Meneliti kandungan matan. Kegiatan Penelitian Hadis

56 BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian di atas yang cukup panjang, menurut disiplin ilmu hadis, manakala terdapat perawi yang tidak diketahui keadaannya maka sanad perawi hadis tersebut jumhur ulama hadis, hukum riwayatnya tertolak dan hadisnya termasuk daif. Dari kesimpulan ini dapat diketahui beberapa poin yang perlu digaris bawahi sebagai berikut: Pertama dari segi sanad: 1. Setelah penulis meneliti hadis dari mukharrij Ahmad ibn Hanbal juga pada semua perawi yang ada di dalamnya seperti; al-Hakam ibn Musa, ‘Abdurrahman ibn Aby al-Rijal, Nubaith ibn Umar, Anas ibn Malik dan sampai kepada Nabi s.a.w. terdapat satu orang periwayat yang bernama Nubaith ibn Umar bersifat Majhūl „ain tidak diketahui keadaannya, dikarenakan ada perawi yang Majhūl „ain maka penulis menyimpulkan hadis ini daif sebagaimana juga yang telah disimpulkan oleh syekh al- Albani. 2. Setelah penulis meneliti hadis dari mukharrij al-Tabarani sebagai mutābi‟ juga pada semua perawi yang ada di dalamnya seperti; Muhammad ibn ‘Ali al-Madani, al-Hakam ibn Musa, ‘Abdurrahman ibn Aby al-Rijal, Nubaith ibn Umar, Anas ibn Malik dan sampai kepada Nabi s.a.w. terdapat dua orang yang tidak diketahui keadaannya yaitu; Muhammad ibn ‘Ali al-Madani dan Nubaith ibn Umar. Dari sini pula penulis mengambil kesimpulan yang sama terhadap sanad hadis ini yaitu sanad hadis ini daif. Kedua, dari segi matan penulis memberi kesimpulan pada hadis tersebut bahwa matan hadis ini tidak memenuhi syarat-syarat kesahihan yang ada pada matan, maka dari itu matan hadis ini juga berkulitas daif. Al-Hasil hadis yang menerangkan tentang salāt arba„īn di Masjid al-Nabawī al-Madīnah tidak bisa dijadikan hujjah.

