Strategi Komunikasi IUWASH dan Kader Masyarakat

Universitas Sumatera Utara bantuan yang diterima

4.1.6 Strategi Komunikasi IUWASH dan Kader Masyarakat

Agar komunikasi mencapai sasaran harus ada strategi yang dipersiapkan untuk mrnghindari kemungkinan efek yang tidak baik pada proses komunikasi dan sosialisasi. Informan Pertama menjelaskan bahwa strategi komunikasi menjadi perhatian penting dalam mendukung kegiatan-kegiatan komunikasi IUWASH. Informan Pertama menyampaikan ada beberapa strategi yang harus dipersiapkan dalam melaksanakan program bantuan. Informan Pertama menyatakan strategi yang dipersiapkan tergantung berdasarkan testimoni masyarakat dan media yang digunakan dalam mendukung program. Menggunakan orang yang ahli dalam bidang sanitasi membantu IUWASH untuk menciptakan pesan yang kredibelitas. Beberapa media juga membantu IUWASH untuk menjalankan program bantuan ini, seperti Deli TV, City Fm, Analisa, SINDO, dan Tribun “jelas ada strategi yang digunakan, dan biasanya dilihat dari contoh yang berhasil dan testimoni masyarakat. dari tanggapan yang diberikan masyarakat kita tahu apa yang harus dipersiapkan. Melihat seperti apa maunya masyarakat dan keadaan masyarakat serta membawa orang yang ahli untuk menjelaskan. Orang ahli tersebut misalnya pada diskui atau pelatihan kita membahas mengenai pipa air limbah maka kita akan mengajak ahli dari dinas pemerintah yang sesuai bidangnya. Nah kita juga mempersiapkan media, kalau dari media itu biasanya kita menggunakan dengan cara direct dan indirect. Direct misalnya didatangi langsung ke masyarakat dan indirect kita mengomunikasikannya melalui media elektronik, media cetak seperti surat kabar dan media online.” Menurut Informan Pertama menentukan komunikator dan media menjadi salah satu cara yang efektif untuk menjalankan sebuah program bantuan. Seorang komunikator harus menguasai informasi apa saja yang akan disampaikan. Komunikator harus memiliki keredibilitas dan daya tarik yang tinggi. Komunikator yang memiliki kredibilitas tinggi mampu mempengaruhi pesan yang akan disampaikan Universitas Sumatera Utara dalam forum komunikasi. Memilih komunikator yang tepat dan mempunyai wawasan sesuai dengan apa yang akan diperbincangkan menjadi perhatian penting bagi IUWASH untuk merencanakan strategi komunikasi. Mengatasi hal tersebut Informan Pertama mengungkapkan bahwa dalam beberapa kegiatan FGD Focus Group Discussion dan pelatihan, IUWASH menggunakan orang-orang yang memiliki keahlian dalam bidang sanitasi untuk berkomunikasi dengan kader masyarakat. Ahli yang telah dipilih IUWASH dianggap memiliki kemampuan untuk meyakinkan kader masyarakat atas informasi yang disampaikan Informasi atau pesan yang dipersiapkan sesuai dengan topik yang akan disampaikanpada kegiatan forum komunikasi. Sebelumnya materi atau topik diperbincangkan terlebih dahulu dengan karyawan IUWASH lainnya. Menurut Informan Pertama setelah materi didiskusikan dengan karyawan lainnya, materi disajikan dalam bentuk modul: “Oh iya, namanya modul, modul sudah disiapkan sudah ada paket-paketnya. Dan yang akan dikomunikasikan sudah dikemas.misalkan STBM atau sanitasi total buat masyarakat. itu sudah menjadi standard modulnys. Apa yang mau diomongkan sudah standard. Jadi nanti dilatihkan kekader untuk mengomunikasi modul tersebut, kemudian mereka berbicara melanjutkan modul tersebut.” Informan Pertama menyatakan bahwa untuk menciptakan komunikasi yang efektif sebuah pesan harus dipersiapkan terlebih dahulu. Menurut Informan Pertama persiapan pesan atau materi tersebut disajikan dalam bentuk modul. Modul merupakan agenda yang berisi materi informasi atau topik yang akan disampaikan. Biasanya modul tersebut mempermudah komunikator IUWASH untuk berkomunikasi dengan kader masyarakat. Modul yang telah dipersiapkan IUWASH akan dilanjutkan kepada beberapa kader masyarakat yang telah dipilih untuk diteruskan kepada masyarakat. Modul tersebut berisi beberapa informasi program bantuan seperti tujuan, manfaat dan fungsi bantuan. IUWASH menggunakan kader masyarakat untuk meneruskan informasi kepada masyarakat yang akan meneriman bantuan. Kader masyarakat membantu IUWASH dalam meneruskan informasi program bantuan. Hampir 80 IUWASH menggunakan kader untuk meneruskan informasi kemasyarakat. Universitas Sumatera Utara Jelas, untuk bertemu dengan masyarakat yang luas akan memakan waktu yang tidak cukup dan tidak efektif untuk menghasilkan komunikasi yang baik. Menggunakan kader membantu kita untuk menyebarluaskan informasi kita dan kader tersebut