layaknya orang dewasa lainnya, sebab fungsi seksual sudah berfungsi dengan normal. Hal ini membawa konsekuensi bahwa
seorang remaja akan mudah terpengaruh oleh stimulasi yang merangsang gairah seksualnya misalnya, dengan melihat film
porno. Kematangan biologis yang tidak disertai dengan kemampuan mengendalikan diri cenderung berakibat negatif, yaitu
terjadinya hubungan seksual pranikah dimasa pacaran remaja Dariyo, 2004.
2.2.4 Prilaku Seksual Remaja
Pemahaman masyarakat tentang seksualitas masih sangat kurang sampai saat ini. Kurangnya pemahaman ini sangat jelas yaitu dengan
adanya berbagai ketidaktahuan yang ada di masyarakat tentang seksualitas yang seharusnya dipahami. Pemahaman tentang
perkembangan seksualitas termasuk pemahaman tentang perilaku seksual remaja merupakan salah satu pemahaman yang penting
diketahui sebab masa remaja merupakan masa peralihan dari perilaku seksual anak-anak menjadi perilaku seksual dewasa Pangkahila 2004
dalam Soetjiningsih
Kurangnya pemahaman tentang perilaku seksual pada masa remaja amat merugikan bagi remaja sendiri termasuk keluarganya, sebab pada
masa ini remaja mengalami perkembangan yang penting yaitu: kognitif, emosi, sosial, dan seksual. Perkembangan ini akan berlangsung mulai
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
sekitar 12 tahun sampai 20 tahun, kurangnya pemahaman ini disebabkan oleh berbagai faktor antara lain: adat istiadat, budaya,
agama, dan kurangnya informasi dari sumber yang benar . Kurangnya pemahaman ini akan mengakibatkan berbagai dampak yang justru
sangat merugikan kelompok remaja dan keluarganya. Laporan ini disampaikan oleh National Surveys of Family Growth
pada tahun 1988. Di Amerika Serikat setiap menit kelompok remaja melahirkan satu bayi dan 50 dari mereka melahirkan anaknya dan
sisanya tidak melanjutkan kehamilannya. Beberapa kekerasan seksual yang dilakukan oleh para remaja terhadap sesamanya atau terhadap
anak-anak yang lebih kecil sekitar umur 3 - 11 tahun sering kali terjadi Pangkahila 2004 dalam Soetjiningsih.
Sebagian kelompok remaja mengalami kebingungan untuk memahami tentang apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh
dilakukan olehnya, yaitu boleh atau tidaknya melakukan pacaran, melakukan onani, nonton bersama atau ciuman. Ada beberapa
kenyataan lain yang cukup membingungkan antara apa saja yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Kebingungan ini akan
menimbulkan sesuatu prilaku seksual yang kurang sehat dikalangan remaja. Perasaan bersalah atau bedosa tidak jarang dialami kelompok
remaja yang pernah melakukan onani dalam hidupnya. Pemahaman yang benar tentang seksualitas manusia sangat diperlukan khususnya
untuk para remaja demi prilaku seksualnya dimasa dewasa sampai
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
mereka menikah dan memiliki anak Pangkahila 2004 dalam Soetjiningsih.
Perilaku seksual kelompok teman sebaya remaja juga memiliki pengaruh pada awal aktivitas seksual remaja. Jika remaja berada di
tengah kelompok sosial yang melakukan prilaku seksual yang tidak sehat, anggota kelompok lainnya akan melakukan hal yang serupa. Jika
remaja mendapat pendidikan seks dan pergaulan yang menyeluruh, itu dapat mencegah mereka dari melakukan prilaku seksual yang tidak
sehat Luanaigh, 2009. Menurut Pangkahila 2004 dalam Soetjiningsih, Perkembangan
prilaku seksual dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain: perkembangan psikis, fisik, proses belajar dan sosiokultural.
Berdsarkan faktor-faktor tersebut maka aktifitas seksual remaja amat erat kaitannya dengan faktor-faktor itu. Beberapa aktifitas seksual
sering dijumpai pada remaja yaitu: a sentuhan seksual; b membangkitkan gairah seksual; c seks oral; d seks anal; e
masturbasi dan hubungan heteroseksual. a. Masturbasi
Masturbasi merupakan salah satu aktifitas yang sering dilakukan oleh para remaja. Dari laporan penelitian yang dilaporkan oleh
SIECUS Sex Information and Education Council of the United States menunjukkan bahwa remaja laki-laki pada umur 16 tahun
yang melakukan masturbasi ada 88 dan remaja perempuan 62.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Frekuensinya makin meningkat sampai pada masa sesudah pubertas. Mereka mempunyai daya tarik seksual terhadap lawan jenis yang
sebaya. Masturbasi ini dilakukan sendiri-sendiri dan juga dilakukan secara mutual dengan teman sebaya sejenis kelamin., tetapi sebagian
dari mereka juga melakukan masturbasi secara mutual dengan pacarnya.
b. Percumbuan, seks oral, dan seks anal Pola prilaku seksual ini tidak saja dilakukan oleh pasangan suami
istri, tetapi juga telah dilakukan oleh sebagian dari remaja. Sebuah penelitian melaporkan bahwa remaja melakukan aktifitas seksual
tersebut 75 di rumah orangtuanya. Hubungan seksual dikalangan remaja makin lama makin meningkat sesuai dengan peningkatan
umur.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep
Kerangka konseptual diatas menjelaskan tentang gambaran pendidikan seksual pada remaja yaitu rentang usia 15 – 17 tahun, dimana pada rentang ini
remaja berada pada tahap emosional labil sehingga sering terjadi prilaku menyimpang seksual pada remaja. Oleh karena itu perlu diberikan pendidikan
seksual meliputi: Perubahan dan fungsi organ-organ reproduksi selama remaja, perubahan kondisi psikologis-emosional selama masa pubertas,
dampak positif-negatif media massa bebas terhadap prilaku seksual remaja, fungsi dan kegunaan alat-alat kontrasepsi, pencegahan dan mengatasi
terjadinya hubungan seks bebas di kalangan remaja.
Pendidikan Seksual: 1. Perubahan dan fungsi organ-organ
reproduksi selama remaja 2. Perubahan kondisi psikologis-emosional
selama masa pubertas 3. Dampak positif-negatif media massa
bebas terhadap perilaku seksual remaja 4. Fungsi dan kegunaan alat-alat
kontrasepsi 5. Pencegahan dan mengatasi terjadinya
hubungan seks bebas di kalangan remaja. Siswasiswi SMA
Negeri 6
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara