Kredit Faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi kredit pada usaha agribisnis : Studi kasus pada Koperasi Kodanua, Jakarta Barat

10 f. Jangka waktu Jangka waktu merupakan lamanya waktu yang diperlukan oleh debitur untuk membayar pinjaman kepada kreditur. g. Balas jasa Sebagai imbalan atas dana yang disalurkan oleh kreditur, maka debitur akan membayar sejumlah uang tertentu sesuai dengan perjanjian. Dalam perbankan konvensional, imbalan tersebut berupa bunga sementara dalam bank syariah terdapat beberapa macam imbalan tergantung pada akadnya. Menurut Suyatno 2005 menyatakan bahwa dalam transaksi kredit terdapat unsur-unsur kredit, yaitu : a. Kepercayaan Merupakan keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikan baik dalam bentuk uang, barang atau jasa akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu pada masa yang akan datang. Kepercayaan ini timbul karena sebelumnya si pemberi kredit telah melakukan penyelidikan dan analisa terhadap kemampuan dan kemauan calon nasabah dalam membayar kembali kredit yang akan disalurkan. b. Waktu Suatu masa yang akan memisahkan antara pemberi prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang. Dalam unsur waktu ini terkandung pengertian nilai uang, yaitu uang yang ada sekarang lebih tinggi nilainya dari uang yang akan diterimanya kembali pada masa yang akan datang. 11 c. Degree of Risk Suatu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari jangka waktu yang memisahkan antara pemberi prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterimanya pada masa yang akan datang. Semakin lama jangka waktu kredit yang diberikan semakin tinggi resiko yang dihadapinya, karena dalam waktu tersebut terdapat juga unsur ketidakpastian yang tidak dapat diperhitungkan. Keadaan inilah yang menyebabkan timbulnya unsur resiko. Oleh karena itu, dalam pemberian kredit timbul adanya jaminan. d. Prestasi atau Objek Kredit Pemberian kredit tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga dapat diberikan dalam bentuk barang dan jasa, namun dapat dinilai dengan bentuk uang. Dalam prakteknya transaksi kredit pada umumnya adalah menyangkut uang. Jadi dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur yang harus ada dalam kredit adalah kepercayaan yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa pinjaman uang yang diberikan kepada seorang yang meminjam akan benar-benar diterimanya atau dikembalikan dalam jangka waktu tertentu pada masa yang akan datang. Waktu yaitu dalam waktu terdapat pengertian nilai uang yaitu uang yang ada pada masa kini akan berbeda dengan nilai uang pada masa depan. Resiko terkait dengan waktu, waktu yang semakin lama dalam pengembalian kredit maka akan semakin banyak terjadi resiko-resiko yang tidak dapat diperhitungkan, karena itulah maka munculnya unsur resiko dalam hal ini dan munculnya jaminan. Manfaat dari kredit itu sendiri sangat banyak, bagi penyalur dana kredit yaitu untuk kelangsungan hidup atau mencari keuntungan perusahaan yang menyalurkan kredit tersebut. Manfaatnya bagi peminjam adalah dapat 12 mendapatkan dana yang diperuntukan bagi sesuatu yang mereka inginkan seperti memperbesar usaha, kredit mobil, kredit rumah dan sebagainya. Bagi pemerintah manfaat dari kredit ini juga sangat besar, karena dengan adanya kredit untuk membantu permodalan usaha dan investasi, maka akan menumbuhkan banyak pengusaha-pengusaha yang dapat menguntungkan Negara secara massif karena banyaknya pendapatan dari usaha-usaha yang dibantu permodalannya oleh kredit sehingga dapat mengangkat pendapatan nasional.

