yang diperoleh. Biasanya penghasilan perlembar saham biasa mempengaruhi harga saham dipasaran.
Pada perusahaan yang telah „go public‟ dan terdaftar listing di BEI penghasilan per lembar saham biasa harus disajikan pada laporan laba rugi
perusahaan, untuk menunjukkan adanya kenaikan penghasilan per lembar saham EPS= Earning per share dari aktivitas operasi perusahaan dari tahun
ke tahun.
13
4. Price Earning Ratio PER
Rasio harga penghasilan Price Earning Ratio dihitung dengan membagi harga saham perlembar saham market price share dengan
penghasilan per lembar saham earning per share. Rasio ini sering digunakan untuk membandingkan peluang investasi.
PER juga dapat menunjukkan indikasi tentang adanya masa depan perusahaan. Umumnya para pelaku pasar modal lebih menaruh perhatian
terhadap PER yang dapat diartikan sebagai indikator kepercayaan pasar terhadap prospek pertumbuhan perusahaan. Oleh karena itu PER lebih sering
digunakan dalam penilaian saham untuk memperoleh keuntungan. PER adalah untuk melihat bagaimana pasar menghargai kinerja saham
perusahaan yang dicerminkan oleh laba bersihnya. Semakin besar PER suatu saham, maka semakin akan semakin mahal terhadap pendapatan bersih per
13
Budi Rahardjo, dasar-dasar Analisis Fundamental Saham Laporan Keuangan Perusahaan Yogyakarta: Gadjah Mada University Pres, 2009 hal. 149
sahamnya. Jika dikatakan PER 10x berarti harga saham tersebut 10x lipat terhadap pendapatan bersih per saham. Angka rasio ini digunakan oleh para
investor untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Perlu diingat bahwa angka rasio harga pengahasilan saham ini akan berbeda untuk jenis industri yang berbeda pula.
14
Jadi langkah paling bijak adalah menggunakan PER untuk membandingkan saham yang ada di dalam
satu sektor. Bila dalam satu seltor tersebut ada saham yang PER nya masih dibawah PER perusahaan lain, maka saham perusahaan itu patut di incar,
dengan syarat fundamnetalnya juga setara.
15
5. Return On Asset ROA
Imbalan modal perusahaan Return On Asset merupakan rasio yang menunjukkan seberapa mampu perusahaan menggunakan asset yang ada
untuk menghasilkan laba atau keuntungan. Suatu perusahaan memiliki tingkat pengembalian atas asset yang baik jika nilai yang diperoleh lebih besar atau
lebih tinggi dari pada biaya modalnya. Secara ekonomis, semakin tinggi tingkat pengembalian yang diperoleh, semakin tinggi pula kemampuan
perusahaan dalam memanfaatkan asset-aset yang dimiliki guna memperoleh laba.
14
I bidhal. 151
15
Desmond Wira, Analisis Fundamental Saham penerbit Exceed, 2014 hal. 95