Kaum Muda dalam Gereja

BAB III KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA

Kaum muda tidak bisa terlepas dari berbagai kegiatan terlebih kegiatan- kegiatan pelayanan kaum muda. Gereja percaya bahwa kaum muda memiliki berbagai bakat. Oleh karena itu Gereja sangat mengharapkan dan membutuhkan kaum muda untuk terlibat secara aktif dalam kehidupan menggereja. Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia SAGKI 2005 menempatkan kaum muda sebagai kelompok dengan peran strategis dalam upaya Gereja membentuk kecerdasan bagi banyak orang, dan menegaskan bahwa komunitas basis, dengan kaum muda sebagai gerakan utama, perlu berperan aktif di dalam pembentukan kecerdasan umum. Hal yang paling penting adalah bagaimana mengoperasionalkannya dalam program konkret kaum muda untuk membangun kecerdasan bagi banyak orang Tangdilintin, 2008: 9.

A. Kaum Muda dalam Gereja

Arti mengenai kaum muda sangat beragam. Kaum muda sering disebut sebagai agent of change, agen pembaruan, karena ciri-ciri yang melekat pada kemudaan mereka. Ciri-ciri mereka antara lain adalah energik, kreatif, dinamis, empatik, kritis, dan berani mengambil resiko. Sejauh tidak terikat kepentingan tertentu, mereka juga sering dianggap sebagai „suara hati nurani rakyat‟. Masyarakat sering menempatkan kaum muda sebagai generasi masa depan. Pendapat dari tokoh- tokoh dan dari kamus umum bahasa Indonesia lebih jelas mendeskripsikan arti dari kaum muda tersebut. 60

1. Pengertian Kaum Muda

Usia muda adalah usia peralihan dari sebelum matang menuju matang, mencakup kematangan fisik, sosial-emosional, dan mental. Banyak tokoh-tokoh umat memberikan pengertian tentang kaum muda sehubungan dengan usia dan masa peralihan kaum muda. a. Usia Kaum Muda Shelton 1987: 64 mengatakan bahwa kaum muda adalah mereka yang berusia antara 15-24 tahun, dan pada umumnya sedang menempuh pendidikan setingkat dengan SMTA atau Perguruan Tinggi. Kaum muda pada umumnya sedang menghadapi masa penentuan atau pencarian jati diri. Mereka mulai menemukan dan mengambil tanggung jawab pribadi untuk mengarahkan hidup mereka. Mereka juga sedang mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan mental, emosional, sosial, moral, serta religius. Philips Tangdilintin 2008: 25 dengan mengutip pendapat Dr J. Riberu menerangkan tentang keberadaan “kaum muda” dengan istilah “muda-mudi” sebagai berikut: Muda-mudi dimaksudkan kelompok umur kurang lebih 12-24 tahun, bagi yang bersekolah usia ini sesuai dengan usia lanjutan dan Perguruan Tinggi. Ditinjau dari segi sosiologis sering kali usia di atas perlu dikoreksi sesuai dengan umur usia seseorang dalam masyarakat tertentu =kedewasaan psikologis. Status sosial yang dimaksudkan ialah hak dan tugas orang dewasa yang diberikan kepada seseorang dalam masyarakat tertentu. Status sosial ini sering sejalan dengan status berdikari di bidang nafkah ataupun status keluarga. Unsur status sosial ini menyebabkan seseorang yang menurut usianya masih dalam jangkauan muda-mudi sudah bisa dianggap dewasa dan sebaliknya orang yang sudah melampaui usia tersebut toh masih dianggap muda-mudi. 61 Mangunharjana 1986: 11 berpendapat bahwa istilah kaum muda dipergunakan untuk menunjuk kaum, golongan atau kelompok orang yang berusia muda. Kaum muda adalah mereka yang berusia antara 15-24 tahun atau usia muda- mudi yang masih berstatus sebagai siswa SMA atau mahasiswa. Kamus Umum Bahasa Indonesia Poerwadarminta, 1982: 397.594 mengatakan bahwa kaum muda terdiri dari dua kata yaitu „kaum‟ dan „muda‟. „Kaum‟ berarti golongan orang yang sekerja, sepaham, sepangkat, sedangkan „muda‟ berarti belum sampai setengah umur. Maka kaum muda adalah orang yang sekerja, sepaham, namun belum sampai setengah umur. Kesimpulannya dari pendapat beberapa tokoh-tokoh umat bahwa usia kaum muda pada umumnya mulai dari 13-30 tahun, atau usia yang pada umumnya menempuh pendidikan SLTP maupun Perguruan Tinggi, belum menikah, namun belum sampai setengah umur. b. Kaum Muda dalam Masa Peralihan Masa muda adalah masa penghubung atau masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju ke masa dewasa, masa ini menunjukkan masa dari awal pubertas sampai mencapai kematangan. Masa muda dipandang sebagai suatu proses perkembangan dan telah mencapai kematangan, terutama secara fisik Dadang Sulaeman, 1995: 1. Dalam masa peralihan sosial-emosional, masa muda adalah usia di mana kaum muda bisa berintegrasi dengan masyarakat dewasa, beralih dari masa kanak- kanak menuju masa dewasa. Kaum muda mulai menyadari tentang seksualitas yang sesuai dengan pertumbuhan mereka Hurlock, 1980: 206. 62 Sri Paus Yohanes Paulus II, dalam ajaran apostolik Catechesi Tradendae artikel 39, menyebutkan bahwa manusia muda adalah masa dimana seseorang menghadapi periode peralihan keputusan-keputusan penting, yang bersangkutan dengan kepribadian mental. Dalam hal ini masa muda merupakan masa dimana seseorang harus dapat membedakan „yang baik‟ dan „yang jahat‟, „yang benar‟ dan „yang salah‟. Walaupun dalam keseharian mereka dapat dukungan dari para anggota keluarga dan teman-teman, tetapi mereka tetap harus mengandalkan diri sendiri serta suara hati mereka dalam mengambil keputusan dan memikul tanggung jawab atas masa depan mereka sendiri.

2. Perkembangan dan Permasalahan-permasalahan Kaum Muda

Masa muda adalah masa yang amat khas dalam proses perkembangan. Sebagai manusia yang mendekati masa dewasa kaum muda akan mengalami dan melewati tahap-tahap proses perkembangan fisik, mental, emosional, sosial, moral, dan religius dengan permasalahan-permasalahan yang mereka alami dalam proses perkembangan. a. Perkembangan Fisik Perkembangan fisik paling nampak pada pertumbuhan kaum muda. Anak laki-laki akan menampilkan diri sebagai pria dan anak perempuan akan menampilkan diri sebagai wanita. Proses-proses perubahan secara fisik berlangsung dimana alat- alat kelamin mencapai kematangan dan berfungsi secara seksual serta perubahan secara psikologis Mangunharjana, 1986: 12. 63 Perkembangan fisik pada perempuan nampak pada pertumbuhan tulang- tulang, tinggi badan mencapai ukuran maksimal setiap tahunnya, payudara membesar, bulu di kemaluan tumbuh halus, berwarna gelap, keriting, bulu-bulu di ketiak mulai tumbuh. Seorang perempuan akan mengalami menstruasihaid secara teratur setiap bulan. Masa reproduksi seorang perempuan pada umumnya mulai terjadi antara umur 10-14 tahun Salito, 2014: 6. Perkembangan fisik pada laki-laki nampak pada pertumbuhan tulang- tulang, tinggi badan mencapai ukuran maksimal setiap tahunnya, testis buah pelir membesar, bulu di kemaluan tumbuh halus, berwarna gelap, keriting, bulu-bulu di ketiak mulai tumbuh, rambut-rambut halus di wajah mulai tumbuh kumis, jenggot, rambut-rambut di wajah bertambah tebal dan gelap, tumbuh bulu di dada, perubahan suara, keluarnya air mani ejakulasi, dan akhir perubahan suara Salito, 2014: 6. Masalah-masalah yang dihadapi kaum muda dalam pengembangan kepribadian dari proses perkembangan fisik maupun psikologis. Dengan adanya proses pertumbuhan fisik kaum muda mempersoalkan cepat-lambatnya pertumbuhan. Mereka dapat dicemaskan oleh tingkat kecepatan yang tidak biasa, tidak ideal, karena terlalu lambat tidak besar-besar, atau karena terlalu cepat tiba-tiba menjadi besar. Mereka juga mempersoalkan baik-buruknya hasil pertumbuhan fisik mereka. Kaum muda sering mengalami kegelisahan karena pertumbuhan itu tidak seperti yang mereka harapkan. Bersamaan dengan pertumbuhan fisik kaum muda juga mulai menghadapi masalah-masalah yang berhubungan dengan seks dalam pergaulan dengan lawan jenis. Pada umur muda itu mereka sudah cukup besar dalam hal fisik, tetapi belum siap benar untuk memasuki pergaulan dengan jenis lain. 64 Mereka belum mampu mengambil perilaku yang sesuai dan mengatasi problem-problem yang tersangkut di dalamnya. Secara biologis mereka sudah cukup masak untuk pengalaman seksual, tetapi mereka belum sanggup bertanggung jawab atas hidup perkawinan Mangunharjana, 1986: 12. b. Perkembangan Mental Perkembangan mental terlihat pada perubahan dalam perkembangan intelektual dalam cara berpikir. Dengan meninggalkan masa kanak-kanak, mereka juga meninggalkan cara berpikir sebagai kanak-kanak dan mulai berpikir sebagai orang dewasa. Mereka tidak lagi berpikir dengan kehidupan konkret tetapi dengan kehidupan yang abstrak. Kaum muda mulai membentuk gambaran diri mereka, peranan yang diharapkan dari mereka, panggilan hidup dan masa depan mereka dan mulai berpikir secara kritis Mangunharjana, 1986: 13. Masalah-masalah yang sering dihadapi dan tidak ringan bagi mereka adalah pengaruh gaya hidup global. Mereka bukan hanya tidak menyadari penjajahan gaya hidup global, melainkan mereka bahkan mencintainya, merindukan, menggandrungi, tergila-gila dengan gaya hidup itu. Mereka hanyut dalam impian dunia baru yang serba lain dan jauh dari dunia real. Mereka terlepas dari kenyataan faktual diri mereka. Mereka tidak dapat menerima diri sebagaimana adanya, sehingga hidup dalam identitas semu yang diwarnai khayalan yang tak berujung. Ketidakmampuan melihat tujuan hidup dan kecenderungan hidup di alam khayal seringkali membuat kaum muda resah dan melamun. Hal ini merupakan tantangan kaum muda untuk membangun pribadi mandiri dan kreatif Tangdilintin, 2008: 73. 