38
untuk insiden hipertensi 4 kali lebih tinggi peminum alkohol berat atau 60 grhari jika dibanding dengan yang bukan peminum. Mohan, M.C 1984. Pernyataan yang
sama diungkapkan oleh Beever dan Mac Gregor 1995 juga mendukung bahwa orang yang mengkonsumsi minuman beralkohol dalam jumlah besar dapat
meningkatkan tekanan darah. Minuman alkohol mengandung etanol dengan kadar berbeda-beda, makin tinggi kadar etanolnya semakin keras minuman tersebut.
Minuman beralkohol dalam jumlah sedikit tidaklah menaikkan tekanan darah, ini berarti yang menjadi masalah adalah minuman-minuman beralkohol dalam jumlah
berlebihan, terlalu banyak minum akan meningkatkan tekanan darah. Alkohol dalam darah merangsang pelepasan epinefrin adrenalin dan hormon-hormon lain yang
membuat pembuluh darah menyempit atau menyebabkan penumpukan lebih banyak natrium dan air. Minuman-minuman beralkohol yang berlebihan menyebabkan
kekurangan gizi yaitu penurunan kadar kalsium dan magnesium. Kadar yang rendah dari kedua jenis mineral ini ada kaitannya dengan peningkatan tekanan darah Shep,
S.G.2005. Alkohol juga dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah. Efek terhadap
tekanan darah baru nampak apabila mengkonsumsi alkohol sekitar 2-3 gelas Karyadi, E.2002
2.2.3. Perjalanan Klinik dan Komplikasi Dari Hipertensi
Mudah dimengerti mengapa bertambah tingginya tekanan darah seseorang dan bertambah besar kemungkinan terjadinya mordibitas atau bahkan mortalitas.
Roslina : Analisa Determinan Hipertensi Esensial Di Wilayah Kerja Tiga Puskesmas Kabupaten Deli Serdang Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
39
Dari pengalaman klinik terlihat perjalanan klinik penderita hipertensi esensial sebagai
berikut :
Faktor herediter dan lingkungan
Prahipertensi
Hipertensi Dini
Tidak Terkomplikasi
1.Hypertensi maligna 2.Jantung : Gagal jantung, Hipertofi, Infark
3. Pembuluh darah besar: Aneurisme robeknya pembuluh darah
4. Serebral : Iskhemia, Thrombosis, Perdarahan 5. Ginjal Sclerosis, gagal ginjal
2.1 Skema perjalanan klinik dari hipertensi esensial Kaplan, 1983 Tekanan darah tinggi dapat menimbulkan berbagai macam komplikasi dapat
timbul akibat tekanan darah yang tinggi itu seperti maligna acceralated, enselopati, perdarahan otak hyperterofi ventrikel kiri, gagal jantung kongestip, insufiensi ginjal,
robek aorta. Komplikasi yang lain adalah karena peranan hipertensi dalam terjadinya
Roslina : Analisa Determinan Hipertensi Esensial Di Wilayah Kerja Tiga Puskesmas Kabupaten Deli Serdang Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
40
arterosklosis seperti misalnya, Trombosis serebral, Infark miokrad, Penyakit jantung koroner Sidabutar, R.P.1996.
Komplikasi umumnya terjadi pada hipertensi berat yaitu apabila tekanan diastolik sama atau 130 mmhg atau kenaikan tekanan darah yang mendadak tinggi
Sidabutar, R.P.1990. Berdasarkan luasnya kerusakan organ tubuh komplikasi, klasifikasi
hipertensi dibagi menjadi tiga tingkat WHO, 1978, yaitu :
Tingkat I :
Tidak ada gejala yang objektif dari perubahan atau kelainan organ yang terlihat, keluhan penderita pada fase ini tidak tergantung dari tinggi rendahnya
tekanan darah.
Tingkat II
Sekurang-kurangnya salah satu gelaja dibawah ini dijumpai : hipertropi bilik kiri pemeriksaan fisik radiology, elektro kardiorafi, penyempitan arteri retina secara
umum atau lokal, protenuria dan atau sedikit kenaikan kreatinin plasma.
Tingkat III
Gejala sudah ada sebagai akibat kerusakan target organ, yaitu jantung otak enselopati hipertensi, perdarahan otak dan batang otak, fundus okuli perdarahan dan
eksudat pada retina dan papillodema Sidabutar, R.P.1996. Umumnya komplikasi terjadi pada hipertensi berat yaitu apabila tekanan
diastolik sama atau 130 mmhg atau kenaikan tekanan darah mendadak tinggi. Alat
Roslina : Analisa Determinan Hipertensi Esensial Di Wilayah Kerja Tiga Puskesmas Kabupaten Deli Serdang Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
41
tubuh yang sering terserang akibat hipertensi adalah mata, ginjal, jantung, dan otak. Mata berupa pendarahan retina, gangguan penglihatan sampai dengan kebutaan.
Untuk hipertensi ringan dan sedang, komplikasi jantung koroner lebih banyak ditemukan dibandingkan komplikasi lain yang timbul akibat hipertensi berat.
Sidabutar, R.P.1996. Dibeberapa negara mempunyai pola komplikasi yang berbeda-beda. Di jepang
gangguan serebrovaskuler lebih mencolok dibandingkan di Amerika dan di Eropa Komplikasi jantung lebih banyak ditemukan, di Indonesia belum ada terdapat data
mengenai hal ini, akan tetapi komplikasi serebrovaskuler dan komplikasi jantung sering ditemukan pada hipertensi ringan dan sedang, penurunan tekanan darah
dilakukan secara bertahap, sedangkan pada hipertensi maligna dan krisis hipertensi, pengobatan ditujukan untuk menurunkan tekanan darah secara cepat, dengan
hitungan waktu dalam jam atau bahkan dalam menit, hal ini sangat penting, karena peningkatan tekanan darah dengan cepat akan mempermudah terjadinya komplikasi.
Perbedaan antara keduanya kadang-kadang tidak jelas sehingga pengelolaan secara profesional sangat diperlukan Sheps, S.G.2005.
2.2.4. Pencegahan dan Penanggulangan Hipertensi