Tahap Pemilihan RealitasProduksi Peliputan

24 Seorang DOP dan sutradara menentukan jenis shoot yang akan diambil dalam adegan scene. Dalam proses produksi di sebut juga materialmateri dalam pengambilan gambar. Berikut ini adalah beberapa posisi kamera, yang apabila terangkaikan akan menjadi suatu cerita yang hidup. 13 a. Long Shot atau LS, yang menunjukkan keseluruhan tubuh dari kepala sampai kaki. b. Very Long Shot atau VLS, yang menunjukkan orang yang berada di lingkungan sekitarnya. Dalam ukuran ini lingkungan di sekitar orang itu terlihat lebih dominan. VLS akan menampilkan panorama yang memenuhi layar. c. Wide Angle atau sudut lebar adalah ukuran pengambilan gambar yang memasukkan keadaan sekeliling, jadi sudut lebar akan memberikan pandangan atau keseluruhan keadaan. d. Medium Long Shot atau MLS, yang menunjukkan mulai dari bagian kepala sampai tepat di bawah lutut. e. Mid Shot atau MS, yang menunjukkan mulai dari bagian kepala sampai pinggul. Ukuran MS berfungsi untuk menunjukkan siapa sedang melakukan aksi itu. f. Close Up atau CU, yang menunjukkan bagian kepala. Dalam merekam suatu gambar subjek yang tengah melakukan aksi, maka CU berfungsi untuk memfokuskan sebuah aksi yang tengah di lakukan. Gamba CU merupakan elemen utama gambar televisi. 13 Morrisan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Jakarta: Kencana, 2008 cet.ke­1, h. 98. 25 g. Big Close Up atau BCU, yang menunjukkan gambar wajah yang memenuhi layar televisi. Istilah­istilah ukuran gambar di atas adalah istilah yang pada umumnya berlaku di stasiun televisi. Setiap gambar memiliki ukurannya masing­masing.Apapun istilah yang di gunakan pada intinya ukuran pengambilan gambar itu di perlukan untuk merujuk kepada jarak subjek atau objek dari kamera dan seberapa dominan subjek atau objek itu memenuhi layar. Dalam sebuah proses produksi diperlukan prasarana dan sarana produksi. Prasarana produksi umumnya meliputi, gedungruang dengan penyejuk udara AC, studio produksi dan studio rekaman suara audio recording, ruang visual editingpenyuntingan gambar, ruang preview, dll. Sarana produksi umumnya meliputi, kamera elektronik dan film dengan kelengkapannya, peralatan lampu lighting dan shiny board, peralatan suara sound system, proyektor, tripod kamera, genset, slateklepper, sarana transportasi, property shooting, dll. Dalam proses produksi disebut juga machinealat yang dibutuhkan dalam proses pengambilan gambar.

3. Tahap Pembingkaian Skenario

Dalam sebuah proses produksi sinetron ide cerita bisa muncul dari hasil tim kreatif dari sebuah rumah produksi ataupun dari sebuah penulis ide cerita. Adapun kisah yang diangkat dapat berupa fiktif maupun nonfiktif. Sebuah cerita diawali dari idegagasan kemudian di buatlah outline bentuk cerita secara garis besar, format bentuk cerita yang akan di produksi, scriptskenario urutan­urutan kejadian yang sudah di 26 terjemahkan ke dalam bentuk gambar dan suara bercerita. , dan terakhir story board urutan­urutan sequence yang dilukiskan. 14

