Analisa Determinan Hipertensi Esensial Di Wilayah Kerja Tiga Puskesmas Kabupaten Deli Serdang Tahun 2007
ANALISA DETERMINAN HIPERTENSI ESENSIAL
DI WILAYAH KERJA TIGA PUSKESMAS
KABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2007
T E S I S
OLEH
ROSLINA
NIM:047023022/AKK
SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
(2)
ANALISA DETERMINAN HIPERTENSI ESENSIAL
DI WILAYAH KERJA TIGA PUSKESMAS
KABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2007
T E S I S
Untuk memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) Dalam Program Magister Administrasi dan kebijakan Kesehatan
Konsentrasi Kesehatan Komunitas/ Epidemiologi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
OLEH
ROSLINA
NIM:047023022/AKK
SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
(3)
Judul Tesis :ANALISA DETERMINAN HUPERTENSI ESENSIAL DI WILAYAH KERJA TIGA PUSKESMAS KABUPATEN DELI SERDANG
Nama Mahasiswa : Roslina Nomor Pokok :047023022
Program Studi :Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Konsentrasi :Administrasi dan Kesehatan Komunitas/ Epidemiologi
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof dr Nerseri Barus MPH) Ketua
(Dr A.Rahim Lbs Sp Pd K GH) (drs A.Jalil Amri Arma M.kes) Anggota Anggota
Ketua Program Studi Direktur
(Dr.Drs.Surya Utama,MS) ( Prof,Dr,Ir.T.Khairunnisa B.,MSc)
(4)
Telah diuji
Pada tanggal : 3 Maret 2008
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof dr,Nerseri Barus,MPH Anggota :1 dr A.Rahim Lubis K.GH 2 drs A.Jalil Amri Arma M.Kes 3 Dr Dra Ida Yustina,MS 4 dr Ria Masniari Lubis,MSi
(5)
PERNYATAAN
ANALISA DETERMINAN HIPERTENSI ESENSIAL DI WILAYAH KERJA TIGA PUSKESMAS
KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2007
TESIS
Dengan ini menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi,dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atah pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan,
(6)
ABSTRAK
Hipertensi merupakan masalah kesehatan utama di hampir semua Negara. Prevalensi hipertensi cukup tinngi dan pada umumnya sebagian besar penderitanya tidak mengetahui bahwa dirinya menderita hipertensi. Di Indonesia, Prevalensi hipertensi berkisar antara 0,65%-28,6%, angka tertinggi di Sukabumi sebesar 28,6% dan terendah di Lembah Baliem Papua 0,65%. Hasil Pengamatan Laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang selama tahun 2005-2006 terjadi peningkatan jumlah kasus hipertensi dengan kasus terbanyak tahun 2006 sebesar 7,88%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa fator risiko: yaitu:(Obesitas merokok, stres, minum alkohol) dengan kejadian hipertensi esenmsial di Kabupaten Deli Serdang .
Rancangan Penelitian yang digunakan adalah studi kasus kelola (case Control Study) dengan cara membandingkan 110 orang hipertensi esensial dengan 110 tidak hipertensi esensial dengan penyepadaan umur, jenis kelamin,,suku, pendidikan, pekerjaan di Wilayah kerja tiga Puskesmas Deli Serdang.
yang diambil dari wilayah kerja tiga puskesmas yang baik rekam mediknyadi Kabupaten Deli Serdang.Analisa data menggunakan Program SPSS versi 11,5 dan regresi logistik ganda.
Hasil Analisis bivariat multivariat regresi logistik ditemukan obesitas secara bermakna proporsinya lebih tinggi pada kasus dibandingkan dengan kontrol.(77,3% vs 52,7%, 13,056)p=0.005, OR adjested = 2,579(Cl:1,7785-7,644) hasil analisis bivariat multivariat regresi logistik ditemukan stres secara bermakna proporsinya lebih tinggi pada kasus dibandingkan dengan kontrol(72,7% vs 29,1%, x²-40,177,p=0,000,OR adjested – 5,067(CL:95%:2,732-17,588).
Faktor determinan yang paling dominan mempengaruhi kejadian hipertensi esensial adalah stres dengan OR adjested 5,067.
Untuk meningkatkan keberhasilan penanggulangan hipertensi esensial di tiga Wilayah Kabupaten Deli Serdang diperlukan peningkatan pengetahuan tentang hipertensi esensial . Perlu ditentukan agar meningkatkan pengetahuan tentang faktor determinan hipertensi esensial
Kata Kunci:Hipertensi, Faktor Determinan .
(7)
ABSTRACT
Hypertensive disorders result in high-rate of morbidity and mortality. It is disorder resulting from interaction and variety of risk factors which occur in the individual.According to WHO (1978), the prevalence of hypertensive disorder are fairly high in the world, ranging from 10% to 20% of population that more than 20 years of age in Indonesia, the prevalence of hypertensive disorders ranged from 11,8% to 28,6% of population that more than 20 years of age. In 2002 and 2003,the 352,respectively,and the proportion of hypertension is up to 4,6% and14,1%of all hospitalized patiens.There is 10,2% increation in case yearly among the hospitalized patiens,and the risk factor that have contribution to this increation is not known,
The reseach was animed to learn the association between risk factors of abesitas,merokok,stres,minumalkohol care toword hipertensi esensial.
This was matched casa control study using 110 pregnant womaen with anemia and 110 comparisons pregnant women without hipertensi esensial taken from tree quality recamedik puskesmas working area in Deli Serdang. Samples were drawn randomly and the data was collected throught direct interview and observation.The data was analyzed applying SPSS Version 11,5 and the multiple logistic regression.
(8)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena berkat Rahmat dan karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan yang berjudul :
“ ANALISA DETERMINAN HIPERTENSI ESENSIAL DI WILAYAH KERJA TIGA PUSKESMAS KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2007”
Penulisan ini merupakan tugas akhir pada Sekolah Pascasarjana Program Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Epidemiologi Universitas Sumatera .
.Dalam membuat tesis, penulis mendapat bantuan , dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak . Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada:
1 Ibu Prof dr Nerseri Barus,MPH, Bapak A.Rahim Lubis K GH, Bapak drs A.Jalil Amri Arma MK selaku pembimbing yang telah banyak membantu dalam penyusunan tesisi ini dengan meluangkan waktu dan pikiran dengan penuh kesabaran.
2 Bapak Prof.dr. Chairudin P.Lubis ,DTM&DSAK selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
3 Ibu Prof Dr. T.Chairun Nisa B,MSc selaku Direktur Program Magister Administrasi Dan Kebijakan Kesehatan.
4 Ibu Dr.Dra Ida Yustina, Ibu dr Ria Masniari Lubis,MSc sebagai anggota Komisi penguji.
(9)
5 Bapak Williem Simanjuntak yang telah memberikan bimbingan dalam
penyusunan tesis ini
6 Para Pimpinan Puskesmasdan seluruh staf Kabupaten Deli Serdang
7 Seluruh staf Administrasi yang telah memberikan pengajaran, bimbingan
selama penulisan tesis ini,
6 Rekan rekan Mahasiswa Studi Program Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Komunitas konsentrasi Epidemiologi yang memberikan dorongan moril.
7 Pihak pihak yang tidak dapat saya sebutkan dalam penulisan ini.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini mempunyai kekurangan
Untukitudiharapkan kritik dan saran dari yang berkepentingan untukpenyempurnaan tesis ini. Segala saran dari yang berkepentingan untuk enyempurnaan tesis ini. Segala saran dan kritik yang disampaikan untuk perbaikan tesis ini sebelumnya diucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Medan, 3 Maret 2008
(10)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : ROSLINA
Tempat/Tanggal Lahir :Tanjung Balai 5 Desember 1963 Agama : Islam
Alamat : Jalan Panglima Denai 52A Medan RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Tahun 1969-1975 : SD Prasetia Tanjung Balai
2 .Tahun 1975-1978 : SD Sisingamangaraja Tanjumg Balai 3 Tahun 1979-1982 : SMA Negri I Tanjung Balai
4 Tahun 1982-1985 : Akademi Perawat Darma Agung Medan
5. Tahun 1995-1997 : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan
6 Tahun 1998-1999 : Akta Mengajar IV Unimed Medan
7 Tahun 2004-2007 : Program Magister Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Peminatan Administrasi Kesehatan Komunitas Konsentrasi Epidemiologi Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan. RIWAYAT PEKERJAAN