harus memiliki karekter yang kita cari. Dia punya pengetahuan mengenai air dan sanitarian. Nah terkadang mengajak kepling karena dia yang mengetahui wilayahnya. Seberapa penting kader itu sendiri, efektif 80 menggunakan kader, product knowladge yang kita bantu untuk membantu kader tersebut, karena soal communication skill mereka juga ada. Dan pemilihan kader ini berada pada daerah yang menerima bantuan minimal kader tersebut berasal dari kecamatan yang sama. Informan Pertama menyatakan IUWASH memilih kader masyarakat yang memiliki communication skill dan mau menerima product knowledge. Kader masyarakat bertugas menjelaskan seperti apa produk dan manfaat dari bantuan yang IUWASH berikan untuk masyarakat. Informan Keempat juga mengatakan kader masyarakat dipilih berdasarkan daerah bantuan, misalnya daerah yang akan mendapatkan bantuan adalah Kecamatan Medan Belawan maka kader harus berasal dan mewakili daerah tersebut. Partisipasi kader masyarakat sangat membantu IUWASH dalam menjalankan program bantuan . IUWASH juga membuka ruang- ruang komunikasi dengan kader masyarakat. Informan Pertama mengungkapkan IUWASH juga mengadakan kegiatan rutin seperti FGD dengan beberapa perwakilan kader serta pemerintah daerah yang bekerja sama dengan IUWASH Kalau diskusi diskusi, kita biasanya diskusi dengan jurnalis.itupun diskusi dengan jurnalis kita juga mengajak beberapa dinas pemerintah utnuk ikut berdiskusi. Dengan masyarakat diskusinya ya dalam bentuk FGD,jadi selalu pertemuan antara IUWASH dengan kader masyarakat dalam bentuk FGD forum group diskusi. Forum grup diskusi sebagai wadah buat kita untuk menyelesaikan masalah yang terjadi. Misalnya pada saat kita melaksanakan kegiatan forum grup diskusi kader masyarakat mencerita respon masyarakat terhadap bantuan yang diberikan, contohnya masalah air yang sering mati, dan banyak yang masih tidak menggunakan wc yang diberikan. IUWASH membutuhkan komunikasi kelompok untuk membentuk interaksi yang lebih baik lagi antara IUWASH dengan kader masyarakat. Pada kegiatan Focus Group Discussion FGD diharapkan IUWASH dan kader aktif dalam mengomunikasikan segala informasi yang ada. Menentukan strategi komunikasi yang tepat dalam program bantuan tidak hanya pesan, media, dan komunikator maupun komunikan. Ada strategi dalam pengembangan kapasita diri yang digunkakan untuk Universitas Sumatera Utara membina hubungan baik sehingga masyarakat mampu menentukan kualitas diri, potensi dan lingkungan sekitar. Tidak hanya forum dialogis kalangan bawah tetapi forum dialogis dengan kalangan atas juga penting untuk membina hubungan baik. Partisipasi dari stake holder diperlukan untuk mencapai hasil yang baik. Hubungan antara pemerintah dengan IUWASH tertera dalam Memorandum of Understanding MOU, MOU tersebut berisi beberapa perjanjian dari kegiatan yang diadakan IUWASH. “Pertama IUWASH membuat MOU, yakni merupakan nota kesepahaman deengan pemerintah kota. Disitu disebutkan iuwash akan membantu pemerintah dalam meningkat akses sanitasi dan air bersih, pemerintah setuju kemudian dibuat program bersama dalam tulisan tersebut, apa saja program tersebut dan dirinci. Jadi mou tersebut isinya ada program dan kegiatan apa saja yang dilangsungkan. Begitu mau dilaksanak an seperti misalnya masing masing program sesuai dengan dinasnya itu dilakukan rapat dengan mereka untuk membuat persiapan pelaksanaan dan kalau sudah siap kita kerjakan bersama-bersama. Nah, nanti apakah dinas-dinas tersebut mempersiapkan beberapa orang perwakilan dan dari kita iuwash juga mempersiapkan tenaga kita. Kita juga menunjuk beberapa kader. Dan beberapa orang tersebut digabung menjadi team. Kerja sama sama kelapangan. Menurut Informan Pertama membina hubungan baik dengan pemerintah juga menjadi salah satu faktor penting dalam keberhasilan menjalankan program bantuan. IUWASH menjembatani antara masyarakat dengan pemerintah, dimana IUWASH berhak menciptakan komunikasi yang baik dengan keduanya. Masyarakat menyampaikan beberapa kendala atau permasalahan yang mereka hadapin atas bantuan yang diberikan. Informan Pertama mengatakan bahwa segala masalah terhadap kulaitas bangunan akan ditindak lanjutin ke pemerintah, dan IUWASH yang akan berkomunikasi langsung dengan pemerintah untuk membahas mengenai kualitas bantuan tersebut. Setiap masalah yang muncul dalam pembangunan ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah maupun IUWASH. “Dua-dua nya tidak terlepas dari program pemerintah dan bisa berdiri atas bantuan pemerintah. Masyarakat dipersiapkan untuk menerima. Pada anitasi tidak semua masyarakat mau mengubah kebiasaan. Masalahnya sanitasi septitank harus yg kedap masyarakat biasa dengan septitank yang tidak kedap. Dan misalnya masyarakat tersebut menyambung dengan pipa air limbah, tapi Universitas Sumatera Utara pipa limbah ini mengalami tumpat maka kita berdiri ditengah sebagai kebutuhan masyarakat dengan pemerintah.Cara iuwash mengatasi masalah, iuwash hanya bisa menyaraankan kepada masyarakat. masyarakat harus turut ikut serta memperbaikin karena sudah dibantu dengan pemerintah, jangan hanya minta minta kepada pemerintah walaupun dengan keadaan yang tidak baik. Cara berikutnya iuwash memilih calon penerima, kepada calon diberi fomulir kalau rusak diperbaikan sendiri partisipasi calon masyarakat yang menerima.” Menurut Informan Pertama partisipasi masyarakat harus diciptakan untuk menjalankan program bantuan. Bantuan yang diberikan bertujuan untuk mengubah perilaku hidup bersih masyarakat, dan apabila masyarakat tidak memanfaatkan bantuan dengan baik maka bantuan dari pemerintah tidak akan memperbaikin pola hidup yang tidak bersih. Kerusakan yang terjadi pada septic tank harus menjadi tanggung jawab masyarakat, hal tersebut sesuai dengan pernyataan tertera dalam surat yang diberikan IUWASH kepada caon penerima bantuan. Informan Kedua juga mengungkapkan strategi yang digunakan dalam mengomunikasikan program bantuan. Pernyataan sama diungkapkan oleh Informan Pertama dan Informan Kedua mengenai strategi yang digunakan. Menurut Informan Kedua strategi yang tepat untuk mengomunikasikan program bantuan kepada masyarkat adalah ditentukan dari unsur-unsur komunikasi. seperti mempersiapkan pesannya, pembicara, media, audiens dan lainnya. “Menyusun strategi komunikasi harus memperhitungkan faktor-faktor pendukung dan penghambat.Mengenali sasaran komunikas yang menjadi sasaran komunikasi merupakan kader masyarakat, pemerintah dan terkadang jurnalis. Yang menjadi sasaran tergantung pada kegiatan yang kita buat juga, misalnya hari ini ada FGD dengan kader masyarakat belawan maka sasaran komunikasi ya kader masyarakat belawan. Faktor situasi dan kondisi juga menentukn strategi kita, ini tergantung pada lokasi atau keadaan yang menjadi target bantuan kita, tidak tentu seperti apa saja strategi yang diciptakan. Dalam mempersiapkan strategi lainnya juga perlu mementukan media yang digunanakn. Misalnya kegiatan yang diadakan IUWASH akan diliput oleh media cetak, dan juga mengadakan kegiatan talk shaw. Pengkajian tujuan pesan komunikasi yang kita, serta peranan komunikator dalam menarik perhatian dan menjadi sumber yang kredibelitas.” Menurut Informan Pertama mempersiapkan strategi dalam komunikasi dapat menunjang komunikasi tersebut berjalan efektif. Kehadiran komunikator yang Universitas Sumatera Utara memiliki daya tarik dan kredibilitas tinggi menjadikan pesan tersebut lebih faktual. Selain itu pemilihan media yang tepat juga harus diperhatikan, untuk menginformasikan segala kegiatan biasanya IUWASH juga mengadakan talk show di stasiun televisi maupun radio. Talk show tersebut berisikan beberapa program yang kita jalankan terutama pada program sanitasi. Pada media online IUWASH juga sering menginformasikan kegiatan-kegiatan program IUWASH, dan respon yang didapat dari masyarakat cukup baik. Informan Kedua juga memberikan perhatian dalam mempersiapkan pesan atau informasi. Informan Kedua juga mengungkapkan hal yang sama dengan Informan Pertama, bahwa pesan atau materi yang akan dikomunikasikan dikemas dalam bentuk modul. Pesan yang dihasilkan harus mudah dimengerti dan menggunakan bahasa yang tepat. Pesan yang akan disampaikan juga harus sesuai dengan kemampuan masyarakat dalam menerimanya. “Biasanya kita membuat strategi media terlebih dahulu dengan menggunakan metode AIETA Asumsi, Interpersonal, Education, Trial, Adoption dimana dari masing – masing strategi ini berbagai macam bentuk pola komunikasi. Asumsi komunikasi disini menggunakan komunikasi massa, Interpersonal disini menggunakan komunikasi massa berulang, Education menggunakan komunikasi kelompok dan massa, Trial menggunakan komunikasi kelompok dan individual, sedangkan Adoption menggunakan komunikasi individual. Baru setelah itu kita melakukan strategi isi pesan yang kita kelompokkan kedalam Belum Tahu, Belum Mau, Sudah Mau dari ketiga strategi yang dikelompokan kita masukan strategi isi pesan yaitu Belum Tahu pesan yang harus disampaikan haruslah Inovatif, dan Belum Mau pesan yang harus disampaikan haruslah model yang Motivasi, sedangkan