Fitriyadi Muhlis, 2012 Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
3. Bagi Peneliti, dapat memberikan satu jawaban mengenai permasalahan
penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran sejarah di SMPLBN-A Pajajaran Bandung.
E. Klarifikasi Konsep
1. Metode Sinektik
Sinektik secara bahasa berasal dari kata synectikos Yunani yang berarti bringing forth together menjadi bersama-sama atau bringing
different things into unified connection menggiring berbagai hal yang beragam ke dalam kesatuan yang berhubungan.
Sinektik adalah sebuah teknik penyelesaian masalah yang sering dipakai dalam kelompok. Teknik ini diperkenalkan pertama kali oleh
William Gordon pada tahun 1961 untuk keperluan pengembangan aktivitas kelompok dalam organisasai industri lewat buku karangannya,
Synectics. www.amazon.comSynectics-Developmnet-Creative-William- Gordon.
Dalam tataran praktis dan aplikatif, aktifitas sinektik bersifat metaporik dengan menemukan analogi-analogi yang dengan sendirinya
kreatifias menjadi suatu yang disadari. Metapora-metapora membentuk hubungan persamaan serta membedakan obyek atau ide yang satu dengan
yang lainnya M.D. Dahlan [Eds.], 1990: 89. Dalam PBM, sinektik membantu kreativitas dengan rekayasa
pembelajaran secara aktif, kreatif juga menyenangkan. Model ini dikembangkan atas dasar pelibatan pembelajaran semua siswa mengenai
Fitriyadi Muhlis, 2012 Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
satu topik yang dibahas melalui pengungkapan secara teori dan praktek baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Siswa Tunanetra adalah siswa yang mengalami hambatan dalam penglihatan dengan visus 16 pada jenjang SMPLB Irham Hosni, 1990:
23
2. Pembelajaran Sejarah a. Pengertian Belajar
Banyak ahli mengemukakan berbagai pendapatnya yang berlainan tentang pengertian belajar sesuai dengan pandangan dan
pemahaman yang dimilikinya. Berdasarkan sudut pandang yang berlainan itulah muncul berbagai batasan pengertian belajar yang
cukup beragam. Winkel 1984 dalam Aam 2005 : 8 0 mengemukakan bahwa :
“ Belajar adalah suatu aktivitas mental psikis individu yang berlangsung dalam interaktif aktif dengan
lingkungannya yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap.” Sedangkan moh. Surya 1979 dalam Aam 2005 : 8
berpendapat bahwa : “ Belajar merupakan proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.” Lebih lanjut Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono, 2002 : 10
mengemukakan bahwa belajar merupakan kegiatan yang kompleks
Fitriyadi Muhlis, 2012 Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
dengan hasil belajar berupa kapabilitas dan setelah belajar seseorang akan memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap serta nilai yang
dipengaruhi oleh stimulasi lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh pembelajar.
Dari berbagai pandangan yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan tentang pengertian belajar.
Belajar adalah suatu peroses yang menyebabkan perubahan perilaku pada diri siswa atau individu yang tercermin dari hasil belajarnya, yang
meliputi aspek pengetahuan kognitif , keterampilan psikomotorik , serta nilai dan sikap afektif yang dipengaruhi oleh stimulasi
lingkungan dan pengalaman-pengalaman belajar yang dialami oleh individu tersebut.
b. Pembelajaran
Istilah belajar amat erat kaitannya dengan pembelajaran. Pembelajaran dapat
diartikan sebagai upaya mengorganisasi
lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik Oemar Hamalik 1999 : 57 memandang pembelajaran
sebagai suatu kombinasi yang tersusun dari unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selanjutnya, Hamalik 1999: 57 menyebutkan ciri-ciri dari
sebuah pembelajaran yaitu : a adanya rencana, b adanya tujuan dan
Fitriyadi Muhlis, 2012 Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
c adanya kesalingtergantungan antara unsur-unsur pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan .
Sedangkan Sudjana 1993 : 5-6 mengemukakan bahwa pembelajaran diartikan sebagai upaya yang sistematis dan disengaja
untuk menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar-mengajar, dalam kegiatan ini terjadi interaksi antara dua pihak yaitu antara
peserta didik warga belajar yaitu melakukan kegiatan belajar dengan pendidik sumber belajar yang melakukan kegiatan mengajar
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, pembelajaran mengadung hal-hal pokok yaitu a adanya rencana yang sistematis dan
disengaja mengenai penciptaan kondisi-kondisi yang memunkinkan siswa untuk belajar, b adanya tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai dan telah ditetapkan sebelumnya, c adanya saling ketergantungan antara unsur-unsur dalam pembelajaran yang
ditunjukan dengan adanya interaksi antara unsur-unsur tersebut. Prinsipnya pembelajaran merupakan perbuatan untuk merubah
tingkah laku seseorang .