1. Tahun 1986 - 1993 : Rumah Sakit PTP V Sei karang Lubuk Pakam
2 Tahun 1993 - 1996 : Rumah Sakit Haji Medan 3 Tahun 1996 - 2005 : Rumah Sakit Lubuk Pakam
4 Tahun 2006 - Sekarang : Puskesmas Bandar Khalipah Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang.
(11)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI... ii
BAB 1 PENDAHULUAN... 1
1.1 . Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Hipotesa Penelitian... 4
1.5 Manfaat Penelitian ... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 5
2.1. Pengertian Hipertensi ... 6
2.1.1. Klasifikasi ... 6
2.1.2. Berdasarkan tingkatan gejala ... 7
2.1.3. Diagnosa... 8
2.1.4. Etiologi... 9
2.1.5. Patogenesis... 10
2.2. Epidemiologi ... 11
2.2.1. Faktor determinan hipertensi ... 12
2.2.2. Faktor risiko Yang dapat diubah... 16
2.2.3. Perjalanan klinik dan komplikasi ... 24
2.2.4. Pencegahan dan penanggulangan hipertensi... 24
2.2.5. Prinsip pengobatan hipertensi ... 25
2.3. Landasan teori ... 28
(12)
BAB 3. METODE PENELITIAN... 31
3.1 . Jenis penelitian ... 31
3.2. Lokasi penelitian dan waktu penelitian... 32
3.3 Populasi dan sampel... 32
3.4 Metode pengambilan sampel... 34
3.5. Variabel dan Devenisi Operasional………. 35
3.6. Metode Pemgumpulan data………. 39
3.7. Metode analisa data………. 40
3.8 Jadwal Penelitian………. 43
BAB 4 HASIL PENELITIAN………..44
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian………..44
4.2. Hasil Analisis……….48
BAB 5 PEMBAHASAN………...58
5.1 Pembahasan hasil penelitian………..58
5.2 Keterbatasan Penelitian……….63
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN………...65
6.1 Kesimpulan………...65
6.2 Saran……….66
DAFTAR PUSTAKA
(13)
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Klasifikasi Tekanan Darah Berdasarkan Tekanan Darah Sistolik dan
Diastolic NIH Publication……… 6
Tabel 2.2 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut Jenis Kelamin……… 14
Tabel 2.3. Frekuensi Hipertensi Menurut Golongan Umur……… 15
Tabel 2.4 Katagori Indeks Massa Tubuh……….16
Tabel 3.1 Jumlah Populasi dan Sampel di Wilayah Tiga Puskesmas Kabupaten Deli Serdang………...35
Tabel 3.2 Interval Kasus terpilih di Tiga PuskesmasKabupaten Deli Serdang…...36
Tabel 3.3 Variabel, Defenisi Cperasional ,Cara dan Alat Ukur,Skala Ukur ……..38
Tabel 4.1 Variabel Keadaan Geografis Wilayah Kerja Tiga Puskesmas di Kabupaten Deli Serdang………44
Tabel 4.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jumlah Keluarga dan Jenis Kelamin Di Wilayah erja Tiga Puskesmas Kabupaten Deli Serdang…………...45
Tabel 4.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku di Wilayah Kerja Tiga Puskesmas Kabupaten Deli Serdang………..45
Tabel 4.4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Wilayah Kerja tiga Puskesmas Kabupaten Deli Serdang………..46
Tabel 4.5 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Wilayah Kerja Tiga Puskesmas Kabupaten Deli Serdang………47
Tabel 4.6 Pelayanan Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Tiga Puskesmas Kabupaten Deli Serdang………48
Tabel 4.7 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Karakteristik Umur, Suku, Jenis Kelamin dan Pendidikan, Pekerjaan………..48
Tabel 4.8. Distrobusi Proporsi Kasus dan Kontrol Berdasarkan Variabel Indevenden Kejadian Hipertensi Esensial di Wilayah Kerja Tiga Puskesmas Kabupaten Deli Serdang………51
(14)
Tabel 4.9 Distribusi Proporsi kasus dan kontrol Berdasarkan Obesitas dengan Kejadian hipertensi, ², p value, OR, Cl 95% di Wilayah Kerja
Tiga puskesmas Kabupaten Deli serdang………..52 Tabel 4.10 Distribusi Proporsi kasus dan kontrol Berdasarkan Merokok dengan Kejadian hipertensi, ², p value, OR, Cl 95% di Wilayah Kerja
Tiga puskesmas Kabupaten Deli Serdang………53 Tabel 4.11 Distribusi Proporsi kasus dan kontrol Berdasarkan Stres dengan Kejadian hipertensi, ², p value, OR, Cl 95% di Wilayah Kerja
Tiga puskesmas Kabupaten Deli Serdang………54 Tabel 4.12 Distribusi Proporsi kasus dan kontrol Berdasarkan Minum
Alkohol dengan Kejadian hipertensi, ², p value, OR, Cl 95%
di Wilayah Kerja Tiga puskesmas Kabupaten Deli Serdang………. .55 Tabel 4.13 Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Ganda Empat
Variabel Yang Berhubungan Bermakna Dengan Kejadian Hipertensi Esensial di Wilayah Kerja Tiga Puskesmas
Kabupaten Deli Serdang……….56 Tabel 4.14 Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Ganda Tiga
Variabel Yang Berhubungan Bermakna Dengan Kejadian Hipertensi Esensial di Wilayah Kerja Tiga Puskesmas
Kabupaten Deli Serdang……….57
(15)
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
2.1 Skema Perjalanan Klinik dari Hipertensi Esensial ... 26 2.2 Model Roda (The Whell Model) unyuk menggambarkan hubungan
interaktif manusia dan lingkungan (Murti,B,1995)... 33 2.3 Kerangka Konsep Penelitian... 35 3.1 Desain Kerangka konsep penelitian... 36
(16)
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman 1. kuisioner Analisa Determinan Hipertensi Esensial di Wilayah Kerja
Tiga Puskesmas Kabupaten Deli Serdang... 74
2 Body Massa Index(BMI)... 79 3 Reability Analysis Scale (ALPHA) Validity And Reability
Variabel Independen……….. 80 4 Crostabs Obesitas……… 83 5 Izin penelitian………. 89
(17)
DAFTAR SINGKATAN
BB : Berat Badan BMI : Body Masa Index OR : Odds Ratio PT : Perguruan Tinggi Sd : Standard deviasi SD : Sekolah Dasar
SLTP : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTA : Sekolah Lanjutan Tingkat Atas TB : Tinggi Badan
U : Umur
² : Chi- squere . : Alpa
(18)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan yang tercantum dalam Sistim Kesehatan Nasional (SKN) adalah terciptanya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan kesehatan masyarakat setinggi-tingginya . Agar tercapai tujuan tersebut perlu diupayakan kesehatan yng bersifat menyeluruh terpadu merata, dapat diterima, serta terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes RI,2004)
Dalam pembangunan kesehatan untuk mencapai Indonesia sehat 2010, dilakukan upaya pencegahan penyakit melalui pemliharaan kesehatan dengan cara meningkatkan kesadaran, kemampuan hidup sehat. (Depkes RI, 1999).
Peningkatan taraf hidup dan perubahan gaya hidup masyarakat menyebabkan perubahan pola penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di Negara berkembang (Bustan, M.N.1995).
Peningkatan penyakit degeneratif tidak terlepas dari perubahan gaya hidup (pola makan, merokok, olah raga) yang terjadi di masyarakat(Djaya, S.S.2003).
Terjadinya transisi epidemiologi penyakit ditandai dengan adanya perubahan pola kesakitan berupa penurunan prevalensi penyakit infeksi sedangkan penyakit non infeksi dan penyakit degeneratif seperti: hipertensi, semakin meningkat (Bustan, M. N.,1997).
(19)
The World Health Report 1997 menyatakan hipertensi merupakan masalah kesehatan yang dirasakan oleh semua Negara.(Darmojo, B.2001)
WHO melaporkan prevalensi hipertensi meningkat seiring dengan bertambahnya usia, dapat dilihat pada penderita berusia 50 tahun 10%, usia 60 tahun 20% sedangkan usia 70 tahun 30% (Kiangdo,G.1997)
Berdasarkan survei kesehatan jantung masyarakat di Kanada yang dilakukan pada tahun 1990 menemukan 50% penderita hipertensi adalah mereka yang kelebihan berat badan atau memiliki kadar kolesterol tinggi dalam darahnya (Hayens,B.2001)
World Health Organization pada tahun 1991 melaporkan prevalensi hipertensi di beberapa negara (Zaire 16%, Chili 20%,Siberia 25%,Brazilia 34%)(Darmojo,B.2001)
Hipertensi merupakan penyakit kronis, paling sering di jumpai di Amerika Serikat, National Lung Heart and Blood Institute (NHLBI) satu diantara empat orang dewasa menderita hipertensi (Sheps,S.G.2005).
Di Indonesia prevalensi penyakit hipertensi berdasarkan hasil survei kesehatan rumah tangga tahun 1995 sebesar 9,6 % sedangkan pada tahun 2001 hasil diperoleh 11 % (Djaya, S..S.2003).
Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2000 dikalangan penduduk umur 25 tahun keatas dijumpai 27% dari laki-laki dan 29% dari wanita menderita hipertensi (Soemantri, S.2001). Prevalensi hipertensi di Sumatera Selatan berdasarkan jenis kelamin pria 7,75% wanita 5,6% (Syahbudin ,1998) di Sumatera Barat prevalensi hipertensi pada pria 18,6% sedangkan wanita 17,4% ,di Jakarta
(20)
prevalensi hipertensi pada pria19,6% sedangkan pada wanita 13,7% (Susalit,dkk 1988).
Masalah utama pada hipertensi adalah bahwa lebih dari 90% dari seluruh penderita hipertensi merupakan hipertensi esensial yang tidak diketahui penyebabnya (Darmojo,B.2001)
Penyakit Hipertensi esensial penyakit yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti umur, jenis kelamin, suku, faktor genetik, obesitas, stres, merokok ,konsumsi alkohol (Sheps, S.G.2005). Berdasarkan profil kesehatan kota Medan tahun 2004, penderita hipertensi merupakan peringkat ke tiga dari sepuluh penyakit terbesar yaitu sebesar 8,4%
Penyakit hipertensi pada saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Kabupaten Deli Serdang .Berdasarkan sepuluh peringkat penyakit terbesar tahun 2005, proporsi hipertensi esensial 4,02% ( 36728) dari 1479,meningkat tahun 2006 menjadi 7,88% (36730) 2897 terjadi peningkatan kasus sebesar 95,88 %.
Berdasarkan hal tersebut perlu diadakan penelitian untuk mengetahui determinan (faktor risiko) yang mempengaruhi kejadian hipertensi esensial di Kabupaten Deli Serdang.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah masih tingginya angka kejadian hipertensi esensial di Puskesmas Deli Serdang.serta belum diketahui bagaimana keeratan hubungan variabel –variabel yang berhubungan dengan kejadian hipertensi esensial.
(21)
1.3.Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keeratan hubungan faktor determinan (obesitas, merokok, stres, alkohol) terhadap kejadian hiprtensi esensial di wilayah kerja tiga Puskesmas kabupaten Deli Serdang..
1.4.Hipotesa Penelitian
a Ada hubungan faktor determinan (obesitas, merokok, stres, konsumsi alkohol) berhubungan dengan hipertensi esensial di Wilayah kerja tiga Puskesmas Kabupaten Deli Serdang .
1.5 Manfaat Penelitian
a Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada pengambil keputusan tentang variabel yang berhubungan dengan kejadian hipertensi esensial yang melakukan pemeriksaan di wilayah kerja tiga Puskesmas Di Kabupaten Deli Serdang
b Hasil penelitian ini sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya terhadap analisis variabel yang berhubungan dengan kejadian hipertensi esensial.
(22)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian
Hipertensi adalah penyakit dengan tanda-tanda adanya gangguan tekanan darah sistolik maupun diastolik yang naik diatas tekanan darah normal (Budiyanto, 2002).
Tekanan darah sistolik (angka atas) adalah tekanan puncak yang tercapai ketika jantung berkontraksi dan memompakan darah keluar melalui arteri. Tekanan darah sistolik dicatat apabila terdengar bunyi pertama. Pada alat pengukur tekanan darah. Tekanan darah diastolik (angka bawah) diambil ketika tekanan jatuh ketitik terendah saat jantung rileks dan mengisi darah kembali. Tekanan darah diastolik dicatat apabila bunyi tidak terdengar.(Sheps, S.G.2005).
Tekanan darah adalah suatu kekuatan darah yang mengalir dalam pembuluh darah untuk beredar keseluruh tubuh membawa oksigen dan zat-zat yang dibutuhkan tubuh agar dapat hidup dan dapat bekerja melaksanakan tugasnya masing-masing (Kertohoesodo, S.1979).
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi 2 golongan, merupakan penyebab kesakitan dan kematian yang cukup banyak dalam masyarakat (Gunawan, L.2001).
1. Hipertensi esensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya atau adiopatik.
(23)
Hipertensi Esensial merupakan salah satu faktor risiko penting untuk terjadinya penyakit cerebrovaskuler dan penyakit jantung koroner. Hipertensi esensial merupakan penyebab kesakitan dan kematian yang cukup banyak dalam masyarakat. Bila dilihat persentase kasus hipertensi secara keseluruhan, maka hipertensi esensial meliputi lebih kurang 90-95% dan 5-10% lainnya adalah kasus hipertensi sekunder (Budiyanto, 2002).
Penderita hipertensi esensial sering tidak menimbulkan gejala sampai penyakitnya menjadi parah. Bahkan sepertiganya tidak menunjukkan gejala selama 10 atau 20 tahun. Penyakit hipertensi sering ditemukan sewaktu dilakukan pemeriksaan kesehatan lengkap dengan gejala-gejala sakit kepala, pandangan kabur, badan terasa lemah, palpitasi atau jantung berdebar-debar dengan cepat dan keras bisa teratur atau tidak, susah tidur.(Sidabutar, R.P.1990).
2.1.1. Klasifikasi
Berdasarkan tingginya tekanan sistolik dan diastolic the seventh committee on detection, evaluation, and treatment of high blood pressure, membagi hipertensi sebagai berikut :
Tabel 2.1. Klasifikasi tekanan darah berdasarkan tekanan sistolik dan diastilic Kategori Sistolic (mmHg) Diastolic (mmHg) Normal < 120 < 80 Pre Hipertensi 120-139 80-90 Stage I 140-159 90-99 Stage II dan III > 160 > 100
Sumber : the seventh committee on detection, evaluation, and treatment of high blood pressure, (No. 3-5233, May 2003) NIH Publication
(24)
Stage I
Tidak ada gejala objektip dari perubahan atau kelainan organ yang terlihat keluhan penderita ada fase ini tidak tergantung dari tinggi rendahnya tekanan darah.
