroki Santo Ignatius Danan, Wonogiri, Jawa Tengah - USD Repository

0 1 151

Deskripsi pengaruh ekaristi kaum muda terhadap keterlibatan hidup menggereja Orang Muda Katolik di Paroki Santo Antonius Kotabaru Yogyakarta - USD Repository

1 5 169