Sumber Data Instrument Penelitian Teknik Pengumpulan Data

Setelah data direduksi dan disajikan dengan teks naratif, maka langkah ketiga adalah Conclusion: Drawingverifying atau juga disebut dengan penarikan kesimpulan dan verifikasi data-data yang telah direduksi dan disajikan tadi. Dalam penarikan kesimpulan ini hendaknya ada temuan yang baru yang sebelumnya belum ada. 41

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Profil Pondok Pesantren Jam’iyyah Islamiyyah

1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren

Pondok Pesantren Jam’iyyah Islamiyyah boleh dibilang merupakan pondok pesantren yang tertua di Kampung Ceger Kelurahan Jurangmangu Timur Kecamatan Pondok Aren Tangerang Selatan, yang mulai dirintis oleh KH. Muhammad Amin Syarbini sejak tahun 1960-an. KH. Muhammad Amin Syarbini atau biasa dikenal dengan panggilan Ustad Amin Damin adalah orang asli kampung Ceger Kelurahan Jurangmangu Timur Pondok Aren Kabupaten Tangerang sekarang Kota Tangerang Selatan. Beliau menikah dengan Hj. Musiah yang juga merupakan orang asli Kampung Ceger. Setelah sekian tahun menuntut ilmu di berbagai pesantren 1952-1960, KH. Muhammad Amin Syarbini kembali ke kampung halamannya yakni Kampung Ceger untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan agama, sekaligus membentuk tatanan moral dan akhlak mulia di kalangan masyarakat muslim pada khususnya dan masyarakat lain pada umumnya. Hal ini Sudah menjadi tradisi bagi seseorang yang pernah menuntut ilmu agama di pondok pesantren membentuk atau mendirikan pengajian-pengajian kecil di mana ia tinggal. Tentunya pengajian dengan menggunakan sistem tradisional dan sederhana seperti halaqoh duduk bersila dengan membentuk lingkaran di mana Sang Kyai dengan santrinya mengaji membahas materi- materi pengetahuan agama. Mulai yang paling mendasar seperti materi ke- Tauhid-an Sifat Dua Puluh, perukunan agama dan lain sebagainya. Hal ini dimaksudkan untuk membekali masyarakat tentang keyakinannya terhadap Allah Swt. Yang merupakan bekal utama dalam menjalani hidup mereka. Berawal dari situlah KH. Muhammad Syarbini mulai membuka majelis taklim untuk masyarakat umum. 69 Aktivitas pendidikan dan pembelajaran Majelis Taklim dengan sistem halaqoh kurang lebih berjalan selama tiga tahun 1960-1963. Pada awal tahun 1963 mulailah dirintis cikal bakal pesantren. Yakni beliau menerima santri kalong, sebutan bagi santri yang menginap di mushala atau kediaman beliau untuk mengaji dan siang hari mereka pulang ke rumah masing-masing. Seiring berjalannya waktu, KH. Muhammad Amin Syarbini semakin dipercaya oleh masyarakat, dan pada tahun 1964, beliau mulai membuka Lembaga Pemberantasan Buta Huruf Arab LPBHA, di mana peserta didik santri yang mengikuti program ini diikutsertakan dalam ujian negara tingkat Madrasah Ibtidaiyah MI. 70

2. Berdirinya Yayasan Pendidikan Islam Jam’iyyah Islamiyyah dan

Perubahan Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Jam’iyyah Islamiyyah pada awalnya didirikan oleh KH. Muhammad Amin Syarbini dengan cara yang sangat tradisional. Tradisionalitas ini terus terjaga sampai ke generasi sesudahnya. Jika dilihat secara realistis bahwa hingga perkembangannya kini pun tradisionalitas itu masih begitu lekat dalam pola kepemimpinan pesantren. Keadaan yang tradisional itu kemudian secara bertahap mengalami pergeseran sistem dan pola kepemimpinan karena pengaruh dari kemajuan zaman. Peraturan pemerintah pun mengarah kepada perubahan sistem pada 69 Buku Mengenang Almarhum KH. Muhammad Amin Syarbini, h. vii 70 Drs. H. Syamsul Ma’arif, Wawancara, Tangerang Selatan, 11 Juli 2014