Fasilitas Belajar LANDASAN TEORI

32 c. Beradaptasi di tempat bertugas pada seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya. d. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain. Berdasarkan penjelasan di atas, indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat kesiapan untuk menjadi guru dalam penelitian ini adalah: 1. Kondisi fisik: meliputi ketahanan fisik dan penampilan fisik. 2. Kondisi Psikis: meliputi sikap afektif dan kondisi emosional. Arikunto, 1990:302 3. Kemampuan khusus kompetensi: meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, da kompetensi sosial. Hamalik, 2009:35

2.5 Fasilitas Belajar

Fasilitas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai sarana untuk melancarkan pelaksanaan fungsi, dan untuk memberikan kemudahan. Wahyuningrum dalam Amirin, dkk. 2011:76 mendefinisikan fasilitas sebagai segala sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan suatu usaha. Selanjutnya Amirin, dkk. 2011:76 mengungkapkan bahwa fasilitas merupakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam melakukan atau memperlancar suatu kegiatan. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa fasilitas belajar adalah himpunan kelengkapan yang berfungsi memperlancar dan memberi kemudahan dalam proses belajar. 33 Keberadaan fasilitas belajar sangatlah penting dalam proses pembelajaran. Slameto 2010:76 menyebutkan bahwa untuk dapat belajar yang efektif diperlukan lingkungan fisik yang baik dan teratur, misalnya: 1. Ruang belajar harus bersih, tak ada bau-bauan yang mengganggu konsentrasi pikiran. 2. Ruangan cukup terang, tidak gelap yang dapat mengganggu mata. 3. Cukup sarana yang diperlukan untuk belajar, misalnya alat pelajaran, buku- buku, dan sebagainya. Fasilitas dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Wahyuningrum dalam Amirin, dkk. 2011:76 membedakan fasilitas menjadi dua bagian yaitu fasilitas fisik dan fasilitas uang. Fasilitas fisik adalah segala sesuatu yang berupa benda atau yang dapat dibendakan, yang mempunyai peran dapat memudahkan dan melancarkan suatu usaha. Sementara fasilitas uang adalah segala sesuatu yang dapat memberi kemudahan suatu kegiatan sebagai akibat dari nilai uang. Fasilitas belajar juga dapat dilihat dari tempat dimana aktivitas belajar tersebut dilakukan. Berdasarkan hal tersebut, fasilitas belajar dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu fasilitas belajar yang disediakan oleh sekolah atau kampus dan fasilitas belajar yang di rumah atau yang dimiliki masing-masing individu. Dua jenis fasilitas tersebut sangat berperan dalam kelancaran belajar seseorang. Namun dalam penelitian ini difokuskan terhadap fasilitas belajar di rumah atau yang dimiliki masing-masing individu. Slameto 2010:63 mengungkapkan bahwa anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar 34 seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis-menulis, buku-buku, dan lain-lain. Fasilitas belajar tersebut hanya dapat terpenuhi bila keluarga mempunyai cukup uang. Gie dalam Ningtyas 2013:32 menyebutkan macam-macam fasilitas belajar yang diperlukan oleh siswa yang dapat membantu kegiatan belajar di rumah, antara lain: 1. Ruang atau tempat belajar Salah satu syarat untuk dapat belajar dengan sebaik-baiknya adalah tersedianya ruang atau tempat belajar, inilah yang digunakan oleh mahasiswa untuk melakukan kegiatan belajar. Dengan ruang atau tempat belajar yang memadai dan nyaman untuk belajar maka mahasiswa akan memperoleh hasil belajar yang baik. Tempat belajar yang bauk harus memperhatikan dua aspek penting, antara lain: a. Penerangan yang cukup Syarat untuk tempat belajar yang baik adalah penerangan cahaya yang cukup. Penerangan yang terbaik ialah yang diberikan oleh cahaya matahari karena warnanya putih dan sangat intensif. Penerangan dari cahaya lampu dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu penerangan tidak langsung, penerangan langsung, penerangan setengah tak langsung, dan penerangan setengah langsung. 35 b. Peredaran hawa udara ventilasi Peredaran hawa udara dalam ruang belajar hendaknya diusahakan lancar. Caranya ialah dengan membuka pintu dan jendela sehingga memungkinkan keluar masuknya udara segar. 2. Buku-buku pegangan Buku pegangan harus lengkap sebagai penunjang kegiatan belajar. Memiliki buku sendiri akan lebih leluasa waktunya dalam membaca buku. Dalam kegiatan belajar seseorang perlu memiliki buku yang dapat menunjang dalam proses belajar. Buku yang dimiliki mahasiswa dapat dibedakan menjadi buku pelajaran wajib dan buku tambahan. Buku pelajaran wajib adalah buku pelajaran yang sesuai dengan bidang studi yang sedang dipelajari oleh mahasiswa yang bersangkutan. Sedangkan buku tambahan merupakan buku penunjang selain buku pelajaran wajib yang dapat menunjang prestasi belajar. 3. Kelengkapan peralatan belajar Kelengkapan peralatan belajar juga penting untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Belajar tidak dapat dilakukan dengan efisien tanpa adanya peralatan yang lengkap. Semakin lengkap perlatan belajar, semakin lancar pula proses belajarnya. Berdasarkan penjelasan di atas, indikator yang digunakan untuk mengukur fasilitas belajar dalam penelitian ini adalah: 1. Ketersediaan tempat belajar yang representatif 2. Ketersediaan sumber belajar yang representatif 3. Ketersediaan peralatan belajar 36 Gie dalam Ningtyas, 2013:32

