Hasil Pemeriksaan TB Paru

bahwa semakin rendah kadar CD4 semakin banyak muncul koinfeksi, salah satunya adalah TB Paru Kemenkes, 2013; Padmapriyadarsini, 2011

5.2.2 Hasil Pemeriksaan TB Paru

Pada penelitian ini, pemeriksaan TB paru menggunakan modalitas kultur sputum Mtb sebagai pemeriksaan baku emas, selain itu dilakukan pula pemeriksaan Xpert MtbRif dan sputum BTA yang merupakan pemeriksaan rutin dalam menegakkan diagnosis penderita HIV dengan suspek TB paru, dan LAM urin yang merupakan uji baru. Sampel dengan positif TB dari hasil pemeriksaan Xpert MtbRif sebesar 39,4, sputum BTA dengan hasil positif 28,8, dan LAM urin positif sebesar 36,4. Apabila dibandingkan dengan hasil positif dari kultur sputum Mtb 43,9, Xpert MtbRif memiliki hasil positif yang menyerupai kultur sputum Mtb, dan berikutnya berturut-turut adalah LAM urin, dan yang terakhir adalah sputum BTA. Hal ini sesuai dengan teori bahwa pemeriksaan sputum BTA memerlukan bahan spesimen sputum sekitar 10 5 untuk memberikan hasil positif pada Mycobacterium, sehingga sensitivitas dan spesifisitas sputum BTA menjadi rendah sedangkan pada Xpert Mtb, bahan spesimen sputum yang diperlukan 10 3 untuk memberikan hasil positif Mtb, sehingga sensitivitas dan spesifisitas dari Xpert MtbRif dikatakan lebih bagus, yaitu 88 dan 99. Kemenkes, 2013a; WHO, 2014a; O’Grady dkk, 2012; Swaminathan, 2002 Kultur sputum Mtb merupakan pemeriksaan baku emas dalam menegakkan diagnosis TB paru. Kelemahan dari pemeriksaan kultur ini adalah hasilnya yang lama, yaitu tiga bulan. Oleh karena ini WHO merekomendasikan suatu pemeriksaan PCR dengan bahan sputum untuk mendiagnosis pasien HIV dengan kecurigaan TB dan pada pasien dengan kecurigaan MDR TB, yaitu pemeriksaan Xpert MtbRif. Pemeriksaan ini memiliki sensitivitas dan spesifistias yang baik, kekurangannya adalah tidak semua fasilitias kesehatan memiliki fasilitias pemeriksaan Xpert MtbRif. Sputum BTA yang selama ini merupakan pemeriksaan standar dilakukan memiliki sensitivitas yang tidak sama baiknya dengan Xpert MtbRif WHO, 2014a; Kemenkes, 2012. Pada penelitian ini selain Mtb didapatkan pula MOTT 6 dari hasil pemeriksaan kultur sputum Mtb. Sampel dengan MOTT memiliki kadar CD4 di bawah 100 selµL. Hal ini sesuai dengan teori, MOTT muncul pada kadar CD4 di bawah 100 selµ L, tetapi persentasenya rendah di daerah dengan angka koinfeksi TB-HIV. Penelitian yang dilakukan oleh McCarthy dkk 2012 presentasi MOTT di Thailand dan Vietnam hanya sebesar 2 Kimberly dkk, 2011; McCarthy dkk, 2011.

5.2.3 Uji Diagnostik Kultur Sputum Mtb dan LAM Urin