Pengaruh Pemberian Rhizobium Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kedelai.

sampai 22,5 kg Nha. Inokulan Rhizobium dapat menggantikan fungsi pupuk N sampai dengan 22,5 Nha atau dapat mengefisienkan pemupukan N sampai 22,5 kg Nha.

b. Pengaruh Pemberian Rhizobium Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kedelai.

Inokulasi Rhizobium pada lahan yang telah mengandung bakteri ini merupakan usaha untuk menambah atau mengganti bakteri Rhizobium yang telah ada dan telah beradaptasi didalam tanah. Setiap varietas tanaman kedelai menghendaki Rhizobium untuk keserasian simbiosisnya sehingga inokulasi sering tetap diperlukan agar pembentukan bintil akar yang efektif dapat tercapai Harnowo dan Brotonegoro, 1987. Pemberian Rhizobium memberikan pengaruh yang nyata terhadap peubah amatan jumlah cabang produktif, bobot biji kering per tanaman, bobot biji kering per plot dan bobot 100 biji dan tidak berpengaruh nyata terhadap peubah amatan tinggi tanaman, total luas daun, laju tumbuh relatif, laju asimilasi bersih, jumlah bintil per tanaman, bobot kering bintil per tanaman, jumlah biji per tanaman, jumlah biji per plot, kandungan N tajuk, kandungan N tanah dan serapan N Lampiran 30. Meningkatnya jumlah cabang produktif pada pertanaman kedelai akibat pemberian Rhizobium membuktikan bahwa Rhizobium yang diberikan merupakan Rhizobium efektif sehingga mampu membantu tanaman kedelai untuk memfiksasi nitrogen bebas sehingga tersedia bagi tanaman. Rhizobium efektif dapat diketahui dengan cara membelah bintil akar sehingga didalamnya akan terlihat bagian yang Universitas Sumatera Utara berwarna merah Lampiran 28 Gambar 1. Ini terbukti dari adanya peningkatan cabang produktif Tabel 12, dimana dengan semakin meningkatnya jumlah cabang yang produktif pada suatu tanaman maka akan semakin banyak polong dan biji yang dapat terbentuk sehingga akan menghasilkan produksi yang tinggi. Pemberian Rhizobium pada pertanaman juga akan membuat tanaman memperoleh hara nitrogen yang cukup untuk tumbuh dan berproduksi dengan baik, hal ini dapat di lihat dengan meningkatnya bobot biji kering per plot dan bobot 100 biji Lampiran 22. Hasil penelitian Rahayu 2004 menunjukkan bahwa dengan pemberian Rhizoplus pada tanaman kedelai varietas Willis dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman seperti jumlah cabang per tanaman, jumlah polong isi per tanaman dan hasil per ha. Hasil penelitian Hanum 2008 menunjukkan bahwa inokulasi dengan Rhizobium mampu meningkatkan luas daun dan hasil biji kering kedelai. Hasil penelitian Adijaya, dkk 2004, menunjukkan terjadi peningkatan jumlah polong total per tanaman, jumlah polong isi per tanaman, bobot biji per tanaman, bobot 100 biji yang berpengaruh terhadap peningkatan produksi. Produksi kedelai meningkat dari 1,07 tonha menjadi 1,67 tonha dengan pemberian legin atau meningkat 56,07. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inokulasi Rhizobium yang dilakukan baik yang indigenous maupun introduksi berpengaruh dalam meningkatkan jumlah bintil akar, bobot kering bintil akar, kandungan N tajuk dan serapan N walaupun secara statistik menunjukkan pengaruh yang tidak nyata Tabel 6, 7, 8 dan 9. Tidak Universitas Sumatera Utara nyatanya pengaruh pemberian Rhizobium kemungkinan disebabkan oleh kurang mampunya bakteri Rhizobium baik yang indigenous maupun yang introduksi yang diinokulasikan beradaptasi dengan lingkungannya, sehingga kalah bersaing dengan bakteri indigenous yang telah ada di dalam tanah. Lahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah lahan bekas sawah yang memiliki kesuburan yang rendah terutama kandungan hara N dan P. Selain mempunyai kandungan hara yang rendah lahan tersebut juga mengandung bahan organik yang rendah, hal ini dibuktikan dari hasil analisis tanah yang dilakukan sebelum penelitian Lampiran 2. Jadi rendahnya kandungan hara N dan P dalam tanah sangat mempengaruhi pembentukan bintil akar oleh Rhizobium. Kekurangan hara nitrogen dalam tanah menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik, dimana jika hara nitrogen berada dalam jumlah yang sedikit didalam tanah maka tanaman tidak bisa menghasilkan hasil fotosintesis yang merupakan makanan bagi Rhizobium. Pada masa awal tanam untuk terbentuknya bintil akar yang baik diperlukan unsur nitrogen sebagai starter sehingga jika pada saat pembentukan bintil nitrogen berada dalam jumlah yang sangat sedikit maka pertumbuhan bintil akar akan terhambat. Begitu juga yang terjadi akibat rendahnya kandungan hara P di dalam tanah. Dalam pertumbuhannya tanaman kedelai sangat membutuhkan