Penelusuran Hadis Melalui Matan
Apabila diperoleh dari “Ahl al-Sunnah”, hadis itu diterima sebagai dalil dalam
agama, dan apabila diperoleh dari orang-orang penyebar bid‟ah, hadis itu ditolak
9
. Di sinilah sebenarnya letak urgensinya sanad hadis, sebab tanpa sanad, setiap
orang dapat mengaku dirinya pernah bertemu dengan Nabi saw; karenanya, tepat sekali ucapan Abdullah ibn al-Mubarak w 181 H,
“ Sistem sanad itu merupakan bagian yang tak terpisahkan dari agama Islam. Sebab tanpa adanya sistem sanad
setiap orang dapat mengatakan apa yang dikehendakinya. Bahkan sistem sanad itu merupakan salah satu keistimewaan umat Islam, dimana sistem itu tidak dimiliki
umat-umat yang lain. Dalam penelitian ini, penulis hanya mendapatkan keterangan pada kitab
musnad al- Imām Ahmad ibn Hanbal dari kitab Kanz al-„Ummāl, jalur riwayat Imam
Ahmad ibn Hanbal diriwayatkan oleh beberapa periwayat. Urutan nama periwayat Imam Ahmad ibn Hanbal yang penulis teliti adalah:
Periwayat I : Anas ibn Malik
Periwayat II : Nubaith ibn Umar Periwayat III : Abdurrahman ibn Aby al-Rijal
Periwayat IV : al-Hakam ibn Musa Periwayat V : Ahmad ibn Hanbal
9
Ali Mustafa Yaqub, Kritik Hadis, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008, cet. 5, h. 3-4.
Dalam kritik sanad ini penulis memulai dari periwayat terakhir mukharij, yakni Ahmad ibn Hanbal lalu diikuti oleh periwayat sebelumnya dan seterusnya.