14 melampaui batas tatap muka dimana mereka dapat dipahami secara langsung.
Jadi dengan demikian yang terpenting tahap objektivitas ini adalah melakukan signifikansi, memberikan tanda bahasa dan simbolisasi terhadap benda yang
disignifikasi, melakukan tipifikasi terhadap kegiatan seseorang yang kemudian menjadi objektivikasi linguistik yaitu pemberian tanda verbal maupun
simbolisasi yang kompleks. Internalisasi dalam arti umum merupakan dasar; pertama, bagi
pemahaman mengenai „sesama saya‟, yaitu pemahaman individu dan orang lain; kedua; bagi pemahaman mengenai dunia sebagai sesuatu yang maknawi
dari kenyataan sosial.
2
Kesimpulannya teori dan pendekatan konstruksi sosial atas realitas terjadi secara simultan melalui tiga proses sosial, yaitu eksternalisasi,
obyektivasi, dan internalisasi. Tiga proses ini terjadi diantara individu satu dengan individu lainnya dalam masyarakat.
Melalui “Konstruksi Sosial Media Massa”: Realitas Iklan Televisi dalam Masyarakat Kapitalis 2000, teori dan pendekatan konstruksi sosial
atas realitas Peter L.Berger dan Luckmann telah di revisi dengan melihat variabel atau fenomena media massa menjadi sangat substansi dalam proses
ekternalisasi, subyektivasi, dan internalisasi. Dengan demikian sifat dan kelebihan media massa, telah memperbaiki kelemahan proses konstruksi sosial
atas realitas yang berjalan lamban itu. Subtansi “teori konstruksi sosial media massa” adalah pada sirkulasi yang dan luas sehingga konstruksi sosial
berlangsung dengan sangat cepat dan sebarannya merata. Realitas yang
2
Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, Jakarta: Kencana, 2011, Cet. 2. H. 15 19.
15 terkonstruksi itu juga membentuk opini massa, massa cenderung apriori dan
opini masyarakat cenderung sinis. Posis
i “konstruksi sosial media massa” adalah mengoreksi substansi kelemahan dan melengkapi “konstruksi sosial atas realitas”, dengan
menempatkan seluruh kelebihan media massa dan efek media pada keunggulan “konstruksi sosial media massa atas realitas”.
3
Gambar 1. Proses Konstruksi Sosial Media Massa
4
Namun proses simultan yang digambarkan di atas tidak bekerja secara tibatiba, namun terbentuknya proses tersebut melalui beberapa tahap penting.
Dari konten konstruksi sosial media massa, dan proses kelahiran konstruksi sosial media massa melalui tahaptahap berikut: a tahap menyiapkan materi
konstruksi; b tahap sebaran konstruksi; c tahap pembentukan konstruksi realitas; dan d tahap konfirmasi. Penelitian ini ditemukan proses konstruksi
dalam konteks produksi iklan di tv. Peter L. Berger dan Luckmann mengangkat mengenai bagaimana individu mengkonstruksi realitas melalui
3
Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, Jakarta: Kencana, 2011, cet. 2. H. 194
4
Ibid. H. 195.
16 media massa, penulis juga ingin mengangkat realitas melalui media massa
yaitu analisis produksi terhadap program sinetron, dalam hal ini sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series yang di tayangkan stasiun televisi RCTI.
Yang pada awalnya merupakan kisah nyata kemudian diangkat menjadi sebuah FTV dan sinetron.