2.6 Persepsi Profesi Guru

Dokumen yang terkait

PENGARUH PERSEPSI PADA PROFESI GURU, PERAN GURU PAMONG, DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA TERHADAP KESIAPAN MENJADI GURU PADA PRODI PENDIDIKAN EKONOMI ANGKATAN 2012 FAKULTAS EKONOMI UNIMED.

0 5 33

PENGARUH MINAT MENJADI GURU DAN PERSEPSI TENTANG PROFESI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI STAMBUK 2013 UNIVERSITAS NEGERI MEDAN.

0 5 32

PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESI GURU DAN LINGKUNGAN KELUARGA PENGARUHNYA TERHADAP MINAT MENJADI Persepsi Siswa Tentang Profesi Guru Dan Lingkungan Keluarga Pengaruhnya Terhadap Minat Menjadi Guru Pada Siswa Kelas Xii Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Nal

0 3 14

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG UNDANG-UNDANG GURU DAN DOSEN TERHADAP MINAT MENJADI GURU Pengaruh Lingkungan Keluarga Dan Persepsi Mahasiswa Tentang Undang-Undang Guru Dan Dosen Terhadap Minat Menjadi Guru Pada Mahasisw

0 2 18

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG UNDANG-UNDANG GURU DAN DOSEN TERHADAP MINAT MENJADI GURU Pengaruh Lingkungan Keluarga Dan Persepsi Mahasiswa Tentang Undang-Undang Guru Dan Dosen Terhadap Minat Menjadi Guru Pada Mahasiswa Progr

0 2 11

PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PROFESI GURU DAN PRESTASI BELAJAR TERHADAP MINAT MENJADI GURU AKUNTANSI PADA MAHASISWA PROGAM STUDI Pengaruh Persepsi Mahasiswa Tentang Profesi Guru Dan Prestasi Belajar Terhadap Minat Menjadi Guru Akuntansi Pada Maha

0 0 18

PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PROFESI GURU DAN PRESTASI BELAJAR TERHADAP MINAT MENJADI GURU AKUNTANSI PADA MAHASISWA PROGAM STUDI Pengaruh Persepsi Mahasiswa Tentang Profesi Guru Dan Prestasi Belajar Terhadap Minat Menjadi Guru Akuntansi Pada Maha

1 8 10

Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Persepsi Mahasiswa tentang Profesionalisme Guru terhadap Minat Mahasiswa Menjadi Guru.

0 0 1

PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TENTANG STATUS SOSIAL GURU DAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) TERHADAP MOTIVASI MENJADI GURU.

1 5 221

PENGARUH FASILITAS BELAJAR DAN PERSEPSI PROFESI GURU TERHADAP MINAT DAN KESIAPAN MENJADI GURU PADA MAHASISWA KEPENDIDIKAN DI FAKULTAS EKONOMI UNY.

1 4 223