Perbanyakan Rhizobium Persiapan lahan

Pelaksanaan Penelitian

1. Perbanyakan Rhizobium

Rhizobium yang digunakan adalah Rhizobium indigenous dan Rhizobium introduksi. Rhizobium indigenous berasal dari lahan yang akan digunakan untuk penelitian. Rhizobium diperoleh dengan cara menanam kedelai dilahan yang akan dipakai untuk penelitian lalu diambil bintil akarnya. Bintil akar kemudian dibawa ke laboratorium, diisolasi dan diseleksi. Isolasi bintil akar menghasilkan 9 isolat Rhizobium. Sembilan isolat yang diperoleh kemudian di karakterisasi dengan menggunakan Bronthymol Blue pada media YEMA untuk membedakan antara bakteri Rhizobium yang tumbuh cepat dan bakteri Rhizobium yang tumbuh lambat Bradyrhizobium. Bakteri tumbuh cepat akan memberikan reaksi asam media berubah menjadi kuning sedangkan bakteri yang tumbuh lambat akan memberikan reaksi basa media tetap berwarna biru. Hasil karakterisasi diperoleh 6 isolat bakteri Rhizobium dan 3 isolat Bradyrhizobium. Ketiga isolat Bradyrhizobium yang diperoleh kemudian di uji selama empat minggu pada tanaman kedelai yang ditanam dalam polibag. Dari hasil pengujian didapatkan satu tanaman kedelai yang paling baik pertumbuhannya, yang dapat dilihat pada tinggi tanaman dan bobot kering tanaman. Tanaman Kedelai tersebut merupakan tanaman kedelai yang diberikan isolat IBL1 Lampiran 3. Isolat terbaik tersebut kemudian diperbanyak di laboratorium dengan kepadatan populasi 10 8 SPKml. Rhizobium introduksi berasal Universitas Sumatera Utara dari laboratorium Biologi Tanah Fakultas Pertanian Sumatera Utara yang diperbanyak di laboratorium dengan kepadatan populasi 10 8

2. Persiapan lahan

SPKml. Lahan yang digunakan adalah lahan kebun di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe. Lahan dibersihkan dengan membabat semak dan membuang gulma yang tumbuh, kemudian tanah dicangkul untuk membalikan tanah. Pengolahan tanah kedua dilakukan 4 hari kemudian untuk menggemburkan tanah. Selanjutnya di buat plot dengan ukuran masing-masing 250 x 150 cm sehingga terdapat 27 plot sesuai dengan jumlah kombinasi perlakuan. Setiap ulangan dibatasi parit drainase selebar 100 cm dan jarak antar plot 50 cm.

3. Pemberian Pupuk Urea, SP-36, dan KCl