Analisis Perealisasian Kredit Faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi kredit pada usaha agribisnis : Studi kasus pada Koperasi Kodanua, Jakarta Barat

14 merupakan analisis kualitatif yang tidak terbaca dengan angka-angka yang disajikan. Tanpa itikad yang baik dari debitur, lebih baik kredit tidak diberikan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa character adalah suatu analisis yang menilai kebiasaan, watak, serta kehidupan calon peminjam di dalam lingkungan sehari-harinya. Tujuannya adalah untuk melihat apakah calon peminjam tersebut baik dalam watak dan kesehariannya sehingga calon peminjam tersebut mampu untuk memenuhi kewajiban-kewajiban dari perjanjian kredit tersebut

2.2.2 Kapasitas Capacity

Menurut Kasmir 2011 Capacity adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam membayar kredit. Dari penilaian ini terlihat kemampuan nasabah dalam mengelola bisnis. Kemampuan ini dihubungkan dengan latar belakang pendidikan dan pengalamannya selama ini dalam mengelola usahanya, sehingga akan terlihat kemempuannya dalam megembalikan kredit yang disalurkan. Menurut Ismail 2010 Capacity ini ditujukan untuk mengetahui kemampuan calon debitur dalam memenuhi kewajibannya sesuai jangka waktu kredit. Bank perlu mengetahui dengan pasti kemampuan calon debitur tersebut. Kemampuan keuangan calon debitur sangat penting karena merupakan sumber utama pembayaran kembali kredit yang diberikan oleh bank. Semakin baik kemampuan calon debitur, maka akan semakin baik kemungkinan kualitas kreditnya, artinya dapat dipastikan bahwa kredit tersebut dapat dibayar sesuai dengan jangka waktu yang diperjanjikan. 15 Menurut Firdaus dan Arianti 2004 yang dimaksud capacity disini yaitu suatu penilaian kepada calon debitur mengenai kemampuan melunasi kewajiban- kewajibannya dari kegiatan usaha yang akan atau sedang dilakukannya. Jadi jelaslah bahwa penilaian capacity dilakukan untuk menilai sampai sejauh mana hasil yang diperoleh calon debitur dalam mengelola perusahaannya untuk melunasi hutang-hutangnya pada waktunya. Pendapat Abdullah 2005 tentang capacity adalah penggunaan analisis ini adalah untuk bank mengetahui sejauh mana kemampuan manajemen mengoperasikan perusahaannya sehingga dapat memenuhi segala kewajibannya terhadap bank secara rutin dan pada saat jatuh tempo. Untuk menilai kemampuan nasabah dapat dilihat dari dokumen yang dimiliki, hasil konfirmasi dengan pihak yang memiliki kewenangan mengeluarkan surat tertentu, hasil wawancara atau melalui perhitungan rasio keuangan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa capacity adalah analisis yang melihat sejauh mana calon peminjam dapat mengelola usahanya dengan baik. Dengan kemampuannya untuk mengelola bisnis dengan baik maka kemungkinan besar calon peminjam tersebut dapat memenuhi kewajiban kredit yang telah disepakati.

2.2.3 Modal Capital

Menurut Kasmir 2011 Capital ini untuk melihat penggunaan modal apakah efektif atau tidak, dapat dilihat dari laporan keuangn neraca dan laporan laba rugi yang disajikan dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas dan solvabilitasnya, rentabilitas dan ukuran lainnya. Analisis capital juga harus 16 menganalisis dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini, termasuk persentase yang digunakan untuk membiayai proyek yang akan dijalankan, berapa modal sendiri dan berapa modal pinjaman. Menurut Ismail 2010 Capital atau modal yang perlu disertakan dalam objek kredit perlu dilakukan analisis yang lebih mendalam. Modal merupakan jumlah modal yang dimiliki oleh calon debitur atau berapa banyak dana yang akan diikutsertakan dalam proyek yang dibiayai oleh calon debitur. Semakin besar modal yang dimiliki oleh calon debitur akan semakin meyakinkan bagi bank akan keseriusan calon debitur dalam mengajukan kredit. Menurut Firdaus dan Ariyanti 2004 capital yaitu jumlah dana atau modal dasar yang dimiliki oleh calon debitur. Hal ini kelihatan kontradiktif dengan tujuan kredit yang berfungsi sebagai penyedia dana, namun demikian halnya dalam kaitan bisnis yang murni, semakin kaya seseorang, ia semakin dipercaya untuk memperoleh kredit. Dan secara rasional hal ini tentu tidaklah mengherankan, sebab seorang calon debitur yang telah menanamkan dananya dalam proporsi yang besar dibandingkan dengan kredit kesungguhan. Kemampuan modal sendiri ini merupakan benteng yang kuat agar tidak mudah terkena goncangan dari luar. Capital menurut Abdullah 2005 yaitu Analisis aspek capital ini meliputi struktur modal yang disetor, cadangan-cadangan, dan laba yang ditahan dalam struktur keuangan perusahaan. Besarnya modal sendiri ini menunjukkan suatu tingkat resiko yang ikut dipikul oleh debitur dalam pembiayaan suatu proyek. Bank tidak akan membiayai kredit 100. Artinya harus ada modal dari nasabah. Tujuannya adalah jika nasabah juga ikut memiliki modal yang ditanamkan pada 17 kegiatan tersebut, nasabah juga akan merasa memiliki sehingga termotivasi untuk bekerja sungguh-sungguh agar usaha tersebut berhasil dan mampu membayar kewajiban kreditnya. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa capital adalah modal yang dimiliki oleh calon peminjam, analisis ini digunakan untuk melihat berapa besar modal dari calon peminjam dalam usahanya tersebut, karena semakin besar modal dari calon peminjam tersebut dalam usahanya maka akan semakin memiliki rasa tanggung jawab yang besar, sehingga kemungkinan unutk mendapatkan kredit lebih besar.

