51
BAB IV ANALISIS PRODUKSI TERHADAP PROGRAM SINETRON TUKANG
BUBUR NAIK HAJI THE SERIES EPISODE 402 DAN 403
Sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series memiliki enam tahap proses produksi yang berkesinambungan untuk dapat menciptakan hasil yang baik
hingga bisa di tonton oleh masyarakat melalui media televisi.
A. Proses Produksi Program Sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series
1. Tahap Penyiapan Komponen Dakwah
Pada tahapan ini, halhal yang dipersiapkan terdiri dari komponen Komunikator, pesan, komunikansegmentasi penonton, tujuan sinetron,
format sinetron, biaya. Komponenkomponen tersebut dapat dilihat lebih rinci pada tabel dibawah ini:
Pelaku Konsrtruksi Yang Menyiapkan Komponen Dakwah
Komunikator terdiri dari: Penulis ide cerita
Kerabat kerja AktorAktris Utama
Figuran
Penulis ide cerita
dalam sinetron ini adalah H. Imam Tantowi yang telah
disiapkan oleh rumah produksiPH
Sinemart. Kerabat kerja produksi
disiapkan oleh rumah produksiPH Sinemart yang telah ditunjuk
berdasarkan sutradara.
AktorAktrisutama disiapkan oleh
rumah produksiPH Sinemart berdasarkan dari keinginan penulis
cerita, sutradara, produser dilihat
berdasarkan hasil casting. Figuran
dalam sinetron ini menggunakan figuran yang sebelumnya casting pada
52 pihak rumah produksi Sinemart
kemudian disesuaikan penggunaannya berdasarkan kebutuhan pada saat
shooting. Pesan terdiri dari:
Asisten pengumpulan idepenyuplai ide
Penulis sinopsis Penulis skenario
Penulis ide cerita oleh H. Imam Tantowi, satu orang asisten dalam
pengumpulan idepenyuplai ide, kemudian delapan orang menulis
sinopsis yang kemudian dibuat skenario yang siap digunakan pada saat
shooting. KomunikanSegmentasi
Penonton: Yang menentukan segmentasi
penonton ialah produser dan penulis ide cerita
Segmentasi penonton dalam sinetron ini untuk khalayak umum.
Tujuan sinetron. Tujuan dari sinetron ini
ditentukan oleh produser, penulis ide cerita dan
sutradara. Sinetron ini bertujuan untuk
menyampaikan pesan dakwah melalui media televisi dalam bentuk sinetron
Format Sinetron Format di tentukan oleh
produser Format sinetron ini berkisah tentang
kisah rakyat seharihari dalam bentuk drama religi komedi.
Biaya Di tentukan dan disiapkan oleh
produser yang berada dalam rumah produksiPH Sinemart.
Dalam tahapan ini disebut juga proses pra produksi atau perencanaan produksi yang sudah menjadi sebuah keharusan bahwa suatu kegiatan di
dahului dengan langkah perencanaan. Perencanaan yang baik akan
53 memperlancar proses kegiatan dan menuntun setiap langkah yang diambil
menuju ke arah tujuan yang hendak di capai. Untuk sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series proses perencanaan harus benarbenar dipersiapkan
khususnya untuk para kerabat kerja yang bertugas yang memiliki tugas masingmasing agar dapat mengaplikasikannya untuk proses produksi yang
memepunyai waktu padat karena kejar tayang.
1
Pada tahap ini merupakan proses awal dari seluruh produksi program siaran, termasuk program siaran pendidikan karena itu tahapan ini
merupakan tahapan planning production atau pre production planning. Bermula dari timbulnya ide atau gagasan dan berpijak dari ide atau gagasan
ini, produser mulai mengerjakan berbagai kegiatan untuk menghubungkan berbagai data yang diperlukan, untuk bahan pengembangan ide atau gagasan
tersebut. Akhirnya produser yang bersangkutan bekerja sama dengan pengarah acara atau sutradara serta penulis naskah. Bahanbahan yang
terkumpul kemudian dirangkai oleh penulis naskah menjadi suatu naskah, sesuai dengan format program yang telah di tentukan.
2
Penulis Ide Cerita
Penulis ide cerita dalam sinetron ini ialah H. Imam Tantowi yang merupakan penulis ide cerita yang mengembangkan kisah nyata yang
dialami oleh Ust. Yusuf Mansyur kemudian dikembangkan menjadi tayangan FTV kemudian dikembangkan kembali dalam format sinetron
series.
1
Wawancara pribadi H. Ucik Supra, sutradara sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series, senin, 22 April 2013, di Lokasi syuting sinetron Jl. Mandiri, Alternatif Cibubur, Depok,
Jawa Barat, pukul. 14:00 WIB.
2
Drs. Darwanto, S.S, Televisi Sebagai Media Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007, cet. Ke1, h.74.