Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user 1

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, dan manfaat penulisan.

1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis tahan hidup adalah prosedur statistik yang digunakan untuk menggambarkan analisis data yang berhubungan dengan waktu tahan hidup yaitu dari waktu awal yang sudah ditentukan sampai waktu adanya suatu kejadian. Waktu tahan hidup didefinisikan sebagai variabel random nonnegatif, sehingga analisis tahan hidup dapat didefinisikan sebagai prosedur statistik pada variabel random nonnegatif yang berfungsi untuk mengetahui ketahanan hidup objek yang diteliti. Distribusi dari waktu tahan hidup dapat dideskripsikan dengan fungsi tahan hidup. Fungsi tahan hidup survival function didefinisikan sebagai probabilitas tahan hidup sampai waktu tertentu. Fungsi ini dapat diestimasi melalui dua metode, yaitu metode parametrik dan metode nonparametrik. Metode parametrik digunakan jika terlebih dahulu diasumsikan distribusi populasinya, sedangkan metode nonparametrik adalah metode yang tidak bergantung pada asumsi distribusi populasinya. Metode ini sering disebut dengan metode bebas distribusi distribution-free method. Metode nonparametrik untuk mengestimasi fungsi tahan hidup pada data tak lengkap tersensor dan tidak tersensor adalah penaksir Kaplan – Meier dan penaksir Berliner – Hill. Penaksir Kaplan – Meier atau sering disebut sebagai product-limit diperkenalkan pertama kali oleh Kaplan dan Meier 1958. Menurut Lawless 1982, penaksir Kaplan – Meier merupakan modifikasi dari fungsi tahan hidup empiris untuk menangani masalah data tak lengkap. Menurut Yan 2002, penaksir Kaplan – Meier memberikan estimasi probabilitas tahan hidup yang sangat bermanfaat dan memberikan representasi grafis tentang distribusi dari waktu tahan hidup. Alasan praktis di mana penaksir Kaplan – Meier dapat dikembangkan yaitu nilai estimasi menggunakan penaksir Kaplan – Meier menunjukkan kecenderungan di bawah estimasi pada ekor atas distribusi waktu commit to user 2 tahan hidup Hill, 1992. Hal itu ditunjukkan dengan hasil estimasi menggunakan penaksir Kaplan – Meier memberikan probabilitas tahan hidup nol ketika pasien baru akan dinyatakan meninggal sebelum seluruh pasien yang diobservasi tersebut meninggal dalam sampel. Selain itu jika tidak terdapat observasi tersensor setelah sampel terakhir meninggal, maka penaksir Kaplan – Meier memberikan nilai nol pada interval terakhir meninggal sampai tidak terbatas. Hal ini tidak layak apabila terdapat observasi tersensor yang besar. Penaksir Kaplan – Meier mengabaikan hal tersebut dan memberikan nilai nol pada interval berdasarkan pada sampel terakhir meninggal Hill, 1992. Untuk mengatasi permasalahan ini, maka dilakukan pengembangan terhadap penaksir ini. Berliner dan Hill 1988 memperkenalkan penaksir Berliner – Hill yang merupakan distribusi prediktif nonparametrik untuk waktu tahan hidup pasien baru yang memberikan nilai estimasi yang lebih layak dibanding penaksir Kaplan – Meier pada estimasi ekor atas distribusi waktu tahan hidup Hill, 1992. Di negara maju, kanker payudara merupakan karsinoma yang terbanyak dan sekaligus penyebab kematian terutama pada wanita Dalimartha, 2004. Meski demikian pria pun memiliki kemungkinan menderita penyakit ini. Kemungkinan kanker payudara pada pria hanya 1 persen terhadap wanita. Artinya, diantara 100 wanita hanya 1 pria saja yang memiliki kemungkinan menderita kanker payudara Isna, 2009. Sedangkan di Indonesia, kanker payudara merupakan kanker terbanyak kedua pada wanita sesudah kanker leher rahim. Menurut Sutjipto 2006, kanker payudara Breast Cancer atau Carsinoma mammae terjadi karena adanya pertumbuhan abnormal sel payudara. Organ – organ dan kelenjar dalam tubuh termasuk payudara terdiri dari jaringan yang berisi sel – sel. Umumnya pertumbuhan sel normal mengalami pemisahan dan mati ketika sel menua sehingga dapat digantikan sel – sel baru. Tetapi ketika sel – sel lama tidak mati dan sel – sel baru terus tumbuh, jumlah sel – sel yang berlebihan bisa berkembang tidak terkendali sehingga membentuk tumor. Tumor ganas tersebut dapat tumbuh di dalam jaringan payudara seperti kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun jaringan ikat pada payudara. commit to user 3 Seperti kanker pada umumnya hingga saat ini penyebab yang pasti dari kanker payudara masih belum diketahui, namun ada beberapa faktor yang dicurigai sebagai faktor resiko yang memicu seseorang dapat menderita kanker payudara. Faktor tersebut adalah usia, faktor genetik, riwayat keluarga, faktor hormonal, dan pernah memiliki riwayat menderita penyakit payudara non-kanker Mardiana, 2004. Menurut Wahyuni 2006, di Indonesia kanker payudara menduduki peringkat kedua setelah kanker leher rahim di antara kanker yang menyerang wanita. Menurut data WHO tahun 2005, kanker merupakan penyebab kematian kelima di Indonesia. Dari seluruh dunia kanker payudara Breast Cancer atau Carcinoma mammae merupakan salah satu penyakit kanker yang menyebabkan kematian nomor lima setelah kanker paru – paru, kanker rahim, kanker hati, dan kanker usus. Klasifikasi kanker payudara dibagi menjadi beberapa stadium yaitu stadium I, stadium II, stadium III, dan stadium IV. Pengobatan biasanya dilakukan setelah dilakukan penilaian secara menyeluruh terhadap kondisi penderita, yaitu sekitar 1 minggu atau lebih setelah dilakukannya biopsi. Pengobatan untuk kanker payudara dapat berupa terapi pembedahan, terapi penyinaran, kemoterapi, atau terapi hormonal Medicastore, 2002. Insiden kanker di Indonesia masih belum diketahui secara pasti karena belum ada registrasi kanker berbasis populasi yang dilaksanakan, tetapi IARC International Agency for Research on Cancer memperkirakan insidens kanker payudara di Indonesia pada tahun 2002 sebesar 26 per 100.000 perempuan Kusminarto, 2005. Kasus ini perlu diwaspadai secara serius untuk dicari penanganannya. Penanganan secara klinik dapat dilakukan melalui ketepatan pengobatan. Ketepatan pengobatan secara statistika mempengaruhi waktu hidup dan tahan hidup penderita kanker payudara. Besarnya probabilitas untuk bertahan hidup dapat diukur dengan mengestimasi fungsi tahan hidup. Oleh karena itu, penulis tertarik menggunakan penaksir Kaplan – Meier dan Berliner – Hill untuk melakukan analisis tahan hidup dengan mengestimasi fungsi tahan hidup sehingga commit to user 4 diketahui probabilitas individu dapat bertahan hidup hingga sampai waktu tertentu.

1.2 Perumusan Masalah