untuk yang Sudah Mau pesan yang harus disampaikan adalah model Fasilitasi.Setelah strategi media dan strategi isi pesan dibuat barulah pesan ini agar mudah diterima yaitu dengan membuat kandungan pesan yang disampikan berisikan IEC Information, Education, Communication.” Menurut Informan Kedua strategi dalam mempersiapkan pesan harus diawali dengan membuat strategi media terlebih dahulu. Informan Kedua menggunakaan metode AIETA Assumption, interpersonal, education, trial adoption untuk menentukan pesan, metode ini merupakan metode yang diambil dari berbagai macam pola komunikasi. Masing-masing dari metode ini digunakan untuk menentukan media serta mempersiapkan pesan. Ada beberapa cara yang digunakan IUWASH untuk mempermudah isi pesan sampai kepada masyarakat. IUWASH membuat tiga pilihan Universitas Sumatera Utara dalam strategi isi pesan yakni “belum tahu”, “belum mau”, “sudah mau” dari tiga cara tersebut masing-masing mempunyai maksud pesan dari strategi tersebut. Seperti “belum tahu”, pada opsi ini pesan haruslah berisi pesan yang inovatif yang mampu menarik daya tarik si pendengar. Sedangkan pada belum mau pesan tersebut harus bersifat motivasi yakni membangun kemauan serta ketertarikan sipendengar. Setelah menciptakan beberapa strategi tersebut IUWASH mulai membuat kandungan pesan tersebut agar bermanfaat bagi si pendengar. Ya biasanya kita melakukan penelitian terlebih dahulu baru kita merekomendasikan saluran-saluran media komunikasi apa yang cocok untuk digunkan. IUWASH bersama-sama dengan PEMKOPEMKAB berserta kader yang ada dimasyarakat menyampaikan kepada masyarakat tentang rencana program yang akan berlansung sebagai contoh untuk Kota Medan kita lagi ada kerjasama dengan Pemerintahan Kota untuk pembangunan sarana fasilitas air limbah yang pendanaannya oleh ADB sementara IUWASH lebih kepada promosi kampanye untuk air limbah tersebut. IUWASH disini dalam melakukan riset tentang promosi sebelum promosi belum diimplementasikan terlebih dahulu melakukan riset terlebih dahulu dengan metode TEN STEP TOOLKITS. Metode ini merupakan: Langkah 1: penetapan masalah, kelompok sasaran, dan perilaku ideal Langkah 2: mengumpulkan informasi Langkah 3: berfokus pada perilaku yang dianjurkan pada satu kelompok sasaran dan satu masalah Langkah 4: menyusun strategi perubahan terinci Langkah 5: mempersiapkan rencana promosi spesifik Langkah 6: mengembangkan materi dan aktivitas promosi Langkah 7: melakukan pretest uji materi promosi dan finalisasi Langkah 8: melaksanakan promosi Langkah 9: memantau jalannya promosi Langkah 10: mengevaluasi dan menyempurnakan. Ada beberapa strategi yang digunakan IUWASH untuk mendapatkan sasaran yang tepat. Sebelum bantuan sampai kepada masyarakat, IUWASH terlebih dahulu melakukan promosi. Agar promosi tersebut dapat tercapai, Informan Kedua melakukan riset terlebih dahulu melalui metode ten step toolkits Metode ini merupakan beberapa tahapan dari penentuan masalah, kelompok sasaran serta pada tahap akhirnya mengevaluasi. Tahapan tersebut dianggap dapat mendukung proses sosialisasi terhadap program bantuan dan informasi yang ingin disampaikan tepat pada sasaran. Tidak hanya mempersiapkan komunikator, pesan, maupun pemilihan media dalam merancang sebuah strategi komunikasi, mengembangkan kapasitas diri dari Universitas Sumatera Utara masing-masing orang yang terlibat juga penting dalam menciptakan strategi. IUWASH membutuhkan kader masyarakat yang berpartisipasi untuk mendukung program bantuan. Pelatihan bagi kader masyarakat juga harus diperhatikan, hal tersebut dilakukan agar dapat menghasilkan kader masyarakat yang berkualitas. Kader-kader tersebut mempengaruhi informasi yang akan sampai kemasyarakat nanti. “Kita mencari kader yang sesuai dengan karakter dan kemampuan yang kita inginkan. Di setiap kecamatan sudah ada kader yang mewakilin. Kita tidak mencari kader baru masyarakat tetapi kader yang sudah ada di kelompok masyarakat misalnya seperti tokoh-tokoh masyarakat yang aktif di komunitasnya ataupun kader posyandu jadi kita tidak membentuk baru memanfaatkan yang sudah ada..Untuk menjalankan program IUWASH kader masyarakat yang diperlukan adalah paham akan tujuan program dan sasaran program tapi semua ini bisa kita lakukan paralel pada saat program berjalan. IUWASH tidak mencari lagi kader baru tapi memanfaatkan kader yang sudah ada di masyarakat. Kader masyarakat sangat berperan dalam membantu IUWASH untuk menyampaikan informasi karena berperan di komunitas sebagai perpanjang tanganan IUWASH secara tidak