Pembahasan Hasil Penelitian ANALISIS DAN PEMBAHASAN
digunakan oleh para investor untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Tetapi perlu diingat rasio ini berbeda untuk jenis industri yang berbada pula. Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Budi lekmana dan Gunawan 2003,
dalam penelitian
tersebut membuktikan
bahwa para
investor tidak
mempertimbangkan indikator PER dalam pemilihan saham untuk memetik keuntungan dari capital gain seiring dengan pertumbuhan perusahaan dimasa
yang akan datang. 5. Variabel Return On Asset ROA
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROA memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. Dengan meningkatnya ROA maka dapat meningkatkan
return saham. ROA adalah salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk megukur kemampuan perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA mengukur efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumber dana. Semakin tinggi ROA akan semakin
efektifnya perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak.
Kemampuan perusahaan dalam mengelola aktiva untuk menghasilkan keuntungan mempunyai daya tarik dan mampu mempengaruhi investor untuk
membeli saham perusahaan tersebut. Peingkatan ROA akan menambah daya tarik investor untuk membeli saham perusahaan tersebut. Sehingga harga saham
meningkat, dengan kata lain ROA akan berdampak positif terhadap return saham.
Penelitian ini didukung oleh Hardiningsih, dkk 2002, Martono 2009, Rasmin 2009, dan Ansor 2010. Hasil pembuktian ini menunjukkan bahwa perusahaan
dengan kondisi ROA yang baik atau meningkat mempunyai potensi terhadap daya tarik perusahaan oleh investor.
6. Variabel Return On Equity ROE Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan tidak ada pengaruh dan
adanya hubungan negatif antara ROE dan return saham. Hubungan negatif dapat dilihat dari nilai koefisien ROE yang negatif. Tidak pengaruh dalam penelitian ini
mungkin disebabkan oleh investor yang tidak begitu memperhatikan ROE dalam pengambilan keputusan membeli atau menjual saham. Sehingga ROE tidak
mempengaruhi return saham. Penelitian ini didukung oleh Hardjito dan Aryayoga 2009 yang menyatakan bahwa ROE tidak terbukti berpengaruh terhadap return
saham. 7. Variabel Resiko Sistematis
Hasil penelitian menunjukkan tidak memiliki pengaruh antara resiko sistematis dengan return saham. Hal ini menunjukkan bahwa para investor
menganggap resiko sistematis tidak cukup normatif sebagai alat ukur resiko investasi. Dalam berinvestasi, investor tidak memperhatikan nilai risiko beta
karena nilai resiko sistematis saham perusahaan yang terdaftar di JII membuat investor tidak menghiraukan informasi tersebut. Dalam memilih saham, investor
cendrung memilih perusahaan yang bagus dari pada saham yang bagus. Jadi untuk berinvestasi investor cendrung melihat kepada jenis, tipe dan keberhasilan
perusahaan dari segi intern dari pada ekstern resiko. Tidak berpengaruhnya resiko sistematis saham terhadap return saham dapat juga disebabkan oleh factor
psikologis investor yang ingin selalu memperoleh return semaksimal mungkin. Teori tetang high risk high return juga tidak selamanya sesuai dengan investor
karena terkadang tidak semua investor menyukai tantangan. Investor cendrung bersifat risk averse menghindari resiko ketika resiko suatu perusahaan terlalu
tinggi. Dengan sifat ingin menghindari resiko itulah, dapat berakibat pada kurangnya minat investor terhadap saham di suatu perusahaan sehingga harga
saham turun dan berdampak pada rendahnya return yang akan diterima. Hasil penelitian ini di dukung oleh Lalu Anton 2009 yang mengemukakan bahwa
resiko sitematis beta tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.