Variabel utama Variabel pengacau Definisi operasional

19

BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah.

B. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel utama

a. Variabel bebas Variabel bebas penelitian ini adalah variasi dosis dalam pemberian jangka panjang infusa herba Bidens pilosa L. b. Variabel tergantung Variabel tergantung penelitian ini adalah penurunan aktivitas ALT - AST serum akibat pemberian jangka panjang infusa herba Bidens pilosa L. pada tikus betina galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.

2. Variabel pengacau

a. Variabel pengacau terkendali Variabel pengacau terkendali penelitian ini adalah kondisi hewan uji, yaitu tikus betina galur Wistar dengan berat badan 130-200 g dan umur 2-3 bulan, frekuensi pemberian infusa herba Bidens pilosa L. satu kali sehari selama enam hari berturut-turut dengan waktu pemberian yang sama, dan rute pemberian secara per oral p.o. Herba Bidens pilosa L. diperoleh dari Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. b. Variabel pengacau tak terkendali Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah kondisi patologis dan fisiologis tikus betina galur Wistar yang digunakan sebagai hewan uji.

3. Definisi operasional

a. Herba Bidens pilosa L. Herba Bidens pilosa L. adalah semua bagian tumbuhan di atas tanah batang, daun, bunga, dan biji Bidens pilosa L. b. Infusa herba Bidens pilosa L. Infusa serbuk kering herba Bidens pilosa L. 16 didapatkan dengan cara menginfudasi 8,0 g serbuk kering herba Bidens pilosa L. dalam 50,0 ml air pada suhu 90°C selama 15 menit. c. Dosis efektif Dosis yang memberikan efek hepatoprotektif paling besar dengan penurunan aktivitas ALT dan AST serum yang berbeda bermakna jika dibandingkan dengan variasi dosis lainnya. d. Efek hepatoprotektif Efek hepatoprotekif adalah kemampuan infusa herba Bidens pilosa L. pada dosis tertentu untuk melindungi hepar dari hepatotoksin dengan menurunkan aktivitas ALT dan AST serum yang secara statistik berbeda bermakna dengan kontrol hepatoksin karbon tetraklorida. e. Jangka panjang Jangka panjang adalah pemberian infusa herba Bidens pilosa L. satu kali sehari selama enam hari berturut-turut.

C. Bahan Penelitian

Dokumen yang terkait

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek dekok herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tertraklorida.

1 1 112

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang dekok herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

1 2 99

Efek hepatoprotektif jangka panjang dekok biji Persea americana Mill. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 3 127

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek infusa herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

1 4 113

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang ekstrak etanol 70% Herba Sonchus arvensis Linn. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus putih jantan terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 110

Pengaruh waktu pemberian infusa herba Bidens pilosa L. jangka pendek sebagai hepatoprotektif terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

3 13 115

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang ekstrak Etanol 50% HERBA Sonchus arvensis Linn. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus putih jantan terinduksi karbon tetraklorida.

1 6 112

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek infusa herba Sonchus arvensis L. terhadap aktivitas AST-ALT pada tikus jantan Galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 5 100

Efek hepatoprotektif pemberian infusa kulit Persea americana Mill. terhadap ALT-AST tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 125

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang ekstrak etanol biji persea americana mill. terhadap aktivitas alt dan ast serum pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

1 2 117