65 c. Perkembangan Emosional Perkembangan emosional kaum muda ada hubungannya dengan perkembangan fisik. Karena dengan perkembangan fisik terjadilah perubahan pada keseimbangan hormon dalam tubuh mereka. Perkembangan emosional terlihat pada semangat, sikap-sikap masa bodoh, keras kepala, tingkah laku, perasaan baik positif maupun negatif. Kaum muda sering menghadapi bagaimana menilai baik-buruk, menguasai dan mengarahkannya pada perkembangan emosional Mangunharjana, 1986: 13. Masalah yang dihadapi kaum muda disekitar perkembangan emosional adalah bagaimana menilai baik buruknya emosi dan bagaimana menguasai dan mengarahkannya. Dalam rangka perjuangan di sekitar emosi yang menggebu-gebu dalam hati itu, kaum muda seringkali mengambil berbagai cara bertingkah laku untuk mengatasi atau sekedar untuk menghindari dan melupakannya Mangunharjana, 1986: 14. d. Perkembangan Sosial Perkembangan sosial kaum muda menyangkut hubungan dengan orang lain. Dengan lewatnya masa kanak-kanak dan berkat pertumbuhan fisik mereka pergaulan kaum muda tidak terbatas hanya dengan orang-orang dalam keluarga, tetapi meluas dengan teman-teman, kelompok, orang di lingkungan tempat tinggal, dan masyarakat luas Mangunharjana, 1986: 14. Masalah-masalah penting yang dihadapi kaum muda sehubungan dengan perkembangan sosial ialah masalah-masalah di sekitar pergaulan mereka dengan teman-teman seperti: cara masuk dalam kelompok, bergaul dengan kelompok, sikap 66 serta cara menghadapi pengaruh-pengaruh kelompok, dan peranan mereka dalam kelompok, penerimaan diri oleh kelompok, penghargaan kelompok, dan macam keterlibatan yang diberikan kepada mereka oleh kelompok Mangunharjana, 1986: 14. e. Perkembangan Moral Perkembangan moral membawa kaum muda ke dalam tingkat hidup yang berbeda dari masa kanak-kanak. Dengan bertambah umurnya kaum muda mengalami perubahan sikap. Kaum muda melihat bahwa pandangan orang mengenai apa yang baik dan benar tidak sama. Patokan yang dipegang orang untuk menentukan mana yang baik dan benar serta mana yang tidak baik dan tidak benar berbeda-beda. Kaum muda mengalami ketegangan batin karena harus mengambil keputusan-keputusan moral dan menghadapi berbagai kenyataan hidup. Dalam perkembangan moral kaum muda mencari patokan moral yang dapat mereka pergunakan sebagai alat untuk menentukan mana yang baik dan benar, mana yang tidak baik dan tidak benar serta penentuan pegangan yang dapat mereka pergunakan sebagai pedoman hidup Mangunharjana, 1986: 14. Masalah-masalah moral yang dialami kaum muda tidak hanya terbatas pada diri mereka, tetapi meluas sampai pada masalah moral dalam hidup masyarakat, seperti: kejahatan dalam masyarakat, keadilan, hak-hak asasi manusia, kebebasan agama, kepentingan umum dan peranan yang diharapkan dari mereka. Dari sini muncul masalah panggilan hidup. Oleh karena menghadapi berbagai kenyataan hidup dan harus mengambil keputusan-keputusan moral itu, kaum muda mengalami berbagai ketegangan batin Mangunharjana, 1986: 15. 67 f. Perkembangan Religius Pada perkembangan religius kaum muda ingin mengetahui bagaimana menjadi orang religius sejati. Mereka dibaptis sejak masih bayi, dan menerima agamanya sebagai sesuatu yang diberikan tanpa sikap kritis. Kekatolikan dihayati sebagai kumpulan ajaran, aturan, larangan, tradisi, dan upacara ritual ibadat Tangdilintin, 2008: 75. Pada masa perkembangan religius kaum muda menghadapi masalah- masalah berat. Kaum muda belum menghayati imannya sebagai nilai dan sikap hidup pribadi. Pola pelajaran agama di sekolah yang terikat dengan kurikulum yang harus diuji aspek pengetahuannya kurang memberi tempat pada aspek emosional iman. Pemahaman mengenai Gereja dengan pancatugasnya dan kesiapsediaan memberi hati, pikiran, tenaga dan waktu serta kemampuan berperan aktif dalam tugas-tugas pelayanan dan pengembangan Gereja makin jauh dari harapan. Salah satu indikasinya adalah makin sulit mencari aktivis dari kalangan muda untuk berbagai fungsi pelayanan gerejawi Mangunharjana, 1986: 15; bdk. Tangdilintin, 2008: 75.77.

B. Hidup Menggereja

Dokumen yang terkait

Pendampingan iman orang muda sebagai upaya meningkatkan keterlibatan hidup menggereja orang muda Katolik Paroki Kristus Raja Barong Tongkok, Kalimantan Timur.

1 16 113

Peranan pendampingan sakramen penguatan bagi kaum muda dalam keterlibatan hidup menggereja di Paroki Santa Lidwina Bandar Jaya Lampung Tengah.

3 39 161

Upaya meningkatkan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja secara kontekstual di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo Paroki Santo Yoseph Medari.

0 8 159

Upaya meningkatkan keterlibatan kaum muda stasi Gembala yang Baik Paroki Santo Yusuf Batang dalam hidup menggereja melalui katekese kaum muda.

6 40 156

Upaya meningkatkan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja secara kontekstual di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo Paroki Santo Yoseph Medari

2 17 157

Upaya meningkatkan keterlibatan kaum muda stasi Gembala yang Baik Paroki Santo Yusuf Batang dalam hidup menggereja melalui katekese kaum muda

2 2 154

Upaya meningkatkan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja di Paroki Santo Antonius, Bade, Keuskupan Agung Merauke melalui shared christian praxis - USD Repository

0 4 141

Upaya meningkatkan keterlibatan hidup menggereja bagi kaum muda Paroki Kristus Raja Sintang Kalimantan Barat melalui katekese - USD Repository

0 3 236

Pemahaman Sakramen Baptis dalam keterlibatan hidup menggereja bagi kaum muda di Paroki Santo Ignatius Danan, Wonogiri, Jawa Tengah - USD Repository

0 1 151

Deskripsi pengaruh ekaristi kaum muda terhadap keterlibatan hidup menggereja Orang Muda Katolik di Paroki Santo Antonius Kotabaru Yogyakarta - USD Repository

1 5 169