Stage II
sekurang-kurangnya salah satu gejala dijumpai: hipertropi bilik kiri (pemeriksaan fisik, radiology, elektrokardiografi) penyempitan arteri, retina secara umum atau lokal, proteinuria dan atau sedikit kenaikan kreatinin plasma.
Stage III
Gejala telah ada sebagai akibat kerusakan target organ, yaitu jantung otak enselopati hipertensi, perdarahan otak dan batang otak atau fundus okuli perdarahan dan eksudat pada retina dan papilodema (Sheps, S.G.2005)
2.1.2 Berdasarkan tingkatan gejala-gejala klinik hipertensi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
2.1.2.1. Hipertensi benigna
Tekanan darah sitolik atau tekanan darah diastolik belum begitu meningkat sifatnya ringan dan sedang tidak tampak kelainan, yang sifatnya berbahaya seperti : otak, mata, jantung dan ginjal (Kerto Hoesdono, 1979)
2.1.2.2. Hipertensi Maligna
Hipertensi maligna tekanan darah diastolik terus menerus meningkat, sudah terdapat kelainan dan kerusakan organ, hipertensi bersifat progresif terdapat papil oedem dan kelainan penglihatan, fungsi ginjal dan fungsi jantung (Moerdowo, 1984).
(25)
Hasil survei hipertensi di Indonesia keluhan dihubungkan dengan hipertensi diantaranya: pusing, mudah marah, sukar tidur, telinga berdengung, sesak nafas, rasa berat ditengkuk, rasa mudah lelah, mata berkunang-kunang. Gejala lain akibat komplikasi hipertensi, seperti gangguan penglihatan, gangguan neurologi, gejala payah jantung dan gejala ginjal. Gangguan serebral akibat hipertensi dapat berupa kejang, atau gejala-gejala akibat perdarahan pembuluh darah otak yang berupa kelumpuhan, gangguan penglihatan, gangguan kesadaran bahkan sampai koma. (Sidabutar, R. P. 1990).
2.1.3. Diagnosa
Untuk menengakkan diagnosa hipertensi dapat diperoleh dari data anamnese penderita, pemeriksaan tekanan darah secara akurat yang dilakukan setelah cukup istirahat 5–10 menit. Pemeriksaan yang lebih teliti pada target organ untuk menilai komplikasi dan pemeriksaan laboratorium sebagai data pendukung seperti pemeriksaan gula, urine kalium dalam darah dan kreatinin pemeriksaan laboratorium ini juga diperlukan untuk mengikuti perkembangan pengobatan dan untuk menilai kemungkinan dari efek samping yang timbul (Sidabutar R. P. 1990).
Menurut Joint National Committee on Prevention, Detection Evaluation an Treatment of High Blood Pressure (1997) pengukuran tekanan darah dianjurkan dilakukan pada posisi duduk setelah beristirahat selama 5 menit dan 30 menit bebas rokok, kenaikan tekanan darah sering merupakan satu-satunya tanda klinis hipertensi
(26)
esesnsial sehingga diperlukan pengukuran tekanan darah yang akurat. .(Shep,.S.G.2005).
Tekanan darah sebesar 140/90 mmHg dinyatakan tinggi, untuk satu kali pengukuran saja belum bisa mendasari diagnosis, karena tekanan darah kita bervariasi dalam sehari sebaiknya dilakukan beberapa pengukuran dalam kondisi yang sama, hanya bila hasilnya sangat tinggi yaitu angka sistolik 210 mmHg atau lebih dan angka diastolik 120 mmHg atau lebih, maka diagnosis boleh diambil berdasarkan hanya satu kali pengukuran ( Sidabutar, R. P.1990)
Penegakan diagnosis hipertensi didasarkan hasil pengukuran sedikitnya setelah dua kali melakukan kunjungan. Tekanan darah diukur dua kali atau lebih tiap kunjungan, sehingga total pemeriksaan tekanan darah minimal empat kali, Jika angka rata-rata empat pengukuran itu menunjukkan tekanan darah sebesar 140/90 atau lebih, disimpulkan menderita Hipertensi. (Sheps, S.G. 2005).
Agar yakin bahwa hasil pengukuran yang didapat akan akurat, sebaiknya tidak merokok, makan dalam jumlah banyak, atau minum-minuman beralkohol atau kafein sebaiknya 30 menit sebelum pengukuran dilakukan faktor-faktor ini dapat menyebabkan kenaikan sementara tekanan darah. (Sidabutar, R. P. 1990).
(27)
2.1.4. Etiologi
Berdasarkan etiologi ada dua penyebab hipertensi yaitu: 2.1.4.1. Hypertensi Primer (Esensial)
Peningkatan persisten arteri yang dihasilkan oleh ketidak teraturan mekanisme kontrol homeostatic normal penyebabnya tidak diketahui disebut juga adiopatik, turut berperan sebagai penyebab hipertensi seperti, stress psikologi dan bertambahnya umur, prevalensinya dimasyarakat mencapai lebih dari 90% dari seluruh penderita hipertensi ( Sidabutar, R.P.1990)
2.1.4.2. Hypertensi non esensial (Sekunder)
Hypertensi yang disebabkan kelainan organ tubuh lain yang terbukti kaitannya, misalnya penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit pembuluh darah, dan sebagainya, yang memerlukan pemeriksaan khusus agar dapat ditentukan penyebabnya. Prevalensinya kurang dari 10% dari seluruh penderita hipertensi di masyarakat (Sidabutar, R. P. 1990).
2.1.5. Patogenesis
Pada stasdium awal sebagian besar pasien hipertensi menunjukkan curah jantung yang meningkat dan diikuti dengan kenaikan tahanan perifer yang mengakibatkan kenaikan tekanan darah yang menetap curah jantung dan tahanan perifer dan atrium kanan mempengaruhi tekanan darah. (Lund and Johansen, 1989)
Faktor lain yaitu faktor lingkungan seperti obesitas merokok stres, konsumsi alkohol, dan kurang olah raga juga berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi esensial (Susalit dkk, 2001).
(28)
Obesitas atau kelebihan berat badan akan mengakibatkan kerja jantung lebih berat dan dapat menyebabkan hipertropi jantung dalam jangka lama dan tekanan darah akan cenderung naik (Kaplan, 1983).
Zat-zat kimia seperti nikotin dan karbon yang dihisap melalui rokok masuk kedalam darah dapat merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri dan mengakibatkan proses ateroklerosis denyut jantung menigkat dan kebutuhan oksigen yang disuplai ke otot-otot jantung. Nikotin yang berasal dari rokok menaikkan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik. (Sidabutar,R.P.1990)
Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara intermitten. Stress yang berlangsung lama akan dapat mengakibatkan peninggian tekanan darah yang menetap (Susalit, dkk 2001).
Dalam keadaan stress, pembuluh darah akan menyempit sehingga menaikkan tekanan darah jika tubuh terus menerus berada dalam keadaan stres, maka tekanan darahpun akan tetap tinggi. Tekanan darah yang selalu tinggi akan memaksa jantung untuk bekerja lebih keras. Hal ini akan merusak dinding pembuluh darah (Hutapea, 1993).
Konsumsi alkohol memberi pengaruh terhadap peningkatan tekanan darah terutama pada tekanan darah sistolik, peningkatan kadar kortisol, dan peningkatan volume sel darah merah serta kekentalan darah, berperan dalam menaikkan tekanan darah (Sidabutar, R.P. 1990).
Alkohol diduga mempunyai efek pressor langsung pada pembuluh darah kerena alkohol menghambat natrium, sehingga terjadi pengikatan natrium dan
(29)
penghambatan pertukaran natrium dan kalsium selular yang akan memudahkan kontraksi sel otot. Otot pembuluh darah menjadi lebih sensitive terhadap zat-zat pressor seperti angiotensin H dan kotekolamin (Kaysen, N. G.1984).
2.2. Epidemiologi Hipertensi
Di negara maju, hipertensi merupakan masalah yang memerlukan penanganan dengan baik. Menurut National Heart, Lung and Blood Institute, terdapat kira-kira satu penderita diantara setiap empat orang dewasa. (Sheps, S.G. 2005).
Hipertensi lebih banyak menyerang kulit berwarna dari pada orang kulit putih di Amerika Serikat 15% golongan kulit putih dewasa dan 25–30% golongan kulit hitam dewasa adalah pasien hipertensi (Susalit dkk, 2000).
Prevalasi hipertensi di daerah perkotaan (Jakarta) lebih tinggi yaitu sekitar 14.2% dibandingkan daerah pedesaan 8.6% (Darmojo,B.2001)
Dari penelitian Darmojo dkk(1988), prevalensi pada daerah perkotaan Jawa Tengah lebih tinggi yaitu sebesar 9,3% di banding pada daerah pedesaan yaitu 1,8%. Susalit dkk juga melaporkan bahwa prevalensi pada daerah perkotaan di Semarang tahun 1981 sebesar 15%.(Moerdowo,R.1984)
Berdasarkan penelitian Rafizar dkk tahun 2000 di Indonesia Prevalensi hipertensi berkisar antara 8,6%-10%, dimana prevalansi hipertensi yang terendah di Lembah Baliem (Papua) sebesar 0,65%, kemudian menyusul di Kali Rejo Jawa Tengah 1,8%, di PT Arun dan Sumatarea Utara masing-masing prevalensinya sebesar 5.3% dan prevalensi tertinggi ditemukan di Silungkang Sumatera Barat sebesar 19.4% (Rafizar, dkk 2000).
(30)
2.2.1. Determinan (Faktor Risiko)Hipertensi
Faktor risiko (Determinan) Hipertensi adalah faktor-faktor yang bila semakin banyak menyertai penderita dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. determinan ini ada yang dapat dihindarkan atau diubah ada yang tidak dapat diubah (Budisetio, M. 2001).
2.2.1.1. Faktor resiko yang tidak dapat diubah
Dari penelitian epidemiologi telah membuktikan bahwa sejumlah faktor risiko hipertensi diketahui mempunyai hubungan yang erat kaitannya dengan timbulnya manifestasi penyakit. Hipertensi esensial dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: Ras, usia, riwayat keluarga, jenis kelamin, faktor risiko ini tidak dapat diubah, dan yang dapat diubah seperti obesitas, merokok, alkohol, stres faktor risiko tersebut dapat dilihat.(Budisetio, M.2001)
a. Ras atau suku bangsa
Di Amerika Serikat, kaum Negro kota mempunyai prevalansi dua kali lebih tinggi dari pada kelompok kulit putih dan lebih dari empat kali lipat morbidity rate yang diakibatkan oleh hipertensi (Bustan, M.N.2000).
Menurut American Heart Association, 30% dari semua kematian pada laki-laki berkulit hitam sedangkan pada wanita berkulit hitam 20%.(Sheps, S.G.2005)
Di Indonesia tahun 1981 prevalansi terendah terdapat di Lembah Baliem Jaya 0,65 %. (Bustan, N.M. 1995) sedangkan pada suku batak dijumpai 6.6% (Lubis, H.R. 1989)
(31)
b. Jenis kelamin
Penduduk Amerika Serikat yang berumur 18 tahun keatas menderita hipertensi esensial 34% pada pria dan 31% wanita berkulit hitam, sedangkan wanita berkulit putih 25%, pria 24 % yang mengidap hipertensi, sedangkan pada orang hispanik terdapat 23% pria dan 22% wanita, pada keturunan asia dan suku-suku dikepulauan pasifik ditemukan hanya 10% pria dan 8% wanita sedangkan diantara orang Indian Amerika kira-kira 27% pria dan wanitanya menderita hipertensi (Sheps, S.G. 2005).
