53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Bank Syariah
Pengertian perbankan menurut pasal 1 butir 1 undang-undang Nomor 7 tahun 1992 adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak Wiroso, 2005 : 1. Jenis-jenis bank menurut Pasal 5 Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 adalah
sebagai berikut : 1.
Bank umum adalah bank yang dapat memberikan jasa dalamlalu lintas pembayaran pasal 1 Undang-undang Nomor 71992 tentang Perbankan.
2. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yan menerima simpanan hanya dalam
bentuk lain yang dipersamakan dengan hal itu Pasal 1 Undang-undang Nomor 71992 tentang perbankan.
Apabila hanya melihat pada Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan, memang tidak ada aturan tentang Bank Syariah khususnya bank umum
syariah, karena dalam undang-undang tersebut secara umum hanya menjelaskan tentang perbankan konvensional, kecuali dalam Pasal 13.c yang mengatur tentang
Usaha Bank Perkreditan Rakyat berdasarkan prinsip bagi hasil. Bank Syariah pertama berdiri di Indonesia sekitar tahun 1992 didasarkan pada Undang-undang Nomoor 7
tahun 1992 sebagai landasan hukum bank dan Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun
Universitas Sumatera Utara
54
1992 tentang bank umum berdasarkan prinsip bagi hasil sebagai landasan hukum Bank Umum Syariah dan Peraturan Pemerintah Nomor 73 tentang Bank Perkreditan
Rakyat berdasarkan prinsip bagi hasil sebagai landasan hukum Bank Perkreditan Rakyat Syariah.
Sesuai dengan perkembangan perbankan, maka undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan disempurnakan dengan undang-undang nomor 10
tahun 1998 tentang Perbankan dan juga tercakup hal-hal yang berkaitang dengan Perbankan Syariah.
Dalam Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 Pasal 1 pengertian bank, bank umum, dan Bank Perkreditan Rakyat disempurnakan menjadi sebagai berikut.
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan
atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak, sedangkan pengertian Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional dan atau “berdasarkan prinsip usaha syariah” yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Serta pengertian Bank
Perkreditan Rakyat Syariah BPR Syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Selain itu yang dimaksud dengan prinsip syariah dijelaskan pada Pasal 1 butir
13 Undang-undang tersebut, yakni sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
55
Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembayaran kegiatan usaha, atau
kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil mudharabah, pembiayaan berdasarkan prinsip
penyertaan modal musyarakah, atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan ijarah atau dengan adanya pilihan pemindahan
kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain ijarah wa iqtina.
Dengan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 maka Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah Nomor 73
tahun 1992 dicabut dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1998 tersebut. Bank Indonesia sebagai otoritas perbankan mengeluarkan beberapa ketentuan
berkaitan dengan perbankan syariah, yaitu Bank Umum Syariah, BPR Syariah, dan Bank Konvensional.
1. Bank Umum Syariah
Peraturan Bank Indonesia Nomor 624PBI2004 tertanggal 14 Oktober 2004 tentang Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
syariah. Ketentuan ini merupakan penyempurnaan ketentuan lama yang telah dicabut,
yaitu meliputi : a.
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 322UPPB tertanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah, dan
Universitas Sumatera Utara
56
b. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 3234KEPDIR
tertanggal 12 Mei 1999 tentang bank Umum berdasarkan Prinsip Syariah. 2.
Bank Perkreditan Rakyat Syariah Peraturan Bank Indonesia Nomor 617PBI2004 tanggal 1 Juli 2004 tentang
Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah. Ketentuan ini merupakan penyempurnaan ketentuan lama yang telah dicabut,
yaitu meliputi : a.
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 32UPPB tertanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah, dan
b. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 3236KEPDIR tanggal
12 Mei 1999 tentang Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah.
3. Bank Konvensional yang membuka Usaha Syariah Cabang Syariah
Peraturan Bank Indonesia Nomor 41PB2002 tanggal 27 Maret 2002 tentang perubahan kegiatan Isaha Bank Umum Konvensional menjadi Bank Umum
Berdasarkan Prinsip Syariah dan Pembukaan Kantor Bank Berdasarkan Prinsip Syariah oleh Bank Umum Konvensional
Ketentuan ini merupakan penyempurnaan ketentuan lama yang telah dicabut, yaitu peraturan Bank Indonesia Nomor 227PBI2000 tanggal 15 desember
2000 tentang Bank Umum Konvensional yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.
Universitas Sumatera Utara
57
Dalam ketentuan tersebut diatur tata cara pendirian bank, perizinan kegiatan usaha, kepemilikan, Dewan Pengawas Syaria, Dewan Komisaris, Dewan
Direksi dan Pemimpin Kantor Cabang, kegiatan Usaha Bank, Pembukaan Kantor Bank, Peningkatan dan Penurunan status kantor Bank, Pemindahan
Alamat kantor, Perubahan Nama dan Bentuk Hukum, Penutupan Kantor dan sebagainya.
4.2 Sejarah Singkat PT. Bank Perkreditan Rakyat Syariah