hara fosfor yang banyak karena bagi tanaman kedelai fosfor dibutuhkan untuk proses pembentukan bintil akar. Sehingga jika fosfor yang tersedia berada dalam jumlah yang sedikit maka akan menghambat terbentuknya bintil akar. Hasil analisis tanah menunjukkan bahwa hara fosfor yang terdapat di lahan penelitian ini sebesar 14.20 Universitas Sumatera Utara ppm, yang menurut Hardjowigeno 1992 pada kisaran tersebut kandungan fosfornya rendah. Keberhasilan pembentukan bintil akar dan simbiosisnya dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara terutama P pada tanah yang kandungan fosfornya rendah Kusmiati, 1994. Rendahnya kandungan hara P mungkin disebabkan oleh karena jumlah hara P yang diberikan melalui pemberian pupuk SP-36 pada saat tanam mungkin belum sesuai dengan yang dibutuhkan pada lahan tersebut. Hal ini disebabkan karena dalam pemberian pupuk tidak dilakukan berdasarkan uji PUTK tetapi berdasarkan rekomendasi dari pemerintah untuk tanaman kedelai, sehingga pemberian pupuk P yang diberikan belum tepat sehingga tanaman yang sudah diberikan pupuk P masih menderita kekurangan hara tersebut. Hasil penelitian Syahputra 2010 diperoleh bahwa pada lahan kering dalam mencukupi kebutuhan hara tanaman yang tepat adalah berdasarkan dari hasil uji PUTK dibandingkan dengan berdasarkan pemberian pupuk berdasarkan rekomendasi pemerintah. Hal ini disebabkan karena dengan pemberian hara berdasarkan PUTK menunjukkan keseimbangan antara pupuk yang diberikan dengan yang ada didalam tanah sehingga tanaman akan memberikan pertumbuhan dan produksi terbaik. Sedangkan pemberian pupuk berdasarkan anjuran pemerintah bersifat sangat umum sehingga tidak spesifik lokasi. Selain kandungan hara, kandungan bahan organik juga sangat mempengaruhi pertumbuhan bintil akar, dimana bahan organik merupakan bahan pembenah tanah dan juga merupakan bahan makanan bagi Rhizobium untuk pertumbuhannya. Untuk pertumbuhannya kedelai membutuhkan tanah yang kaya akan humus atau bahan Universitas Sumatera Utara organik. Sehingga pada tanah yang mengandung bahan organik yang tinggi maka Rhizobium akan tumbuh dan berkembang dengan dengan baik begitu juga sebaliknya. Bahan organik yang cukup dalam tanah akan memperbaiki daya olah dan juga merupakan sumber makanan bagi jasad renik, yang akhirnya akan membebaskan unsur hara untuk pertumbuhan tanaman Sugeno, 2008. Lahan bekas sawah yang digunakan pada penelitian ini mengandung kandungan bahan organik yang rendah. Berdasarkan hasil analisa tanah didapatkan bahwa lahan bekas sawah tersebut mempunyai kandungan bahan organik sebesar 2.24 , yang menurut Hardjowigeno 1992 pada nilai tersebut kandungan bahan organiknya sangat rendah. Hasil penelitian Surasa 2009 menunjukkan bahwa pemberian macam pupuk N dan inokulasi Rhizobium memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap jumlah bintil akar, dimana jumlah bintil akar tertinggi diperoleh pada tanaman tanpa pupuk N dan diinokulasi Rhizobium. Pemberian Rhizobium indigenous mampu meningkatkan jumlah cabang produktif, bobot biji kering per tanaman, bobot biji kering per plot dan bobot 100 biji Tabel 12, 15, 16 dan 17 lebih tinggi dibanding dengan pemberian Rhizobium introduksi dan tanpa pemberian Rhizobium, yang secara analisis statistik juga menunjukkan pengaruh yang nyata. Berpengaruhnya pemberian Rhizobium indigenous untuk produksi kedelai dari pada pemberian Rhizobium introduksi disebabkan Rhizobium indigenous adalah Rhizobium asli atau bakteri native yang berasal dari hasil isolasi dari lahan penelitian, dimana Rhizobium asli ini sudah Universitas Sumatera Utara beradaptasi dengan baik di lingkungan tersebut sehingga ia mampu tumbuh dan berkembang dengan baik untuk meningkatkan produksi tanaman kedelai. Pemberian Rhizobium introduksi belum mampu memberikan pertumbuhan dan produksi terbaik untuk tanaman kedelai terhadap semua parameter yang diamati, hal ini disebabkan karena Rhizobium introduksi bukan merupakan Rhizobium asli yang berasal dari lahan sawah tersebut sehingga Rhizobium tersebut tidak mampu tumbuh dan berkembang dengan baik, atau bisa juga Rhizobium introduksi kalah bersaing dengan Rhizobium native yang ada. Harnowo dan Brotonegoro 1987 menyatakan bahwa di dalam tanah akan terjadi persaingan antara Rhizobium baru dengan Rhizobium yang telah beradaptasi dengan lingkungan tanaman dalam proses pembentukan bintil akar. Selanjutnya penambatan N dapat berlangsung secara optimal yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman.

c. Pengaruh Pemberian Nitrogen Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Kedelai.