Penduduk Indonesia penyebaran hipertensi menurut jenis kelamin tidaklah sama atara satu penelitian dengan penelitian lainnya. Seperti terlihat pada tabel dibawah ini: yang dikutip oleh (Azwar.A 1989) dalam epidemiologi sebagai berikut: Tabel 2.2 Klasifikasi tekanan darah berdasarkan Jenis Kelamin
No Pnelitian dan tempat Prevalensi
Laki-Laki Wanita 1
2 3 4 5 6
Syfril (1981) Silungkang Sumatera Barat 24,2 17,4 Ketut Sawitra (1981) Bali 13,67 10,23 Agus Tessy (1981) Ujung Pandang 9,05 9,75 Harmaji (1981) Pendrikan Jawa Tengah 7,5 10,9 Sugiri (1981) Blora 9,5 11,9 Naiorhu (1978) Aceh 4,25 6,25 Sumber : Azwar, A.1989
Sesuai Tabel 2.1 diatas dapat dillihat bahwa dibeberapa daerah prevalensi hipertensi lebih tinggi pada laki-laki seperti didaerah Silungkang Sumatera Barat dan Bali, tetapi di beberapa daerah lainnya prevalensi ini lebih tinggi pada wanita seperti di daerah Pendirikan Jawa Tengah, Blora Jawa Tengah, Aceh, dan Ujung Pandang
(32)
(Azwar, 1989).Hipertensi dapat timbul pada semua usia walaupun sebagian besar pasien umumnya berusia lebih dari 40 tahun. Hipertensi pada pria terjadi setelah usia 31 tahun sedangkan pada wanita terjadi setelah umur 45 tahun atau setelah masa monopause. (Purwati dkk,1997)
Penebalan pembuluh darah pada usia tua sudah mulai terjadi dan dinding pembuluh darah sudah mulai melemah dan menebal (Kiangdo, G. 1997).
Tabel 2.3 Frekuensi Hipertensi menurut golongan umur
No Golongan umur (Tahun) Prevalensi (%) 1 20 - 29 6,10 2 30 - 39 6,70 3 40 - 49 10,10 4 50 – 59 10,20 5 Diatas 60 13,00 Sumber : Azwar,A. 1989
Dari tabel diatas dapat dilihat semakin tinggi umur semakin besar terjadinya Hipertensi (Azwar, A.1989).
c. Riwayat Keluarga
Hipertensi banyak dijumpai pada penderita kembar atau monojigot, apabila salah satunya menderita hipertensi maka keduanya menderita hipertensi, dugaan ini menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran dalam terjadinya hipertensi. (Sidabutar, R.P.1990)
Hipertensi cenderung merupakan penyakit keturunan, jika seorang dari orang tua kita menderita hipertensi maka sepanjang hidup kita mempunyai 25% kemungkinan mendapatkannya, jika kedua orang tua kita menderita hipertensi maka
(33)
kemungkinan kita mendapatkan hipertensi 60%, penelitian terhadap penderita hipertensi dikalangan orang kembar dan anggota keluarga yang sama, menunjukkan bahwa pada kasus-kasus tertentu ada komponen keturunan yang berperan (Sheps, S.G.2005)
2.2.2. Faktor Resiko yang dapat di ubah a. Obesitas
Obesitas didefenisikan sebagai kelebihan berat badan sebesar 20% atau lebih dari berat badan ideal, kebanyakan masyarakat di negara berkembang beranggapan bahwa kegemukan atau obesitas berkaitan erat dengan hipertensi, jantung koroner, diabetes mellitus (kencing manis), penyakit pernapasan, bahkan dapat mengurangi usia harapan hidup (Purwati, dkk. 1997)
Obesitas adalah masa tubuh meningkat yang disebabkan oleh jaringan lemak yang jumlahnya berlebihan. Pada orang-orang kegemukan sering terdapat hipertensi, walaupun sebabnya belum jelas. Oleh sebab itu orang yang terlampau gemuk sebaiknya berusaha untuk menurunkan berat badannya dan berusaha dan lebih giat lagi menjaga agar tubuhnya jangan terlampau gemuk (Sheps,.S.G.2005)
WHO pada tahun 2002 telah merekomendasikan bahwa obesitas dapat diukur dengan Body Mass Indeks (BMI) sebagai indikator untuk mengetahui kekurangan berat badan, kelebihan berat badan atau obesitas BMI menggambarkan obesitas menyeluruh atau general obesity yang paling akurat dapat dihitung dengan mudah : BMI = BB (Kg)/TB2(m) ( Depkes,RI,2004)
(34)
Tabel 2.4 Kategori Indeks Massa Tubuh(IMT)
Indeks Massa Tubuh Kategori < 17,00 Kurus Sekali 17,0 – 18,4 Kurus 18,5- 25,0 Normal 25,0- 37,0 Gemuk
> 27,0 Gemuk sekali(Obesitas) Sumber DepKes RI 2004
Kegemukan merupakan ciri khas dari populasi hipertensi dan dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan terjadinya hipertensi dikemudian hari walaupun belum banyak dijelaskan hubungan antara obesitas dan hipertensi esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingkan penderita yang mempunyai berat badan normal (Sheps,S.G.2005)
b. Merokok
Menurut penelitian (Darmojo, B.1993) prevalensi hipertensi perokok di jakarta 30,6%, Monica dkk (1996) menemukan prevalensi hipertensi pada perokok di Jawa Tengah sebesar 22,9%.Penelitin Tekyan (2003) dilakukan di Palembang yang menyatakan bahwa orang yang mempunyai kebiasaan merokok mempunyai resiko 38,71 kali untuk hipertensi dibandingkan yang tidak perokok.( Darmojo,B.2001)
Menurut WHO (2002), individu yang terus menerus merokok cenderung meningkatkan hipertensi, hal ini disebabkan adanya konumsi kumulatif dari penggunaan tembakau. Merokok dapat meningkatkan tekanan darah, meskipun pada
(35)
beberapa penelitian didapatkan kelompok perokok dengan tekanan darah lebih rendah dibandingkan dengan kelompok yang tidak merokok (Susalit, dkk.2001)
Nikotin dalam tembakau penyebab meningkatnya tekanan darah segera setelah isapan pertama, seperti zat-zat kimia dalam asap rokok, nikotin diserap oleh pembuluh darah amat kecil didalam paru-paru dan diedarkan ke aliran darah hanya dalam hitungan detik nikotin sudah mencapai otak. Otak bereaksi terhadap nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin (adrenalin). Hormon yang kuat ini akan menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekana-tekanan yang lebih tinggi (Sheps, S.G.2005).
Setelah merokok dua batang tekanan sistolik maupun diastolik akan meningkat 10 mmhg. Walaupun terjadi kemajuan yang luar biasa dalam membatasi orang merokok, jutaan manusia masih melakukannya, Dr. Emil Bogen, Profesor Kesehatan Masyarakat University of Cincinati, dan pengarang banyak kajian ilmiah dan biokoimia sehubungan dengan tembakau, mengungkapkan pendapat bahwa sirkulasi darah bereaksi terhadap nikotin dengan penyempitan pembuluh darah diikuti dengan kenaikan tekanan darah, Dr.Logan Clending, dalam bukunya, The Human Body, tembakau mempunyai efek yang cukup besar terhadap penyempitan pembuluh darah, melalui lapisan otot akan menaikkan tekanan darah (Sheps, S.G.2005).
c. Stres atau Ketegangan Jiwa
Stres merupakan reaksi fisik dan psikis terhadap perubahan-perubahan yang dialami individu, reaksi fisik antara lain detak jantung cepat, tekanan darah naik tinggi, dan muncul penyakit psikosomatis seperti tukak lambung, maag, dan migrain.
(36)
Reaksi psikis dapat berupa sikap penarikan diri dan mekanisme pertahanan ego, orang yang mengalami stres mempnyai resiko untuk menderita hipertensi sebesar 2,5 kali dibandingkan dengan orang yang tidak stress (Supargo, dkk,1989)
Prevalensi pada masyarakat kota lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat pedesaan (Kertohoesodo, S. 1979), hal ini sesuai dengan penelitian Monica, dkk. (1993) di jakarta, mendapatkan prevalensi hipertensi didaerah perkotaan lebih tinggi yaitu 17% sedangkan dibandingkan pedesaan sebesar 6,3% (Darmojo, B. 2001)
Stress adalah yang kita rasakan saat tuntutan emosi, fisik atau lingkungan tak mudah diatasi atau melebihi daya dan kemampuan kita untuk mengatasinya. Dengan efektif stres bukanlah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar, stres adalah respon kita terhadap pengaruh-pengaruh yang datang dari luar (Sidabutar, R.P.1990).
Stress positif. Bentuk stress ini membangkitkan gairah dan perasaan memiliki kesempatan bagus, kita mendapatkan suatu keadaan dengan percaya diri. Stres negatif: stres ini terjadi jika kita merasa tidak berdaya atau dibawah tekanan terus-menerus, mungkin karena kita merasa kesulitan konsentrasi, mungkin karena tersisih dari lingkungan kita. Meskipun ada perbedaan stres positif dan negatif, secara fisiologis tubuh bereaksi sama terhadap keduanya (Sheps, S. G. 2005).
Stres bisa bersifat fisik maupun mental yang menimbulkan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan mengakibatkan jantung berdenyut lebih kuat dan cepat. Kelenjar seperti tiroid dan adrenalin juga akan bereaksi dengan meningkatnya
(37)
pengeluaran hormon dan kebutuhan otak terhadap darah akan meningkat dan mengakibatkan kenaikan tekanan darah (Leonard, M.1995)
Stres merupakan reksi fisik dan psikis terhadap perubahan-perubahan yang dialami individu, reaksi fisik antara lain detak jantung cepat, tekanan darah tinggi, dan kemunculan penyakit psikosomatis seperti tukak lambung, sakit maag, dan migraine. Reaksi psikis dapat berupa sikap penarikan diri dan mekanisme pertahanan ego (Tyrer, 1980)
Stres berhubungan dengan hipertensi dengan aktivitas saraf simpati yang beraktivitas, peningkatan saraf simpatis dengan meningkatkan tekanan darah secara intermitten (tidak menentu), apabila stres berkepanjangan dapat menyebabkan tekanan darah menetap tinggi (Sidabutar, R. P.1990)
Hormon epinefrin (adrenalin) dan kortisol yang dilepas saat stress akan menyebabkan peningkatan tekanan darah dengan menyempitkan pembuluh darah dan meningkatkan tekanan jantung. Besarnya peningkatan tekanan darah tergantung pada beratnya stres dan sejauh mana kita dapat mengatasinya. Pengaruh stres yang akut biasanya hanya sementara namun jika secara teratur menderita stres maka kenaikan tekanan darah dalam jangka lama akan menyebabkan kerusakan jantung, arteri, otak, ginjal, dan mata (Sheps, S.G. 2005).
d. Konsumsi Alkohol.
Alkohol juga dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah. Suatu penelitian yang dilakukan terhadap pemnium alkohol selama 4 tahun, didapatkan
(38)
untuk insiden hipertensi 4 kali lebih tinggi peminum alkohol berat atau > 60 gr/hari jika dibanding dengan yang bukan peminum. (Mohan, M.C 1984). Pernyataan yang sama diungkapkan oleh Beever dan Mac Gregor (1995) juga mendukung bahwa orang yang mengkonsumsi minuman beralkohol dalam jumlah besar dapat meningkatkan tekanan darah. Minuman alkohol mengandung etanol dengan kadar berbeda-beda, makin tinggi kadar etanolnya semakin keras minuman tersebut.
