mengandung oksigen. Peredaran darah yang membawa oksigen hanya sekitar 30 menyebabkan sel hati relatif kekurangan oksigen, sehingga mengakibatkan hati
rentan terhadap kerusakan Wiboyo dan Paryana, 2009. Hati memiliki peranan yang penting dalam setiap metabolisme dalam
tubuh dan bertanggung jawab dalam 500 aktivitas yang berbeda. Fungsi utama dari hati adalah membentuk dan mengekskresi empedu, kemudian akan disimpan
dalam kandung empedu Price and Wilson, 2005. Fungsi lain dari hati adalah untuk metabolisme lemak dan detoksifikasi
sejumlah zat endogen dan eksogen. Fungsi hati untuk detoksifikasi sangat penting dan dilakukan melalui reaksi oksidasi, reduksi, hidrolisis atau konjugasi dari zat
yang berbahaya diubah menjadi zat yang secara fisiologis tidak aktif Price and Wilson, 2005.
Peran hati untuk eliminasi adalah melalui metabolisme obat induk menjadi metabolitnya. Hati dapat memetabolisme obat menjadi metabolitnya tergantung
dari aktifitas enzim pemetabolisme yang terdapat pada reticulum endoplasma halus dan sitosol di hepatosit. Jumlah obat bebas yang dibawa masuk ke dalam
hepatosit dipengaruhi oleh jumlah protein pengikat obat di dalam darah DiPiro et al.
, 2008.
2. Kerusakan sel-sel hati
Hati merupakan organ yang rentan terhadap berbagai metabolisme, racun, mikroba, dan serangan neoplastik. Penyakit hati yang utama adalah hepatitis
karena virus, penyakit hati alkoholik, Non Alcoholic Fatty Liver Disease NAFLD, dan karsinoma hepatoseluler kanker. Kerusakan hati yang ringan
pada umumnya dapat dapat ditutupi karena besarnya cadangan hati, namun bila gangguan penyakit menyebar atau ada gangguan aliran cairan empedu, dampak
yang di terima hati akan sangat membahayakan Kumar, Abbas, Fausto and Aster, 2010.
Berdasarkan manifestasi
klinik dan
pola spesifik
pada histopatologi, kerusakan hati dibagi menjadi:
1. Nekrosis sentrilobular, terjadi pada induksi obat yang bersifat hepatotoksik mengakibatkan adanya metabolisme yang beracun.
Kerusakan yang terjadi menyebar ke luar mulai dari tengah lobus. 2. Steatonecrosis, kerusakan sel hati akut dengan penumpukan lemak
pada sel-sel hati hal ini terjadi karena adanya obat-obat yang mempengaruhi proses oksidasi asam lemak di dalam mitokondria.
3. Phospholipidosis, merupakan akumulasi dari phospholipid sebagai pengganti asam lemak. Phospholipid dapat menelan badan lisosom
pada sel hati. 4. Nekrosis hepatoselular tergeneralisasi, hampir mirip dengan terjadinya
perubahan karena adanya infeksi hati oleh virus. Waktu terjadinya satu minggu setelah terinduksi zat beracun DiPiro et al., 2008.
3. Perlemakan hati
Perlemakan hati adalah keadaan dimana jumlah lemak dihati melebihi 5 dari berat hati. Perlemakan hati Gambar 4 terjadi karena adanya akumulasi
droplet lemak trigleserida pada hepatosit. Perlemakan hati dapat terjadi karena
beberapa hal seperti kelebihan asam lemak, trigleserida yang tidak dapat di transport, dan turunnya sintesis lipoprotein Gregus and Klaaseen, 2001.
Gambar 4. Struktur mikroskopik hati yang mengalami s teatosis Rubin and
Farber, 1999.
Perlemakan hati juga dapat disebabkan karena adanya hepatotoksin seperti karbon tetraklorida. Hepatotoksin ini bekerja dengan metabolit reaktifnya yang