Fitriyadi Muhlis, 2012 Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
Jadi definisi siswa tunanetra dari aspek pendidikan adalah siswa yang mengalami gangguan penglihatan sedemikian rupa yang mengakibatkan
mereka mengalami kesulitan atau hambatan dalam proses pendidikannya, sehingga memerlukan tulisan Braille bagi yang buta dan tulisan yang dicetak
tebal atau diperbesar atau menggunakan alat bantu khusus bagi yang masih memiliki sisa penglihatan. Perlu ditambahkan pula bahwa siswa tunanetra
juga merupakan bagian dari istilah siswa kebutuhan khusus yang sekarang sedang trend digunakan oleh para ahli pendidikan luar biasa.
G. Langkah-Langkah Pembelajaran Sejarah
Dalam kegiatan proses belajar-mengajar metode pembelajaran sangatlah diperlukan. Hal ini dikarenakan keberhasilan dari kegiatan belajar-
mengajar salah
satinya ditentukan
oleh kreativitas
guru dalam
mengembangkan materi pembelajaran dengan metode yang tepat dan cocok bagi peserta didik. Sehingga tujuan yang hendak dicapai lebih mudah
diterima dan menjadi tolak ukur keberhasilan dari sebuah pembelajaran. Metode sinetik merupakan bagian dari sekian banyak metode dalam
dunia pendidikan yang diharpkan menjadi alternatif bagi guru dalam menyampaikan materi ajarnya kepada peserta didik. Diharapkan dengan
metode ini tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal. Selain dari itu, manfaat metode ini juga diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman dan kreativitas peserta didik dalam menghadapi permasalahan di lingkungannya. Namun demikian, keberhasilan penerapan
Fitriyadi Muhlis, 2012 Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
metode ini menuntut peran pendukung di antaranya lingkunagn belajar yang kondusif dan fasilitas yang memadai guru.
Secara lebih kongkrit, langkah-langkah yang akan dilakukan pada saat penerapan metode sinetik dalam pembelajaran sejarah adalah:
1. Pertemuan ke-1 a.
Guru menyajikan informasi tentang topik yang akan dibahas b.
Guru menjelaskan materi yang telah diinformasikan pada pertemuan sebelumnya.
c. Guru meminta siswa untuk menganalogikannya.
d. Para siswa memberikan hasil analoginya secara langsung di dalam
kelas secara sendiri-sendiri. 2. Pertemuan ke-2
Setelah mendapatkan gambaran situasi dan kondisi kelas dari pertemuan pertama, maka guru melakukan pengelolaan kelas sebagai
berikut: a.
Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 3 sampai 4 orang.
b. Setiap kelompok kecil diberikan permasalahan yang sama oleh guru.
c. Setiap siswa berdiskusi dengan anggota kelompoknya yang telah
ditetapkan sebelumnya atas permasalahan yang diberitahukan kemudian dipesentasikan di depan kelas.
Fitriyadi Muhlis, 2012 Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
3. Pertemuan ke-3 Langkah-langkah pembelajaran dalam pertemuan ini sebagai
berikut: a.
Guru meminta siswa memberikan tanggapan terhadap representasi dari kelompok lain.
b. Guru memberikan arahan kepada setiap kelompok dalam mengerjakan
tugas yang diberikan oleh guru c.
Guru memberikan penguatan terhadap materi yang disampaikan kepada siswa yang berbentuk tugas yang didiskusikan melalui
kelompok kecil. d.
Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang didiskusikan sekaligus memberikan penguatan atas tanggapan dari siswa.
4. Pertemuan ke-4 Begitupun pada pertemuan ini tidak jauh berbeda dengan
pertemuan-pertemuan sebelumnya, tapi lebih dititikberatkan kepada hal- hal berikut:
a. Pada pertemuan ini setiap kelompok membandingkan permasalahan
yang diberikan sebelumnya dengan permasalahan sekarang b.
Setiap kelompok mendiskusikan dengan anggota kelompoknya atas permasalahan yang diberikan oleh guru.
c. Selama berlangsungnya diskusi kelompok guru berperan sebagai
fasilitator.
Fitriyadi Muhlis, 2012 Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
d. Hasil diskusi kelompok kecil dipresentasikan oleh setiap anggota
kelompoknya. 5. Pertemuan ke- 5
Pada pertemuan ini guru memberi penekanan terhadap daya pikir kreatif siswa melalui:
a. Pada setiap pertemua guru memberikan permasalahan yang berbeda-
beda. b.
Pada pertemuan ini guru memberikan permasalahan berbeda-beda pada setiap kelompok.
c. Guru meminta siswa untuk menganalisis permasalahan yang diberikan
guru. d.
Setiap siswa diharuskan mengkritisi setiap presentasi oleh kelompok lainnya.
e. Guru meminta siswa memberikan solusi dari setiap permasalahan yang
diberikan. f.
Guru bersama siswa menyimpulkan permasalahan yang didiskusikan sehingga mencapai titik temu.
Fitriyadi Muhlis, 2012 Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan, Metode, dan Teknik Pengumpulan Data