Minuman beralkohol dalam jumlah sedikit tidaklah menaikkan tekanan darah, ini berarti yang menjadi masalah adalah minuman-minuman beralkohol dalam jumlah berlebihan, terlalu banyak minum akan meningkatkan tekanan darah. Alkohol dalam darah merangsang pelepasan epinefrin (adrenalin) dan hormon-hormon lain yang membuat pembuluh darah menyempit atau menyebabkan penumpukan lebih banyak natrium dan air. Minuman-minuman beralkohol yang berlebihan menyebabkan kekurangan gizi yaitu penurunan kadar kalsium dan magnesium. Kadar yang rendah dari kedua jenis mineral ini ada kaitannya dengan peningkatan tekanan darah (Shep, S.G.2005).
Alkohol juga dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah. Efek terhadap tekanan darah baru nampak apabila mengkonsumsi alkohol sekitar 2-3 gelas (Karyadi, E.2002)
2.2.3. Perjalanan Klinik dan Komplikasi Dari Hipertensi
Mudah dimengerti mengapa bertambah tingginya tekanan darah seseorang dan bertambah besar kemungkinan terjadinya mordibitas atau bahkan mortalitas.
(39)
Dari pengalaman klinik terlihat perjalanan klinik penderita hipertensi esensial sebagai berikut :
Faktor herediter dan lingkungan
Prahipertensi
Hipertensi Dini
Tidak Terkomplikasi
1.Hypertensi maligna
2.Jantung : Gagal jantung, Hipertofi, Infark
3. Pembuluh darah besar: Aneurisme robeknya pembuluh darah
4. Serebral : Iskhemia, Thrombosis, Perdarahan 5. Ginjal Sclerosis, gagal ginjal
2.1 Skema perjalanan klinik dari hipertensi esensial (Kaplan, 1983)
Tekanan darah tinggi dapat menimbulkan berbagai macam komplikasi dapat timbul akibat tekanan darah yang tinggi itu seperti maligna (acceralated), enselopati, perdarahan otak hyperterofi ventrikel kiri, gagal jantung kongestip, insufiensi ginjal, robek aorta. Komplikasi yang lain adalah karena peranan hipertensi dalam terjadinya
(40)
arterosklosis seperti misalnya, Trombosis serebral, Infark miokrad, Penyakit jantung koroner (Sidabutar, R.P.1996).
Komplikasi umumnya terjadi pada hipertensi berat yaitu apabila tekanan diastolik sama atau > 130 mmhg atau kenaikan tekanan darah yang mendadak tinggi (Sidabutar, R.P.1990).
Berdasarkan luasnya kerusakan organ tubuh (komplikasi), klasifikasi hipertensi dibagi menjadi tiga tingkat (WHO, 1978), yaitu :
Tingkat I :
Tidak ada gejala yang objektif dari perubahan atau kelainan organ yang terlihat, keluhan penderita pada fase ini tidak tergantung dari tinggi rendahnya tekanan darah.
Tingkat II
Sekurang-kurangnya salah satu gelaja dibawah ini dijumpai : hipertropi bilik kiri (pemeriksaan fisik radiology, elektro kardiorafi), penyempitan arteri retina secara umum atau lokal, protenuria dan atau sedikit kenaikan kreatinin plasma.
Tingkat III
Gejala sudah ada sebagai akibat kerusakan target organ, yaitu (jantung otak enselopati hipertensi, perdarahan otak dan batang otak, fundus okuli perdarahan dan eksudat pada retina dan papillodema) (Sidabutar, R.P.1996).
Umumnya komplikasi terjadi pada hipertensi berat yaitu apabila tekanan diastolik sama atau >130 mmhg atau kenaikan tekanan darah mendadak tinggi. Alat
(41)
tubuh yang sering terserang akibat hipertensi adalah mata, ginjal, jantung, dan otak. Mata berupa pendarahan retina, gangguan penglihatan sampai dengan kebutaan. Untuk hipertensi ringan dan sedang, komplikasi jantung koroner lebih banyak ditemukan dibandingkan komplikasi lain yang timbul akibat hipertensi berat. (Sidabutar, R.P.1996).
Dibeberapa negara mempunyai pola komplikasi yang berbeda-beda. Di jepang gangguan serebrovaskuler lebih mencolok dibandingkan di Amerika dan di Eropa Komplikasi jantung lebih banyak ditemukan, di Indonesia belum ada terdapat data mengenai hal ini, akan tetapi komplikasi serebrovaskuler dan komplikasi jantung sering ditemukan pada hipertensi ringan dan sedang, penurunan tekanan darah dilakukan secara bertahap, sedangkan pada hipertensi maligna dan krisis hipertensi, pengobatan ditujukan untuk menurunkan tekanan darah secara cepat, dengan hitungan waktu dalam jam atau bahkan dalam menit, hal ini sangat penting, karena peningkatan tekanan darah dengan cepat akan mempermudah terjadinya komplikasi. Perbedaan antara keduanya kadang-kadang tidak jelas sehingga pengelolaan secara profesional sangat diperlukan (Sheps, S.G.2005).
2.2.4. Pencegahan dan Penanggulangan Hipertensi
Dengan mengurangi tekanan darah tinggi dibawah 140/90 mmhg merupakan pencegahan relatif lebih mudah dari pengobatan, pencegahan terhadap hipertensi dikategorikan 4 tingkatan :
(42)
a. Pencegahan Primordial :
Pencegahan primordial : Usaha pencegahan predisposisi terhadap hipertensi, belum terlihat adanya faktor yang menjadi resiko hipertensi, contoh adanya peraturan pemerintah membuat peringatan pada rokok, dengan melakukan senam kesegaran jasmani untuk menghindari terjadinya hipertensi (Bustam, M..N.1997)
b. Pencegahan Primer
Yang dimaksud pencegahan primer adalah upaya pencegahan sebelum seorang penderita terserang hipertensi, dilakukan pencegahan melalui pendekatan, seperti penyuluhan mengenai faktor-faktor resiko hipertensi serta kiat agar terhindar dari hipertensi dengan cara menghindari merokok, konsumsi alkohol, obesitas, stress (Tara, E.1999)
c. Pencegahan Sekunder
Upaya pencegahan hipertensi ditujukan kepada penderita hipertensi yang sudah terserang agar tidak menjadi lebih berat. Tujuan pencegahan sekunder ini ditekankan kepada pengobatan penderita hipertensi mencegah penyakit hipertensi kronis (Tara, E.1999)
d. Pencegahan Tersier
Pencegahan terjadinya komplikasi yang berat dan menimbulkan kematian, contoh melakukan rehabilitasi. Pencegahan tertier ini tidak hanya mengobati juga mencakup upaya timbulnya komplikasi kardiovaskuler seperti infark jantung, stroke dan lain-lain, terapi diupayakan dalam merestorasi jaringan yang sudah mengalami
(43)
kelainan atau sel yang sudah rusak akibat hipertensi, agar penderita kembali hidup dengan kualitas normal (Sidabutar, R.P.1996).
2.2.6. Penanggulangan hipertensi dibagi menjadi dua yaitu : a. Penatalaksanaan non farmakologis
Kadang-kadang dapat mengendalikan dengan tetap mengamati, bila pada akhir periode pengamanan tekanan darah tetap atau lebih tinggi tindakan penatalaksanaan farmakologis dapat ditambahkan, bila tekanan darah menurun, tetap dapat di teruskan (Budisetio. M.2001).
b. Penatalaksanaan Secara Farmakologis
Penatalaksanaan keputusan ini untuk mulai memberikan obat anti hipertensi berdasarkan beberapa faktor seperti derajat peniggian tekanan darah, terdapatnya kerusakan organ target, manifestasi klinis penyakit kardiovaskuler, obat-obat anti hipertensi yang sudah terbukti kegunaannya bagi penderita. Tersedianya golongan obat mampu memanipulasi tekana darah, baik yang bekerja secara sistematik maupun perifer (Sidabutar, R.P.1996).
2.2.6 Berdasarkan Pengobatan Hipertensi Sebaiknya disertai Beberapa Prinsip Yaitu :
a. Pengobatan hipertensi sekunder lebih mendahulukan pengobatan kausal, pengobatan hipertensi esensial bertujuan untuk menurunkan tekanan darah
(44)
dengan harapan dapat memperpanjang umur dan mengurangi timbulnya komplikasi.
b. Upaya menurunkan tekanan darah dapat dicapai dengan menggunakan anti hipertensi dengan pengobatan jangka panjang bahkan seumur hidup.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan obat hipertensi : 1. Harga obat relatif murah dan terjangkau oleh penderita 2. Mempunyai efektifitas yang tinggi
3. Tidak menimbulkan intoleransi
4. Mempunyai toksisitas dan efek samping yang ringan atau minimal 5. Memungkinkan pengobatan obat secara oral
6. memungkinkan penggunaan obat jangka panjang
Penatalaksanaan non farmakologis yaitu tindakan-tindakan mengurangi faktor resiko yang telah diketahui akan menyebabkan atau menimbulkan komplikasi seperti menurunkan berat badan, menghentikan kebiasaan merokok, alkohol, dan megurangi asam garam, kalsium dan magnesium, sayuran serta olah raga dinamik, seperti lari, berenang, bersepeda, salah satu anjuran yang umumnya sulit dilakukan, anjuran hidup tanpa stres terutama dalam kondisi kehidupan (Sidabutar,R.P.1996). Untuk pencegahan Puskesmas dapat berfungsi sebagai :
Peranan Puskesmas
Puskesmas adalah sebagai ujung tombak sistem pelayanan kesehatan di negara kita, melakukan upaya penanganan pertama pada penderita hipertensi. Peranan khusus Pelayanan Kesehatan
(45)
Pertama :
Salah satunya yang berhubungan erat dengan masyarakat adalah :
melakukan kesehatan pencegahan, memberikan penyuluhan pada masyarakat dan bahaya hipertensi yang tidak terkendali dengan baik.
Kedua :
Secara tidak langsung berkaitan dengan tugas dalam menjaga kesehatan, yaitu dalam mencegah penyakit yang dapat menimbulkan hipertensi esensial.
Ketiga :
Dengan memahami komplikasi jangka panjang dari hipertensi dan komplikasi akibat tingginya tekanan darah, petugas kesehatan seyogianya dapat menghindarkan terjadinya komplikasi dalam tugas sehari-hari(Sidabutar,R.P.1996)
(46)
2.3. Landasan Teori
Pendekatan tentang timbulnya penyakit digambarkan dengan menggunakan model roda (The Whell Theory) yang menjelaskan bahwa timbulnya penyakit disebabkan oleh adanya pengaruh faktor pejamu (Host)dan lingkungan (Environment) yang digambarkan sebagai roda pedati. Roda terdiri dari sumbu yaitu Host yang diperankan oleh faktor genetik sebagai intinya dan lingkungan (Environment) sebagai faktor yang mempengaruhi Host, sehingga akan timbul penyakit secara individu maupun keseluruhan populasi yang mengalami perubahan tersebut ( Murti,B.1995)
Biological Environmen
Sosial Environmen - Obesitas
- Merokok - Stres
- Konsumsi Alkohol
Host (Man)
Genetic Care
Physical Environmen
Gambar 1.1.Model roda (The Whell Model) untuk menggambarkan hubungan interaktif manusia dan lingkungan ( Murti ,B. 1995)
(47)
Kasus Hipertensi Esensial ada beberapa faktor yang mempengaruhinya yang dapat meningkatkan kesakitan dan kematian yang dapat dikelompokkan berdasarkan model roda diatas yaitu :
a. Host (Pejamu)
Host (Pejamu) adalah manusia b. Biologi
Biologi adalah yang ada dalam tubuh manusia c. Environmen (.Lingkungan)
Faktor diluar penderita yang akan mempengaruhi keberadaan host yang terdiri dari lingkungan biologis, fisik, dan sosial .Dalam penelitian ini yang berperan sebagai faktor lingkungan meliputi Hipertensi esensial, obesitas, merokok, stres, konsumsi alkohol.