2.2.4 Kondisi Condition

Menurut Kasmir 2011 dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi, sosial, dan politik yang ada sekaran dan prediksi untuk di masa yang akan dating. Penilaian kondisi atau prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil. Menurut Ismail 2010 Condition of economy merupakan analisis terhadap kondisi perekonomian. Bank perlu mempertimbangkan sektor usaha calon debitur dikaitkan dengan kondisi ekonomi, apakah kondisi ekonomi tersebut akan berpengaruh pada usaha calon debitur dimasa yang akan datang. Menurut Firdaus dan Arianti 2004 yang dimaksud dengan condition of economy yaitu situasi dan kondisi politik, ekonomi, sosial budaya dan lain-lain yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat maupun untuk kurun waktu tertentu yang kemungkinannya akan dapat mempengaruhi kelancaran usaha 18 dari perusahaan yang memperoleh kredit. Condition of economy sangat penting untuk diketahui apabila kredit tersebut diberikan untuk perusahaan-perusahaan di luar negeri. Condition menurut Abdullah 2005 yaitu analisis terhadap aspek ini meliputi analisis terhadap variable makro yang melingkupi perusahaan baik variable regional, nasional, maupun internasional. Variabel yang diperhatikan terutama adalah variable ekonomi walaupun tidak terlepas juga dengan kondisi politik, hukum dan lain-lain. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa condition atau condition of economy digunakan untuk melihat variabel-variabel eksternal yang mempengaruhi usaha dari calon peminjam tersebut. Dengan melihat situasi ekonomi, social, budaya, dan politik yang dapat mempengaruhi usaha dari calon peminjam tersebut sehingga dapat dilihat bagaimana keadaan usaha dari calon peminjam tersebut kedepannya.

2.2.5 Jaminan atau Agunan Collateral

Menurut Kasmir 2011 Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisiki maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahan dan kesempurnaanya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin. Menurut Ismail 2010 Collateral merupakan jaminan atau agunan yang diberikan oleh calon debitur atas kredit yang diajukan. Agunan merupakn sumber pembayaran kedua, artinya apabila debitur tersebut tidak dapat membayar 19 angsurannya dan termasuk dalam kredit macet, maka bank dapat melakukan eksekusi terhadap agunan. Hasil penjualan agunan digunakan sebagai sumber pembayaran kedua. Menurut Firdaus dan Arianti 2004 Yang dimaksud dengan collateral ini yaitu barang-barang jaminan yang diserahkan oleh peminjamdebitur sebagai jaminan atas kredit yang diterimanya. Manfaat collateral yaitu sebagai alat pengaman apabila usaha yang dibiayai dengan kredit tersebut gagal atau sebab- sebab lain dimana debitur tidak mampu melunasi kreditnya dari hasil usahanya yang normal. Jaminan juga dapat dipakai sebagai alat pengaman dalam menghadapi kemungkinan adanya ketidakpastian pada kurun waktu yang akan datang saat kredit tersebut harus dilunasi. Collateral menurut Abdullah 2005 adalah penilaian ini meliputi penilaian terhadap jaminan yang diberikan debitur sebagai pengaman kredit yang diberikan bank. Penilaian tersebut meliputi kecendrungan nilai jaminan di masa depan dan tingkat kemudahan mengkonversikannya menjadi uang tunai marketability. Di samping itu, jaminan ini juga dijadikan sebagai motivasi nasabah dalam membayar kreditnya karena jaminannya ditahan oleh bank. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa collateral adalah jaminan. Jaminan disini berfungsi sebagai alat pembayaran lain yang akan digunakan ketika pada suatu kondisi tertentu, contohnya ketika terjadi kebangkrutan pada usaha yang dimiliki oleh peminjam dan peminjam tidak dapat mengembalikan piutangnya kepada penyalur kredit tersebut maka jaminan ini akan digunakan sebagai alat pembayaran tersebut. 20

