30
2.2.1. Determinan Faktor RisikoHipertensi
Faktor risiko Determinan Hipertensi adalah faktor-faktor yang bila semakin banyak menyertai penderita dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. determinan ini
ada yang dapat dihindarkan atau diubah ada yang tidak dapat diubah Budisetio, M. 2001.
2.2.1.1. Faktor resiko yang tidak dapat diubah
Dari penelitian epidemiologi telah membuktikan bahwa sejumlah faktor risiko hipertensi diketahui mempunyai hubungan yang erat kaitannya dengan timbulnya
manifestasi penyakit. Hipertensi esensial dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: Ras, usia, riwayat keluarga, jenis kelamin, faktor risiko ini tidak dapat diubah, dan yang
dapat diubah seperti obesitas, merokok, alkohol, stres faktor risiko tersebut dapat dilihat.Budisetio, M.2001
a. Ras atau suku bangsa
Di Amerika Serikat, kaum Negro kota mempunyai prevalansi dua kali lebih tinggi dari pada kelompok kulit putih dan lebih dari empat kali lipat morbidity rate
yang diakibatkan oleh hipertensi Bustan, M.N.2000. Menurut
American Heart Association, 30 dari semua kematian pada laki- laki berkulit hitam sedangkan pada wanita berkulit hitam 20.Sheps, S.G.2005
Di Indonesia tahun 1981 prevalansi terendah terdapat di Lembah Baliem Jaya 0,65 . Bustan, N.M. 1995 sedangkan pada suku batak dijumpai 6.6
Lubis, H.R. 1989
Roslina : Analisa Determinan Hipertensi Esensial Di Wilayah Kerja Tiga Puskesmas Kabupaten Deli Serdang Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
31
b. Jenis kelamin
Penduduk Amerika Serikat yang berumur 18 tahun keatas menderita hipertensi esensial 34 pada pria dan 31 wanita berkulit hitam, sedangkan wanita
berkulit putih 25, pria 24 yang mengidap hipertensi, sedangkan pada orang hispanik terdapat 23 pria dan 22 wanita, pada keturunan asia dan suku-suku
dikepulauan pasifik ditemukan hanya 10 pria dan 8 wanita sedangkan diantara orang Indian Amerika kira-kira 27 pria dan wanitanya menderita hipertensi Sheps,
S.G. 2005. Penduduk Indonesia penyebaran hipertensi menurut jenis kelamin tidaklah
sama atara satu penelitian dengan penelitian lainnya. Seperti terlihat pada tabel dibawah ini: yang dikutip oleh Azwar.A 1989 dalam epidemiologi sebagai berikut:
Tabel 2.2 Klasifikasi tekanan darah berdasarkan Jenis Kelamin No Pnelitian dan tempat Prevalensi
Laki-Laki Wanita 1
2 3
4 5
6 Syfril 1981 Silungkang Sumatera Barat 24,2 17,4
Ketut Sawitra 1981 Bali 13,67 10,23 Agus Tessy 1981 Ujung Pandang 9,05 9,75
Harmaji 1981 Pendrikan Jawa Tengah 7,5 10,9 Sugiri 1981 Blora 9,5 11,9
Naiorhu 1978 Aceh 4,25 6,25
Sumber : Azwar, A.1989 Sesuai Tabel 2.1 diatas dapat dillihat bahwa dibeberapa daerah prevalensi
hipertensi lebih tinggi pada laki-laki seperti didaerah Silungkang Sumatera Barat dan Bali, tetapi di beberapa daerah lainnya prevalensi ini lebih tinggi pada wanita seperti
di daerah Pendirikan Jawa Tengah, Blora Jawa Tengah, Aceh, dan Ujung Pandang
Roslina : Analisa Determinan Hipertensi Esensial Di Wilayah Kerja Tiga Puskesmas Kabupaten Deli Serdang Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
32
Azwar, 1989.Hipertensi dapat timbul pada semua usia walaupun sebagian besar pasien umumnya berusia lebih dari 40 tahun. Hipertensi pada pria terjadi setelah usia
31 tahun sedangkan pada wanita terjadi setelah umur 45 tahun atau setelah masa monopause. Purwati dkk,1997
Penebalan pembuluh darah pada usia tua sudah mulai terjadi dan dinding pembuluh darah sudah mulai melemah dan menebal Kiangdo, G. 1997.
Tabel 2.3 Frekuensi Hipertensi menurut golongan umur No Golongan umur Tahun Prevalensi
1 20 - 29 6,10 2 30 - 39 6,70
3 40 - 49 10,10 4 50 – 59 10,20
5 Diatas 60 13,00
Sumber : Azwar,A. 1989 Dari tabel diatas dapat dilihat semakin tinggi umur semakin besar terjadinya
Hipertensi Azwar, A.1989.
c. Riwayat Keluarga