(48)
2.4. Kerangka konsep penelitian
Obesitas
Konsumsi Alkohol Stres Merokok
Hipertensi Esensial
Keterangan
: Variabel yang diteliti
(49)
Bab 3
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah studi analitik dengan jenis penelitian studi kasus kontrol (case control study), dengan memilih kasus (yang menderita hipertensi esensial) dan kontrol (yang tidak menderita hipertensi). Paparan yang dialami penderita hipertensi (subjek) pada waktu lampau (retrospektip) diukur dengan melakukan wawancara langsung.
Desain penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian dalam penelitian ini desain penelitian terdiri dari variabel independen yaitu : faktor eksternal (obesitas, merokok, konsumsi alkohol, stres) dan sebagai variabel dependen adalah penderita hipertensi esensial dan tidak menderita hipertensi ,desai penelitian seperti dibawah ini :
Kasus
Hipertensi esensial
Obesitas Merokok Stres
Konsumsi Alkohol Kontrol
(50)
(51)
3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi ini berdasarkan laporan penyakit yang disampaikan Puskesmas dan berdasarkan profil kesehatan, penyakit ini menduduki urutan ke lima dari sepuluh penyakit utama di Kabupaten Deli Serdang. Berdasarkan pada kepentingan penelitian di Kabupaten Deli Serdang belum pernah dilakukan penelitian untuk menyusun program pencegahan Hipertensi Esensial melaui faktor risiko.
3.2.2 Waktu
Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari 2007 sampai dengan Juni 2007. 3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita yang Berkunjung memeriksakan penyakitnya ke Puskesmas Deli Serdang bulan Januari 2007 sampai dengan bulan Juni 2007 sebagaimana terdaftar di nomor register pengobatan. 3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah penderita yang berkunjung di Puskesmas Lubuk Pakam, Puskesmas Tanjung Morawa dan Puskesmas Bandar Khalipah, hal ini dipilih menjadi penelitian disebabkan Rekam Mediknya baik sehingga mudah untuk mengambil data untuk penelitian.
a. Kasus
(52)
darah ≥ 140/90 mmHg di Puskesmas Lubuk Pakam, Puskesmas Tanjung Morawa, dan Puskesmas Bandar Khalipah
b. Kontrol
Kontrol adalah penderita yang bukan penderita hipertensi yang melakukan pemeriksaan di Puskesmas Lubuk Pakam, Puskesmas Tanjung Morawa,
Puskesmas Bandar Khalipah, mempunyai karakteristik yang sama dengan kasus yaitu : umur, jenis kelamin , riwayat keluarga tidak hipertensi, suku, pendidikan dan pekerjaan .
3.3.3 Besar Sampel
Odds ratio dari beberapa variabel yang mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian hipertensi esensial dengan penelitian terdahulu dan jumlah sampel) Pada Penelitian Miswar 1984
1. Obesitas OR=4,49 jumlah sampel=37 orang
2 Riwayat Keluarga OR =4,48 Jumlah sampel = 38 orang 3 Stres OR= 3,6 jumlah sampel = 48 orang
4. Konsumsi Merokok OR = 2.25 jumlah sampel = 29 orang
Perhitungan besar sample dipakai rumus : Lwanga and Lemeshow (1997), yaitu: P1=
( )
) 1 ( )
( 2 2
2 P P OR P OR − +
P1=
( )
)
3
,
0
1
(
3
,
0
)
25
,
2
(
3
,
0
25
,
2
−
(53)
2 2 1 ]} *) 1 ( * ) * 1 ( * [ )] * 1 ( * 2 [ {
*)
*
(
2 2 2 1 1 1 2 2 2 / 1P
P
n
z P P Z P P P P−
=
−α − + −β − + −Dengan menggunakan ketentuan proporsi keterpaparan faktor penderita tidak hipertensi esensial sebesar 30%, perkiraan Odds Ratio untuk Hipertensi Esensial dari hasil penelitian Miswar, dari OR terkecil pada merokok = 2,25 tingkat kemaknaan 95 % α = 0,05 dan power: 80%.
n=
{
(
)
}
(
)
23 , 0 9 , 2 7 , 0 3 , 0 5385 , 0 4615 , 0 842 , 0 7 , 0 3 , 0 25 , 2 960 , 1 − +
+ x x
x x
= n= 93,98=94 digunakan 100 Orang + 10 % = 110 orang untuk menghindari bias semakin kecil. 3.4 Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan Data ditetapkan secara purposive yaitu 3 Puskesmas yang ada di Kabupaten Deli Serdang, yaitu ; Puskesmas Lubuk Pakam, Puskesmas Tanjung Morawa, dan Puskesmas Bandar Khalipah. Besar sampel pada setiap sampel dihitung secara proporsional dengan rumus :
nx = NX
N n
N = besar total populasi
nx = besar sampel untuk setiap stratum NX= besar populasi (kasus di stratum X) n = besar sampel keseluruhan (220 orang)
maka sampel adalah untuk kasus 110 orang dan kontrol 110 orang.
(54)
Tabel 3.1 Jumlah Populasi (kasus) dan sampel di Wilayah kerja Tiga Puskesmas Kabupaten Deli Serdang yang akan diteliti tahun 2006
No Puskesmas Jumlah Populasi Jumlah sampel
1 Puskesmas Lubuk Pakam 332 43
2 Puskesmas Tanjung Morawa 248 30
3 Puskesmas Bandar Khalipah 289 37
Jumlah 869 110
3.4.1.Pemiliham Sampel Kasus dan control
3.4.3 Uji Validitas dan Realibilitas
Tabel 3.3.Hasil Uji Validitas dan Realibilitas fariabel independen dan Dependen
V.Independen Item Pertanyaan r-Hitung Status Alpha crombach Status
Obesitas 1 0,9333 Valid 0,9910 Realibel 2 0,9353 Valid 0,9910 Realibel 3 0,9413 Valid 0,9912 Realibel 4 0,9036 Valid 0,9911 Realibel Merokok 1 0,9856 Valid 0,9915 Realibel 2 0,9773 Valid 0,9917 Realibel 3 0,7976 Valid 0,9919 Realibel 4 0,8765 Valid 0,9932 Realibel 5 0,8449 Valid 0,9974 Realibel Stres 1 0,8754 Valid 0,9921 Realibel 2 0,8856 Valid 0,9920 Realibel 3 0,9432 Valid 0,9918 Realibel 4 0,9023 Valid 0,9916 Realibel 5 0,9205 Valid 0,9926 Realibel 6 0,9346 Valid 0,9972 Realibel 7 0,8038 Valid 0,9914 Realibel 8 0,8976 Valid 0,9916 Realibel 9 0,9456 Valid 0,9919 Realibel 10 0,9074 Valid 0,9921 Realibel 11 0,8759 Valid 0,9934 Realibel 12 0,8759 Valid 0,9922 Realibel Minum Alkohol 1 0,9566 Valid 0,9926 Realibel 2 0,8045 Valid 0,9917 Realibel 3 0,8674 Valid 0,9935 Realibel 4 0,8975 Valid 0,9922 Realibel
(55)
5 0,8957 Valid 0,9920 Realibel 6 0,8563 Valid 0,9918 Realibel 7 0,8256 Valid 0,9915 Realibel V.Dependen Tekanan Darah 1 0,8754 Valid 0,9922 Realibel 2 0,8854 Valid 0,9917 Realibel 3 0,9433 Valid 0,9935 Realibel 4 0,9022 Valid 0,9932 Realibel 5 0,9205 Valid 0,9920 Realibel 6 0,9342 Valid 0,9918 Realibel 7 0,8033 Valid 0,9915 Realibel
Uji Validitas terhadap butir butir pertanyaan apabila r tabel lebih besar 0,329, Dan dikatakan realibel apabila alpha >0,06. Dari hasil pengamatan semua nilai r dari masing-masing instrumen mempunyai nilai r hitung lebih besar dari r tabel (0,329) sehingga instrumen pertanyaan dikatakan valid, dan Koefisien Alpha Cronbach dari semua variabel > 0,6 sehingga pertanyaan semua item Realibel.
(56)
Kasus dan Kontrol
a. Kasus : Pemilihan sampel dilakukan secara sistimatik random sampling yaitu daftar nama kasus diberi penomoran seluruh penderita hipertensi dimasukkan angka hasil yang diperoleh merupakan intrval untuk menetapkan sampel yang terpilih setiap kelipatan interval dapat dilihat pada tabel 3,2 dibawah ini: Tabel 3.2. Interval Kasus terpilih di tiga Puskesmas Deli Serdang yang diteliti
tahun 2007
No Puskesmas Kelipatan
1 Lubuk Pakam 7
2 Puskesmas Bandar Khalipah 8
3 Puskesmas Tanjung Morawa 8
b. Kontrol : Cara penentuan kontrol adalah dipilah kelompok hipertensi yang sudah terpilih sebagai sampel, kelompok tidak hipertensi., setiap sampel dipilih persamaannya, dengan karakteristik yang sama yaitu: pendidikan dan pekerjaan.umur, jenis kelamin, dan dilakukan matching,
3.4.2.Tehnik Pengumpul data
Untuk mendapatkan informasi dari subjek penelitian dilakukan wawancara langsung terhadap kasus maupun kontrol dengan menggunakan kuisioner. 3.4.3. Alat/Instrumen Pengumpul Data
(57)
a Untuk pengumpulan data primer digunakan instrumen penelitian berupa kuisioner yang sebelumnya terlebih dahulu diuji cobakan kepada penderita hipertensi esensial di Wilayah kerja tiga Puskesmas atau bukan penderita hipertensi esensial di wilayah kerja tiga Puskesmas (L.Pakam, Puskesmas Bandar Khalipah, Puskesmas Tanjung Morawa) dengan karakteristik kurang lebih mirip dengan populasi di lokasi penelitian dan selanjutnya direvisi dengan temu uji coba.
b.Pengumpulan data sekunder berdasarkan catatan medik di Wilayah tiga Puskesmas Deli Serdang.
3.5.Defenisi Operasional
Hipertensi Esensial: adalah diagnosa penyakit penderiata, yang didiagnosis oleh dokter sebagai hipertensi esensial,dengan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg tanpa disertai penyakit lain , skala pengukuran nominal hipertensi esensial dan tidak hipertensi esensial ( tekanan darah ≤ 140/90 mmHg) Obesitas : adalah individu yang mempunyai kelebihan berat badan dengan BMI≥27
dan tidak Obesitas dengan BMI ≤ 27 dengan ketentuan WHO 2002 skala pengukuran nominal Obesitas dan tidak obesitas.
Merokok: Kebiasaan untuk mengkonsumsi rokok untuk setiap hari maupun sesaat, Atau sudah pernah merokok Skala pengukuran nominal ya dan tidak. Stres : Semua keadaan perubahan fisik , mental, maupun sosial, individu akibat adanya stresor psikososial sehingga perlu penyesuaian baru ,ditanyakan
(58)
dengan seperangkat pertanyaan dan diberi nilai /skor lihat lanpiran NO: 2 Dikatakan stres apabila skor ≥ 13
Tidak stres skor ≤ 13
Minum Alkohol: Pernah tidaknya mengkonsumsi minuman yang mengandung alkohol pengukuran dengan skala nominal ya, bila pernah mengkonsumsi alkohol tidak, bila tidak pernah mengkonsumsi alkohol.
