Alat dan Bahan Penelitian Prosedur Penelitian

5. Klas II Angle adalah bila cusp mesiobukal gigi molar pertama maksila jatuh di antara cusp mesiobukal molar pertama permanen mandibula dan aspek distal premolar kedua mandibula. 6. Klas III Angle adalah cusp mesiobukal gigi molar pertama permanen maksila yang oklusinya jatuh pada interdental antara aspek distal gigi molar satu permanen mandibula dan aspek mesial gigi molar kedua permanen mandibula. 7. Gigitan silang anterior adalah ketidakharmonisan relasi labiolingual antara gigi atas dan gigi bawah pada regio gigi anterior. 8. Gigitan silang posterior adalah ketidakharmonisan relasi bukolingual antara gigi atas dan gigi bawah pada gigi posterior. 9. Gigitan terbuka anterior adalah keadaan ketika gigi-gigi insisivus tidak mengalami overlap normal secara vertikal saat gigi-gigi posterior oklusi. 10. Crowding adalah bila gigi tidak memiliki tempat yang cukup untuk berada pada lengkung rahang sehingga memiliki posisi yang berjejal. 11. Bernapas melalui mulut adalah kebiasaan bernapas melalui mulut yang dibuktikan melalui mirror test. Ketika kaca mulut diletakkan di dalam rongga mulut, maka akan timbul uap air yang membuktikan adanya ekspirasi yang terjadi melalui rongga mulut. 12. Tongue thrusting adalah kebiasaan menjulurkan atau meletakkan lidah di antara gigi geligi rahang atas dan bawah yang dibuktikan dari posisi lidah saat postur mulut berada pada istirahat fisiologis dan ketika menelan. 13. Menghisap jari adalah aktivitas memasukkan jari, baik satu maupun lebih, atau memasukkan kompeng ke dalam mulut hingga kedalaman tertentu. 14. Menggigit kuku atau jari adalah kebiasaan menggigit kuku atau jari. 15. Bruxism adalah kebiasaan menggertakkan gigi geligi terutama ketika tidur.

3.6 Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan, yaitu : 1. Pinset Dentica 2. Kaca mulut Universitas Sumatera Utara 3. Kapas 4. Tisu 5. Masker 6. Sarung tangan 7. Formulir pemeriksaan maloklusi dan kebiasaan buruk 8. Senter 9. Spatula 10. Kain kasa 11. Alat tulis dan papan berjalan. Bahan yang digunakan adalah alkohol 70 dan detol.

3.7 Prosedur Penelitian

1. Peneliti memberikan surat izin penelitian dari fakultas ke sekolah-sekolah yang menjadi lokasi penelitian untuk menentukan jadwal tentang kapan baik peneliti maupun pihak sekolah bersedia meluangkan waktunya untuk dilakukan penelitian. 2. Sehari sebelum dilaksanakan penelitian, peneliti mengunjungi sekolah bersangkutan untuk memastikan kesiapan dari sekolah serta pengambilan data identitas anak sindromDown yang ada di sekolah tersebut. 3. Tiap lembaran formulir pemeriksaan diisi dengan identitas subjek penelitian yang diperoleh dari data sekunder. 4. Sesampai di lokasi, peneliti mewawancarai orang tuawalipengasuh siswa tentang pertanyaan yang mengandung informasi kebiasaan buruk yang dimiliki siswa. Sebelum wawancara, peneliti harus memastikan kebenaran identitas siswa serta membagikan lembar penjelasan dan lembar informed consent untuk ditandatangani oleh orang tuawalipengasuh. 5. Seorang peneliti melakukan pemeriksaan gigi dan mulut untuk pemeriksaan maloklusi yang dilakukan dengan mengamati gigi secara kasat mata klinis sedangkan seorang peneliti lainnya bertugas mencatat.Pemeriksaan ini dilakukan di tempat yang memiliki penerangan yang cukup dan anak duduk di atas bangku kelas yang sudah disiapkan sebelumnya oleh peneliti.Penggunaan kaca mulut Universitas Sumatera Utara dilakukan jika diperlukan retraksi lidah, bibir, dan pipi serta senter jika dibutuhkan tambahan cahaya untuk memperjelas objek yang diamati. 6. Kebiasaan buruk juga diamati secara klinis kecuali kebiasaan menggigit kuku atau jaridan menghisap jari. 7. Selanjutnya, dilakukan pencatatan pada formulir pemeriksaan atas hasil pengamatan yang diperoleh. 8. Alat yang sudah digunakan kemudian disterilkan. Alat selalu disterilkan dengan alkohol 70 dan sarung tangan selalu diganti setiap pergantian subjek yang diteliti. 9. Formulir pemeriksaan yang telah diisi selanjutnya dikumpulkan untuk kemudian diolah dan dianalisa oleh peneliti utama.

3.8 Pengolahan dan Analisis Data