4. Tahap Pembentukan Realitas Subjektif

Sebelum menjadi naskah skenarioscript sebelumnya terdapat beberapa tahap yaitu meliputi tahap menyeleksi, mengedit, membuang, menonjolkan, mendalam terkait cerita yang akan dijadikan naskah skenarioscript. Pascaproduksi adalah semua kegiatan setelah peliputanshootingtaping sampai materi itu dinyatakan selesai dan siap di siarkan atau di putar kembali.Yang termasuk kegiatan pascaproduksi antara lain editing penyuntingan, manipulating pengisian suara, subtitile, titile, ilustrasi, efek, dan lain­lain. 15 Pascaproduksi terdapat juga pada tahap ini memiliki tiga langkah utama, yakni editing oofline, editing online, dan mixing. Dalam hal ini terdapat dua macam editing, yaitu: pertama, yang disebut editing dengan teknik analog atau linear, kedua, editing dengan teknik digital atau non­ linear dengan komputer. 16 a. Editing offline dengan teknik analog atau linear Setelah shooting selesai script boygirl membuat logging, yaitu mencatat kembali semua hasil shootingdan gambar. Kemudian berdasarkan catatan itu sutradara akan membuat editing kasar yang disebut editing offline sesuai dengan gagasan yang ada dalam sinopsis 14 J.B Wahyudi, Teknologi Informasi dan produksi Citra Bergerak, h.79. 15 J.B Wahyudi, Teknologi Informasi dan produksi Citra Bergerak, h.75. 16 Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2007, cet. I, h. 42. 27 dan treatment. Sesudah hasil editing offline ini dirasa pas dan memuaskan barulah dibuat editing script.Naskah editing ini sudah dilengkapi dengan uraian untuk narasi dan bagian­bagian yang perlu diisi dengan ilustrasi musik. Naskah editing ini formatnya sama dengan skenario. b. Editing online dengan teknik analog atau linear Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil shooting asli. Sambungan­sambungan setiap shoot dan adegan scene dibuat tepat berdasarkan catatan time code dalam naskah editing. Demikian pula sound asli ditemukan dengan level yang seimbang dan sempurna. Setelah editingonline ini siap, proses berlanjut dengan mixing. c. Mixing Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi musik yang juga sudah direkam, di masukkan ke dalam pita hasil editing online sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang terdapat dalam naskah editing.Kesimbangan antara effectterdiri dari sound effect dan Visual Effect, suara asli, suara narasi dan musik harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling mengganggu dan terdengar jelas. d. Editing offline dengan teknik digital atau non­linear Editing digital atau non­linear adalah editing yang menggunakan komputer dengan peralatan khusus untuk editing. Alat editing tersebut bermacam­macam nama, jenis, dan fasilitasnya, misalnya: Pinacle, Matrox, Canupus, dll. e. Editing online dengan teknik digital atau non­linear Editing online dengan teknik digital sebenarnya tinggal

Dokumen yang terkait

KONSTRUKSI KARAKTER KEJUJURAN PADA SINETRON TUKANG BUBUR NAIK HAJI ANALISIS ISI EPISODE 839-840 DALAM Konstruksi Karakter Kejujuran Pada Sinetron Tukang Bubur Naik Haji Analisis Isi Episode 839-840 Dalam Perspektif Pembelajaran Pendididikan Pancasila Dan

0 1 15

KONSTRUKSI KARAKTER KEJUJURAN PADA SINETRON TUKANG BUBUR NAIK HAJI ANALISIS ISI EPISODE 839-840 DALAM Konstruksi Karakter Kejujuran Pada Sinetron Tukang Bubur Naik Haji Analisis Isi Episode 839-840 Dalam Perspektif Pembelajaran Pendididikan Pancasila Dan

0 1 15

MOTIF PEMIRSA MENONTON SINETRON TUKANG BUBUR NAIK HAJI THE SERIES DI RCTI (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Motif Pemirsa di Surabaya Dalam Menonton Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series di RCTI).

0 0 107

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Wacana Toleransi Pada Sinetron (Analisis Wacana Kritis Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series Episode 439-441) T1 362009038 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Wacana Toleransi Pada Sinetron (Analisis Wacana Kritis Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series Episode 439-441) T1 362009038 BAB II

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Wacana Toleransi Pada Sinetron (Analisis Wacana Kritis Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series Episode 439-441) T1 362009038 BAB IV

0 1 67

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Wacana Toleransi Pada Sinetron (Analisis Wacana Kritis Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series Episode 439-441) T1 362009038 BAB V

0 1 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Wacana Toleransi Pada Sinetron (Analisis Wacana Kritis Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series Episode 439-441)

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Wacana Toleransi Pada Sinetron (Analisis Wacana Kritis Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series Episode 439-441)

0 1 10

MOTIF PEMIRSA MENONTON SINETRON TUKANG BUBUR NAIK HAJI THE SERIES DI RCTI (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Motif Pemirsa di Surabaya Dalam Menonton Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series di RCTI) SKRIPSI

1 0 20