(59)
Variabel dan Defenisi Operasional
Tabel
Variabel,Defenisi operasional, Cara dan Alat Ukur, Hasil Ukur, Skala Ukur Variabel Definisi Operasional Cara dan Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Dependen
Hipertensi Penderita hipertensi yang mempunyai tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan diastolic ≥90 mmHg.
Catatan status dengan diagnosa hipertensi di tiga wilayah Puskesmas Hipertensi T/D ≥140/90mHg Tidak hipertensi≤ 140/90 Nominal Independen Gemuk sekali Stress Merokok Minum Alkohol
Individu yang mempunyai kelebihan berat badan dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) ≥ 27,0
Tingkat stres diukur dengan cara memberikan nilai pada masing-masing pertanyaan jawaban dimulai 0.1,2,3. .untuk menentukan tingkat stres ditetapkan berdasarkan nilai = N+1
2 di katagorikan : 1 stres jika skor ≥ 13 2 tidak stres skor ≤ 13
:Riwayat pernah atau tidaknya penderita hipertensi merokok
Riwayat pernah atau tidaknya penderita hipertensi merokok
Wawancara langsung (kuisioner) Wawancara langsung (kuisioner) Wawancara langsung (kuisioner) Wawancara langsung (kuisioner) Obesitas Tidak Obesitas Stress Tidak stress Merokok Tida merokok Minum alkohol Tidak minum alkohol Nominal Nominal Nominal Nominal
(60)
3.6 .Metode Pngumpulan Data
Sebelum data dikumpulkan dari penderita hipertensi esensial dan penderita tidak hipertensi esensial terlebih dahulu kuisioner diuji validitasnya dengan melakukan uji realibilitas pada pertanyaan yang diajukan.
Pengumpulan data dilakukan untuk jenis data :
1. Data Primer : Dikumpulkan melalui wawancara langsung kepada responden dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuisioner. Data primer yang dikumpulkan adalah semua data yang termasuk variabel independen dan variabel dependen.wawancara dilakukan dengan melakukan kunjungan kerumah responden pada saat penelitian. Responden adalah penderita hipertensi esensial dan bukan hipertensi esensial yang sudah terpilih menjadi sampel.
2. Data Skunder Yaitu data yang diperoleh dari catatan kartu status diagnosa pasien hipertensi esensial dan penderita yang menderita penyakit dan tidak terindikasi hipertensi atau pencatatan dilaksanakan dengan cara wawancara langsung, dan mengisi kuisioner kepada masing-masing penderita baik yang hipertensi esensial ataupun yang tidak menderita hipertensi di bantu oleh petugas poliklinik .
3. Pengolahan Data
Dilakukan pengolahan data menurut tahapan: a. Editing (Pemeriksaan data)
Data diperiksa kelengkapan dan ketetapan kejelasan pengisian kuisioner. Apabila ada isian yang kurang jelas atau kurang lengkap, maka akan
(61)
dilengkapi dengan wawancara ulang sampai pengisian kuisioner jelas dan lengkap.
b Coding (Pemberian Kode)
Data yang terkumpul dikoreksi kelengkapannya diberi kode secara manual sebelum dientry dengan komputer.
c Entry (Pemasukan Data ke komputer)
Data semuanya diperiksa dan dimasukkan ke dalam program komputer SPSS Versi 11 untuk diolah.
d Cleaning Data Entry
Pemeriksaan kembali semua data untuk menghindari kesalahan dalam memasukkan data yang memberi hasil akhir yang tepat.
3.7 Metode analaisa data
Hasil data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dan diperiksa dengan menghitung Odds Ratio (OR) serta diuji kemaknaannya.
3.7.1. Analisa Univariat
Analisa univariat ini digunakan untuk mendapatkan gambaran distribusi frekuensi atau besarnya proporsi menurut berbagai variabel yang diteliti, baik variabel bebas (Obesitas, merokok, stres, minum alkohol ) maupun variabel terikat (hipertensi esensial).
3.7.2 Analisa Bivariat
Tujuannya untuk mengetahui kekuatan hubungan antara variabel independen (bebas) dengan varabel dependen (terikat) yang diuji satu persatu. Uji statistik yang
(62)
dilakukan adalah uji chi-square dengan tingkat kemaknaan 95%
(
α =0,05)
, dengan rumus sebagai berikut:X2 =
(
)
( )
∑
fo−fefe2X2 = harga chi kuadrat yang dihitung dibandingkan dengan chi kuadrat tabel Fo = frekuensi yang diselidiki
Fe = frekuensi teoritis atau yang diharapkan 3.7.3. Analisa Multivariat
Analisa multivariat ini dilakukan untuk mengetahui faktor yang paling dominan yang berhubungan dengan kejadian hipertensi esensial seluruh variabel diuji sekaligus variabel yang mempunyai kemaknaan statistik pada analisi bivariat, dengan menggunakan uji regresi logistik ganda. Sedangkan untuk melakukan analisis regresi logistik ini menggunakan rumus:
Y= BO + B1XI +………+BpXp=Bo +Y B1 XI Perkiraan probabilitas jadi kasus :
Tahapan dalam proses analisa multivariat meliputi:
a. Memasukkan variabel kandidat dalam proses analisis Multivariat Regresi Logistik dengan cara memilih variabel bebas yang memiliki nilai p ≤ 0,25.
) ... ( 1 1 2 2 3 3
1
1
i ix
b x b x b x b a
e
P
=
− + + +(63)
b. Melakukan semua analisis variabel bebas yang masih dalam pemodelan dengan cara mengeluarkan variabel bebas yang memiliki nilai p terbesar, sehingga dapat model awal dengan variabel faktor penentu yang memiliki nilai p < 0,05
c. Hasil uji multivariat yang mempunyai nilai p ≤ 0,05 merupakan nilai akhir penentu faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian penyakit hipertensi esensial di Kabupaten Deli Serdang.
3.7.4. Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan baik dari peneliti maupun dari responden. Keterbatasan penelitian meliputi:
a Pada responden kemungkinan akan terjadi bias yang meliputi recall bias (bias ingatan) karena menyangkut ingatan responden pada kejadian yang lalu. Hal lain yang berkaitan dengan responden adalah terjadi bias informasi akibat responden terlalu diintervensi dengan Pertanyaan dan intervewer, hal ini akan menyebabkan responden akan memberi jawaban yang cederung positif b Kesulitan dalam mengumpulkan data, disebabkan status tempat tinggal penderita tidak tetap.
(64)
3.8Jadwal Penelitian Kegiatan F e b u a r i M a r e t A p r i l M e i J u n i J u l i A g u s t u s S e p t e m b e r O k t o b e N o v e m b e r D e s e m b J a n u a F e b u a r i M ar et A pr i l M e i J u n i Penelusuran Kepustakaan
x x x x
Survei awal x x x x
Penyusunan proposal
x x x x x x x x x x x x
Kolokium x
Pengumpulan data
x x x x x x x x
Analisa/ Pengolahan Data
x x x
Seminar Hasil
(65)
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1.Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Keadaan geografis
Deli Serdang secara geografis terletak pada posisi 20 570 Lintang Utara 30 160 Lintang selatan dan 980 270 Bujur timur, dengan luas wilayah 2,497,72 Km2, yang terdiri dari 22 kecamatan dan 394 Desa, letaknya diatas permukaan laut 0-500 meter. Batas wilayah sebagai berikut
Sebelah Utara : Berbatas dengan Kabupaten Langkat dan Selat Sumatera Sebelah Selatan : Berbatas dengan Kabupaten Karo dan Simalungun Sebelah Barat : Berbatas dengan Kabupaten Langkat dan Karo Sebelah Timur : Berbatas dengan Kabupaten Serdang Bedagai
Kabupaten Deli Serdang memiliki 31(tiga puluh satu) puskesmas dan ada 3 (tiga) puskesmas yang rekam mediknya baik dan kejadian hipertensinya tinggi yaitu: Puskesmas Lubuk Pakam, Puskesmas Bandar Khalipah, Puskesmas Tanjung Morawa dengan keadaan geografis sebagaimana terlihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1. Keadaan Geografis Wilayah kerja Tiga Puskesmas di Kabupaten Deli Serdang tahun 2007
NO lubuk Pakam Luas Wilayah ( km²)
Jumlah Desa/ Kelurahan
Jumlah Lingkungan 1 Lubuk Pakam 31,19 13 101 2 Bandar Khalipah 5.667 11 138 3 Tanjung Morawa 131,75 26 178
Jumlah 168,67 50 417 Sumber Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang Tahun 2006
(66)
4.1.2. Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Deli Serdang menurut data Kantor Badan Statistik Kabupaten Deli Serdang tahun 2006 sebesar 1.572.768 jiwa, dengan tingkat kepadatan penduduk 630 jiwa perkilometer pergi.
Distribusi penduduk berdasarkan jumlah keliarga ,jenis kelamin,dan laju pertumbuhan penduduk di Wilayah kerja tiga Puskesmas dapat dilihat pada tabel : Tabel 4.2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jumlah Keluarga dan Jenis Kelamin di
Wilayah Kerja 3 (Tiga) Puskesmas di Kabupaten Deli Serdang tahun 2006 Penduduk
KK Laki-laki Perempuan
Jumlah Total N o Wilayah Kerja Puskesmas
N % n % N % N %
1 Lubuk Pakam 16516 18 44621 10,31 44117 11,31 88738 21,57 2 Tanjung morawa 37032 40,36 83839 19,37 82889 21,26 166728 40,54 3 Bandar Khalipah 38217 41,64 87890 20,31 68000 17,44 155890 37,89 J u m l a h 91765 100 216350 49,99 195006 50,1 411356 100
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang 2006
Jumlah penduduk di tiga wilayah kerja Pusesmas Kabupaten Deli Serdanngtahun 2006 sebanyak 411356 jiwa yang terdiri dari laki-laki (49,9%) dan perempuan (50,1%).
Tabel 4.3. Distribusi Penduduk berdasarkan Suku di Wilayah kerja tiga Puskesmas Kabupaten Deli Serdang Tahun 2006
Batak Jawa Melayu Minang
Lain
-lain Total N
o
Wilayah Kerja Puskesmas
N % n % N % n % N %
1 Lubuk Pakam 63201 15,3 41362 10,05 35163 8,5 8695 2,1 21676 5,3 1700 97
41,25
2 Tanjung morawa 19364 4,7 70778 17,2 24046 5,8 5612 1,36 17423 4,4 1372 23
33,46
3 Bandar Khalipah 30208 7,3 29914 7,27 16575 4,0 6998 1,7 20341 5 1040 36
25.29
J u m l a h 112773 27,3 142154 34,5 75784 18,3 21305 5,16 59440 14,7 4113 56
(67)
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang 2006
Berdasarkan etnik, penuduk pada wilayah tiga Puskesmas terdiri dari suku : Batak 112773 ( 27,3% ) Jawa 142154 (34,5% ) Melayu 75784 (18,3%) Minang 21305 (5,16 % ) dan lain-lain 59440(14,7%).