lansung dalam menyampaikan informasi.” Menurut Informan Kedua IUWASH tidak sedang mencari kader baru tetapi memanfaatkan kader yang sudah ada. Informan Kedua mengemukakan kader yang dipilih harus memiliki karakter dan kemampuan yang IUWASH inginkan. IUWASH memanfaatkan kader yang sudah ada untuk menjalankan program bantuan. Kader- kader tersebut diberikan pemahaman mengenai tujuan dan sasaran program IUWASH, sehingga kader dapat menguasai informasi-informasi program-program IUWASH. Informan Kedua menyatakan kader masyarakat sangat membantu dalam perpanjang tangan IUWASH untuk meneruskan informasi bantuan kepada masyarakat. IUWASH membuka ruang diskusi dengan kader masyarakat untuk membahas masalah-masalah yang terjadi dikelompok maupun masyarakat. “Ya IUWASH membuat suatu forum untuk membicarakan permasalahan yang ada pada tingkat kelompok ataupun masyarakat misalnya di Sibolga sudah terbentuknya Forum Komunikasi Pelanggan PDAM Tirta Nauli Sibolga, Siantar sudah terbentuknya Forum Komunikasi Pelanggan PDAM Tirtauli Pematangsiantar, Langkat sudah terbentuknya Forum Komunikasi Pelanggan PDAM Tirta Wampu Langkat, Tanjungbalai sudah ada juga Forum Kelompok Pengelola MCK serta sekarang yang masih tahaf proses pembentukan yaitu di Tebing Tinggi untuk Forum Komunikasi Pelanggan PDAM Tirta Bulian Universitas Sumatera Utara Tebing Tinggi.Tujuan forum komunikasi tersebut dibentuk untuk membantu meningkatkan kinerja dari pada instansi terkait misalnya forum komunikasi pelanggan PDAM mempunyai peran sebagai monitoring dari pada pelayananan PDAM dan keluhan pelanggan, jadi secara lansung IUWASH mendukung untuk peningkatan kinerja instansi terkait khususnya PEMKOPEMKAB beserta PDAM” IUWASH membentuk komunikasi kelompok untuk menyelasaikan permasalah yang terjadi pada program bantuan. Komunikasi kelompok menjadi salah satu strategi yang IUWASH gunakan untuk membuang ruang komunikasi dengan stakeholder. Salah satu komunikasi kelompok yang rutin dilakukan IUWASH adalah dibentuknya forum komunikasi pelanggan untuk pelanggan air dibeberapa daerah yang menerima bantuan. Forum komunikasi pelanggan tersebut dibentuk sebagai ruang komunikasi antara IUWASH dengan karyawan Perusahaan air minum dan kader masyarakat yang mewakili daerah bantuan. Forum komunikasi yang dibentuk diharapkan dapat meningkatkan kinerja dari beberapa instansi yang terkait. IUWASH mempunyai hubungan dengan beberapa pemerintahan daerah di Sumatera Utara. Ikatan kerja antara IUWASH dengan pemerintah tertera dalam nota perjanjian kerja. “Untuk setiap program IUWASH yang kita laksanakan umumnya berkerjasama dengan Pemerintah Setempat.Di Sumatera Utara ini kita melakukan penanda tanganan MoU kerjasama Antara IUWASH dengan Pemerintahan Provinsi dan juga melakukan penanda tanganan MoU kerjasama dengan Pemrintahan KotaKabupaten. Jadi berdasarkan MoU inilah sebagai awal bentuk kerjasama kita dan nantinya akan diteruskan ke pihak SKPD terkait Bappeda, PU, Dinas Kesehatan, Dinas Kebersihan, Badan Lingkungan Hidup dan PDAM KotaKabupaten dll. Selain MoU kejsama dengan pemerintahan provinsi dan kotakabupaten, biasanya kita melakukan pendekatan – pendekatan baik dari segi formal dan non formal terhadap sasaran yang akan kita tujukan sehingga dari semua ini terciptalah kerjasam yang baik.” Salah satu bentuk hubungan antara IUWASH dengan pemerintah adalah adanya MOU atau perjanjian kerja. Pernyataan yang dikemukakan oleh Informan Kedua senada dengan apa yang diungkapkan oleh Informan Pertama, bahwa hubungan antara IUWASH dengan pemerintah diikat dengan adanya MOU. Selain adanya MOU tersebut biasanya ada pendekatan lain yang dilakukan IUWASH dengan pemerintah, seperti forum diskusi SKPD dan jurnalis. Kegiatan tersebut merupakan salah satu Universitas Sumatera Utara pendekatan yang IUWASH gunakan untuk membina hubungan baik dn menjaga komunikasi dengan pemerintah maupun jurnalis. Adanya kegiatan tersebut merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Berbagai strategi diupayakan IUWASH agar program ini berlangsung baik dengan membina hubunganan antara IUWASH dengan pemerintah, maupun dengan kader masyarakat juga. Tidak hanya IUWASH yang mempunyai strategi dalam mengomunikasikan program bantuan terhadap masyarakat. Informan Ketiga dan Informan Keempat juga mempunyai strategi dalam berkomunikasi dengan masyarakat. Informan Ketiga mengungkapkan strategi yang ia gunakan sebelum mensosialisasikan bantuan kepada masyarakat: “sebelum kakak mulai menawarkan bantuan terhadap masyarakat, terlebih dahulu kakak