empat skala pilihan yaitu: Sangat Setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju TS dan Sangat Tidak Setuju STS. Pilihan ragu-ragu RR tidak digunakan, untuk
menghindari jawaban aman, sekaligus mendorong siswa untuk menunjukkan keberpihakannya terhadap pernyataan yang diajukan. Penyusunan skala sikap
diawali dengan pembuatan kisi-kisi, agar afektif yang hendak diukur terangkum secara proporsional.
Langkah-langkah mengukur skala sikap sebagai berikut: pemberian skor butir skala sikap dengan berpedoman kepada model skala Likert, yaitu 1 untuk
pernyataan positif, jawaban SS diberi skor 4, S diberi skor 3, TS diberi skor 2, dan STS diberi skor 1; 2 untuk pernyataan negatif, jawaban SS diberi skor 1, S diberi
skor 2, TS diberi skor 3, dan STS diberi skor 4. Kemudian mencari skor netral butir skala sikap, membandingkan skor sikap siswa untuk setiap item, indikator
dan klasifikasi skala sikap dengan sikap netralnya, untuk melihat kecenderungan sikap siswa. Sikap siswa dikatakan positif jika skor sikap siswa lebih besar dari
sikap netralnya, sebaliknya disebut negatif jika skor sikap siswa lebih kecil dari skor netralnya.
4. Lembar Observasi
Purwanto 2009: 149 mengatakan bahwa observasi adalah cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku
dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis,
objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang
sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu Arifin, 2010: 153.
Lembar observasi diberikan kepada pengamat, untuk memperoleh gambaran secara langsung aktivitas belajar siswa dengan pembelajaran strategi
REACT dan aktivitas guru dalam menyajikan pembelajaran pada setiap pertemuan. Tujuan dari pedoman ini adalah sebagai acuan dalam membuat
refleksi terhadap proses pembelajaran dan keterlaksanaan strategi REACT.
5. Pengembangan Bahan Ajar
Pengembangan bahan ajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Pengembangan bahan ajar ini bertujuan untuk membantu siswa
dalam mengembangkan daya pikirnya membangun konsep-konsep dan ide-ide matematis sehingga siswa diharapkan mempunyai kemampuan komunikasi dan
pemecahan masalah matematis. Bahan ajar yang digunakan pada kelas eksperimen adalah bahan ajar
khusus yang dikembangkan dalam bentuk Lembar Kegiatan Siswa LKS, yang berisi tugas-tugas yang menyajikan masalah yang akrab dengan kehidupan sehari-
hari. Tugas tersebut dirancang sedemikian rupa sehingga memenuhi indikator komunikasi dan pemecahan matematis, sedangkan bahan ajar untuk kelas kontrol
digunakan bahan ajar sebagaimana biasanya.
F. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini akan dikumpulkan melalui tes, lembar observasi, dan angket skala sikap serta rekaman video. Data yang berkaitan dengan