Visi dan Misi Pondok Pesantren Jam’iyyah Islamiyyah

7. Tahsin al-Qiro’ah 8. Kesenian Qosidah MarawisHadlroh 9. Olah raga futsal, basket, volley, tenis meja dll.

B. Program Pendidikan Pesantren Jam’iyyah Islamiyyah

1. Jenis dan jenjang Pendidikan

Program pendidikan Pondok Pesantren Jam’iyyah Islamiyyah saat ini disesuaikan dengan jenjangnya yang dikombinasikan dalam satu tatanan Madrasah Jam’iyyah Islamiyyah, antara lain : 1 Pendidikan formal adalah pendidikan sekolah yang penyelenggaraanya disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat, dan struktur kurikulumnya mengacu pada kurikulum nasional baik Departemen Agama maupun Depdiknas. Pendidikan formal yang sudah ada antara lain MI, MTs, MA dan STIT. 2 Pendidikan non formal adalah pendidikan yang kurikulumnya hanya diatur oleh intern keluarga pon-pes kyai dan asatidz dan masih menggunakan sistem sorogan, bandongan dan klasikal Madrasah Salafiyah dengan standar kurikulum pesantren yang baku dan mandiri. a. Pendidikan Formal Pondok Pesantren Pengertian pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. 73 Pendidikan formal adalah program pendidikan pesantren yang mengikuti garis program pendidikan formal pemerintah Indonesia, dalam hal ini program pendidikan di bawah koordinasi Kementrian Agama RI, 73 Khairuddin, MA, dkk, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP Konsep dan Implementasinya di Madrasah, Semarang : Madrasah Development Center MDC, Pilar Media JATENG, 2007, h. 271. yang terselenggara dari tingkat MI, MTs, MA dan STIT. Kegiatan pendidikan formal ini diselenggarakan sebagai salah satu wujud dalam menjalankan visi untuk membantu mensukseskan program pendidikan pemerintah. 1 Raudlatul Athfal 1965 KH. Muhammad Amin Syarbini atas segala kepiawaiannya dalam menyampaikan misi syiar Islam di kalangan masyarakat, serta didorong keinginan masyarakat sekitar yang tidak hanya menginginkan pendidikan dalam bentuk Majelis Taklim, masyarakat pun menginginkan beliau untuk mendirikan lembaga pendidikan formal agar dapat menampung para santri yang tidak mampu sekolah di luar kota. Berdasarkan desakan masyarakat dan semangat keberagamaan serta kepercayaan mereka terhadap kualitas keilmuan KH. Muhammad Amin Syarbini, maka didirikanlah lembaga formal dalam bentuk Raudlatul Athfal Jam’iyyah Islamiyyah yang setingkat dengan Taman Kanak-kanak. Dan sejak didirikannya Raudlatul Athfal Jam’iyyah Islamiyyah dipimpin oleh anak beliau yakni Ibu Syumusul Ma’rifah, S.Ag. 2 Madrasah IbtidaiyahMI 1970 Madrasah Ibtidaiyah Jam’iyyah Islamiyyah yang didirikan pada tahun 1970 merupakan tindak lanjut dari perkembangan pendidikan formal yang didirikan KH. Muhammad Amin Syarbini dalam menjalankan tujuan pendidikannya yakni pemberantas kebutaan masyarakat sekitar terhadap agama. Dan untuk kepemimpinan Madrasah Ibtidaiyah Jam’iyyah Islamiyyah diserahkan kepada adik beliau yakni H. Danuri HS. 3 Madrasah TsanawiyahMTs 1973