menjelaskan maksud dan tujuan kedatanagan kakak kerumah calon penerima bantuan. dan biasanya berbagai macam respon yang diterima. Ada yang memang mau menerima bantuan dan ada juga yang tidak mau menerima bantuan. informasi yang kakak sampaikan diterima mereka dengan baik, dan terkadang mereka menanyakan kembali mengenai program bantuan ini dan manfaatnya. Respon yang berdatangan dari masyarakat cukup banyak, apa yang kakak sampaikan terkadang tidak mentah-mentah diterima oleh mereka” Menurut Informan Ketiga untuk menghindari terjadinya salah paham atas kedatangannya, Informan Ketiga menjelaskan maksud dan tujuan atas kehadirannya. Berbagai macam respon juga didapatkan Informan Ketiga ketika ia mulai mengomunikasikan informasi yang akan dikirimnya. Respon masyarakat juga berbagai macam dan cukup banyak, ada masyarakat yang mau menerima dan ada juga yang menolak kehadiran mereka. Informan Ketiga harus memiliki strategi untuk menghindari masalah atau hambatan yang terjadi dilapangan. Mensosialisasikan sebuah informasi bukan hal baru lagi untuk Informan Ketiga, tetapi Informan Ketiga tetap dihadapin rasa kurang percaya diri untuk memulai komunikasi dengan masyarakat: “walaupun kakak sudah sering bersosialisasi dengan orang banyak terkadang kakak juga grogi saat berkomunikasi dengan calon penerima bantuan. walaupun groginya tidak terlalu. Yang kakak persiapkan untuk kakak ya Universitas Sumatera Utara biasanya kakak menguasai materi atau informasi yang akan disampaikan, makanya kakak menghafal terlebih dahulu sebelum terjun kemasyarakat. Kalau dari penampilan pakaian ya karena kakak kemasyarakat yang berada pada tingkat ekonomi kebawah kakak berpakaian biasa saja.” Berulang kali melakukan tugas yang sama bukan berarti rasa tidak percaya diri tidak dirasakan Informan Ketiga. Informan Kegia kerapkali merasakan grogi ketika akan memulai tugasnya. Informan Ketiga berharap agar masyarakat yang dikunjungi mau menerima kehadirannya. Cara yang digunakan mengatasi hal tersebut adalah menemukan cara dengan menguasai materi atau informasi yang akan disampaikan nanti. Dengan cara menghafal poin-poin yang akan disampaikan sudah cukup membantu Informan Ketiga dalam menguasai materi. Penampilan yang sesuai dengan situasi dan kondisi diharapkan agar masyarakat mau menerima informan dengan terbuka. Informan Juga menjelaskan bahwa pesan-pesan yang disampaikan harus tepat: “dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat harus mendetail, apalagi masyrakat yang akan ditemui merupakan masyarakat yang jenjang pendidikannya masih dibawah rata-rata.biasanya kalau saya menggunakan bahasa yang lebih mudah dimengerti tidak menggunakan bahasa asing maupun bahasa gaul yang sedang ngetren. Tetapi terkadang ada juga masyarakat walaupun tidak mampu ia paham akan informasi mengenai hidup bersih, misalnnya saya bertanya soal gimana cara mencuci tangan yang baik? Mereka malah mempraktekannya dengan benar.” Selain mempersiapkan penampilan dan menguasai materi sebelum turun kelapangan, informan ketiga juga mempersiapkan pesan sebelum berinteraksi dengan masyarakat. Meskipun informasi yang akan disampaikan telah dipersiapkan IUWASH kader juga harus meneliti kembali penggunaan bahasa yang akan digunakan. Berhubung masyarakat yang menerima bantuan adalah masyarakat yang berpenghasilan rendah dan masyarakat yang berada dipinggiran maka informan ketiga harus menggunakan kata-kata dan bahasa yang tepat. Informan Ketiga juga menyampaikan informasi tersebut berulang kali secara mendetail Universitas Sumatera Utara agar masyarakat tersebut mengerti apa yang disampaikan. Cara tersebut dianggap Informan Ketiga sudah cukup tepat untuk berkomunikasi dengan caloin penerima bantuan. Informan Ketiga juga mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam program bantuan: “kakak juga mengajak masyarakat agar mau berpartisipasi dengan program bantuan ini dengan cara mau menerima dan menjaga bantuan yang telah diberikan. kakak berusaha menjelaskan manfaat dari bantuan ini kepada masyarakat. contohnya kakak bilang kalau kita mau menerima bantuan ini kita tidak perlu lagi membuang air kelaut tetapi sudah ada WC yang menampung kotoran kita. Sama kakak juga bilang kalau bantuan itu juga mengajarkan kita menjadi hidup lebih bersih lagi” Informan Ketiga berupaya mengajak masyarakat agar mau berpartisipasi dengan mereka untuk mau menerima bantuan yang diberikan IUWASH. Partisipasi tersebut dalam bentuk mau menerima dan menjaga bantuan yang diberikan oleh IUWASH. Informan ketiga berupaya