B. SARAN

Di dalam menjalankan suatu amalan ibadah bagi umat Islam seyogyanya berdasarkan dalil-dalil yang sudah ter-Nash, baik di dalam al- Qur’an maupun al- Sunnahal-Hadis. Hadis sebagai sumber hukum ke-dua setelah al- Qur’an, tentu mempunyai peran yang sangat signifikan. Oleh karena hadis di dalam proses perjalanannya mengalami berbagai macam kondisi, yang terkadang juga tidak sedikit yang mempunyai kepentingan pribadi ataupun kelompok dengan menisbatkan kepada hadis Nabi, guna memperoleh kepentingannya itu. Maka oleh karena itu, perlu diadakan pengkajian atau penelitian hadis agar dapat diketahui apakah hadis-hadis tersebut bernilai sahih dan berasal dari Rasulallah s.a.w. atau sebaliknya. Penelitian ini jauh dari kata sempurna, karena penulis menyadari betul akan kelemahan yang ada pada diri penulis. Maka penulis berdoa agar kiranya tulisan ini bisa menjadi manfaat untuk diri sendiri juga kepada khalayak yang cinta akan ilmu pengetahuan. Penulis juga berharap, kepada para pembaca untuk sudi kiranya memberikan saran dan masukan serta ilmunya, guna pencapaian hasil yang lebih baik lagi. DAFTAR PUSTAKA Abdullah bin Jarullah. Keutamaan Salat Berjamaah, Surabaya: Mutiara Ilmu, 1995. Abdurrajiq, Mahir Manshur. Mu‟jizat Salat Berjamaah, Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2007. Abū Isa Muhammad bin Isa bin Saurah. Sunan al-Tirmizi, Beirut: Dar al-Fikr, 1994. Abū Abdullah bin Malik bin Anas. Al-Muwaṭṭa‟, Beirut: Dar al-Jil. Abū Abdillah Ahmad ibn Muhammad ibn Hanbal. Musnad al-Imām Ahmad ibn Hanbal, Beirut: Muasasah al-Risalah, 2001. al-Adabi, Ṣalahuddin bin Ahmad. Manhaj al-Naqd al-Matan, Beirut: Dar al-Afaq al- Jadidah, 1993. Adnan Amal, Taufik. Islam dan Tantangan Modernitas Studi Atas Pemikiran Fazlur Rahman, Bandung: Mizan, 1995. al- ‘Asqalāni, Ibnu Hajar. Tahżīb al-Tahżīb, al-Hindi: Dāirah al-Ma‘ārif al-Niẓamiyah, 1326 H. ----------. Nu ẓatu al-Nażar Syarh Nukhbah al-Fikr, Semarang: Maktabah al-Munawar. al-Albani, Abu Abdurrahman Muhammad Na ṣiruddin. Silsilah al-Ahadī al-Ḍa„ifah, Riyadh: Dar al- Ma’arif, 1412 1992a. ---------. Ḍa„if al-Targīb wa al-Tarhīb, Riyadh: Dar al-Ma’arif, 1412 1992b. Amin, Kamarudin. Menguji Kembali Keakuratan Metode Kritik Hadis, Jakarta: Hikmah, 2009. Al- ‘Aẓami, M.Musṭafa. Hadī Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya, Penerjemah: Prof. H. Ali Mustafa Yaqub, M.A. Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000. Al-Bah ṡul Amin fī Hadīṡ al-Arba‘īn, diterbitkan dalam Majalah al-Jāmi‘ah al- Islamiyyah edisi 41. al- Bukhāri, Muhammad ibn Ismaīl Abū ‘Abdillah. al-Jāmi‟ al-Ṣahīh, Dar Tūq al- Najāh, 1422 H. Dewan Hisbah Persatuan Islam. Risalah Salat, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000. Ensiklopedi Islam. Jakarta: Pt. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994. Harahap, Sumuran. Kamus Istilah Haji Umrah, Jakarta: Mitra Abadi Press. Al-Hafi ẓ ‘Imāduddin Abul Fidā’ Ismā‘il bin Kaṡir al-Qurasyi ad-Dimasyqi. Tafsir al- Qur‟an al-Aẓim, Beirut: Dar at-Turaṡ al-‘Arabi. al-Hai ṡami, Abu al-Hasan Nur al-Din ‘Ali Ibn Abi Bakar Ibn Sulaiman. Majma‟ al- Zawāid wa Manba‟ al-Fawāid, Kairo: Maktabah al-Qudsiy, 1414 H 1994 M. al- Hindi, ‘Ala al-Din al-Muttaqin Ibn Hisyam al-Din. Kanz al-„Ummāl Fi Sunan al- Aqwāl wa al-Af‟āl, Beirut: Mu’assasah al-Risalah,1989. Ibnu Hibban. “al- iqāt”, Dairah al-Ma’arif al-‘Utsmaniyah, 13931973. Ibnu Katsir. al-Bidayah wa al-Nihayah. Dār ihyā al-Turaṡ, 14081988. Ibn Manzur. Lisān al-„Arab,Beirut: Dar Beirut, 1968. Imam Ghazali. Kesilapan ketika Sembahyang, Kuala Lumpur: Kalam Ilham, 1993. Ismail, Syuhudi. Metodologi Penelitian Hadis Nabi, Jakarta: Bulan Bintang, 1992. al-K ahlawi, ‘Ablah Muhammad. Buku Induk Haji dan Umrah Untuk Wanita, Penerjemah: Muhammad Zaenal Arifin, Jakarta: Zaman, 2009. al-Kaf, Hasan bin Ahmad bin Muhammad bin Salim. al- Taqrīrat al-Sadīdah fi al- Masāil al-Mufīdah, Surabaya: Dar al-‘Ulum al-Islamiyah, 2004. al-Khatib, Muhammad ‘Ajaj. U ūl al-Hadī , Beirut: Dar al-Fikr, 1989. Khādim al-Harāmain asy-Syarīfain. Al-Qur‟an dan Terjemahannya. al-Madīnah al- Munawwarah:Mujamma’ Khādim al-Harāmain asy-Syarīfain al-Mālik Fahd li ṭibā’at al-Muṣḥaf asy-Syarīf:1971. Ma’luf, Louis. al-Munjid fi al-Lughah al-„Adab wa al-„Ulum, Beirut: al-Mathba’ah al-Kathulikiyyah, 1960.