2.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian Kurnialestari 2007 menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi besar pembiayaan mitra KBMT Ibbadurahman dipengaruhi signifikan dan positif oleh variabel pendapatan bersih, lama menjadi mitra, dan dummy usaha lain. Sedangkan dipengaruhi secara negative oleh pinjaman lain dan jenis kelamin. Dan variabel yang tidak berpengaruh secara signifikan adalah jumlah tanggungan. Febrio 2010 dari penelitiannya dengan judul faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi kredit solusi modal di Bank Danamon simpan pinjam unit Cibinong, Kabupaten Bogor. Menyimpulkan bahwa faktor yang berpengaruh nyata terhadap realisasi kredit solusi modal di Bank Danamon unit Cibinong ini adalah pengalaman usaha dan sisa tanggungan pinjaman. Beberapa variabel dalam merealisasikan kredit terdiri atas pendapatan perbulan, pengalaman usaha, waktu perealisasian, frekuensi pinjaman, usia dan jenis kelamin. Silvia 2012 dari penelitiannya yang berjudul analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penyaluran pembiayaan mikro agribisnis studi kasus pada kantor pusat Bank Syariah Mandiri didapatkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap besarnya penyaluran pembiayaan mikro agribisnis Bank Syariah Mandiri adalah jangka waktu, pendapatan perbulan nasabah dan jaminan. Penelitian ini merupakan penelitian yang merujuk pada penelitian sebelumnya sebagai bahan tinjauan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian lainnya terdapat pada variabel bebas yang digunakan. Penelitian terdahulu memiliki variabel yang berbeda dengan penelitian ini yaitu, asset anggota, omset usaha, dan jumlah pengajuan kredit. Juga penelitian ini berbeda karena dilakukan di Koperasi 21 konvensional. Karena penelitian terdahulu lebih memilih tempat di bank konvensional, bank syariah, dan Koperasi dengan konsep syariah. Dan juga belum ada yang meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi Kodanua.

2.4 Kerangka Pemikiran Konseptual

Usaha mikro kecil menengah UMKM merupakan salah satu ujung tombak dalam perekonomian nasional. UMKM juga berperan penting dalam banyak hal, diantaranya adalah menambah pemasukan Negara, membuka lapangan pekerjaan dan juga menambah kreatifitas para pengusaha. Perkembangan UMKM di Indonesia juga sangat pesat karena mulai banyaknya muncul jiwa-jiwa kreatif di Indonesia. Ditambah kedepannya Indonesia akan menghadapi AFTA Asian Free Trade Area atau pasar bebas, UMKM dapat menjadi salah satu pejuang untuk dapat bersaing dengan produk-produk dari negara lain. Salah satu bidang yang banyak membentuk UMKM ini adalah bidang agribisnis. Agribisnis adalah bisnis dibidang pertanian tujuannya adalah mencari laba. Namun karena karakteristik usaha dibidang pertanian yang banyak memiliki resiko dan juga banyak terkena dampak faktor eksternal dari usaha itu sendiri menyebabkan sulitnya mendapatkan pinjaman yang bertujuan untuk mengembangkan usaha agribisnis tersebut. Tingginya resiko seperti kekeringan, kebanjiran, gagal panen, hama, iklim yang tidak menentu menjadi faktor eksternal yang dapat menyebabkan kerugian pada usaha agribisnis. Lembaga keuangan bank selama ini menjadi lembaga yang dapat menyalurkan pinjaman bagi pengusaha dinilai terlalu sulit bagi para pengusaha kecil dan menengah. Prosedur yang sulit dan juga usaha yang 22 belum mapan dan masih terus berkembang menjadi salah satu hal yang menyulitkan bank untuk menyalurkan pinjaman kepada pengusaha kecil terutama di bidang agribisnis mengingat resiko yang tidak dapat diprediksi. Koperasi simpan pinjam yang juga merupakan salah satu lembaga keuangan hadir dengan konsep penyaluran kredit bagi usaha mikro kecil dan menengah. Dengan syarat dan ketentuan yang tidak terlalu baku dan dianggap memudahkan para peminjam khususnya dari pengusaha UMKM, maka Koperasi menjadi salah satu solusi bagi UMKM untuk mendapatkan dana pinjaman. Koperasi Kodanua bergerak dibidang simpan pinjam, dimana Koperasi Kodanua ini adalah Koperasi yang syarat prestasi dalam bidangnya. Dalam Koperasi Kodanua terdapat banyak anggota dan calon anggota dengan berbagai macam usaha, termasuk usaha dibidang agribisnis yang aktif melakukan peminjaman atau kredit. Perealisaian kredit kepada para peminjam khususnya pada usaha yang bergerak dibidang agribisnis masih banyak yang tgidak sesuai dengan harapan dari peminjam. Sehingga kejadian ini memungkinkan terjadinya penurunan pendapatan Koperasi Kodanua. Karena sumber pendapatan utama dari Koperasi Kodanua ini adalah dari hasil kegiatan simpan pinjam. Koperasi Kodanua menerapkan prinsip 5 C dalam mempertimbangkan perealisasian kredit terhadap anggotanya maupun calon anggotanya. Prinsip 5 C yaitu character, capacity, capital, condition dan collateral. Berdasarkan dengan prinsip 5 C yang diterapkan oleh Koperasi Kodanua tersebut penulis melakukan persamaan regresi mengenai perealisasian kredit bagi usaha yang bergerak dibidang agribisnis dalam bentuk kuantitatif. Persamaan regresi ini berguna bagi Koperasi Kodanua maupun untuk anggota dan calon anggota untuk langsung