memberikan informasi penting kepada masyarakat agar mereka yakin atas apa yang disampaikan oleh informan ketiga. Informan keempat juga memiliki strategi dalam mengomunikasikan bantuan kepada masyarakat: “yang ibu bilang tadi sebelum kami kelapangan ada kegiatan pelatihan yang diikutin. Didalam kegiatan itu tadi kami diajarin cara berkomunikasinya, memberi pengetahuan yang lebih dalam lagi mengenai program bantuan. tetapi kan terjadang masalah yang tidak terpikirkan bisa terjadi. Misalnya ibu jumpa sama orang yang nggak mau menerima informasi yang ibu sampaikan atau ibunya malas. Terus ada juga yang gak mau menerima bantuan padahal dia udah memenuhi syarat untuk menerima bantuan. selain itu ada juga yang meminta bantuannya dalam bentuk uang saja” Informan Keempat rutin mengikuti kegiatan pelatihan sebelum bertugas ke lapangan. Menurut Informan Keempat pada kegiatan pelatihan, kader masyarakat diberi pemahaman mengenai tugas-tugas mereka ketika mesosialisasikan program bantuan. Kader masyarakat juga dilatih untuk memahami strategi-strategi untuk menghadapi masalah yang terjadi dilapangan. Namun, menurut Informan Keempat Universitas Sumatera Utara masalah atau hambatan yang terjadi dilapangan bisa saja diluar dari yang diperkirakan oleh kader masyarakat maupun IUWASH. “pesan sudah dipersiapkan oleh IUWASH ibu Cuma tinggal mengembangkannya saja sama menguasai materi biar nanti pas berkomunikasi Ibu ingat akan poin-poin apa yang perlu disampaikan.” Persiapan Informan Keempat sebelum mengomunikasikan bantuan terhadap masyarkat adalah menguasai materi. Hal tersebut dilakukan Informan Keempat agar pada saat berinteraksi dengan masyarakat Informan ingat akan informasi yang mau disampaikan. Meskipun pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat sudah dipersiapkan oleh IUWASH informan keempat ini juga perlu memilih bahasa dan kata-kata yang digunakan pada pesan nanti “Itu tadi alasan kenapa Ibu tidak menggunakan bahasa atau kata-kata yang sulit seperti bahasa asing maupun gaul karena masyarakat yang kakak hadapin kan bukan masyarakat yang berpenidikan tinggi. mayoritas masyarakat disini adalah nelayan, buruh dan tidak banyak yang bisa baca dan tulis. Jadi ketika bertemu dengan orang-orang tersebut ya Ibu berbica secara biasa saja dengan mereka” Hal senada juga diungkapkan oleh informan keempat sebelum mengirim pesan kepada masyarakat, informan keempat menentukan penggunaan gaya bahasa dan kosa kata yang tepat. Upaya yang dilakukan informan Informan Keempat sesuai dengan kemampuan masyarakat.. Mayoritas yang bermukim diwilayah tersebut adalah nelayan dan buruh, dan masih ada sebagian masyarakat yang tidak bisa membaca dan menulis. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Kesimpulan Hasil Penelitian Strategi Komunikasi Informan Pertama Informan Kedua Informan Ketiga Informan Keempat Komunikasi dan Pengembanga n Kapasitas Diri a.Mempersiapkan kader-kader masyarakat yang berkompeten b.Mengajak kader untuk mengikuti kegiatan pelatihan c.Mengomunikasik an poin-poin penting ketika terjun kelapangan c.Ahli-ahli dari perwakilan dinas- dinas yang bekerja sama dMembuka kelompok diskusi atau forum grup diskusi dengan kader masyarakat a.Memanfaatkan kader yang sudah ada dengan menambah product knowladge a.Pelatihan b.Mengikuti forum diskusi kelompok a.Pelatihan Menyempitka n Jurang Pemisah Melalui redudansi a.Direct dan Indirect Kader masyarakat menyebarluaskan informasi, Sanitarian, Kepling a.Kader Masyarakat b. AIETA Asumsi, Interpersonal, Education, - - Universitas Sumatera Utara b.Indirect Media Jurnalisitik Adoption Menanggulan gi bias Pro- Literacy Berkomunikasi secara formal dan informa Forum Grup Diskusi a.mengomunika sikan secara mendetail tiap pesan yang disampaikan b.membacakan kembali Strategi Komunikasi Informan Pertama Informan Kedua Informan Ketiga Informan Keempat Memaksimal kan Peran Komunikator Stakeholders Ahli dalam bidang sanitasi Menguasa materi Pelatihan Ahli dalam bidang sanitasi Perwakilan dari dinas-dinas pemerintah daerah yang bekerja sama a.Menguasai materi b.berpenampila n yang tepat. a.Menguasai materi Menyusun Pesan Berorientasi Kepada Audiens Pesan dalam bentuk Modul STBM sanitasi t otal buat masyarakat a.Inovatif b.Motivasi c.Fasilitasi d.Kandungan Pesan informasi, edukasi a.menggunakan bahasa yang mudah dimengerti masyarakat yang berpendidikan rendah a.menggunakan kosa kata dan bahasa sesuai dengan status masyarakat` 4.2 Pembahasan 4.2.1 Proses Komunikasi Indonesia Urban Water, Sanittion, and Hygiene

