6
2. Untuk mengetahui proses pelaksanaan pengadaan calon pegawai negeri sipil pada
Kantor Badan Kepegawaian Daerah di Kabupaten Padang Lawas Utara.
I.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diambil dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat secara ilmiah
Untuk menambah pengetahuan dan informasi serta bahan referensi untuk penelitian berikutnya.
2. Manfaat secara praktis
Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan kontribusi terhadap pemecahan permasalahan yang ada.
3. Manfaat secara akademis sebagai tahap dalam mengembangkan kemampuan berfikir
ilmiah dan sebagai syarat dalam menyelesaikan pendidikan Strata Satu Departemen Ilmu Administrasi Negara.
I.5 Kerangka Teori
Kerangka teori diperlukan untuk memudahkan penelitian, sebab teori merupakan pedoman berfikir bagi peneliti. Oleh karena itu seorang peneliti harus terlebih dahulu
menyusun suatu kerangka teori sebagai landasan berfikir untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti tersebut menyoroti masalah yang dipilihnya. Menurut Singarimbun, 1995:25,
teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruksi, definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan
antar konsep.
1.5.1 Kebijakan Publik
1.5.1.1 Pengertian Kebijakan Publik
Universitas Sumatera Utara
7
James E. Anderson 1979:3 mendefinisikan kebijakan publik sebagai kebijakan yang ditetapkan oleh badan-badan dan aparat pemerintah. Walaupun disadari bahwa kebijakan
publik dapat dipengaruhi oleh para aktor dan faktor pemerintah dari luar pemerintah. Kebijakan publik dipahami sebagai pilihan kebijakan yang dibuat oleh pejabat atau badan
pemerintah dalam bidang tertentu, misalnya bidang pendidikan, politik, ekonomi, pertanian, industri, pertahanan, dan sebagainya.
Kebijakan publik menurut Thomas Dye 1981:1 adalah apapun pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan. Definisi kebijakan publik dari Thomas Dye tersebut
mengandung makna bahwa 1 kebijakan publik tersebut dibuat oleh badan pemerintah, bukan organisasi swasta 2 kebijakan publik menyangkut pilihan yang harus dilakukan atau
tidak dilakukan oleh badan pemerintah. 1.5.1.2 Pendekatan dalam Studi Kebijakan Publik
Dalam studi kebijakan publik terdapat dua pendekatan, yakni : pertama dikenal dengan istilah analisis kebijakan, dan kedua kebijakan publik politik Hughes, 1994: 145.
Pada pendekatan pertama, studi analisis kebijakan lebih terfokus pada pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan dengan menggunakan model-model statistik dan matematika yang
canggih. Sedangkan pada pendekatan kedua, lebih menekankan pada hasil dan outcome dari kebijakan publik daripada penggunaan metode statistik, dengan melihat interaksi politik
sebagai faktor penentu, dalam berbagai bidang, seperti kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, dan lingkungan.
Pada pendekatan pertama, pendekatan kuantitatif digunakan dalam pembuatan keputusan. Dengan demikian, keputusan yang diambil benar-benar rasional menurut
pertimbangan untung rugi. Keputusan yang diambil adalah keputusan yang memberikan manfaat bersih paling optimal.
Universitas Sumatera Utara
8
1.5.1.3 Proses Kebijakan Publik Proses analisis kebijakan publik menurut William N. Dunn adalah serangkaian
aktivitas intelektual yang dilakukan dalam proses kegiatan yang bersifat politis. Aktivitas politis tersebut nampak dalam serangkaian kegiatan yang mencakup penyusunan agenda,
formulasi kebijakan, adopsi kebijakan, implementasi kebijakan, dan penilaian kebijakan. Dalam penyusunan agenda kebijakan ada tiga kegiatan yang perlu dilakukan yakni;
1 Membangun persepsi dikalangan stakeholders bahwa sebuah fenomena benar-benar dianggap sebagai masalah. Sebab bisa jadi suatu gejala oleh sekelompok masyarakat tertentu
dianggap masalah, tetapi oleh sebagian masyarakat yang lain atau elite politik bukan dainggap sebagai masalah; 2 Membuat batasan masalah; dan 3 Memobilisasi dukungan
agar masalah tersebut dapat masuk dalam agenda pemerintah. Memobilisasi dukungan ini dapat dilakukan dengan cara mengorganisir kelompok-kelompok yang ada dalam masyarakat,
dan kekuatan-kekuatan politik, publikasi melalui media massa dan sebagainya. Pada tahap formulasi dan legimitasi kebijakan, analisis kebijakan perlu
mengumpulkan dan menganalisis informasi yang berhubungan dengan masalah yang bersangkutan, kemudian berusaha mengembangkan alternatif-alternatif kebijakan,
membangun dukungan dan melakukan negoisasi, sehingga sampai pada sebuah kebijakan yang dipilih.
Tahap selanjutnya adalah implementasi kebijakan. Pada tahap ini perlu dukungan sumberdaya, dan penyusunan organisasi pelaksana kebijakan. Dalam proses implementasi
sering ada mekanisme insentif dan sanksi agar implementasi suatu kebijakan berjalan dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
9
Dari tindakan kebijakan akan dihasilkan kinerja dan dampak kebijakan, dan proses selanjutnya adalah evaluasi terhadap implementasi, kinerja, dan dampak kebijakan. Hasil
evaluasi ini bermanfaat bagi penentuan kebijakan baru di masa yang akan datang, agar kebijakan yang akan datang lebih baik dan lebih berhasil.
1.5.2. Implementasi Kebijakan