c. Aktvitas Belajar Siswa
Aktivitas belajar adalah melakukan kegiatan belajar sehingga aktipitas belajar merupakan prinsip penting pada produk belajar
seseorang yang disebut dengan hasil belajar. Aktivitas belajara siswa yang dimaksud adalah aktivitas jasmaniah maupun aktivitas mental
Fitriyadi Muhlis, 2012 Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
psikis. Uzer Usman 1995 mengkategorikan bahwa aktivitas belajar siswa dapat digolongkan kedalam beberapa hal yaitu:
1. Aktivitas visual visual activities seperti membaca grapik, menulis
data percobaan, melakukan eksperimen dan demontrasi percobaan. 2.
Aktivitas lisan oral activities seperti menceritakan prinsip kerja roaller coaster, bertanya jawab serta berdiskusi mengenai konsep
usaha dan energi. 3.
Aktivitas mendengarkan listening acvities seperti mendengarkan orang lain berbicara.
4. Aktivitas gerak motor activities seperti mengukur panjang dan
membuat alat percobaan. 5.
Aktivitas menulis writing activities seperti merangkum konsep usaha dan energi, membuat laporan percobaan dan menulis buku
pelajaran. Jadi dengan mengklasifikasikan aktivitas seperti diuraikan di
atas, menunjukan bahwa aktivitas belajar itu cukup kompleks, bervariasi dan menuntut adanya kerjasama serta peran aktif pembelajar
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
d. Strategi Pembelajaran
Salah satu faktor pendukung dalam pencapaian hasil belajar agar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang di harapkan ialah dengan
menerapkan strategi pembelajaran yang tepat.
Fitriyadi Muhlis, 2012 Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
Reber 1988 dalam Syah , 1995 : 214 dikemukakan bahwa strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan yang terdiri atas
seperangkat langkah untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan pembelajaran.
Selanjutnya Michael J.Lawson dalam Syah,1995 :214 mengemukakan bahwa strategi pembelajaran merupakan prosedur
mental yang berbentuk tatanan langkah yang menggunakan upaya ranah cipta untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka dapat diartikan bahwa strategi pembelajaran merupakan sejumlah langkah
yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Zamroni dalam Setiawan , 2004 :1-2 mengemukakan bahwa
paradigma pembelajaran yang diharapkan untuk dikembangkan saat ini merupakan pembelajaran yang memiliki ciri- ciri sebagai berikut :
1. Pendidikan lebih menekankan pada proses pembelajaran learning
daripada pengajaran teaching. 2.
Pendidikan diorganisir dalam suatu struktur yang fleksibel. 3.
Pendidikan berperan untuk membelajarkan siswa dengan guru berperan sebagai fasilitator.
4. Pendidikan merupakan proses yang berkesinambungan da
senantiasa berinteraksi dengan lingkungan. Mencermati perkembangan pembelajaran saat ini dan untuk
menjawab tantangan
di atas,
maka dikembangkan
strategi
Fitriyadi Muhlis, 2012 Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan PAKEM dalam kegiatan pembelajaran. Strategi pembelajaran PAKEM
merupakan strategi pembelajaran terpadu yang mengguanakan strategi, metoda, pendekatan dan teknik pengajaran terpadu yang
dirancang sedemikian
rupa baik
prosedur maupun
tujuan pembelajarannya sehingga dapat terlaksana dan tercapai dengan baik
Setiawan, 2004 : 4
e. Hasil Belajar
Dalam kegiatan belajar, berhasil tidaknya proses yang telah dilakukan seseorang dapat dilihat dari hasil yang telah dicapai dalam
belajar, yaitu berupa hasil belajar. Abin Samsudin 1987:133 dalam Gunawan 2000:11
mengemukakan seseorang
dapat dinyatakan
berhasil dalam
pembelajaran, kalau ia telah mengalami perubahan setelah terjadi proses pembelajaran tersebut pada prilaku dan perubahan seperti apa
yang diharapkan guru. Senada dengan Abin di atas, Nana Sujana 1999:3
mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan kemajuan-kemajuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Untuk mengetahui sejauh mana kemajuan yang diperoleh siswa ini dapat diketahui dari evaluasi belajar. Evaluasi hasil belajar ini
merupakan kegiatan untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian danatau pengukuran hasil belajar siswa. Evaluasi
Fitriyadi Muhlis, 2012 Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
hasil belajar ini haruslah mencakup ranah-ranah yang terkandung dalam tujuan pembelajaran.