Dokumen yang terkait

Komunikasi Dan Pemberdayaan Masyarakat (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Komunitas Rumah Hebat Indonesia Dalam Memberdayakan Anak-Anak Rejosari, Gilingan, Surakarta).

0 7 26

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA PIMPINAN DAN STAF (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Interaksi Komunikasi Interpersonal Antara Pimpinan KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA PIMPINAN DAN STAF (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Interaksi Komunikasi Interpersonal

4 34 11

STRATEGI KOMUNIKASI KPUD ( Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi pada Humas KPUD Kabupaten Strategi Komunikasi Kpud (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi pada Humas KPUD Kabupaten Magetan Dalam Upaya Menciptakan Pilkada Bupati dan W

0 2 11

POLA KOMUNIKASI KELAS PENYIAR INDONESIA (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Kelas Penyiar Indonesia dalam Proses Belajar Mengajar di Dunia Broadcasting).

1 1 16

Pola komunikasi suporter sepakbola (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Arsenal Indonesia Suporter Solo) COVER SKRIPSI

1 26 28

Jurnal. Aditya Tri Saputra. D1212002

0 0 20

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perspektif Paradigma - Strategi Dan Pola Komunikasi “IUWASH” (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi dan Pola Komunikasi Indonesia Urban Water Sanitation, and Hygiene dalam Menyalurkan Bantuan Masyarakat di Kecamatan Medan Belawan)

0 0 27

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah - Strategi Dan Pola Komunikasi “IUWASH” (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi dan Pola Komunikasi Indonesia Urban Water Sanitation, and Hygiene dalam Menyalurkan Bantuan Masyarakat di Kecamatan Medan Belawan)

0 0 11

Strategi Dan Pola Komunikasi “IUWASH” (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi dan Pola Komunikasi Indonesia Urban Water Sanitation, and Hygiene dalam Menyalurkan Bantuan Masyarakat di Kecamatan Medan Belawan)

0 0 11

Pola Komunikasi Komunitas Solo Runners (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Komunitas Solo Runners)

1 2 16