2.2 Analisis Perealisasian Kredit

Menurut Ismail 2010 analisis realisasi kredit adalah suatu proses analisis yang dilakukan oleh bank untuk menilai suatu permohonan kredit yang telah diajukan oleh calon debitur. Tujuan dilakukannya analisis adalah untuk mencegah terjadinya kerugian atau kredit bermasalah lainnya, dengan melakukan analisis kredit sebelum merealisasikan kredit, kreditor ingin dapat melihat apakah nantinya setelah diberikan kredit nasabah ini mampu untuk menjalankan kewajibannya dalam perjanjian kredit yang sebelumnya sudah disepakati. Analisis kredit ini juga adalah penentu diterima atau ditolaknya kredit yang diajukan oleh peminjam. Menurut Kasmir 2011 dalam melakukan penilaian terhadap pengajuan kredit nasabah ini lembaga keuangan mengacu pada ukuran- ukuran yang sudah ditetapkan dan sudah menjadi standar-standar penilaian setiap bank. Biasanya kriteria penilaian yang umum digunakan oleh lembaga keuangan adalah melalui analisis 5 C. 13

2.2.1 Karakter Character

Menurut Kasmir 2011 Character merupakan sifat atau watak. Sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar harus dapat dipercaya. Untuk membaca watak atau sifat dari calon debitur dapat dilihat dari latar belakang si nasabah, baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti cara hidup, atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan jiwa sosisal. Dari sifat dan watak ini dapat dijadikan suatu ukuran tentang kemauan nasabah untuk membayar. Menurut Ismail 2010 Character menggambarkan watak dan kepribadian calon debitur. Bank perlu melakukan analisis terhadap karakter calon debitur, tujuannya adalah untuk mengetahui bahwa calon debitur mempunyai keinginan untuk memenuhi kewajiban membayar pinjamannya sampai dengan lunas. Pendapat Firdaus dan Arianti 2004 tentang character sebagai berikut, dasar dari suatu pemberian kredit adalah atas dasar kepercayaan, yaitu adanya keyakinan dari pihak bank bahwa peminjam mempunyai moral, watak ataupun sifat-sifat pribadi yang positif dan kooperatif serta mempunyai tanggungjawab yang baik dalam kehidupan pribadi sebagai manusia, kehidupan sebagai anggota masyarakat ataupun dalam menjalankan kegiatan usahanya. Pendapat Abdullah 2005 mengenai character yaitu, Account Officer harus mencari tahu sifat-sifat dari calon debitur. Hal ini terutama berhubungan dengan kemauan dari calon debitur untuk melakukan kewajiban-kewajibannya. Untuk itu, bank akan berusaha memberi kredit hanya kepada debitur yang memilki komitmen yang tinggi terhadap persetujuan kredit. Analisis ini lebih cenderung 14 merupakan analisis kualitatif yang tidak terbaca dengan angka-angka yang disajikan. Tanpa itikad yang baik dari debitur, lebih baik kredit tidak diberikan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa character adalah suatu analisis yang menilai kebiasaan, watak, serta kehidupan calon peminjam di dalam lingkungan sehari-harinya. Tujuannya adalah untuk melihat apakah calon peminjam tersebut baik dalam watak dan kesehariannya sehingga calon peminjam tersebut mampu untuk memenuhi kewajiban-kewajiban dari perjanjian kredit tersebut

2.2.2 Kapasitas Capacity

Menurut Kasmir 2011 Capacity adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam membayar kredit. Dari penilaian ini terlihat kemampuan nasabah dalam mengelola bisnis. Kemampuan ini dihubungkan dengan latar belakang pendidikan dan pengalamannya selama ini dalam mengelola usahanya, sehingga akan terlihat kemempuannya dalam megembalikan kredit yang disalurkan. Menurut Ismail 2010 Capacity ini ditujukan untuk mengetahui kemampuan calon debitur dalam memenuhi kewajibannya sesuai jangka waktu kredit. Bank perlu mengetahui dengan pasti kemampuan calon debitur tersebut. Kemampuan keuangan calon debitur sangat penting karena merupakan sumber utama pembayaran kembali kredit yang diberikan oleh bank. Semakin baik kemampuan calon debitur, maka akan semakin baik kemungkinan kualitas kreditnya, artinya dapat dipastikan bahwa kredit tersebut dapat dibayar sesuai dengan jangka waktu yang diperjanjikan.