12
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konstruksi Sosial Media Atas Realitas Sosial
Burhan Bungin mengutip penjelasan Berger dan Luckmann dalam buku “Konstruksi Sosial Media Massa” tentang pengertian realitas sosial
dengan memisahkan pemahaman “kenyataan” dan “pengetahuan”. Realitas diartikan sebagai kualitas yang terdapat dalam realitasrealitas yang diakui
sebagai memiliki keberadaan being yang tidak tergantung kepada kehendak kita sendiri. Sedangkan pengetahuan di definisikan sebagai kepastian bahwa
realitasrealitas itu nyata real dan memiliki karakteristik. Proses konstruksinya jika dilihat dari perpektif teori Berger
Luckmann berlangsung melalui interaksi sosial yang dialektis dari tiga bentuk realitas yang menjadi entry consept, yakni:
Objective reality, merupakan suatu kompleksitas definisi realitas termasuk ideologi dan keyakinan serta rutinitas tindakan dan tingkah laku
yang telah mapan terpola, yang kesemuanya dihayati oleh individu secara umum sebagai fakta.
Simbolic realita, merupakan ekspresi simbolik dari apa yang dihayati sebagai “objective reality” misalnya teks produk industri media, seperti berita
di media cetak atau elektronika, begitupun yang ada di filmfilm. Subjective reality, merupakan konstruksi definisi realitas yang dimiliki
individu dan dikonstruksi melalui proses internalisasi. Realitas subjektif yang dimiliki masingmasing individu secara kolektif berpotensi melakukan
objektivikasi, memunculkan sebuah konstruksi objective reality yang
13 baru.
1
Dialektika ini berlangsung dalam proses dengan tiga „moment‟ simultan
Dialektika ini berlangsung dalam proses dengan tiga „moment‟ simultan. Pertama, eksternalisasi penyesuaian diri dengan dunia
sosiokultural sebagai produk manusia. Kedua, objektivasi, yaitu proses dimana individu mengidentifikasikan dirinya dengan lembagalembaga sosial
atau organisasi sosial tempat individu menjadi anggotanya. Melalui tiga proses ini, maka realitas sosial iklan televisi pertama
dapat dilihat dari ketiga tahap tersebut. Sebagai bagian dari tahap eksternalisasi, dimulai dari interaksi antara pesan iklan dengan individu
pemirsa melalui tayangan televisi. Eksternalisasi adalah bagian penting dalam kehidupan individu dan melalui bagian dari dunia sosiokulturalnya. Dengan
kata lain, ekternalisasi terjadi pada tahap yang sangat mendasar, dalam satu pola perilaku interaksi antara individu dengan produkproduk sosial
masyarakatnya. Dengan demikian, tahap eksternalisasi ini berlangsung ketika produk
sosial tercipta
dalam masyarakat,
kehidupan individu
mengeksternalisasikan penyesuaian diri kedalam sosiokulturalnya sebagai bagian dari produk manusia.
Tahap objektivitas produk sosial terjadi dalam dunia intersubyektif masyarakat yang dilembagakan.Pada tahap ini sebuah produk sosial berada
pada proses institusionalis, sedangkan individu oleh Berger dan Luckmann 1990:49 mengatakan, memanifestasikan diri dalam produkproduk kegiatan
manusia yang tersedia, baik bagi produsenprodusennya maupun bagi orang lain sebagai unsur dari dunia bersama. Objektivitas ini bertahan lama sampai
1
Deddy N Hidayat, Konstruksi Sosial Industri Penyiaran: Kerangka Teori Mengamati Pertarungan di Sektor Penyiaran
, makalah dalam diskusi “UU Penyiaran, KPI dan Kebebasan Pers, di Salemba 8 Maret 2003.
14 melampaui batas tatap muka dimana mereka dapat dipahami secara langsung.
Jadi dengan demikian yang terpenting tahap objektivitas ini adalah melakukan signifikansi, memberikan tanda bahasa dan simbolisasi terhadap benda yang
disignifikasi, melakukan tipifikasi terhadap kegiatan seseorang yang kemudian menjadi objektivikasi linguistik yaitu pemberian tanda verbal maupun
simbolisasi yang kompleks. Internalisasi dalam arti umum merupakan dasar; pertama, bagi
pemahaman mengenai „sesama saya‟, yaitu pemahaman individu dan orang lain; kedua; bagi pemahaman mengenai dunia sebagai sesuatu yang maknawi
dari kenyataan sosial.
2
Kesimpulannya teori dan pendekatan konstruksi sosial atas realitas terjadi secara simultan melalui tiga proses sosial, yaitu eksternalisasi,
obyektivasi, dan internalisasi. Tiga proses ini terjadi diantara individu satu dengan individu lainnya dalam masyarakat.
Melalui “Konstruksi Sosial Media Massa”: Realitas Iklan Televisi dalam Masyarakat Kapitalis 2000, teori dan pendekatan konstruksi sosial
atas realitas Peter L.Berger dan Luckmann telah di revisi dengan melihat variabel atau fenomena media massa menjadi sangat substansi dalam proses
ekternalisasi, subyektivasi, dan internalisasi. Dengan demikian sifat dan kelebihan media massa, telah memperbaiki kelemahan proses konstruksi sosial
atas realitas yang berjalan lamban itu. Subtansi “teori konstruksi sosial media massa” adalah pada sirkulasi yang dan luas sehingga konstruksi sosial
berlangsung dengan sangat cepat dan sebarannya merata. Realitas yang
2
Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, Jakarta: Kencana, 2011, Cet. 2. H. 15 19.