Sedangkan ranah-ranah yang menjadi tujuan pendidikan, secara umum dikategorikan ke dalam kognitif afektif dan psikomotor Davies
dalam Dimiati dan Mudjiono: 201-202
f. Asal Kata Sejarah
Perkataan sejarah mula-mula berasal dari bahasa Arab “syajaratun” baca: syajarah artinya pohon kayu. Pohon
menggambarkan pertumbuhan terus menerus dari bumi ke udara dengan mempunyai cabang, dahan dan daun, kembang atau bunga serta
buahnya. Memang di dalam kata sejarah itu tersimpan makna pertumbuhan
atau kejadian Yamin, 1985: 4 begitulah sejarah yang berarti pohon, juga berarti keturunan, asal-usul atau silsilah. Orang yang sudah lama
berhubungan dengan
ilmu sejarah,
termasuk mereka
yang mempelajarinya dengan agak mendalam, arti kata syajarah tidak sama
dengan sejarah akan tetapi kedua perkataan itu berhubungan satu dengan yang lain Ismaun: 1992: 3.
3. Pengertian Siswa Tunanetra
Tunanetra berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari dua kata, yaitu “tuna” yang berarti kurang, dan “netra” yang berati mata atau
penglihatan. Jadi istilah “tunanetra” diartikan sebagai “kurang penglihatan”, yaitu suatu kondisi yang mana mata sebagai indera penglihatan tidak atau
Fitriyadi Muhlis, 2012 Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
kurang berfungsi sebagaimana mestinya sehingga mengakibatkan timbulnya kesulitan atau hambatan dalam melakukan berbagai aktivitas sehari-hari.
Kondisi seperti ini disebabkan oleh adanya gangguan secara nyata pada organ mata dan atau syarafnya.
Oleh karena itu, istilah lain untuk tunanetra adalah “gangguan penglihatan” yang sering digunakan dalam literatur berbahasa asing dengan
istilah “visual impairment”. Jadi istilah “siswa tunanetra” di Indonesia” sama dengan istilah yang digunakan dalam berbagai literatur asing, yaitu
“children with visual impairment” sehingga diartikan siswa yang mengalami gangguan penglihatan.
Sementara itu, Nesker Simmons, dkk. Asep A. Sopyan, 2006: 26 mengklasifikasikan gangguan penglihatan ke dalam: a Totally blind, yaitu
tidak dapat membedakan terang dari gelap; b Light perception dapat membedakan terang dari gelap; c Form or motion perception dapat melihat
bentuk atau gerakan pada jarak beberapa kaki; d Guiding vision memiliki cukup penglihatan untuk membantu siswa dalam berpindah tempat
bergerak. Dari kedua definisi di atas dapat dijelaskan bahwa tunanetra atau
gangguan penglihatan diklasifikasikan berdasarkan dua aspek, yaitu aspek medis yang didasarkan pada pengukuran, dan aspek fungsional yaitu
didasarkan pada bagaimana siswa memanfaatkan penglihatannya untuk menguasai lingkungan.
Fitriyadi Muhlis, 2012 Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
Jadi definisi siswa tunanetra dari aspek pendidikan adalah siswa yang mengalami gangguan penglihatan sedemikian rupa yang mengakibatkan
mereka mengalami kesulitan atau hambatan dalam proses pendidikannya, sehingga memerlukan tulisan Braille bagi yang buta dan tulisan yang dicetak
tebal atau diperbesar atau menggunakan alat bantu khusus bagi yang masih memiliki sisa penglihatan. Perlu ditambahkan pula bahwa siswa tunanetra
juga merupakan bagian dari istilah siswa kebutuhan khusus yang sekarang sedang trend digunakan oleh para ahli pendidikan luar biasa.
G. Langkah-Langkah Pembelajaran Sejarah
Dalam kegiatan proses belajar-mengajar metode pembelajaran sangatlah diperlukan. Hal ini dikarenakan keberhasilan dari kegiatan belajar-
mengajar salah
satinya ditentukan
oleh kreativitas
guru dalam
mengembangkan materi pembelajaran dengan metode yang tepat dan cocok bagi peserta didik. Sehingga tujuan yang hendak dicapai lebih mudah
diterima dan menjadi tolak ukur keberhasilan dari sebuah pembelajaran. Metode sinetik merupakan bagian dari sekian banyak metode dalam
dunia pendidikan yang diharpkan menjadi alternatif bagi guru dalam menyampaikan materi ajarnya kepada peserta didik. Diharapkan dengan
metode ini tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal. Selain dari itu, manfaat metode ini juga diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman dan kreativitas peserta didik dalam menghadapi permasalahan di lingkungannya. Namun demikian, keberhasilan penerapan