Perkembangan Seksual Remaja Konsep Remaja

2.1.2 Perkembangan Seksual Remaja

Perubahan hormonal merupaka awal dari masa pubertas remaja yang terjadi sekitar usia 11 – 12 tahun. Perubahan ini erat hubungannya dengan dengan perubahan di dalam otak yaitu hipothalamus Dariyo, 2004. Terdapat perbedaan pada beberapa hal pada sistem hubungan panca indera, pusat pubertas inhibitor, hipothalamus, hipofise, dan kelenjar testis. Melalui rangsangan panca indera, diteruskan dalam sistem hipothalamus-hipofise-testis sehingga berangsur-angsur dapat menerima rangsangan. Hipothalamus mengeluarkan gonadotropik stimulating hormon melalui sistem portal sehingga hipofise anteriol mengeluarkan hormon gonadotropik. Interstitial cell stimulating hormon ICSH merangsang sel Leyding. Sekitar umur 13 – 14 tahun, terdapat perubahan suara sebagai tanda akil–balik dewasa dan mengeluarkan sperma saat tidur nocthurnal orgasm. Pembentukan spermatozoa melalui proses spermatogenesis yang berasal dari sel Saroli pada tubulus testis, merupakan mata rantai yang panjang. Sel Leyding yang berperan aktif sehingga akhirnya terbentuk dua spermatozoa X dan spermatozoa Y Bagus, 1999. Pada wanita gonadotropin yang terlibat adalah follicle stimulating- hormone FSH dan luteinizing hormone LH. FSH menstimulasi perkembangan awal folikel, tetapi proses tersebut belum sempurna sampai tahap folikel graafian. Pelepasan FSH berikutnya merupakan penyempurnaan pertumbuhan folikular, ovulasi, dan perkembangan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara sebuah korpus luteum. LH kemudian mempertahankan korpus luteum, yang kemudian menstimulasi pelepasan progesteron dan estrogen Everett, 2007. Suatu bagian organ otak yang bertugas untuk mengkoordinasi atau mengatur fungsi-fungsi seluruh sistem jaringan organ tubuh. Salah satu diantaranya ialah merangsang hormon luteizing hormone releasing hormone LHRH dan kelenjar pituitary pituitary gland untuk melepaskan hormon gonadotropin. Hormon gonadotropin ini merangsang gonades testis dan ovarium untuk memproduksi hormon seksual. Hormon seks pada remaja perempuan disebut estrogen dan hormon laki-laki testosteron, hal ini yang dianggap sebagai faktor penyebab kematangan seksual seorang remaja Dariyo, 2004. Kematangan seksual atau kematangan fisik yang normal pada umumnya berlangsung pada usia 11 - 18 tahun. Namun ada kalanya juga kematangan tersebut berlangsung lebih cepat atau lebih lambat dari 11 - 18 tahun Kartono, 1992. Remaja yang diawali dengan terjadinya kematangan seksual maka remaja akan dihadapkan pada keadaan yang memerlukan penyesuaian untuk dapat menerima perubahan-perubahan yang terjadi. Kematangan seksual dan terjadinya perubahan bentuk tubuh sangat berpengaruh pada kehidupan kejiwaan remaja. Datangnya menstruasi dapat menimbulkan reaksi yang positif maupun negatif bagi remaja perempuan Marheni 2004 dalam Soetjiningsih. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tanda seks sekunder disebabkan oleh pancaindera yang menerima rangsangan yang diteruskan ke pusat dan diolah hipotalamus dilanjutkan ke hipofise melalui sistem fortal dikeluarkan oleh hormon gonadotropik perangsang folikel dan luteinizing hormon untuk merangsang induk telur. Hormon perangsang folikel FSH, merangsang folikel primordial yang dalam perjalanannya mengeluarkan hormon estrogen untuk pertumbuhan tanda seks sekunder, Seperti pertumbuhan rambut kemaluan, rambut ketiak, pembesaran payudara, penimbunan jaringan lemak seperti di bokong Bagus, 1999. Tanda seks primer seperti vulva, vagina, ovarium, tuba fallopi, uterus, serviks Siti, 2009. Tanda-tanda perkembangan seksual pada anak perempuan ditandai dengan perkembangan payudara, setelah pertumbuhan awal jaringan payudara puting dan areola ukurannya meningkat. Proses ini yang sebahagian dikontrol oleh hereditas mulai dari usia 8 – 10 tahun. Kadar estrogen yang meningkat juga mempengaruhi genital dan uterus mulai membesar dan terjadi peningkatan lubrikasi vaginal. Ini dapat terjadi secara spontan atau akibat rangsangan seksual Poter Perry 2004. Menstruasi pertama terjadi pada usia 12 – 13 tahun, estrogen pada permulaan menstruasi sangat penting karena menyebabkan terjadinya pertumbuhan dan perkembangan seks sekunder itu sebabnya pada permulaan menstruasi sering tidak teratur karena bentuk menstruasi anovulatoir tanpa pelepasan telur. Baru setelah umur wanita mencapai Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara remaja sekitar 17 – 18 tahun menstruasi teratur dengan interval 26 – 32 hari Bagus, 1999. Menurut Poter Perry 2004, Kadar testosteron meningkat pada anak laki – laki selama pubertas ditandai dengan peningkatan ukuran penis, testis, prostat, dan vesikula seminalis. Anak laki – laki tidak mengalami ejakulasi sebelum organ seks matur yaitu sekitar usia 12 – 14 tahun. Ejakulasi terjadi pertama kali selama tidur emisi nokturnal. Dapat diinterpretasikan sebagai suatu episode mimpi basah. Meski tidak menghasilkan sperma saat pertama ejakulasi tetapi dapat menyebabkan anak laki – laki menjadi subur dan terjadi perkembanan sekunder ditandai dengan tumbuhnya rambut pubis, tumbuhnya rambut pada wajah seperti kumis, jenggot, dan terjadi pertumbuhan tubuh, perubahan pada suara. Karena produksi hormon dalam tubuh di permukaan wajah akan timbul jerawat. Bila hal ini terjadi lebih cepat atau lebih lambat juga bisa menimbulkan masalah bagi remaja Zulkifli, 2005. Beberapa faktor yang mempengaruhi seksualitas adalah 1 genetika dan hormonal, 2 pelajaran dalam keluarga, 3 keluarga dan teman sebaya, 4 media massa, 5 agama dan budaya, 6 pengalaman pribadi baik positif maupun negatif, 7 kekerasan seksual baik mental maupun fisik, 8 psikologis, meliputi depresi dan ketakutan, 9 penyakit fisik, 10 citra tubuh, 11 kehamilan dan menyusui, 12 menopause, dan 13 penuaan Siti, 2009. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

2.1.3 Perubahan Dalam Prilaku Sosial Remaja