Pembuatan larutan karbon tetraklorida konsentrasi 50 Uji pendahuluan Pengelompokkan dan perlakuan hewan uji

pemanasan bobot B. Kemudian dilakukan perhitungan terhadap selisih bobot A terhadap bobot B yang merupakan kadar air serbuk herba Bidens pilosa L.

5. Pembuatan infusa herba Bidens pilosa L.

Untuk membuat infusa herba Bidens pilosa L. dengan konsentrasi 16, serbuk kering herba Bidens pilosa L. diambil sejumlah 8,0 g, dibasahkan dengan 16,0 mL aquades kemudian ditambah dengan 50 mL aquadest. Campuran ini kemudian dipanaskan di atas heater pada suhu 90°C selama 15 menit, dihitung ketika suhu pada campuran mencapai 90°C. Jika air yang diperoleh kurang, maka air dapat ditambahkan selagi panas melalui ampas rebusan hingga volume mencapai 50,0 mL.

6. Pembuatan larutan karbon tetraklorida konsentrasi 50

Larutan karbon tetraklorida dibuat dalam konsentrasi 50 dengan mencampur larutan karbon tetraklorida dan olive oil dengan perbandingan volume 1:1.

7. Uji pendahuluan

a. Penetapan dosis infusa herba Bidens pilosa L. Pada penelitian ini digunakan 3 peringkat dosis yaitu rendah dosis I, tengah dosis II, dan tinggi dosis III. Dosis III ditetapkan dengan cara sebagai berikut : D x BB = C x V Keterangan : D = Dosis III BB = Berat badan tikus tertinggi C = Konsentrasi tertinggi infusa herba Bidens pilosa L. yang bisa dibuat V = ½ Vmax D x 200g = 16 x 0,25 mL D x 0,2 kg = 0,16 gmL x 2,5 mL D = 2,0 gkgBB Peringkat dosis dibuat dengan faktor kelipatan dua sehingga didapat dosis I sebesar 0,5 gkgBB ; dosis II sebesar 1,0 gkgBB dan dosis III sebesar 2,0gkgBB. b. Penetapan dosis hepatotoksik karbon tetraklorida Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Priya, Swati, dan Vilasrao 2013, bila karbon tetraklorida dengan dosis 2,0 mLkg diberikan secara intraperitonial pada tikus betina, maka dapat menyebabkan kerusakan organ hati yang ditandai dengan peningkatan serum ALT-AST tanpa menyebabkan kematian. Sehingga pada penelitian ini digunakan dosis 2,0 mLkgBB. c. Penetapan waktu pencuplikan darah Penetapan waktu pencuplikan darah ditentukan melalui orientasi dengan 5 ekor tikus. Setiap ekor tikus diambil darahnya melalui sinus orbitalis mata menggunakan pipa kapiler pada jam ke-0, 24, dan 48 setelah pemberian karbon tetraklorida. Kemudian diukur aktivitas serum ALT-AST.

8. Pengelompokkan dan perlakuan hewan uji

Sejumlah empat puluh dua ekor tikus dibagi secara acak ke dalam enam kelompok perlakuan masing-masing sejumlah lima ekor tikus. a. Kelompok I kontrol hepatotoksin diberi larutan karbon tetraklorida dengan dosis 2,0 mLkg BB secara intraperitonial. Pengambilan darah dilakukan setelah 24 jam. b. Kelompok II kontrol negatif diberi olive oil 2,0 mLkgBB secara intraperitonial. Pengambilan darah dilakukan setelah 24 jam. c. Kelompok III kontrol infusa diberi infusa herba Bidens pilosa L. dosis tinggi selama enam hari berturut-turut secara p.o. Pengambilan darah dilakukan pada hari ke tujuh. d. Kelompok IV dosis I diberi infusa herba Bidens pilosa L. dosis 0,5 gkgBB secara p.o sekali sehari selama enam hari berturut-turut. e. Kelompok V dosis II diberi infusa herba Bidens pilosa L. dosis 1,0 gkgBB secara p.o sekali sehari selama enam hari berturut-turut. f. Kelompok VI dosis III diberi infusa herba Bidens pilosa L. dosis 2,0 gkgBB secara p.o sekali sehari selama enam hari berturut-turut. Pada hari ke tujuh kelompok IV, V, dan VI diberi karbon tetraklorida dengan dosis 2,0 mLkg BB secara intraperitonial. Setelah 24 jam, diambil darahnya melalui sinus orbitalis mata, lalu diukur aktivitas serum ALT-AST.

9. Pembuatan serum

Dokumen yang terkait

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek dekok herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tertraklorida.

1 1 112

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang dekok herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

1 2 99

Efek hepatoprotektif jangka panjang dekok biji Persea americana Mill. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 3 127

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek infusa herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

1 4 113

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang ekstrak etanol 70% Herba Sonchus arvensis Linn. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus putih jantan terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 110

Pengaruh waktu pemberian infusa herba Bidens pilosa L. jangka pendek sebagai hepatoprotektif terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

3 13 115

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang ekstrak Etanol 50% HERBA Sonchus arvensis Linn. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus putih jantan terinduksi karbon tetraklorida.

1 6 112

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek infusa herba Sonchus arvensis L. terhadap aktivitas AST-ALT pada tikus jantan Galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 5 100

Efek hepatoprotektif pemberian infusa kulit Persea americana Mill. terhadap ALT-AST tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 125

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang ekstrak etanol biji persea americana mill. terhadap aktivitas alt dan ast serum pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

1 2 117