4.1.3.Pendidikan
.Distibusi pendidikan penduduk dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini : Tabel 4.4.Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat pendidikan di Wilayah Kerja Tiga puskesmas Kabupaten Deli Serdang tahun 2006
Tamat SD SLTP Tidak tamat
SD
SLTA Aka demi Sarjana Total N o Wilayah Kerja Puskes mas
n % n % n % N % n % N % n %
1 Lubuk Pakam
1562 3,9 1900 4,7 1510 3,8 3048 7,6 2667 6,7 771 1,9 11548 28,6
2 Tanjung morawa
2936 7,3 1769 4,4 1412 3,5 2850 7,2 1333 3,4 218 0,5 10518 26,3
3 Bandar Khalipah
3003 5,5 3785 9,5 3021 7,6 6096 15,3 1247 3,1 675 4,1 17827 45,1
J u m l a h 7501 16,8 7454 18,7 5943 14,9 11994 30,1 5247 13,2 1664 6,5 39803 100% Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang 2006
Tingkat pendidikan di wilayah puskesmas Kabupaten Deli Serdang terdiri dari:
Tidak tamat SD 7501 (16,8%) tamat SD 7454 (18,7% ) SLTP 5943 (14,5%) SLTA 11994(30,1 %) Akademi 5247 (13,2 %) dan sarjana 1664 (6,5%).
4.1.4. Mata Pencaharian
Tabel 4.5 Distibusi Penduduk berdasarkan Jenis Pekerjaan di Wilayah Kerja Tiga Puskesmas Kabupaten Deli Serdang tahun 2006.
Peg Swasta Wiraswasta PNS/Polri/TNI
Petani Lain-lain Total n
o
Wilayah Kerja Puskesmas
N % n % n % n % N % N % 1 Lubuk Pakam 1928 2,03 5819 6,13 2362 2,5 5672 5,98 4457 4,7 20238 21,34 2 Tanjung
morawa
(68)
3 Bandar Khalipah
3216 3,4 26112 27,5 2120 2.23 9027 9,5 3589 3,8 44064 46,43
J u m l a h 6754 7,13 3327 35,04 15303 16,13 23420 24,7 16073 17 94786 100%
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang 2006
Pekerjaan penduduk Pegawai swasta 3327 (35,04%), petani 23420 (24,7%) wiraswasta 23420 (16,1%) PNS /POLRI /TNI 6754 (7,13%) dan lain-lain 16073(17%),
4.1.5. Kunjungan penderita hipertensi
Tabel 4.6. Pelayanan Penderita Hipertensi di Wilayah kerja tiga puskesmas Kabupaten Deli Serdang yang diteliti sampai juni 2007
Kunjungan
NO Puskesmas Frekuensi % 2 Lubuk Pakam 2988 75 % 2 Tanjung Morawa 2157 70 % 3 Bandar Khalipah 2485 68 % Jumlah / rata-rata 7630 71 % Sumber : Dinas kesehatan Deli Serdang 2006
Kunjungan penderita hipertensi esensial di Wilayahn kerja tiga puskesmas bervariasi tetapi dengan perbedaan yang tidak terlalu jauh; kunjungan rata-rata di tiga Puskesmas 71% dari kunjungan penderita hipertensi esensial.. Cakupan pelayanan di Tiga Puskesmas Kabupaten Deli Serdang.
4.2. Hasil Analisis
Hasil penelitian ini digambarkan secara berurutan.Pertama analisis univariat meliputi distribusi frekuensi dari faktor-faktor yang diteliti .kemudian analisis bivariat untuk mengetahui bagaimana hubungan faktor-faktor yang diteliti dengan kejadian hipertensi esensial .Selanjutnya analisis multivariat untuk mengetahui
(69)
pengaruh faktor-faktor yang diteliti secara bersama-sama hubungannya dengan kejadian hipertensi esensial.
4.2.1.Analisis Univariat
Dalam penelitian dilakukan penyepadaan antara kasus dan kontrol yang dapat dilihat pada tabel 4.7
Tabel 4.7.Distribusi Proporsi responden Berdasarkan Karakteristik Umur, suku, jemis kelamin, pemdidikan, pekejaan penderita Hipertensi di Wilayah kerja Tiga Puskesmas Kabupaten Deli Serdang Tahun 2007
Kasus Kontrol NO Variabel
N Persentase (%)
N Persentase (%) 1 Suku : - Batak
- Jawa - Melayu - Minang - Tionghua
38 52 10 9 1 34,5 47,3 9,1 8,2 0,9 38 52 10 9 1 34,5 47,3 9,1 8,2 0,9 Jumlah 110 100 110 100 2 Umur - 29-33 tahun
- 39-43 tahun - 44-48 tahun - 49-53 tahun - 54-58 tahun - 59-63 tahun - 64-68 tahun - 69-72 tahun
1 2 14 32 38 14 6 3 0,90 1,83 12,73 29,09 34,55 12,73 5,45 2,72 1 2 14 32 38 14 6 3 0,90 1,83 12,73 29,09 34,55 12,73 5,45 2,72 Jumlah 110 100 110 100 3 Jenis kelamin - Laki-laki
- Perempuan
31 79 28,2 71,2 31 79 28,2 71,2 Jumlah 110 100 110 100 4 Pendidikan - Tidak tammat SD
- Tammat SD - Tammat SLTP - Tammat SLTA -Tammat Akademi - Tammat Sarjana
27 18 28 30 4 3 24,5 16,4 25,5 27,3 3,6 2,7 27 18 28 30 4 3 24,5 16,4 25,5 27,3 3,6 2,7
(1)
K O N S U M S I A L K O H O L A.1 Apakah anda pernah Mengkonsumsi
minuman beralkohol seperti bir, spiritus, permintasi sari buah dan lain-lain
1. Ya 2. Tidak A.2 Dalam satu tahun terakhir apakah
anda pernah mengkonsumsi minuman beralkohol
1.Ya 2.Tidak A.3 Dalam satu tahun terakhir Berapa
sering anda mengkonsumsi setidaknya satuminuman beralkohol
1 Kira-kira 5 hari atau lebih dalam 1 minggu 2 Kira-lira 1-4 hari dalam seminggu 3 Kira-kira 1-3 hari dalam seminggu 4 Kurang dari satu kali sebulan
A.4 Saat mengkonsumsi minuman beralkohol rata-rata berapa banyak yang anda minum dalam satu hari ?
1 Satu.Gelas teh = 25cc 2.Dua Gelasbir –350 cc A.5 Dalam 7 hari terakhir berapa banyak
minuman beralkohol yang anda minum tiap harinya bila tidak minum pada hari tertentu isikan ‘00’
1.Senin 2.Selasa 3.Rabu 4.Kamis 5.Jum’at 6.Sabtu 7.Minggu A.6 Jenis minuman beralkoholapa yang
biasanya anda minum,pilih salah satu
1.Bir 2.Anggur 3.Oplosan 4.Lainnya A.7 Sebutkan nama merk alkoholyang
sering anda minum (bisa lebih dari satu)
... ...
(2)
P E N G U K U R A N T E K A N A N DARAH
Tekanan Darah
A.1 Kode Pengukur
A.2 Kode Tensi Meter Digital
A.3.Kode Manset 1,Kecil 2.Sedang 3.Besar
A.4.Waktu pengukuran Tekanan Darah
Pengukuran
A.5.Tekanan Darah Sistolik
Pengukuran
A.6.Tekanan Darah Diastolik
Pengukuran
(3)
Kuesioner Kesehatan Jiwa (General Health Questionaire 12)
Dibawah ini ditanyakan bagaimana keadaan diri anda selama beberapa minggu belakangan ini. Jawablah setiap pertanyaan dengan memberi tanda silang di muka setiap kemungkinan jawaban yang menurut anda paling tepat menggambarkan diri anda! Untuk setiap pertanyaan hanya ada satu jawaban.
1 Anda dapat
memusatkan perhatian pada apapun yang sedang anda kerjakan?
Lebih baik dari biasanya Sama seperti biasanya Kurang dari biasanya Sangat kurang dari biasanya
2 Anda banyak kesulitan
tidur karena cemas?
Tidak sama sekali
Tidak lebih dari biasa
Agak lebih dari biasa
Sangat lebih dari biasa 3 Peranan anda rasanya
cukup berguna dalam kebanyakan hal? Lebih dari biasanya Sama seperti biasanya Kurang dari biasanya Sangat kurang 4 Rasanya anda mampu
dalam membuat keputusan-keputusan ?yang diperlukan? Lebih mampu dari biasa Sama seperti biasanya Kurang dari biasanya Sangat kurang mampu 5 Anda merasa dalam
ketegangan yang terus menerus? Tidak sama sekali Tidak lebih dari biasa Agak lebih dari biasa Sangat lebih dari biasa 6 Anda merasa tidak
mampu mengatasi kesulitan-kesulitan anda? Tidak sama sekali Tidak lebih dari biasa Agak lebih dari biasa Sangat tidak mampu
7 Anda dapat
menikmati/menyenangi kegiatan anda sehari-hari? Lebih dari biasanya Sama seperti biasanya Kurang dari biasanya Sangat kurang dari biasanya 8 Anda merasa sanggup
menghadapi persoalan anda? Lebih dari biasany Sama seperti biasanya Kurang dari biasanya Sangat kurang dari biasanya 9 Anda merasa tidak
berbahagia dan tertekan? Tidak sama sekali Tidak lebih dari biasa Agak lebih dari biasa Sangat lebih dari biasa
10 Kepercayaan hidup
tidak ada gunanya?
Tidak sama sekali Tidak lebih dari biasa Agak lebih dari biasa Sangat lebih dari biasa 11 Rasanya hidup tidak
ada gunanya?
Tidak sama sekali
Tidak lebih dari biasa
Agak lebih dari biasa
Sangat lebih dari biasa
12 Setelah
mempertimbangkan segala sesuatunya, cukup merasa senangkan anda Lebih dari biasanya Kira-kira sama saja Kurang dari biasanya Sangat kurang dari biasanya
(4)
Body Masa Index (BMI)
Sehat Berat Badan Lebih Obesitas (BBL)
BMI 19 20 21 22 23 24 26 27 28 29 30 31 32 33 Tinggi Berat Badan Dalam kg
1.40 - - 42 44 46 48 50 52 54 56 58 60 62 64 1.42 - - 43 45 47 49 53 55 57 59 61 63 65 67 1.44 - 42 44 46 48 50 54 56 58 60 62 64 66 68 1.46 - 43 45 47 49 51 55 57 59 61 63 67 69 71 1.48 42 44 46 48 50 52 56 60 62 64 66 68 70 72 1.50 43 45 47 49 51 53 58 61 63 65 67 69 71 74 1.52 44 46 48 50 52 55 60 62 64 66 70 72 73 76 1.54 45 47 49 51 54 56 61 63 67 69 71 74 77 79 1.56 46 48 50 53 55 58 64 66 68 70 72 75 78 80 1.58 47 49 52 56 59 61 65 68 71 73 76 79 82 84 1.60 48 50 54 57 60 62 66 69 72 74 77 80 83 85 1.62 49 52 55 58 61 63 67 70 73 76 78 81 84 86 1.64 50 53 56 59 62 64 69 72 75 77 80 83 85 88 1.66 51 54 57 60 63 65 71 74 76 79 84 86 89 90 1.68 53 56 58 61 64 67 72 75 78 81 85 87 91 93 1.70 54 57 60 63 66 68 74 77 80 83 86 89 92 94 1.72 55 58 61 64 67 70 76 79 82 85 88 91 95 97 1.74 57 59 63 66 69 72 78 81 84 87 90 93 96 99
1.76 58 61 64 67 70 73 79 83 86 88 92 95 98 101 1.78 59 63 65 69 72 75 81 84 88 91 94 97 100 103 1.80 60 64 67 70 73 77 83 86 90 93 96 99 104 106
(5)
(6)