B. Perencanaan Produksi Program Sinetron Televisi
Menurut Burhan Bungin ada enam tahapan dalam melakukan konstruksi sosial media massa atas realitas dalam hal ini produksi terhadap
program sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series. Enam tahapan itu terdiri dari:
1. Tahap Penyiapan
2. Tahap Pemilihan Realitas
3. Tahap Pembingkaian Skenario
4. Tahap Pembentukan Realitas
5. Tahap Pengemasan Realitas Simbolis
6. Tahap Penentapan Realitas Objektif
Dimana enam tahapan tersebut, beberapa dari tahapan diatas sangat berkaitan dengan konteks komunikasi yaitu S pelaku konstruksi M objek
konstruksi CH formatskenario R segmentasitarget audiens EH iklanrating. Selain itu juga berkaitan dengan konteks management atau
yang disebut 6 M yaitu man, money, matery, machine, methode, marketing. Tahapan pelaksanaan produksi suatu program televisi yang melibatkan
banyak peralatan, orang dan juga biaya yang tidak sedikit.Selain membutuhkan organisasi yang terstruktur juga diperlukan tahap pelaksanaan
produksi yang lazim disebut SOP Standar Operation Procedure.
17 1.
Tahap Penyiapan Komponen Komunikasi
Proses ini disebut juga perencanaan atau praproduksi adalah semua kegiatan sampai dengan pelaksanaan liputan shooting. Yang termasuk
kegiatan praproduksi antara lain penuangan ide atau gagasan ke dalam outline, pembuatan formatskenariotreatment, script, storyboard, program
meeting, hunting peninjauan lokasi liputan, production meeting, technical meeting, pembuatan dekor, dan lainlain.
5
Pada tahap Praproduksi perencanaan ini harus dilaksanakan dengan sebaikbaiknya, agar proses selanjutnya dapat berjalan dengan baik dan
lancar. Barawal dari timbulnya ide atau gagasan dan berpijak dari ide atau gagasan ini, produser mulai mengerjakan berbagai kegiatan untuk
menghubungkan berbagai
data yang
diperlukan untuk
bahan pengembangan ide atau gagasan tersebut.
Akhirnya produser yang bersangkutan bekerja sama dengan pengarah acara atau sutradara serta penulis naskah. Bahanbahan yang
terkumpul kemudian dirangkai oleh penulis naskah menjadi suatu naskah, sesuai dengan format yang telah ditentukan.
6
Tahap ini sangat penting sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan baik maka sebagian pekerjaan dan produksi yang di rencanakan
sudah beres. Halhal yang harus ada dalam tehap ini meliputi: a.
Pelaku Konstruksi Dalam sebuah produksi program sinetron yang menjadi
pelaku konstruksi pada tahap persiapan meliputi penulis ide cerita,
5
Ibid., h. 75.
6
Drs. Darwanto, S.S, Televisi sebagai Media Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007, h. 175.
18 penulis skenario, produser, sutradara, pimpinan produksi dan beberapa
kerabat kerja. Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perizinan, dan
surat menyurat. latihan para artis dan pembuatan setting, meneliti dan melengkapi peralatan yang dibutuhkan.
Perencanaan di
atas kertas,
meliputi outline,
formatskenariotreatment, script, storyboard, perencanaan lokasi, dekorasi, lighting, biaya, peralatan pendukung, transportasi, jadwal
kegiatan, pemainartis pendukung, dan perencanaan lain yang mendukung proses produksi dan pasca produksi
7
. Menurut J.B Wahyudi maka perlulah daftar yang jelas tentang masingmasing
kegiatan, yaitu
8
: 1
Daftar Utama. Memuat segala sesuatu yang diperlukan untuk shooting liputan untuk keperluan sebelum produksi.
2 Outline. Memuat tanggal, topik, tujuan, pemeran, jalan cerita; 1
inti cerita, 2 sub inti cerita, 3 klimaks, 4 sub klimaks, 5 penutup, 6 credits titile, 7 situasi pembuka, 8 model, 9 musik,
10 efek . 3
Jadwal waktukegiatan. Memuat perencanaan waktubaik selama masa
praproduksi, produksi,
maupun pascaproduksiharus
dituangkan ke dalam jadwal waktu yang matang. penyimpangan dari jadwal kegiatan akan berpengaruh terhadap jalannya proses
produksi tersebut dan juga akan memengaruhi pembiayaan.
7
J.B Wahyudi, Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran., h. 94.
8
Ibid., h. 94100.